Raditya Putra, cowok paling keren pemain basket SMA Taruna Bangsa itu baru saja keluar dari tempat parkir sekolahnya. Dia menyapa ramah kepada siapa saja yang tengah berpapasan dengannya. Radit memang terkenal ramah serta suka bergaul dengan siapa saja sehingga banyak kaum hawa yang salah mengartikan kebaikannya.
Dari arah berlawan datang Kinanti gadis lugu berparas ayu. Gadis terkenal pendiam di SMA Taruna Bangsa itu tengah membawa setumpuk buku tugas dari kantor guru menuju kelasnya. Langkah Kinan semakin dekat dengan cowok idolanya itu. Melihat dari tadi dia mengembangkan senyum kearahnya membuat perasaan Kinan jadi tak menentu. keringat dingin mulai keluar dari kedua belah telapak tangannya.
Tiga langkah lagi mereka akan berpapasan, dada Kinanti kian berdetak cepat. Satu... dua... tiga. Langkah mereka berpapasan dan Raditya berlalu darinya begitu saja.
"Hai Aurel !"terdengar Raditya menyapa ramah seseorang dibelakangnya.
Kinanti berhenti ditempatnya dan menoleh kebelakang. Nampak Aurel Damayanti tengah membalas sapaan Raditya dengan senyum mempesonanya.
" Hai Raditya, barusan datang ya ?"
Aurel Damayanti cewek terkece di SMA Taruna N
Bangsa, mempunyai paras cantik, postur tubuh yang tinggi semampai serta mengantongi berbagai prestasi didunia modeling. Juga pernah mewakili SMA Taruna Bangsa ditingkat nasional.
Melihat keakraban mereka Kinanti menunduk. Ada titik bening disudut matanya, dia terluka diabaikan begitu saja. Semula dia mempunyai harapan Radit akan menyapanya ternyata semua salah. Senyum yang terkembang lebar tadi untuk Aurel yang berada tepat dibelakangnya.
Kinan memejamkan mata menghempaskan titik bening yang berada disudut matanya kembali dia melangkah menuju kelasnya yang berada paling ujung dekat tempat parkir. Dia berdoa dalam hati semoga tidak ada murid lain yang melihat kejadian barusan, sangat memalukan.
"Hai guys mau lihat vidio yang menarik tidak !"Kata-kata Fiola mengundang perhatian teman-teman sekelasnya.
Fiola adalah cewek yang suka ngegosip sana-sini. Cantik sih cantik tetapi suka bikin keusilan diantara teman-temannya. Ada saja masalah yang dia angkat setiap harinya tukang bikin resek.
"Nah ini bintang kita kali ini datang!" kata Fiola ketika melihat Kinan memasuki kelas dan menaruh buku tugas diatas meja guru. Perasaan Kinan gelisah melihat tatapan Fiola yang tertuju padanya. Jangan-jangan dia mengetahui kejadian memalukan barusan.
"Sebelum kita putar vidionya kita kasih judul apa ya ?"kata Fiola bertanya pada dirinya sendiri.
"Salah parkir, emangnya motor salah parkir!"kata Fiola kembali kepada gegnya.
Kedua telapak tangan Kinan mulai basah oleh keringat. Dia yang bakalan jadi bualan Fiola si tukang iseng itu. Buru-buru Kinan menuju bangkunya dan duduk menunduk ditempatnya. Fiola berserta gegnya mengejar Kinan dan mengerubungi Kinan.
"Bagaimana Kinan sudah siap nonton vidionya?"kata Fiola lebih dekat kearah Kinan. Kinan kian menunduk di bangkunya tidak satupun dari temannya yang berani menolongnya.
Kembali Fiola berdiri tegak dan berkata lantang.
"Yuk guys kita nonton bersama!"
Fiola memutar Vidionya dan mengangkatkan tinggi-tinggi memperlihatkan kejadian yang barusan dialami Kinan. Dimana Raditya tengah berjalan kearah Kinan dengan senyum itu untuk Kinan!"teriak Fiola yang disambut teriakan huu... dari gegnya.
"Makanya jangan terlalu berharap!"komentar salah satu gegnya Fiola.
Kinan menutupi mukanya dengan kedua telapak tangannya. Ingin rasa dia menumpahkan kekesalannya dengan menangis sejadinya.Tapi itu tidak akan mengakhiri ulah Fiola beserta gegnya justru dia akan semakin menjadi bulan-bulan mereka.
