Di pagi hari yang cerah, Ana sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Setelah bersiap-siap ana berpamitan dengan orang tua dan langsung berangkat sekolah.
Saat keluar rumah, ana melihat seorang pria yang berdiri disebrang jalan menunggu dirinya.
“ana, tumben kamu cepet sekali hari ini?” sahut pria tersebut
“masa? Perasaan sama aja” jawab ana
Namaku adalah ana lestari. Aku duduk dibangku SMA kelas 11. Pria ini adalah andi sahabatku, kami telah berteman dari TK bisa dibilang sudah seperti keluarga sendiri. Tetapi aku memiliki rahasia yang tidak bisa aku beritahu, yaitu aku menyukai andi sahabatku sendiri. Aku tidak tahu kapan perasaan ini dimulai, namun aku tahu pasti bahwa aku menyukai sahabatku.
“andi sekarang giliranmu membawa barang itu”
“apa kamu membawanya?” ucap ana
Setelah mendengar ana berbicara, andi mengeluarkan barang yang ada di tas sekolahnya.
“tentu saja aku bawa” sambil menunjukan barang itu dengan serius
“bagus” sahut ana
Setelah tiba dijalan yang telah mereka tunggu-tunggu, merekapun saling tatap dan bersiap.
GUUUUK… GUUUUK.. AWUUUGUUUK..
“AAAAAAA” teriak ana dan andi
“ndi ndi cepat kasih tulangnya” ucap ana ketakutan
Andi segera melempar tulang itu, namun andi salah perhitungan. Dia melemparnya ke wajah anjing itu. Suasana tiba-tiba hening.
Ana, andi dan anjing itu saling tatap.
Grrrr Grrrr
Ana andi panik
“LARIIIIII” teriak ana
GUUUUK GUUUU AWUUGUUUUK
Mereka berdua dikejar anjing cukup lama sampai anjing itu lelah dan kembali kerumahnya.
“hah hah, gila ya kamu ndi masa ngelempar ke wajah anjing” ucap ana kehabisan nafas
“hah hah, maafkan aku tanganku terpeleset” ucap andi kehabisan nafas juga
“alasan, ayo cepat masuk” ajak ana
Mereka berduapun sampai dikelas
“hei hei, kenapa kalian berdua sangat bersemangat sekali pagi ini?” tanya bayu
“bersemangat dari mana?” jawab ana melirik bayu
Bayu adalah teman sekelas mereka, bayu cukup dekat dengan ana dan andi.
“ada apa? Apa dikejar anjing lagi?” tanya bayu
Andi hanya diam dan tidur dimejanya
“bisa diam tidak?” ucap ana kesal
Ana dan andi duduk satu bangku karena mereka berdua sudah terbiasa bersama jadi mereka memilih duduk bersama.
Ana melihat andi tidur dimeja
“andi ini minum” ucap ana
Andi pun bangun dan mengambil minum yang diberi oleh ana.
Ana melihat andi meminum minuman langsung dari botolnya, ana merasa sangat malu karena itu ciuman tidak langsung. Muka ana langsung memerah.
“hei ana apa kamu demam? Kenapa mukamu sangat merah?” tanya bayu
“ini karena aku berlari terlalu lama” jawab ana tergesa-gesa
Andi melihat wajah ana dan memegangi dahinya untuk merasakan suhu badannya
“hmm tidak panas tetapi mukamu cukup merah” ucap andi
“sudah kubilang ini hanya terlalu lama berlari” ucap ana mengalihkan pandangannya dari andi
“hmm begitu” andi pun kembali berbaring diatas meja
Ana melihat andi yang berbaring dan menghela nafas
Andi sangat tampan, meskipun dia jarang tersenyum dan terlihat cuek tetapi sebenarnya dia orang yang sangat perhatian. ingin sekali aku berteriak kalau aku menyukainya.
“ana kenapa kamu melihat an-“
“auuuu” teriak bayu
“kenapa kamu memukulku?” tanya bayu
“ada sesuatu dikepalamu” jawab ana acuh tak acuh
“benarkah?” tanya bayu
“otakmu bergeser aku pukul agar berada di tempatnya lagi” jawab ana sambil membaca buku
“apa katamu?!” teriak bayu kesal
Suara bell berbunyi
Guru pun masuk, saat ini adalah pelajaran matematika.
