Kukuruyukkk
Suara Ayam Membangunkan Tidur Hari. Sebenarnya Itu Bukan Suara Ayam Sungguhan, Melainkan Suara Alarmnya.
Hari Membuka Jendela, Lalu Menatap Langit Biru Berselimutkan Awan Putih Yang Lembut.
Hari Menghirup Dalam-Dalam Udara Segar, Pelan-Pelan Semilir Angin Meniup Rambutnya Dan Korden Jendela Kamar Yang Terletak Di Lantai 2 Itu.
Ini Hari Pertama Koo Hari Berada Di Villa Milik Ayah-nya.
Sepertinya, Hari Akan Menghabiskan Liburan Kelulusan SMAnya Di Sini.
Hari Di Sini Bersama Ayah, Ibu Dan Doori Adiknya.
Hari Rasa Di Sini Dia Akan Tenang Karena Bebas Dari Polusi Udara Dan Keramaian Kota.
Ya! Tentu Saja Di Sini Hari Juga Tidak Bertemu Dengan Hyunwoo Yang Cerewet Dan Selalu Sok Tahu Soal Cinta Karena Dia Sibuk Kuliah.
Dia Selalu Menasehati Hari Soal Cinta Karena Memang Hari Sering Salah Memilih Dalam Cinta Dan Akhirnya Patah Hati.
“Hari… Sarapan Dulu!!” Panggil Yoo Jimi/Ibu Hari Dari Lantai Bawah.
“Iya Ibu Sebentar Ya” Jawab Hari Sambil Bercermin Merapikan Rambutnya Dan Membersihkan Wajahnya.
Hari Segera Membuka Pintu Kamar Dan Menuruni Tangga.
Keluarga Koo Pun Makan Bersama.
Selesai Makan Hari Kembali Ke Kamar Untuk Mengambil Jaket.
“Yah, Bu. Hari Boleh Jalan-Jalan Di Sekitar Sini Kan?” Izin Hari Pada Ayah Dan Ibunya.
“Iya Boleh.."
“Tapi Hati-Hati Ya” Kata Ayah Dan Ibu Hari Bersamaan.
“Aku Boleh Ikut Nggak,Kak?” Sahut Doori
“Nggak Boleh Ya, Doori. Kapan-Kapan Aja Ikutnya Hehehehe” Kata Hari Sambil Meringis.
Hari Pun Keluar Dari Villa Yang Menghadap Ke Arah Utara Itu.
Jalan Di Villa Itu Belum Diaspal Dan Masih Banyak Batu Kecil Bertebaran Di Jalan.
Tapi Di Situ Sangat Sejuk Karena Banyak Pepohonan.
Sebelumnya Hari Belum Pernah Jalan-Jalan Di Sekitar Sini. Jadi, Hari Sedikit Bingung.
“Hmm.. Jalan Ke Arah Barat Apa Timur Ya?” Tanyanya Dalam Hati.
“Timur aja deh kalau barat malah menuju jalan raya” jawab Hari sendiri
Pelan-pelan Hari berjalan ke arah timur.
Hari melihat kanan kiri sepanjang jalan kawasan villa Disitu.
Sepi.. Sangat sepi, yang ada hanya mobil yang parkir di depan beberapa villa.
Mungkin pemilik villanya sibuk di dalam rumah.
Hari terus berjalan menyusuri kawasan Itu. Akhirnya, Hari berhenti karena Hari sudah berada di villa yang terletak di paling ujung.
“Hei!”
Hari menoleh terkejut karena ada yang menepuk pundak kanannya dan memanggilnya, seketika lehernya merinding.
“Ka.. kamu siapa?” tanyanya gugup
“Kenalin aku choi kanglim, panggil aja Kanglim. Kamu pasti lagi liburan di sini ya? Namamu siapa?” jawabnya
“I, iya. Aku Koo Hari. Kamu tinggal di villa sini?” tanya Hari lagi
“Iya. Itu villaku” ucap Kanglim sambil menunjuk villa bercat putih yang terdapat mobil merah di depannya yang terletak di selatan jalan.
Hari hanya mengangguk dan membulatkan mulutnya membentuk huruf O.