"Hentikan!"sebuah teriakan tegas menghentikan ulah Fiola. Cowok tampan teman dekat Raditya mendekat kearah tempat duduk Kinan. Dilihatnya Kinan tengah melipat kedua lengannya diatas meja dan menelungkupkan wajahnya disana. Kasihan juga Revano melihatnya.
"Fiola hapus nggak !"kata Vano menatap Fiola dengan tegas.
Melihat Fiola hanya terdiam sekali lagi Revano membentak
"Hapus, hapus tidak!"
"Oh... rupanya ada yang mau jadi pahlawan buat Kinan, pahlawan kesiangan benar tidak guys !"kata Fiola lantang gengnya. Gengnya menyambut dengan tepuk tangan dan lantang berseru huu.... ramai seperti dikomando.
"Fiola kau kelewatan ya, tak punya hati, bukan saja Kinan yang malu tapi kau juga kelewatan ya, tak punya hati, bukan saja Kinan yang malu tapi kau juga tanpa sengaja menjatuhkan pamor Radit. Cewek tak punya hati, mana ponselmu !".
"Fiola hapus saja,kita tak mau punya masalah sama Raditya !"komentar Yuna salah satu gengnya.
"Iya aku hapus, masih untung belum aku share ke satu sekolah !"kata Fiola menghapus vidio memalukan itu dari ponselnya.
" Yuk guys kita kembali ke kelas kita !"kata Fiola sambil tersenyum.
Fiola dengan gengnya keluar dari kelas 3 IPS-1 kembali ke kelasnya sendiri. Ruangan kelas menjadi sepi.
"Kinan kamu tidak apa-apa ?"tanya Vano menepuk Kinan dengan lembut.
"Kamu tenang ya, mereka sudah pergi !"kata Revano lembut pada Kinan.
Kinan mengangkat wajah malu-malu. Revano memberi syarat kepada temanya yang lain supaya tidak melihat kearah Kinan.
Vano melihat kedua mata Kinan memerah kasihan juga melihatnya.
"Sudah jangan dipikirkan !"kata Vano menghibur Kinan.
Kinan mengedip-ngedipkan matanya yang terasa panas. Malu juga dia diperlakukan begitu oleh Fiola, bagaimana dia harus bersikap mengatasi rasa malu terhadap teman-teman sekelasnya.
"Sudah jangan dipikirkan fokus pada pelajaran bentar lagi bel masuk !"kata Vano kembali duduk dibangkunnya.
Pada jam istirahat pertama banyak siswa yang berkumpul dilapangan basket. Mereka melihat latihan tim basket sekolah mereka. Tampak Fiola serta gegnya juga berada disana, berteriak-teriak memberi suport tim inti basket sekolahnya. Terlihat juga Aurel duduk disebuah bangku memberi suport Raditya.
Diam-diam Kinanti juga melihat mereka dari kejauhan.
"Ngapain Kinan kamu disini, yuk kita lihat disana!" ajak Nora teman sekelasnya. "Kamu bete sama Fiola ya, udah jangan hiraukan!".
"Nora kamu segampang itu ngomong, coba kalau kamu dalam posisi aku!" kata Kinan memberi alasan.
Ditatapnya Kinan dalam-dalam, Jangan-jangan temannya ini benar-benar punya rasa pada Radit.
"Cuek aja ayolah!" ajak Nora menarik pergelangan tangan Kinan.
Mereka berdua berjalan mendekati lapangan basket yang ramai oleh anak-anak. Entah disengaja atau tidak Nora mengajak Kinan melewati Fiola bersama gegnya. Melihat sesuatu yang menarik hatinya kembali timbul niat buruk Fiola untuk ngerjain Kinan. Dia memberi kode kepada salah satu teman gegnya yang tahu persis keinginan Fiola.
Dengan senyuman licik Fiola memberi isyarat, tepat langkah Kinan didepannya Fio dan salah satu gegnya mendorong tubuh Kinan masuk lapangan. Tubuh Kinan terhuyung masuk lapangan basket tempat anak-anak latihan dan ups seseorang menabrak tubuh Kinan dengan keras membuat tubuhnya limbung. Sebelum tubuhnya menyentuh permukaan lapangan yang keras sebuah lengan menahannya dan menarik tubuhnya dalam dekapannya.