“andi bangun bell sudah berbunyi” panggil ana
Andi bangun dengan malas dan duduk menyandarkan wajahnya ke tangannya.
“pssst psst ana” bisik bayu
Ana melihat bayu dengan malas
“pinjam pena” pinta bayu
“tidak punya” jawab ana
“jangan bohong tadi aku melihatnya” ucap bayu
“tintanya sudah habis” jawab ana lagi
“ana pin-“
“bayu apa yang kamu ributkan?” teriak guru matematika
“tidak ada pak” jawab bayu panik
“jangan bohong, bapak mendengar suaramu, sekarang berdiri di koridor” suruh guru matematika
Ana mendengar ini langsung melihat bayu
“maaf pak tadi bayu hanya ingin mengambil penanya yang saya pinjam pak” ucap ana
Bayu melihat ana dengan tatapan terimakasih
“benarkah?” tanya guru matematika
“iya pak benar” jawab ana
“baiklah kalau begitu cepat kembalikan, jangan berisik” ucap guru matematika
Ana dan bayu pun duduk dengan tenang
Setelah beberapa jam kemudian jam pelajaranpun berakhir
“lelah sekali aku ingin pulang” keluh ana
Lalu anak melihat bayu
“hei bayu jangan ganggu aku lagi saat jam pelajaran”
“aku tidak mau ditegur guru lagi” ucap ana
“hehe maaf maaf” jawab bayu
Tak lama kemudian ada suara pintu terbuka dan itu adalah ketua kelas yang masuk
“teman-teman apakah kalian sudah mengerjakan pekerjaan rumah?” tanya ketua kelas
“aku akan mengumpulkannya sekarang” lanjut ketua kelas
Mendengar suara ketua kelas, andi langsung terbangun dari tidurnya dan mengambil buku pekerjaan rumah.
Ana melihat reaksi andi dan hanya diam.
Akhirnya ketua kelas menghampiri meja mereka
“andi ana mana tugas kalian?” tanya ketua kelas
Andi menyerahkan tugasnya dengan cepat.
Ana juga menyerahkan tugasnya dan menatap andi yang terus melihat ketua kelas.
Ketua kelas kami adalah perempuan yang sangat tangguh dan sangat cantik. Dia sangat tegas namun juga lembut, banyak orang yang menyukainya termasuk andi.
Ana melihat tatapan andi, tatapan kekaguman.
Apakah aku juga harus serba bisa seperti ketua kelas? Agar andi menyukaiku.
Jam pulang akhirnya tiba, ana dan andi bersiap untuk pulang.
Pada saat mereka pulang guru menghampiri andi
“andi ikut kekantor sebentar” ucap guru
Andipun mengikuti guru
“andi aku tunggu kamu dikelas ya” teriak ana
“kamu pulang saja duluan” jawab andi
“em, baiklah”
Ana pulang sendiri.
Sepi sekali pulang sendiri tanpa andi, hah aku sangat merindukannya sekarang.
Pada saat ana berjalan ana tidak sengaja melihat salon wanita. Lalu ana melihat dirinya melalui pantulan jendela dan melihat rambutnya agak berantakan.
Ana pun memasuki salon tersebut dan merapikan rambutnya
Setelah dirapikan ana merasa sangat puas dengan hasilnya. Meskipun tidak terlihat tetapi dia berharap andi menyadarinya.
Keesokan paginya andi menunggu ana didepan rumah seperti biasa
“andi apa kamu lama menunggu?” tanya ana
“tidak sama sekali” jawab andi
“ah iya anjing yang mengejar kita kemarin sudah tidak ada”
“aku dengar pemiliknya membawanya ke kebun untuk menjaga lahan” ucap ana
“benarkah? Baguslah kalau begitu” ucap andi lega
“aku sangat lelah berlari” lanjut andi lesu
“hahahah tapi kalau di pikir-pikir lagi sangat lucu saat kita dikejar anjing” tawa ana
“hah aku tidak mau mengingatnya” jawab andi
Ana hanya tersenyum melihat andi
“andi apa ada yang berbeda dariku?” tanya ana bersemangat
Andi melihat dan memperhatikan ana dari atas sampai bawah
Ana sangat gugup.
