Dahulu saya jatuh cinta pada pandangan pertama pada seseorang gadis cantik jelita, yang baru lulus SMA, cantik, berhijab, syar'i, pintar, mandiri dan aktif di kegiatan sosial dan yang paling penting menjaga pergaulanya.
Dia begitu sempurna Dimata saya.
Tapi saya adalah lelaki waras yang tahu diri, Masih kuliah dan kerja seandanya. Maka harapan itu hanya saya simpan di dasar hati, Dan justru saya menghindarinya, Tak sanggup bila harus menatapnya, Walau hati sangat ingin menafkahinya.
Beberapa kali kita pernah dalam kegiatan yang sama, Tapi tak ada tegur sapa apalagi saling bicara, Saya pikir sekalian saja tak perlu mengenalnya. Mungkin setelah sekian waktu perasaan ini akan berubah, dan lama lama hilang.
Bagi saya jatuh hati pada lawan jenis itu bisa tapi pilihannya ada 2 HALALKAN ATAU LUPAKAN.
Sebagai lelaki normal waktu sekolah dulu saya juga pernah tertarik pada teman atau adik kelas perempuan, Ya... berteman biasa saja.
Tapi dengan gadis yang satu ini saya tidak bisa hanya sekedar berteman saja, padahal dengan teman teman lawan jenis yang seangkatan dengan saya biasa saja berkomunikasi dengan mereka.
Anehnya, Meskipun saya mencoba menghindari, Kabar dan cerita tentang gadis itu selalu saja silih berganti menghampiri ku, Tanpa diminta.
Saat saya bicara pada temanya ada saja yang mereka bicarakan tentang gadis itu, yang membuat ku makin jatuh hati padanya.
Pernah suatu ketika saya beristirahat bersandar ditiang masjid, Ada sekelompok teman lelaki berkumpul disana, ternyata mereka sedang membicarakan si gadis yang susah di taklukan hatinya oleh para lelaki.
YA ALLAH..... pesonanya telah merasuk terlalu dalam di hatiku...
Hingga 3 tahun berlalu, Saya tahu ada banyak lelaki yang juga mengharapkan gadis tersebut. Mulai dari teman kuliah, ustadz muda, pegawai kantoran, manager BUMN dan masih banyak yang lainya, Dan saya tahu mereka semua adalah orang baik, kalau dibuat daftar peringkat mungkin saya akan berada di dalam peringkat paling bawah.
Tapi saat itu belum ada satupun yang ditanggapi oleh gadis tersebut, sekedar ta'aruf pun dia tak mau, dengan alasan masih mau fokus belajar memperbaiki diri dan menyelesaikan kuliah.
Waktu itu saya anggap ujian dari Allah.
Seberapa saya ikhlas dan beramal, justru dalam sholat saya sering menitikkan air mata, mengapa begitu rapuhnya hati ini, atas sebuah ujian yang bernama "Wanita".
Diorganisasi mungkin saya terlihat gagah dan kuat, tapi ternyata hati ini begitu lemah untuk menghilangkan bayang bayangnya. Justru semakin lama semakin terbayang. Sepertinya dia adalah wanita yang tepat untuk menjadi ibu bagi anak anaku nanti.
Hingga suatu malam selepas sholat tiba tiba di hati ini seperti ada yang membisikan " Hei jangan jangan Gadis itu memang jodoh kamu", dan kamu tak akan pernah tahu, kalau kamu tak pernah bertanya padanya, memang kamu masih kuliah kerja seadanya justru ini menguji ketulusan kamu apakah kamu ingin menikah karena Allah atau karena yang lain.
Maka keesokan harinya saya bertekad bulat menghubungi teman si Gadis itu untuk menyampaikan maksud hati mengajaknya ta'aruf dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya "menembak" wanita. Tapi ternyata gadis itu meminta 3 hari untuk menjawab nya.
Ya sudahlah, saya benar-benar dalam kondisi pasrah pada Allah, karena memang tak ada yang patut saya banggakan, bahkan tabungan saya pun sebenarnya tak akan cukup untuk walimahan yang layak.
Saya sudah berfikir dia akan menolak saya, setidaknya itu akan membuat jauh lebih mudah bagi saya untuk membuang harapan itu selamanya.
Toh saya belum pernah berinteraksi langsung denganya bahkan mendengar suaranya langsung dari jarak dekatpun saya belum pernah.
Setelah 3 hari di luar dugaan, bukanya dia menjawab ajakan ta'aruf saya, tapi gadis itu justru meminta saya untuk melamar ke orang tuanya jika memang serius, ternyata dalam 3 hari itu dia meminta ijin kepada ayah ibunya untuk menikah.
Tapi akhirnya kami tetap melakukan ta'aruf, sekaligus nazdar dirumah guru ngajinya, dan itu adalah pertemuan pertama dan satu-satunya yang kami lakukan sebelum menikah, setelah itu saya langsung melamar keorang tuanya.
Alhamdulillah akhirnya kami menikah dengan acara walimahan yang sederhana namun cukup meriah, bagi kami itu cukup indah.
Setelah menikah itulah sebenarnya kami melakukan ta'aruf yang sesungguhnya, kita menyebutnya ta'aruf dan pacaran seumur hidup.