“Jalan-jalan bareng yuk?” ajak Kanglim
“Hmm boleh. Ke mana?” tanya Hari
“Ke situ lurus aja terus, di sana ada taman sama danau kok” jawab Kanglim sambil menunjuk jalan setapak di sebelah villa paling ujung.
Hari dan Kanglim langsung berjalan bersama, mengobrol, dan bercanda.
Tapi entah mengapa Hari masih merasa merinding, mungkin karena udara di situ memang dingin.
Benar saja, di Situ ada taman dan danau.Kanglim memetik salah satu bunga dan meletakkannya di atas telinga kanan Hari.
“Aaaa Kanglim kamu kok romantis sih berasa di negeri dongeng nih jadinya” canda Hari
“Hehehe biasa aja kamu” ucap Kanglim sambil tersenyum
Hari mengorek saku celananya untuk mengambil handphone nya. Ternyata, handphonenya tidak dibawa.
“Cari apa sih?” tanya Kanglim penasaran
“Handphone Kanglim. Aku pengen foto-foto di sini pemandangannya indah banget sih. Sayangnya handphoneku ketinggalan” jawab Hari dengan muka kecewa
“Ya udah gak apa-apa kali, besok kan masih bisa ke sini. Besok kita jalan-jalan ke sini lagi deh”
“Beneran Kanglim??”
“Iya bener Hari”
Karena hampir 30 menit Hari berjalan-jalan,Hari memutuskan untuk kembali ke villa.
Ketika sampai di jalan depan villa Kanglim,Kanglim berjalan meninggalkan Hari dan tersenyum padanya.
Sesampainya di villa,Hari langsung masuk kamar, Hari mengambil buku diary kecil yang selalu Dia bawa ke mana-mana di tasnya.
Hari menulis curahan hatinya tentang pagi hari ini bersama Kanglim
Isinya :
“Dear diary…
Hari ini sangat indah.
Aku benar-benar menemukan sosok yg berbeda. Entah mengapa walaupun baru sekali aku bertemu Kanglim aku merasa sangat nyaman dengannya. Dia sosok yang baik dan polos. Aku berharap bisa mengenalnya lebih dekat”
Hari baru teringat.
Ternyata bunga yang diberikan Kanglim di telinganya belum Dia ambil.
Hari pun mengambil bunga itu dan meletakkannya di atas kertas diary yang bertuliskan curahan hatinya hari ini.
Hari merebahkan badannya di kasur dan memeluk buku diarynya sambil tersenyum menatap langit-langit kamarnya, Hari mengingat kembali wajah dan senyum Kanglim.
"Ohh.. Benar-benar tampan seperti pangeran"
-Hari berikutnya
Setelah bangun tidur Hari langsung mandi, supaya Hari bisa jalan-jalan lebih lama.
Hari keluar dari villa, alangkah terkejutnya Hari melihat Kanglim sudah berada di depan villanya.
“Kanglim kamu kok tau villaku sih?”
“Tau dong. Hebat kan?”
“Iya hebat banget deh”
“Handphonenya nggak ketinggalan lagi kan?”
“Enggak dong Kanglim”
hari langsung berjalan bersama Kanglim,Mereka berdua saling berbagi tentang ceritanya masing-masing.
Kanglim benar-benar membuatnya sangat nyaman.
Sampai di taman,Hari dan Kanglim berfoto-foto ria, sekitar 20 foto yang Hari dapatkan bersama Kanglim. Di taman,Hari dan Kanglim juga bercanda dan berkejar-kejaran.
Tiba-tiba saja Kanglim menyuruh Hari untuk memajamkan mata,Hari penasaran apa yang akan dilakukan Kanglim, ketika Kanglim menyuruhnya untuk membuka matanya ternyata kanglim memasangkan kalung yang terbuat dari rangkaian bunga di leher Hari.
Hari tidak tahu dari mana Kanglim mendapatkan kalung itu, yang pasti Hari sangat senang dengan pemberian Kanglim.
Setelah itu, Hari berfoto dengan memakai kalung rangkaian bunga yang diberi Kanglim itu.
“Hari ke situ yuk!” ajak Kanglim sambil menunjuk tepi danau
“Ayo ayo” sahutnya sambil mengangguk-angguk
Di tepi danau, Kanglim duduk di sebelah kanan Hari.