“hmm, tidak ada. Aku rasa sama saja” jawab andi memiringkan kepalanya
“haha begitukah” ucap ana dengan senyum enggan
Merekapun melanjutkan perjalanan mereka
Setelah sampai dikelas, ketua kelas membagikan hasil ulangan beberapa hari yang lalu.
“andi ana ini hasil ulangan kalian, nilainya lumayan” ucap ketua kelas tersenyum
“ketua apa kamu memotong rambutmu?” tanya andi
Ana kaget mendengar apa yang dikatakan andi
“ah apa kamu menyadarinya?” tanya ketua kaget
“aku kemarin melihat salon jadi aku mampir sebentar untuk merapikan rambut”
“matamu sangat tajam andi” ucap ketua kelas tersenyum
“haha tidak, semua orang pasti menyadarinya” jawab andi malu-malu
Ana melihat interaksi mereka dan diam menundukkan kepalanya sambil memegang rambutnya.
“oh ana apa kamu juga merapikan rambutmu?” tanya ketua
Ana tersadarkan kembali
“ah iya aku hanya merapikan sedikit” jawab ana tersenyum enggan
“benarkah?” tanya andi kaget
“aku tidak menyadarinya” lanjut andi
“itu karena aku hanya mengambil sedikit” jawab ana tersenyum enggan
“hahaha ternyata mata andi tidak sebagus itu” tawa ketua
“sepertinya begitu” jawab andi canggung
Ana pun menundukkan kepalanya berpura-pura membaca buku.
Beberapa jam telah berlalu dan akhirnya jam pulang sekolahpun tiba
“ana apa kamu besok ada waktu kosong?” tanya andi
“besok hari minggu sepertinya aku tidak kemana-mana” jawab ana
“bagus kalau begitu ayo kita pergi jalan-jalan” ucap andi bersemangat sambil memegangi tangan ana
Ana kaget dan jantungnya mulai berdebar
“ada yang ingin aku katakan padamu besok” ucap andi lagi
“apa?” tanya ana penasaran
“rahasia” jawab andi sambil tersenyum
“sampai ketemu besok ana”
Ana masih belum sadarkan diri, ini pertama kalinya andi tersenyum begitu cerah kepadanya.
Sesampainya dirumah ana langsung memasuki kamar dan merebahkan diri memeluk bantal hingga berguling-guling dikasur. Ana sangat senang sehingga tidak sabar menunggu besok.
Keesokan hari ana sudah bersiap dengan pakaian pilihannya. Ini seperti mereka akan berkencan untuk pertama kalinya.
Saat ana keluar rumah andi sudah menunggu diluar dengan baju casualnya, Sangat cocok dengan andi.
“ayo sekarang kita pergi menonton dulu”
“ada film yang ingin aku tonton” ucap andi
“baiklah” jawab ana bersemangat
Setelah mereka selesai nonton bioskop mereka makan dan menaiki wahana.
“ana ayo kita ke sana aku ingin membeli sesuatu” ajak andi
“ayo aku juga sepertinya ingin membeli sesuatu” jawab ana sambil terenyum bahagia
Setibanya ditoko ana melihat banyak bunga dan barang-barang untuk wanita
“ana menurutmu gelangnya yang mana yang bagus?” tanya andi
Ana kaget dan merasa senang
Apakah andi akan membeli gelang untukku?
“hmm, aku suka yang ini” tunjuk ana
“hmm begitu” ucap andi menaruh kembali gelang tersebut
“andi aku ingin ketoilet dulu” ucap ana
“baiklah”
Anapun pergi keluar tetapi tidak ketoilet melainkan ke tempat souvenir. Ana tadi melihat andi menatap gantungan kunci gitar dan ana membelinya untuk diberikan kepada andi. Harganya lumayan tetapi ana sangat senang kalau memikirkan andi memakai ini.
Saat ana kembali ana melihat andi membeli gelang yang ana pilih tadi dan menulis sesuatu di kertas.
“andi” panggil ana
Andi pun dengan cepat menyembunyikan gelang itu dan melihat ana.
