Angin malam menghampiri, dingin dan sunyi itu yang ku rasakan. Angin malam seakan menusuk kulitku. Hah, aku menghela nafasku lelah.
“Sialan mereka, dari sekian banyaknya mereka tadi. Apakah tak ada yang berniat membersihkan apartemen ku?!” Aku menggerutu kesal sembari berjalan menuju tempat pembuangan sampah di dekat apartemen ku.
Yah seperti biasa dan seperti rutinitas lah, aku dan teman-teman baik yang sekantor denganku akan mengadakan party hot pot setelah mendapat gaji di tempat tinggal kami secara bergiliran. Dan hari inilah giliran apartemen ku.
“Hah benar benar gila, lelah sekali. Andai saja aku memiliki sugar daddy seorang lelaki tampan mapan tinggi dan imut, aku tak perlu bersusah payah membersihkan ini karena aku akan memiliki maid yang imut imut macam rem” Yahh mari berandai andai.
Akhirnya aku sampai di tempat pembuangan sampah, aku melempar plastik hitam berisi sampah pembungkus makanan dan sampah lainnya dalam jarak 2 meter dari tempat sampah berwarna hijau itu.
Sebenarnya aku cukup takut gelap, maka dari itu aku berhenti di batas jarak lampu di belakangku. namun karena lemparan ku cukup kencang, plastik sampah yang ku lempar tak memasuki sasaran. Karena takut kalau ketahuan pihak keamanan dan didenda, dengan segenap hati yang sabar dan penuh rasa takut aku memberanikan diri mengambil kantong plastik tersebut dan ku masukan dalam tong sampah hijau tersebut.
Namun, saat aku hampir memasukan sampah yang ada di tanganku, tanganku seperti ditarik memasuki tong sampah. Aku yang pada dasarnya kurang kuat, aku pun ditarik masuk kedalam tong sampah tersebut.
~
Gubrak
“Sial, Sakit sekali huhu” Tong sampah yang tanpa sengaja dimasuki olehku terjatuh karena mungkin aku yang terlalu banyak bergerak.
“HEE??!!!” Aku terkejut sampai terjungkal kebelakang mendengar suara teriakan dari depanku.
Aku mengelus dadaku menenangkan diri sembari bertanya dengan gugup, “M-maaf k-kau ss-siapa yya”
“Seharusnya saya yang bertanya kepada nona, nona siapa? kenapa bisa nona berada didalam tempat sampah?” Tanya lelaki yang terkejut tadi padaku.
Aku yang masih sibuk mengagumi lelaki tampan di depanku mengabaikan pertanyaan yang diajukan kepadaku.
“Nona?” Aku terkejut mendapati lelaki itu berjongkok di depanku sembari menepuk pelan pipiku. Aku sangat malu, aku yakin pipiku menjadi berwarna merah merona seperti kepiting rebus.
“M-maaf, apakah bisa diulang p-pertanyaanmu?” Sungguh aku ingin menggali kubur dan masuk didalamnya, mau ditaruh dimana mukaku huhu.
“Hm Bukan kah sebaiknya kita duduk dengan benar dulu?” Lelaki itu sepertinya sedikit tertawa melihat tampilan ku yang mungkin seperti anak hilang.
Aku berdiri dibantu lelaki itu lalu berjalan ke kursi taman yang berada tak jauh dari tong sampah tadi. Kami terdiam sejenak, mungkin karena tak tahan dengan suasana canggung ini, lelaki itu mulai bertanya kepadaku,
“Jika boleh tau, Bisa dijelaskan mengapa nona bisa didalam tempat sampah itu?” Tanyanya
“Untuk pertanyaan mu, begini ceritanya...” Lalu aku menceritakan kronologi kejadian bagaimana aku bisa sampai ditempat yang tak kukenal ini sampai bertemu lelaki ini.
“Ternyata begitu, berarti nona dari dunia luar ya? Aku mengerti” Ia menganggukkan kepala mengerti.
“Oh iya perkenalkan namaku Ren Shiota” Ia tersenyum menampilkan sederet gigi putihnya, tangan Ren terulur ke depanku mengajak ku berjabat tangan sebagai tanda perkenalan, rambutnya yang berwarna coklat terlihat sangat lembut, kulitnya yang terlihat halus, wangi mint dari badannya yang terasa sangat menenangkan seakan menggodaku untuk memeluknya.
“Aku Toshino Miku, Salam kenal Ren” Aku mengulurkan tanganku menjabat tangan Ren yang terulur padaku.
Selama perjalanan pulang ke rumah Ren, Aku dapat melihat banyak penyihir, banyak manusia setengah hewan, banyak robot, banyak manusia aneh lain yang aku temui selama perjalanan itu.
Selama perjalanan itu pun Ren memberi tau aku tentang dunia yang sedang ku singgahi ini. Ren mengatakan bahwa dunia ini adalah dunia fantasi dari segala imajinasi manusia yang dituangkan dalam bentuk animasi.