Kanglim melempar batu kecil ke danau dan terdiam tidak mengucapkan sepatah kata pun di situ.
Tanpa sengaja, tangan kanan Hari menyentuh tangan kiri Kanglim.
“Kanglim tanganmu kok dingin banget? Kamu sakit ya?” tanya Hari cemas
“Mmm.. enggak kok” jawab Kanglim sambil tersenyum
Sesekali Hari menengok jam di handphonenya, tanpa Hari sadari ternyata sudah 1 jam lebih Dia meninggalkan villa.
Hari memutuskan untuk pulang, tetapi Kanglim tidak ingin pulang dan masih ingin di tepi danau.
Kanglim mengajak Hari untuk berjalan-jalan lagi nanti sore, Hari menyetujui ajakan Kanglim.
Di perjalanan pulang Hari baru tersadar kalung rangkaian bunga yang dipakaikan Kanglim tidak ada, mungkin saja putus di jalan.
Sampai di villa, Hari duduk di ruang tamu villanya itu.
Hari membuka galeri foto handphonenya, ia lihat foto-fotonya bersama Kanglim, itu membuatnya tersenyum-senyum sendiri.
Ada pose yang paling ia sukai saat foto bersama Kanglim, yaitu pose saat Kanglim mengacak-acak rambutnya, Hari pun menjadikan foto itu sebagai wallpaper handphone.
“Hayoo senyum-senyum sendiri!” canda Yoo Jimi yang tiba-tiba duduk di samping Hari
“Ciye kak Hari lagi jatuh cinta ya?” sahut Doori
“Ih ibu sama Doori apaan sih” ucapnya dengan tersipu malu
“Jujur dong kak. Kan kakak orangnya tukang jatuh cinta tuh” ejek Doori
“Doori apaan sih anak SMP aja sok tahu banget” ujar Hari sambil mencubit gemas pipi Doori
“Ngomong sama ibu dong Hari jatuh cinta sama siapa” kata ibu Hari dengan tersenyum
“Enggak bu, Hari enggak lagi jatuh cinta kok. Ini lhooo Hari baca cerita temen Hari di WA lucu banget jadinya Hari senyum-senyum sendiri deh” jelasnya dengan terpaksa berbohong
Seiring berjalannya waktu, sore pun tiba
Hari bergegas merapikan penampilannya dan keluar dari villa.
Lagi lagi, Kanglim sudah berada di depan villanya. Hari jadi heran dengan Kanglim mengapa Kanglim selalu datang tepat waktu,Tapi waktu Hari bertanya Kanglim bilang dia tidak ingin membuat Hari menunggu.
Langit terlihat mendung dan dipenuhi awan hitam. Sepertinya, sebentar lagi hujan akan turun.
Kanglim pun mengajak Hari ke villanya. Saat Hari masuk ke ruang tamu villa Kanglim,Hari menatap sekeliling ruang tamu yang sangat rapi dan bersih itu.
Hari mendekati meja kecil yang berada di sudut ruang tamu itu dan mengambil salah satu foto 4 orang memakai Baju Hitam yang bingkainya paling besar di meja itu.
“Kanglim ini foto siapa aja?”
“Itu foto keluargaku. Itu ayah, ibu, aku dan kakakku. Oh iya aku bikinin minum dulu ya”
“Oke Kanglim”
Saat Kanglim di dapur, Hari sendirian di ruang tamu, entah mengapa Hari menggigil kedinginan di situ.
Beberapa saat kemudian, Kanglim datang dengan membawa 2 gelas teh hangat, dia pun memberikan 1 gelasnya untuk Hari.
“Kanglim rumahmu kok dingin banget ya” kata Hari sambil melipat tangannya karena kedinginan
“Tuh ACnya aja nyala” ujar Kanglim sambil menunjuk AC yang berada di dinding atas Hari
“Oh iya” sahut Hari singkat
Dalam hati Hari bergumam, ketika tadi Dia masuk villa itu tidak ada AC yang Dia lihat di ruang tamu itu.
Tapi mungkin memang Dia kurang teliti atau tidak sadar jika ada AC.
Hari pun meminum teh yang diberi oleh Kanglim.
“Kanglim, kamu udah kuliah atau masih sekolah sih?”