“apa kamu sudah selesai?” tanya andi
“iya sudah” jawab ana sambil terenyum
“kalau begitu ayo pulang” ajak andi
Mereka pun berjalan dibawah sinar matahari senja, Suasanya sangat bagus.
Tiba-tiba andi berhenti
“ana ada yang ingin aku katakan” ucap andi dengan muka malu-malu
Mendengar ini ana sangat gugup. Jantung ana berdetak kencang.
“aku sebenarnya menyukai ketua kelas” teriak andi sambil memejamkan mata
Angin berhembus meniupi rambut mereka
Ana terdiam mendengar kata-kata andi tidak tahu harus bereaksi seperti apa
“kamu pasti kaget kan? Aku sudah lama menyukai ketua kelas” jawab andi malu-malu
“gelang tadi apakah menurutmu ketua akan menyukainya?” tanya andi ragu-ragu
Ana diam sejenak dan menjawab
“menurutku ketua akan menyukainya” ucap ana sambil menggenggam erat gantungan kunci yang dia beli tadi
“gelang itu sangat cantik” jawab ana sambil tersenyum ‘
“benarkah” ucap andi tersenyum cerah
Ini pertama kalinya ana melihat andi tersenyum begitu cerah. Ana menundukkan kepalanya dan menyembunyikan gantungan kunci di belakangnya.
“aku sangat malu, oleh karena itu aku ingin memberitahumu dulu ana” lanjut andi
“terimakasih ana untuk hari ini” andi tersenyum sangat tulus
Semakin ana melihatnya semakin ana sakit.
“oh apa yang ada dibelakangmu?” tanya andi
“tidak, bukan apa-apa” jawab ana
“kalau begitu ayo kita pulang” lanjut ana
Mereka berduapun pulang kerumah dengan suasana hati yang berbeda.
keesokan hari saat disekolah ana membawa gantungan kunci itu masih memeganginya ditangannya
ana melihat andi sangat gelisah saat jam pelajaran dan jam istirahat.
Tiba saatnya jam pulang sekolah
“ana kamu pulang duluan saja, ada sesuatu yang ingin aku lakukan” ucap andi
“baiklah” jawab ana
saat hendak pulang ana melihat anak kucing di belakang sekolah. Ana tertarik dan melihat anak kucing tersebut.
“meoong, sini main bersana” panggil ana
Kucing tersebut berlari kebelakang pohon dan ana mengikutinya
Saat ana menangkap anak kucing tersebut, ada seseorang datang.
“andi ada apa kamu memanggilku ke sini?” tanya ketua kelas
Ana kaget mendengarnya dan mengintip kearah mereka
“ketua sebenarnya aku menyukaimu sejak lama” teriak andi tegas
“maukah kamu berkencan denganku?” tanya andi dengan wajah memerah
Ketua kelas kaget
“tapi bukankah kamu dan ana” ucap ketua dengan tidak percaya
“ana? Kami hanya berteman dekat. Aku tidak pernah memikirkan menjalin hubungan romantis dengan ana”
Ana yang mendengar ini hanya bisa diam menundukkan kepala
“ketua maukah kamu menerimanya?” tanya andi lagi
“sebenarnya aku juga sudah lama menyukaimu andi” jawab ketua malu-malu
Mendengar ini andi sangat kaget dan juga sangat bahagia
“kalau begitu kita resmi berpacaran?” tanya andi
Ketua hanya menganggukan kepalanya dengan malu
Melihat ini andi tersenyum dan mengajak ketua untuk merayakan hari jadi mereka.
Setelah beberapa saat mereka pergi ana yang masih berada disana terus menundukkan kepala.
“hiks hiks” air mata ana tidak bisa ditahan lagi
Huhuhuhu hiks hiks huhuhuhhhhhuh ana menangis sejadi-jadinya
Duduk dibawah pohon dengan kucing dipelukannya
Setelah beberapa saat menangis ana pergi dan berusaha untuk menerima semuanya
Tanpa sadar ana menjatuhkan nametag dan gantungan kunci gitarnya.
Tidak lama ana pergi, lelaki yang berada diatas pohon yang telah menyaksikan semuanya turun kebawah dan melihat benda yang ana tinggalkan.
“hmmm? Ana?” ucap pria tersebut, setelah itu dia melihat kearah dimana ana pergi.
TAMAT