Hari itu kami bersanding di pelaminan. Gadis cantik dan Solehah yang pertama kali saya lihat 3tahun lalu kini sah menjadi istriku.
Sambil melingkarkan tanganya dilengan dan menyandarkan kepalanya di pundak saya, dia berkata lirih " Kenapa mas baru datang sekarang, padahal saya sudah menunggu sejak pertama kita bertemu."
Sejak saat itu kami jadi bucin yang tak terpisahkan.tiap hari kencan, ngobrol di warung kopi sampai warungnya tutup, Kemana-mana Selalu bergandengan tangan, sampai di lihatin banyak orang, kami tak memperdulikan itu.
Ada yang bertanya apa kami baru jadian, saya menanggapinya dengan senyuman.
Ada yang mengira kami mahasiswa yang sedang pacaran, memang benar si lebih tepatnya, Kami adalah mahasiswa yang sudah menikah dan menjadi pacar yang halal.
Akhirnya saya tahu saat dulu saya jatuh pada pandangan pertama, ternyata istri saya ini juga punya simpati yang sama, dan saat itulah kami sama-sama saling mencari tahu nama. Tapi rasa itu kita anggap tak ada dan tak pernah berkata, tak juga tegur sapa, tak pernah bicara meski saling jumpa, tak ada cerita antara kita, hingga rasa itu bermetamorfosa terselip dalam doa.
Ternyata banyak momen momen yang membuat rasa simpati itu makin tumbuh, Misalnya dulu saat saya menghadapi preman dalam sebuah kegiatan, diam diam dia memperhatikan apa yang saya lakukan begitupun sebaliknya.
Jadi sejak pandangan pertama itu sebenarnya kami saling memperhatikan, tapi kami juga saling menyimpanya rapat rapat, bahkan teman saya yang 1 kamar kost pun dan teman lainya pun tak menyadarinya.
Kini kami telah menyatu merangkai masalalu ketika saling membisu, saat hati beradu rindu walau tak saling tahu, ketika cinta tak berkata mesti hati telah merasa, hanya saling mendoa semoga bisa bersama hingga ke jannahnya.
Ternyata Allah memang punya rencana indah agar kamu terlebih dahulu belajar tentang hidup dengan lebih matang, agar mampu menyandarkan hati padanya sebelum mengikatkan hati membangun rumah tangga.
Allah memang maha mengatur segalanya termasuk hari dimana saya memutuskan untuk mengutarakan niat meminang calon istri saya, itu seperti keputusan tiba-tiba yang bahkan saya sendiri heran, kenapa saya bisa senekad itu, hampir tanpa persiapan.
Padahal saya hanya seorang mahasiswa, dan berkerja serabutan. Saya berprinsip setiap keputusan penting dalam hidup saya harus melalui perhitungan yang matang, tapi kali ini sepertinya saya hanya mengandalkan naluri dan keyakinan saja.
Tapi ternyata itu memang waktu dimana saya harus melakukanya, karena setelah menikah saya baru tahu , seandainya hari itu saya tidak meminangnya, maka 3 hari berikutnya dia harus melakukan proses ta'aruf dengan seorang laki-laki yang sudah di persiapkan oleh guru ngajinya, dan bisa saja berlanjut menikah denganya.
karena beberapa hari setelah saya mengajaknya ta'aruf, sang guru ngaji sudah menyodorkan seorang laki-laki yang kali ini tak ada alasan untuk menolaknya. Tapi entah pikiran darimana, dia meminta waktu 2 pekan untuk istikharah, sang guru sempat heran, karena biasanya seseorang akan melakukan istikharah setelah ta'aruf.
Dan dihari hari terakhir ketika waktu itu akan habis, tiba tiba tak ada angin tak ada hujan, temanya memberi tahu bahwa saya sudah mengajaknya ta'aruf, mungkin itu jawaban dari istikharah nya.
Maka di sisa 3 hari itu dia langsung menghubungi ayahnya untuk meminta ijin menikah dengan saya, dan entah bagaimana ceritanya beliau langsung yakin dan mengijinkan anaknya untuk menikah dengan saya.
Jadi di hari ke 3 itu sebenarnya dia mengabarkan kepada guru ngajinya bahwa dia tidak bisa menerima ajakan ta'aruf lelaki itu sekaligus menyampaikan bahwa dia akan ta'aruf dengan saya.
Tidak ada yang salah, lelaki yang mengajaknya ta'aruf adalah lelaki yang Sholeh dan baik, dan guru ngaji itu saya yakin beliau ingin membantu anak didiknya mendapat seorang suami yang terbaik, saya sangat mengerti dan saya sangat respek kepada mereka.
seandainya saya tahu lelaki itu sudah meminta (meski belum di jawab) untuk ta'aruf, mungkin saya akan berfikir 2 kali untuk melakukanya, karena menurut pemikiran saya dia sebenarnya lebih siap dan matang untuk masalah nafkah lahir dan batin.
Tapi itulah, jalan cinta memang rahasia.....
Jodoh adalah takdir Allah dan itu benar adanya..
ikhtiar dan doa adalah kewajiban Manusia, tapi jodoh itu rahasia Allah.
Entah Sekarang,lusa atau nanti Allah mempertemukan jodoh kita. hanya Allah yang tahu, karena itu sepenuhnya hak mutlak Allah.
Semoga kita Istiqomah di jalan Allah ......