“Aku udah kuliah baru semester 1, jurusannya ilmu komputer di Universitas X. Kalo kamu?”
“Aku baru aja lulus SMA nih rencananya mau ngelanjutin di Universitas Y jurusannya ilmu gizi. Jadi harusnya aku panggil kamu Kak Kanglim dong?”
“Wah bagus dong semoga diterima ya. Ah enggak, panggil Kanglim aja gak apa-apa kali”
“Iya deh Kak Kanglim, eh maksudnya Kanglim. Ini kok kayaknya nggak jadi hujan ya aku pulang dulu ya?”
“Mau aku anter Hari?”
“Enggak usah makasih hehe”
—
“Ciye Hari kok sekarang hobi banget jalan-jalan ya” kata ayah Hari yang sedang membaca koran di teras villa
“Kan biar sehat yah” sahut Hari dengan tersenyum lebar dan duduk mendekati ayahnya
“Kok senyumnya seneng banget gitu ada apa sih?” tanya ayah nya
“Emm.. ehh.. kan abis jalan-jalan jadinya seger terus jadinya seneng deh. Yah, aku masuk dulu ya” jawab Hari dengan alasan sedikit tidak nyambung dan langsung masuk ke dalam villa.
Hari menghampiri Doori yang sedang menonton tv dan mengemil keripik singkong.
Hari ikut mengemil singkong yang dibawa adiknya. Belum selesai Hari menguyah makanan, kata-kata Doori sangat mengejutkannya.
“Kak Hyunwoo mau ke sini loh, Kak”
“Apa????? Tolong ulangi sekali lagi”
“Kak Hyunwoo mau ke sini, tapi nggak tau kapan Kak”
Hari batuk tersendak. Rasanya Hari kejatuhan bulan dan disambar petir mendengar kata-kata itu. Jika Hyunwoo ke sini pasti dia cerewet dan sok tahu
Malam pun tiba.Hari melihat jam di kamarnya menunjukkan pukul 20:00.
Hari mengambil buku diarynya dan membuka satu per satu lembarannya.
Ketika Hari membuka sampai pada lembaran curahan hatinya saat bersama Kanglim, semerbak wangi bunga menyengat di hidungnya, seketika korden jendela tertiup angin yang cukup kencang.
Walaupun bunga yang diberikan Kanglim kemarin sudah hampir layu, entah mengapa wanginya masih begitu menyengat. Hari kembali menulis curahan hatinya
Isinya:
“Dear diary..
Jika kuingat sosok Kanglim, terasa begitu bahagia hati ini. Dia sudah berhasil menyelip di ruang kecil hatiku dan menjadi sosok baru yang berhasil mewarnai kehidupanku. Terlalu cepatkah jika aku menyebut ini cinta???
Selesai menulis, Hari menyimpan buku diarynya di bawah bantalnya.
Hari membaringkan tubuhnya untuk segera tidur. Sebelum tidur Hari mengambil handphonenya, membuka galeri fotonya dan melihat kembali fotonya bersama Kanglim saat di taman.
Perlahan Hari mulai terlelap tidur. Baru saja Hari terlelap tidur, Hari terbangun karena dia memimpikan Kanglim.
Hari bermimpi dia dan kanglim berada di ruangan putih yang sangat luas, awalnya Kanglim menggenggam tangannya dan mengucapkan terimakasih pada Hari karena Ia sudah menemani dirinya, perlahan Kanglim melepaskan genggaman tangannya dan mulai menjauh dan menghilang.
Hari pun mencoba untuk tidur kembali.
Kring.. Kring.. Kring
Kini jam bekernya membangunkannya, bukan alarm handphonenya lagi.
Hari membuka korden jendela kamarnya, tampak di luar rintik hujan menetes.
Sebenarnya Hari ingin jalan-jalan pagi ini, namun Hari mengurungkan niatnya untuk berjalan-jalan karena hujan.
Sesekali Hari menengok ke bawah dari jendela, Hari melihat Kanglim berada di bawah sana. Ia tak percaya, Hari pun mengucek matanya, lalu melihat lagi di bawah dan Kanglim sudah tidak ada.
Mungkin tadi hanya imajinasi Hari saja.
1 jam kemudian, hujan mulai reda. Hari berpamitan pada ayah dan ibunya untuk berjalan-jalan.Hari pun keluar dari villa itu.
