Belum lama ini.
Semuanya terjadi belum lama ini.
Malam itu, dikamarku, dengan jendela terbuka yang mempersilahkan angin malam masuk dan membelai kulitku sebelum tidur terlelap dalam mimpi.
Kupandangi bulan yang mengintip.
Rasanya menunggu sesuatu yang jelas tak masuk akal sulit sekali.
Kurelakan mataku tetap terjaga di heningnya malam hanya demi sesuatu yang kurang jelas diingatanku.
Iya. Kurang jelas.
Belum lama ini. Aku merasakan kehadiran seseorang disampingku.
Saat diriku sedang menyelami indahnya mimpi.
Sesuatu memelukku erat-erat memberi kenyamanan.
Nafasnya jelas mengenai tengkukku.
Jarinya ikut membelai wajahku yang tenang dalam euforia mimpi.
Satu kata yang bisa kujelaskan.
Rasa nyaman.
"Aku akan menjagamu", Suara itu terdengar jelas ditelingaku.
Suara pemberi keamanan.
Oh ayolah, gara-gara ini. Aku ingin sekali membuka mata dan melihat wujudnya.
Tapi tubuhku seolah dibekukan. Bergerak pun malas.
"Boleh ku perkenalkan diri", Ucapnya
"Namaku Jaemin", Oh. Aku baru tau namanya.
"Berhenti membuat halusinasi tentangku, Nona", Apa? Maksudnya?
"Berhenti", Tunggu, apa?
"Aku tidak nyata", Tapi sekarang rasanya terlihat nyata?!
"Dulu, aku nyata. Bisa memelukmu. Bisa menyentuhmu.", Lalu?
"Tapi sekarang? Maafkan aku nona kecil. Tugasku selesai", Kenapa..
"Temui bahagiamu, nona"
"Dan jangan membuat diriku seolah--"
"Masih ada"
"Aku melihatmu, aku menjagamu, aku disini, disampingmu."
"Tapi aku tidak bisa kau sentuh, nona kecil"
"Selamat malam, salam, Jaemin."
"Teman kecilmu, nona."
Ya.. Ternyata.. Memang seindah itu bila diingat.
Setelah kejadian malam itu aku tersadar.
Jaemin, teman kecilku dulu yang sering memberi senyuman favoritnya padaku.
Sekarang, tidak ada.
Dia..
Dia meninggalkanku.
Sendirian.
Bahkan disaat aku sudah mulai menganggapnya ada.
Iya, dulu, aku membencinya karena dia sangat menganggu.
Tapi,
Sekarang apa?
Aku yang kehilangan.
Astaga, sayang sekali, ya?
Aku ternyata sebodoh itu.
Teruntuk Jaemin, teman kecilku.
Hai, apa kabar?
Aku rindu.
Mana janjimu yang berjanji ingin membahagiakanku?
Dimana?
Dimana, Jaem?
Jangan membohongiku bodoh.
Dasar penyiksa.
Lihat apa yang kau perbuat padaku?
Aku hancur.
Karena dirimu.
Astaga, bocah bodoh ini..
Menyebalkan sekali, ya?
Jaemin, hey..
Teruntuk kau si pengagum senja raya.
Apa kabarnya disana?
Andaikan detik ini kita masih bersama,
Daksa ini pasti bisa sekuat purnama.
END
Gitu aja.. modal gabut..