Disini kami bisa melihat banyaknya karakter karakter dalam anime seperti Elaina si penyihir, Soma si koki tampan, Shinichi Kudo atau Conan si detektif, bahkan ada Aima Imoko si gadis otaku yang menyukai anime Hyakkiya Tantei Jimusho, dan lain lain.
Kami juga sempat mampir di Maid Festival, yang menampilkan gadis gadis bahkan laki laki sedang mempromosikan street food dengan mengenakan kostum maid. Dan disitu aku mendapatkan tanda tangan dari karakter kesukaanku yaitu Kaede juga adik kembarnya Suzu sedang mempromosikan berbagai macam coffee.
Sekarang aku dan Ren sudah berada di rumah milik Ren, karena Ren sendiri tau bahwa aku di dunia ini tak memiliki tempat tinggal.
“Jadi Miku, kau bisa tinggal dikamar atas dan kamarku disebelah kamarmu, jika kau butuh bantuan atau pertanyaan, kau bisa ke kamarku atau keruang kerjaku dilantai bawah” Aku mengangguk mengerti sembari berjalan keatas dengan tangga bersama Ren. Karena fokus melihat desain interior rumah Ren, langkahku jadi salah pijakan yang menyebabkan aku terpeleset.
Aku menutup mataku menunggu rasa sakit yang akan datang di seluruh tubuhku jika aku jatuh dari tangga setinggi ini. Namun yang kurasakan malah sakit di leher bagian belakangku.
Aku membuka mataku hanya untuk melihat bahwa kerah baju depanku ditarik oleh Ren dengan upaya menahan ku agar aku tak jatuh. Gila, belahan dadaku terlihat.
“L-Lepas Ren, a-aku malu dan kau tau itu” Aku melihat Ren terkekeh dan sedikit semburat merah di telinganya terlihat.
Ren akhirnya melepaskan tangannya yang berada di kerah ku. Namun aku lupa bahwa tubuhku belum berdiri dengan tegak, alhasil aku jadi melanjutkan acara jatuh dari tangga dan menunggu rasa sakit yang akan datang.
Yahh sekali lagi aku tak merasakan sakit itu, namun yang datang malah pelukan hangat dan wangi mint yang langsung membuatku membuka mata. Mataku bertatapan dengan mata Ren, jantungku berdegup kencang, pipiku rasanya panas.
Aku melihat tangan Ren yang sedang tidak menahanku menuju pada keningku, mengusap pelan keningku, mencium keningku, mengusap lagi, dan...
Ctakk
Keningku disentil Ren. Gila, Beneran sakit lho ini. Aku tau keningku yang disentilnya memerah. Mataku berkaca kaca, bibirku bergetar, aku lihat Ren bingung dengan responku.
“Apakah sakit?” Aku menganggukan kepalaku.
Aku terkejut karena tiba-tiba Ren menggendongku membawaku ke kamarnya. Aku sempat memberontak tapi dia mengancam akan menjatuhkanku dari lantai atas, dan karena aku belum mengenalnya lebih dalam, aku masih tak berani mengambil keputusan untuk lebih memberontak.
Ren menaruhku di kasurnya, ku lihat dia sedang menelepon seseorang dan menyuruhnya cepat datang. Tiba tiba di samping kasur muncul orang dengan setelan jas putih rapi dengan kacamata yang bertengger di pangkal hidungnya langsung mengatakan suatu kata yang tak kumengerti. Lalu sebuah cahaya hijau melesat cepat ke keningku dan rasanya dingin. Setelah itu pria berjas putih pergi entah kemana.
“Apakah tak apa? maafkan aku yaa” Aku menyerit,
“Bukankah cuma disentil? ini bukan ditikam yaa, jadi tak sakit dan kau ku maafkan” Mengapa Ren begitu polos? apakah dia memang seperti ini?
“Sudahlah, aku akan kembali ke kamarku” Aku berjalan turun dari kasurnya menuju kamarku yang berada di samping kamar milik Ren.
Saat baru memegang knop pintu, tanganku ditahan oleh Ren, Aku memutar tubuhku kebelakang yang langsung didorong Ren dan mengurungku diantara pintu juga Ren sendiri.
Mata Ren bersitatap dengan mataku, jantungku berdegup kencang lagi, tangan kiri Ren meraba pinggangku dan berhenti disitu, nafas kami beradu, hidung Ren menyentuh hidungku, Ren terus maju hingga bibir kami...
KRINGG AIAIA TALALILIT
GUBRAK DUAK
“WAA SAKIT HUHU, Ehh??” Aku kecewa. Kukira khayalanku menjadi kenyataan.
“TERNYATA HANYA MIMPI HUHU” Aku menangis sekencang kencangnya, tak peduli dengan tetanggaku yang sedang berdebat dengan suaminya, tak peduli dengan kucing yang sedang berusaha mencuri sisa ikan miliknya, dan yang sekarang ku pedulikan adalah KARAKTER DIMIMPIKU TADI MENJADI NYATA HUAA.
♡。「END」