“Kanglim mana ya? Tumben nggak ada” gumamnya dalam hati sambil menengok kanan kiri halaman villa
Hari mulai berjalan pelan meninggalkan villa dengan sedikit kecewa karena tidak ada Kanglim yang biasanya menunggunya.
Tiba-tiba
“Hayoo nyariin aku ya” Kanglim menepuk pundak Hari dari belakang
“Ih bikin kaget aja deh kamu. Iya nih” kata Hari dengan sedikit kesal
“Jangan marah maaf deh maaf” ucap Kanglim merasa bersalah
“Oh iya ke danau yuk?” lanjut Kanglim
“Boleh boleh” jawab Hari mengangguk-angguk
Sampai di danau, Mereka duduk di tepi danau sambil memainkan kaki di air. Terjadi obrolan antara Mereka
“Kanglim kamu di villa itu sama siapa sih?”
“Sendirian”
“Nggak takut? Ortumu ke mana?”
“Enggak dong kan udah gede. Ahh apa.. mm.. ortuku sibuk kerja”
“Gitu… ngomong-ngomong aku kok gak pernah liat kamu pegang handphone ya”
“Handphoneku rusak”
“Kanglim??? Kok mukamu pucet gitu sih?”
“Iya nih tapi aku nggak apa-apa kok”
“Oh iya Kanglim. Tadi malem aku mimpi kamu bilang makasih dan ninggalin aku. Aku jadi takut kamu akan ninggalin aku”
“Ahh aku nggak akan ninggalin kamu kok, Hari. Kamu nggak berdoa kali sebelum tidur jadinya mimpi buruk gitu”
“Hehe iya bener banget Kanglim aku lupa berdoa”
Hari menghabiskan waktunya di danau untuk berfoto-foto bersama Kanglim, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pulang.
“Inget ya Hari, yang tidak terlihat bukan berarti tidak ada. Yang jauh bukan berarti tidak bisa menyatu” kata Kanglim dengan tersenyum dan memegang pundak Hari
“Maksudnya?” tanya Hari kebingungan
“Entahlah kamu bakal tau sendiri” sahut Kanglim singkat dan melepaskan tangannya dari pundak Hari
Saat Hari pulang dari danau ia melewati villa Kanglim.
Hari berhenti sejenak dan tersenyum melihat villa itu.
Sesampainya di teras villanya,Hari melihat Doori sedang asik membaca komik Papa Dog.
Hari pun menghampirinya.
“Doori, kok sepi? Ayah ibu ke mana?” Tanya Hari pada Doori
“Ayah jemput kak Hyunwoo, kak. Kalo ibu lagi masak di dapur” jawab Doori dengan tetap melihat komik
“What??? Hyunwoo??? Tidaaaak!” teriak Hari sambil berkali-kali menepuk jidatnya
“Hari..Doori.. Makan dulu ayo. Udah ibu masakin nasi goreng nih”Panggil Yoo Jimi dari dalam villa, Hari dan Doori pun bergegas menghampiri ibunya.
-Di Ruang Makan
“Hari, 3 hari ini kamu kok rajin jalan-jalan ada apa sih? Padahal biasanya kamu males jalan loh” kata Yoo Jimi sambil mengambilkan nasi ke piring Doori
“Kan mumpung di sini bu. Kalo di kota kan nggak bisa jalan-jalan” sahutnya dengan terpaksa berbohong lagi
Sebenarnya Hari tidak ingin bohong pada ibunya. Tapi Hari takut jika Dia bilang dia berjalan-jalan bersama Kanglim, Hari akan dimarahi karena Kanglim belum dikenal di keluarga koo.
Langit semakin lama semakin larut. Malam pun tiba.Hari tertidur.
Saat Hari bangun ia langsung bangkit dari tempat tidur karena terkejut di lantai kamarnya banyak ransel berceceran.
Tiba-tiba saja ada yang membuka pintu kamarnya.
