Halo, namaku adalah Rui.Aku seorang mahasiswa di salah satu kampusku. Selama masa belajarku aku terus mendapat pembullyan dari teman teman ku.
Itu semua semata-mata hanya karena aku mirip seperti perempuan? Aneh sekali.
Aku selalu diejek, bahkan guru guruku saja pernah mencibir ku, banci. Apa aku salah terlahir dengan wajah ini? Aku tidak berniat juga ingin mendapatkan wajah seperti ini.
Orang tuaku saja juga mengata-ngataiku, benconh, banci, wajah feminim. Aku tidak berminat untuk dilahirkan dengan wajah seperti ini!
"Rui, kamu itu cantik yha, aku aja yang cewek insecure. " Ucap teman satu satunya yang aku miliki, Kenan.
Aku hanya tersenyum paksa. Mungkin, Kenan juga menganggap aku ini "banci", tapi aku akan buktikan pada suatu hari, jika aku tidak lemah. Aku bukan perempuan! Aku adalah... Laki laki.
Setelah aku lulus, aku hanya berdiam diri dirumah, tanpa ada minat untuk melanjutkan pekerjaan apapun. Sebenarnya umurku sudah cukup untuk bekerja. Namun, tekadku hancur setelah ayahku mengataiku dengan kejamnya, memaki maki ku sampai aku tak bisa berkutik.
Semuanya sudah berlalu tapi aku masih mengingat jelas, setelah aku lulus dulu...
" Untuk apa kamu bekerja, Rui? Siapa yang akan menerimamu, kau kan lemah, bodoh, otak udang, seperti anak kecil? Cih, tak ada yang akan menerima mu, aku malu memiliki anak sepertimu, kenapa kau tak mati saja? Lebih baik aku berdoa kepada Tuhan agar diberi anak yang seutuhnya adalah, LAKI-LAKI. Bukan sepertimu. Banci. " Ucap ayahku yang mengataiku, saat posisi itu aku hanya terdiam, ibuku juga hanya menatapku dingin.
Tak peduli apa yang akan terjadi padaku setelahnya, apa lebih baik aku mati?..
Jika itu yang terbaik..
"Aku akan ke jembatan saja, sepertinya jam segini tak ada orang di jembatan. " Ucapku yang tanpa disadari ku sudah melampaui batas otakku.
Keesokan harinya.
"Nak, mari makan dulu."
"Iya ma, Kenan udah siap. " Ucap Kenan.
Di ruang makan.
"Berita terkini, ditemukan seorang anak, tidak tau laki laki atau perempuan? Namun sepertinya anak ini adalah Laki-laki, dia melukai wajahnya sendiri, dan juga ditemukan di sungai di dekat Jembatan Parunia. " Ucap salah satu reporter yang memegang mic dengan memperlihatkan jasadku.
"R-... R-RUI?! "
----
~ TAMAT ~