Untuk sementara Kinan terpaku menatap cowok yang menolongnya Raditya. Suasana lapangan yang tadinya ramai mendadak sepi. Aurel berdiri dari tempat duduknya.
Kinan cepat tersadar sebelum dia dipermalukan ya sebelum Radit melepaskanya kembali dia kembali terjatuh cepat dia menarik dirinya menjauh dari Radit. "Terima kasih pertolongannya !"kata Kinan segera berlalu menahan rasa malu.
Sebuah tangan menarik pergelangan tanganya membuat lengkahnya terhenti.
"Kamu baik-baik saja ?"tanya Raditya sang penolongnya.
Fiola mendekati mereka dengan bertepuk tangan dengan temannya mengikutinya dari belakang.
"Oh... ternyata ada yang cari muka ?"ternyata kamu pinter juga ya untuk mendapatkan simpati dari Radit !"kata Fiola.
Lapangan basket yang semula sepi mendadak ramai mendengar penuturan Fiola. Diantara mereka mulai mendekat kearah Kinan, Fiola, Radit yang sadar atau tidak masih memegang pergelangan tangan Kinan. Aurel, Revano juga mendekat kearah mereka.
Dari balik kerumunan datang Nora berteriak lantang.
"Eh... jaga omongan kamu, Kinan tak serendah itu, tadi pasti ulah kamu kan Fio dapat malu ternyata ada pangeran yang nolong dia !"
"Ih... siapa pula yang dorong Kinan, kurang kerjaan!" kata Fiola merasa jijik dengan mengusapkan kedua tangannya ke seragam temannya.
ingin sekali Nora menjabak rambut Fiola saking kesalnya.
"Memangnya kamu punya bukti ?"kata Fiola merasa menang.
"Ya nggak sih !"jawab Nora kecewa.
"Tidak ada bukti tapi berani nuduh orang !"kata Fiola benar-benar merasa senang.
"Tapi benar kok ada yang jegal kakiku serta dorong aku !"keluar juga pernyataan dari Kinan membela diri.
"Tuh yang bersangkutan aja ngomong !"kata Nora.
"Ya jelaslah untuk mbela diri, supaya nggak malu !"kata Fiola masih berani buka suara.
"Aku ada bukti kalau Fiola tadi dorong Kinan !"kata Aurel tiba-tiba. Semua yang berada disitu menatap Aurel.
"Aurel kamu ?"tanya Radit dibiarkan menggantung tanpa diteruskan.
"Aku sengaja buat vidio Radit pas latihan, siapa tahu ada gunanya, ternyata berguna juga, jadi kerjaku tidak sia-sia !".
"Coba kamu tunjukkan ke Fio, Rel !"kata Revano yang berada disebelah Raditya.
"Tanpa diperintahkan lagi Aurel memutar vidio diponselnya dan menunjukkan ke Fiola !".
"Lihat kamukan yang dorong Kinan dan teman kamu yang jegal kaki Kinan !"kata Aurel.
Wajah Fiola menjadi pucat dipermalukan. sebelum berhasil kabur, yang berada disitu menahan kepergian Fiola.
"Jangan main kabur minta maaf pada Kinan !"kata seorang yang menahan Fiola.
"Iya... minta maaf pada Kinan !"kata Nora.
Fiola tak bisa mengalak lagi, dia mendekati Kinan.
"Aku minta maaf Kinan selama ini aku salah sama kamu !"kata Fiola mengulurkan tangannya.
Kinan menatap pergelangan tangannya yang masih dipegang oleh Raditya.
"Ternyata benar, ada yang cari kesempatan !"teriak Revano. Menatap Aurel. Aurel tersenyum kearah Revano mengangkat kedua Ibu jarinya.
"Good job Rel !"kata Vano.
Radit yang mendengar teriakan Vano segera melepas peganganya. Tangan Kinan terbebas segera menyambut uluran tangan Fiola.
"Aku sudah maafkan kok !"kata Kinan.
Sebuah akhir yang menyenangkan Fiola menyadari semua kesalahannya.
Semua sudah kembali ke kelasnya masing-masing. Latihan bubar, lapangan basket kembali sepi hanya tinggal lima siswa disana.
"Aurel terima kasih ya kamu telah menolong aku tadi !"kata Kinan. Baru kali ini Kinan berhadapan langsung dengan Aurel gadis idolanya selama ini.
