[tidak ada sampul cerita]
Katanya setiap tempat itu ada penghuni yang tak kasat mata, sekalipun itu tempat yang ramai atau sering di jamah oleh orang-orang. Kenapa? Karena kita memang ditakdirkan menghuni tempat ini dengan mereka yang bisa menggangu secara mengerikan hanya karena terasa terusik.
Dari kalangan mereka ada makhluk yang sama aktifitasnya dengan kita, namun mereka lebih memiliki energi besar saat di malam hari. Sedangkan kita biasanya beraktifitas di siang hari? Yaa jarang di malam hari itu.
Nah aku punya pengalaman yang bisa di bilang aneh. Ketika aku merantau kesebuh kota yang padat dan ramai, kukira tidak akan ada hal-hal horor. Ternyata ditempat itu memiliki hawa yang tak biasanya, aku kadang merasa aneh ketika harus mengunjungi tempat itu.
Yang aneh nya dilihat dari luar itu gak ada horror nya atau sama sekali gak serem, rumah nya juga sederhana dan gak megah. Rumah itu berada di keramaian bahkan kanan dan kiri ya adalah rumah tetangga, yang justru terlihat serem apalagi rumah di sebelah kanan. Di rumah itu terdapat pohon besar yang menghalangi rumah, jadi tidak begitu terlihat bahwa disitu terdapat rumah mewah.
"ini kostan kamu Gaa" ucap Alina teman sekelas ku. Ya benar! Kami berlima adalah siswa baru yang merantau. Saat ini aku sedang berada di sebuah rumah yang katanya kosong dua tahun, dan kini di huni oleh teman-teman ku yaitu Mega, Elma, dan Isna.
Saat aku memasuki rumah itu tidak ada yang aneh, hanya saja hawanya berbeda-beda, seperti di ruang tengah yang terasa dingin dan gelap, mungkin itu faktor dari cat yang berwarna hijau tua. Di rumah itu juga terdapat dapur dan dua kamar mandi luar, hawa disana pun sama terasa dingin dan lebih angker. Hal itu mungkin karena dapur dan kamar mandinya di pojok serta cat warna biru tua, juga tidak terdapat jendela.
Untuk kamar-kamarnya terasa hangat baik itu kamar depan ataupun kamar yang dekat dengan dapur, itu yang membuat aku merasa aneh saat mendatangi kosan teman ku. Oiya hampir lupa rumah ini terdiri dari dua lantai, lantai atas itu adalah kamar-kamar yang terdapat tiga kamar simple dengan bangunan dari kayu-kayu yang kokoh. Tapi ketiga kamar itu sangat sunyi, dingin, dan menakutkan untukku.
"ini kamar nya penuh semua?" Tanya Alina, yang penasaran sambil mondar-mandir melihat lihat isi rumah itu.
"Enggak, itu di atas ada kok yang kosong..., kamu mau pindah gak Al biar rame."
Alina terdiam saat ditawari Isna, Alina seperti sedang memikirkan sesuatu wajah berkerut kekanan dan kekiti diikuti ke dua bola matanya. Tapi tiba-tiba tanga kanan Alina memegang dahinya seakan akan dia pusing.
" Kenapa Al? "aku pun bertanya dan menghampirinya.
" Gak papa kok Ca. " Alina pun ikut duduk di kursi yang disediakan di ruang tengah (tamu)
" Kita ke atas yuk" ajak Mega yang tinggal kamar atas.
Aku merasa aneh kembali saat melihat jendela, kenapa tidak ada cahaya yang masuk dari luar padahal jendela nya dibuka. Aku pun hanya berpikir mungkin karena kaca nya hitam, ditambah dinding kayunya berwarna hijau tua.
"Ca kamu aku perhatiin kamu yaa, kok kek aneh gitu ada di sini?" Tanya Elma.
"Iya bener Ca, kenapa?" Tanya Isna yang juga tinggal di samping kamar Mega.
Aku hanya tersenyum saat itu.
"Aku ngerasa aneh tau tinggal di sini tuh, gak betah gitu, " kata Isna.
Ternyata bukan hanya aku yang merasakan keanehan tapi Isna yang tinggal di sini pun merasa aneh dengan tempat ini.
"Kalian tau gak, kenapa tadi aku di bawah langsung duduk di deket Elma?"
"Iya lo kenapa sih tiba-tiba nyempet" kata Elma sinis.