“Halooo Hari,cewek kok bangunnya siang?? "
“Ih Hyunwoo apaan sih baru dateng main rusuh aja” ucap Hari dengan mata yang belum bisa sepenuhnya terbuka karena masih ngantuk
“Ciye naksir cowok namanya Kanglim ya?” Kata Hyunwoo sambil mengeluarkan buku diary dari sakunya
“Ssttt… Nanti ibu denger. Ngambil buku diaryku dari mana?” Ujar Hari dengan mata yang seketika terbelalak dan tangannya langsung menutup mulut Hyunwoo
“Dari situ”Hyunwoo melepaskan tangan Hari dan menunjuk arah bantal
“Kamu hati-hati ya kalo jatuh cinta. Ntar galau lagi, curhat lagi, nangis lagi, pura-pura janji nggak mau jatuh cinta lagi” lanjut hyunwoo mengejekku
“Denger ya Hyunwoo, Si Kanglim itu orangnya beda dari yang lain.. istimewa banget deh!” ucap Hari dengan nada dibuat-buat
“Gaya amat kamu. Liat aja ntar!! Biasanya kalo lagi jatuh cinta kamu puji-puji tuh cowok, kalo udah patah hati kamu jelek-jelekin deh tuh cowok” ledek Hyunwoo
“Ah laper ngomong sama kamu Hyunwoo, makan dulu ah”Hari berdiri dari tempat tidur dan meninggalkan Hyunwoo.
Di ruang makan, berbagai makanan dihidangkan di sana.Mereka berlima berkumpul dan makan bersama.
Di tengah-tengah keheningan mereka sibuk mengunyah makanan tiba-tiba Hyunwoo memecah keheningan
“om,tante.. Hari su… su… su..ka sssss.. sam..ma…” kata Hyunwoo sambil menatap ayah dan ibu Hari
“Ya!! Hari suka banget sama masakan ibu loh, apalagi ayam bakar ini hmmm enak banget” ucap Hari memutus kata-kata Hyunwoo sambil tersenyum dan di bawah meja kakinya menginjak kaki Hyunwoo
Ayah dan Ibu Hari hanya keheranan melihat kelakuan Hari dan Hyunwoo.
Tililililittt
Terdengar suara handphone Hari yang Ia tinggalkan di kamar,Hari pun bergegas menghabiskan makanan di piringnya yang tinggal sedikit dan menuju ke kamar.
Di layarnya tampak ada panggilan masuk namun nomernya diprivasi, Hari mengangkat telpon itu.
“Halooo siapa ini?”
“Hari ini aku Kanglim”
“Handphonemu bukannya rusak? Terus kamu dapet nomerku dari mana???Kanglim aku kangen sama kamu. Pagi ini kita nggak jalan-jalan ya”
“Iya. Jarak itu bukan jadi penghalang kan?”
“Maksudmu apa Kanglim?”
“Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Pertemuan boleh berakhir dengan perpisahan, tapi cinta ini biarlah menjadi seperti bumi yang tiada ujungnya. Di dunia tidak ada yang abadi”
Tut tut tut tuttt
Seketika telepon terputus. Karena merasa jengkel,Hari melempar handphonenya ke kasur.
“Ehm ditelpon si Kanglim ya? Hati-hati loh cowok itu banyak yang cuma gombal sana sini doang” kata Hyunwoo yang tiba-tiba masuk ke kamar Hari
“Tapi Kanglim enggak kayak gitu kok. Dia ganteng, baik, romantis juga” sahut Hari sambil tersenyum dan mengambil kembali handphonenya yang ia lempar di kasur
“Nih… Aku liatin fo…” belum selesai Hari meneruskan kata-katanya Hari sudah terkejut, sangat terkejut.
Sebenarnya Hari ingin melihatkan fotonya bersama Kanglim yang Ia jadikan wallpaper pada Hyunwoo.
Namun di wallpaper handphonenya Hari hanya foto sendirian. Pose ketika rambutnya diacak-acak oleh Kanglim, kini menjadi foto dirinya sendiri yang seakan-akan rambutnya hanya berantakan tertiup angin. hari langsung membuka galeri fotonya bersama Kanglim saat di taman, tapi sama saja, Hari terlihat foto sendirian.
Saat Hari foto memakai kalung rangkaian bunga, kalung bunganya pun tidak ada.
Hari pun menutup mulutnya rapat-rapat, perlahan air matanya menetes,Hari tidak ingin tangisannya meledak di villa itu.