"Selain cantik ternyata dia juga baik hati !"kata hati Kinan.
"Eh... Jagan berterima kasih sama aku saja dong, terima kasih sama Vano juga sama teman yang lain !"kata Aurel membuat Kinan kebingungan.
"Aku semakin tidak mengerti team apa ?"kata Kinan mencoba kembali bertanya.
Kinan menatap kearah meraka satu persatu mencari jawaban dari pertanyaan yang belum mereka jawab. "Jangan-jangan mereka juga mau menjebak ku dalam permainan konyol seperti Fiola!" kata hati Kinan.
Kinan berbalik dan akan melangkah meninggalkan mereka. Kembali ada yang mencekal pergelangan tanganya menghentikan langkahnya.
"Tunggu Kinan ?".
Kinan kembali berbalik dan yang mencegah kepergiannya adalah Raditya cowok pujaan hatinya selama ini.
"Tunggu Kinan biar aku yang jelaskan semuanya !"kata Radit.
"Benar Kinan kita berlima adalah satu team !"kata Radit.
"Bebarapa hari lalu Revano datang menemuiku, menceritakan Fiola telah membuli kamu, waktu itu memang ada sesuatu yang penting yang harus aku sampaikan pada Aurel sampai aku tidak Fokus sama kamu !".
"Sorry !".
"Tidak apa-apa kok !"kata Kinan sudah mulai tenang kembali.
"Tapi maaf tolong lepaskan tanganku, kali ini aku tidak akan lari !"kata Kinan bercampur rasa malu.
Kinan merasa aneh bukannya langsung melepaskan pegangannya tetapi Kinan merasa pegangan Radit semakin erat memegangnya. Kinan menatap Raditya.
"Iya aku lepaskan !"kata Raditya akhirnya melepas pergelangan tangan Kinan.
Nora menatap aneh kearah Aurel, tetapi gadis itu menunjukkan sikap tenang.
Raditya menatap kearah Vano. Kini giliran Vano yang angkat bicara.
"Terus aku punya ide untuk menjebak Fiola, tentu dia tidak akan semudah itu melepaskan mu, dia akan cari terus kesempatan membuli kamu. Jadi pas latihan tadi rencana ini kita lakukan dan berhasil, aku tahu kamu nggak bakalan berani nonton dari dekat aku ajak Nora bergabung untuk bujuk kamu, nyatanya berhasil untuk Aurel aku ajak bergabung juga sebagai kameramen nyatanya setelah Nora ajak kamu lewat didepannya dia bikin ulah !"
"Untuk posisi Raditya diluar rencana kita !"kata Vano menyerah.
Radit menatap Kinan ada sesuatu pijar dari sorot mata tajam itu. Kinan menunduk tak kuasa menatap tatapan Radit.
"Aku sendiri tidak bisa memprediksi posisi ku tadi mungkin sudah kehendak yang kuasa mempertemukan aku dengan pujaan hatiku untuk menjadi dewa penolongnya !"
Kata-kata Raditya membuat Kinan seakan berhenti bernapas untuk sementara. Kembali Radit meraih kedua telapak tangan Kinan serta menggenggamnya erat.
"Aku tidak tahu apa yang bakal terjadi seandainya yang kuasa tidak menempatkan diriku disana tadi !"kata Radit membawa genggaman tangan Kinan kedadanya yang bidang. Kinan menjadi malu dibuatnya.
"Mungkin aku, akan sangat menyesal membuat kamu terluka !".
"Kinan maukah kamu menerima cinta ku !"kata Radit puitis di hadapan ketiga anggota teamnya.
Kinan tidak percaya ucapan Raditya, dia menoleh kearah Aurel yang tersenyum tulus, kearah Nora yang berkaca-kaca dan Revano yang mengangkat kedua ibu jarinya.
"Maukah kamu Kinan menerima cinta aku, menjadi pacarku !"kembali Raditya mengucapkan kata yang sama untuk kedua kalinya.
Kinan menatap sorot mata tajam milik Radit dan dia menemukan pijar cinta disana.
"Iya aku mau !"jawab Kinan.
Radit membawa tubuh Kinan dalam pelukannya.
"Hai... hai belum muhkrim !"teriak ketiga anggota team mereka bahagia. Sebuah akhir cerita yang membawa bahagia.