"Aku belum tau pasti sih, tapi aku...," sebelum Alina menjelaskan tiba-tiba saja ada hal aneh dan yang mendengar itu hanya aku dan Isna. Kita mendengar ada suara batuk dari ruang bawah, enatah siapa itu?
Suaranya itu terdengar hanya satu kali.
"Ohok" mendengar itu aku pun merasa merinding dan mendekati teman-teman ku sehingga Alina tidak melanjutkan ceritanya.
"Iiih ada yang batuk" kataku sambil mendekat ke teman-teman ku, dan merka seperti aneh melihat ku.
"salah denger Ca" kata Mega.
"iha gue juga dengar Ga" kata Isna. Ketika itu aku langsung membalas nya. "Iyaa kan Na, denger? Ada yang hatuk tapi satu kali aja?" dan aku juga melibatkan bulu-buku tangan ku berdiri.
"Ih bener sih aku juga merinding" saat itu juga Alina berteriak ketakutan dan membuat kami ikut tergesa gesa untuk turun ke bawah. Bukan karena tidak ada alasan Alina berteriak, ternyata Alina mencium bau samping yang konon katanya kalau kita mencium bau itu berarti ada sosok bersama kita.
Satu minggu kemudian, teman-teman ku tetap bertahan karena merka sudah membayar penuh untuk tinggal tiga bulan bahkan Elma sudah membayar lima bulan. Betah gak betah mereka hanya bisa mencoba berani dan berpikir positif. Saat itu juga kami tidak mengerti harus bagaiman menceritakan kejadian itu kepada pemilik rumah yang hanya mengontrol satu minggu sekali, dan yang mengontrol juga bukan pemiliknya tapi ibu-ibu paruh baya yang terlihat aneh menurut ku.
Beliau hanya diam tanpa ada ekspresi wajah, saat di tanya pun hanya menjawab singkat. Terkadang aku merasa aneh saat melihat ibu itu memasuki kamar yang kosong di atas. Aku melihat ibu itu seperti membawa piring kecil yang terbuat dari apa ya aku bener lupa, pokoknya seperti jaman dulu.
"piring dari seng, besi, almuniun.. Aku gak tau apa namanya dan yang kulihat dari jauh juga ada motif bunga bunga plus bunga asli di piring itu."
Sebelaum ibu aneh itu melihat aku, aku pun langsung menemui teman-teman ku yang sedang mengerjakan tugas kelompok. Yang membuat aku harus terus datang ke kosan ini dan membuat aku harus pulang sore bahkan malam selama tiga hari berturut-turut. Saat itu kita harus membuat permentasi dari beberapa makanan. Selain itu, kita juha harus membuat persentasi power point.
Malam hari sepulang dari kosan temenku yang tempatnya menyeramkan itu, aku menemukan hal yang aneh. Selama aku berada di kamar kosan, aku tidak pernah merasakan hal-hal yang aneh, tapi pada malam selasa aku di kejutan dengan sosok yang aku lihat.
"mungkin dia mengikuti aku."
Hari itu aku harus pulang malam, dan kebetulan aku juga merasakan lelah nya mengerjakan tugas sekolah. Mungkin efek setelah pelajaran olah raga, kita harus praktek renang.
"Deek" awalnya aku mendengar ada suara kakak kelas ku yang bener-bener jelas nyaring, suara itu juga mirip ketika kak Desi memanggilku. Kak Desi sering memngil aku untuk membeli makan atau meminta antar dirinya pergi ke suatu tempat.
Tapi aku mendengar hanya satu kali, dan katanya jika ada yg memngil kita satu kali saja jangan dulu di jawab. Bisa saja itu adalah siasat dari makhluk halus. Aku pun secepatnya membuka pintu kamar untuk keluar, buakan main saat aku ingin melangkah tiba-tiba saja terasa sulit, pintu yang aku buka pun terasa susah.
Jantung ku berdebar debar, sumpah rasanya tuh takut banget apalagi ketika aku buka pintu terlihat sosok hitam kecil menyerupai perempuan. Aku juga langsung terdiam dan merinding rasanya tuh gugup banget, kakau juga waktu aku mau panggil "kak Desi" dan yang menakutkan lagi wujud itu semakin besar.
Untung aja penghuni kamar di sebelah ku keluar dari kamar nya dan membuat aku tersadar. Saat aku sadar aneh banget karena katanya mata ku melotot dan itu menyeramkan, aku terdiam seperti patung.
"bersyukur aku tidak apa-apa."
Tamat.