“Hari? Kamu nggak apa-apa kan?” ujar Hyunwoo dengan mata berkaca-kaca menatap Hari
“Hyunwoo,Kanglim.......Kemarin aku foto-foto sama Kanglim selama 3 hari jalan-jalan bareng dia. Tapi, kenapa sekarang fotonya jadi aku sendirian?” kata Hari sambil menangis
“Ya udah gini aja. Gimana kalo kita sekarang ke villa Kanglim?” ajak Hyunwoo
“Iya,ayo hyunwoo” jawab Hari sambil mengusap air matanya dengan tangan
Sampai di depan villa Kanglim, ini lebih membuat Hari terkejut.Tidak ada lagi villa bercat putih yang di depannya terdapat mobil merah.
Yang ada hanya sisa-sisa villa bercat putih yang hangus karena terbakar.
“Hari, kamu yakin ini villa Kanglim?” tanya Hyunwoo dengan nada lembut
“Iya aku yakin hiks......” jawab Hari menangis tersedu-tersedu
Hari menghampiri villa itu, berdiri di antara sisa-sisa villa yang hangus itu.
Di depannya, ada foto yang seperti pertama kali Hari lihat di villa Kanglim, foto keluarga Kanglim.
Hanya saja kaca bingkainya sedikit berdebu. Seketika Hari terduduk lemas sambil mengusap kaca foto itu.
“Kanglim.. Kamu di mana? Kamu sebenernya siapa? Kenapa kamu misterius? Kenapa kamu pergi gitu aja? Kenapa kamu tega? Kamu pernah bilang gak bakal ninggalin aku. Aku sayang kamu Kanglim, aku ngerasa nyaman kalo sama kamu. Aku kangen kamu.” tangisan Hari meledak dan air matanya menetes membasahi foto itu
“Udah udah jangan nangis Hari, kita pulang yuk kita bahas di rumah” Hyunwoo menarik tangannya agar Hari berdiri
Di villa,Hari bercerita pada Ayah dan Ibunya tentang cerita dari awal bertemu Kanglim hingga Kanglim tiba-tiba menghilang.
Memang banyak kejanggalan saat Hari bersama Kanglim. Mulai dari Kanglim yang selalu tiba-tiba muncul, tangannya yang dingin, AC aneh, dan lain lain.
Hari teringat Kanglim pernah bilang padanya bahwa dia kuliah ilmu komputer di Universitas X.
“Ayah.Choi Kanglim itu kuliah jurusan ilmu komputer di Universitas X” kata Hari pada Ayahnya
“Ya udah sekarang kita ke sana aja. Kita cari kepastiannya” sahut Yoo Jimi
“Ibu serius?” Tanya Hari
“Iya ibu serius” jawab Yoo Jimi
mereka pun segera bersiap-siap menuju Universitas X.
Koo In'nam/Ayah Hari juga menyuruh Mereka untuk mengemasi barang-barang dan meninggalkan villa itu untuk kembali ke kota agar Hari tidak semakin berlarut dalam kesedihan.
Sampai di Universitas X, Koo In'nam bertanya pada pegawai yang bertugas mengolah data mahasiswa.
“Mbak. Apa ada mahasiswa di jurusan ilmu komputer yang bernama Choi Kanglim?” tanya Koo In'nam
“Sebentar ya pak, saya carikan dulu” jawab pegawai itu sambil mengetik dan memandang monitor komputer
“Ada pak. Tapi mohon maaf, dia sudah meninggal” lanjut pegawai itu
“Meninggalnya karena apa ya mbak? Tanggal berapa?” sambung Hari
“Menurut data sepertinya karena villanya mengalami kebakaran, anggota keluarganya meninggal semua. Tanggal ******,*****,*****” sahut pegawai itu
“Oh ya sudah terimakasih” Mereka pun meninggalkan Universitas X
Sepanjang perjalanan, di mobil Hari hanya melamun dan sedikit demi sedikit meneteskan air mata karena mengingat Kanglim
Dan jika Hari menghitung mundur tanggal hari itu hingga tanggal Kanglim meninggal, ternyata 40 hari.
Sekarang Hari jadi paham,Hari takkan melupakan Kanglim dan kenangannya bersama Kanglim.
kanglim, kau ada walaupun tak nyata.