Bullying adalah salah satu pengalaman hidup ku, dan penindasan selalu hadir kepada setiap orang sekalipun dia bangsawan pasti dia pernah merasakan ada di status quo yang aku rasakan walaupun muangkin tak separah, dan seburuk yang aku rasakan.
"Pengalaman ku juga mungkin tidak seperti kamu," Ucap perempuan dengan rambut ikal berkulit hitam manis yang sedang asik mengetik kalimat.
Dia adalah seorang remaja yang sekarang berkesempatan sekolah di SMA Wittaya Wijaya (S2W). Sekolahan terkenal menengah atas dengan semua siswa dan siswi kompeten dan berpenampilan ok. Jadi hampir semua murid itu dari kalangan atas (konglomerat), cantik dan tampan yang rupawan dan menawan, ditambah mereka murid yang berprestasi.
"seperti dongeng, ketika datang seorang yang berambut ikal, kukit hitam, tidak memiliki keturunan darah biru, tak serupa dengan mereka dari status hinggak penampilan, tapi orang itu adalah murid ter cerdasa dan pintar di angkatan baru."
Teng teng teng... (bel sekolah masuk)
Semua murid berjajar di depan kelas dengan rapi, kegiatan ini rutin di lakukan. Semua siswa harus mematuhi peraturan sekolah (tidak ada yang membawa handephone ke dalam kelas, dan harus menggunakan atribut sekolah dengan lengkap) jika tidak kita akan mendapatkan hukuman "tidak boleh mengikuti kelas, harus mengerjakan tugas, dan membersihkan toilet" peraturan itu berlaku untuk semuanya baik yang melanggar aturan hanya satu pelanggaran.
"Kian kamu pergi dan bersihkan toilet kelas, sekarang! Tidak seperti biasanya kamu seperti ini."
Semua orang menatap ku senang, mereka bahkan tidak diam setelah semua yang di perbuat dengan menjahili aku. Mereka bahkan tertawa saat aku harus kena hukuman.
Jam 09:30 waktu istirahat dan kebebasan untuk menggunakan ponsel sampai waktu pulang sekolah, peraturan ini memang membuat aku bingung? Tapi tak masalah mungkin ini untuk ketenangan kita dalam mengerjakan psikotes di jam pertama mendapatkan petuah-petuah dari guru BK, sayang petuah arahan itu sepertinya tidak masuk kepada anak-anak itu.
Gtup Chat Kelas
Tanpa ragu dan rasa takut mereka muali mengancam, dan me bullying Kian, bahkan semua merasa tidak terima jika Kian menjadi siswa terbaik tahun ini untuk angkatan baru, juga merasa tidak adil Kian harus mendapatkan kesempatan bersekolah di sekolah yang berkelas.
Berlian : "P P P jatuh juga akhirnya"
Mohara : "dia memang pantas mendapatkan tamparan"
Robert : "penjilat"
Sentosa : "si dekil makin dekil aja"
Ha ha ha ha ha
Uups
Berlian : "si penjilat dekil dan selalu butuh kolagen"
Kinan : "mangsa nya siapa lagi biar bisa bangkit? @ratu"
Ha ha ha ha
"tidak pantas dia ada di sekolahan ini, dia hanya pantas di bawah"
Ha ha ha ha
Ratu : "stop! Dia tidak bersalah, ini kesempatan yang di berikan keluargaku karena dia berkompeten dalam penjilat."
Ha ha ha ha ha
Dharma : "kolagen-kolagen @kian"
Berlian : "sampai dia buka mulut, maka dia mati."
Kantin Sekolah
"Kian, tolong antarkan ini ke meja no. 3"
"Eh tunggu bawakan juga milik ku awas tumpah!" tatap sinis kepada Kian.
Kian masih tidak bisa membantah semua perilaku teman-temannya yang dimana salah satu diantara mereka adalah tuan Putri anak majikan dari orangtua nya yang tidak mungkin dia membantah. Ayah dan Ibu Kian sangat berharap Kian bisa sekolah apalagi Kian ternyata memiliki prestasi yang luar biasa.
"Sepertinya saat ini aku hanya bisa mengikuti mereka... tapi aku tidak pernah takut untuk melaporkan hal itu." Kian berbicara didalam hatinya, dia berpikir untuk melaporkan hal ini kepada guru BK walupun dirinya mendapat ancaman "kematian" menurut Kian lebih baik mati di tangan mereka setelah melaporkan bully. Daripada harus mati karena tekanan setres.
Jola, Dharma, Berlian dan Ratu sudah merencanakan hal selanjutnya yaitu membuat Kian tersandung dan jatuh, tak hanya jatuh tersungkur yang mereka ingin kan melainkan Kian harus kotor-kotoran dan bau akibat dari makanan.
Ketika Kian tersandung mereka sangat puas, begitu salah satu diantara mereka merekam kejadian itu dan membully nya, Kian mendapatkan rasa malu bahkan dirinya harus bersedih tentang tidak ada yang membantunya, melainkan mereka sangat senang melihat dirinya tersiksa.
Begitu ibu kantin malah memarahi Kian yang tidak hati-hati dan memecahkan mangkok, juga telah membuat rusuh kantin karena anak-anak datang menonton Kian. Ketika Kian bangkit dan meminta maaf datang lah sosok pangeran yang mencoba membantu Kian.
Begitu mereka sangat kaget karena pangeran tampan malah menolong perempuan dekil tidak cantik sama sekali, bahkan pangeran itu memberikan baju ganti untuk Kian, tapi hal-hal itu tidak memperbaiki keadaan yang akhirnya Kian malah di bully lebih dari itu.
"Sabar Kian !? kita akan laporkan ini dan gue akan membantu lo juga orang tua lo."
Pangeran itu sangat baik, bahkan tahu hal ini akan berdampak kepada orang tuanya yang bekerja di keluarga Ratu yang juga ikut melakukan pembully an. Pangeran berinisiatif untuk mempekerjakan orang tua Kian di rumahnya.
"Kian tak perlu kahawatir, tak perlu kita membalas dendam dengan menyakiti mereka seperti yang mereka lakukan !? Kita hanya perlu melaporkan hal ini agar mereka mendapatkan hukuman! " pangeran membawa Kian ke ruang BK.
"Tapi aku tidak memiliki cukup bukti.... "
"Mungkin aku harus membuat perhatian lain, mungkin aku harus seperti mereka dulu? " lanjut Kian, tapi pangeran hanya tersenyum.
"Bukti ada disini, dan tidak perlu membaut perhatian apa pun yang bisa membuat mereka suka pada mu, Ok!" jawab pangeran sambil melihat kan gadget.
Pangeran membawa Kian masuk ke ruangan BK sambil menggenggam tangan Kian agar dirinya lebih berani untuk melaporkan kejadian itu.