Alarm membangunkan Chleo dari mimpi indah yang tak ingin dia akhiri pagi ini. Setelah mematikan benda yang dia anggap berisik tetapi bermanfaat itu, Chleo merebahkan badannya kembali. Ia butuh 5 menit lagi untuk mengumpulkan nyawanya sebelum meraih handuk dan bergegas ke kamar mandi. Tiba-tiba ingatannya kembali melayang pada mimpi yang baru berapa menit lalu ia tinggalkan. Seorang pria misterius yang entah siapa dan dari mana hadir di mimpi itu. Ini bukan kali pertama Chleo memimpikannya. Entah sudah berapa ratus kali dia hadir dalam bunga tidur Chleo, gadis itu sendiri juga lupa kapan pertama kali pria itu hadir dalam mimpinya. Chleo meraih handpone, di bukanya folder bergambar kalender dan benar seperti dugaannya, hari ini memang tanggal 1 Mei. Pria misterius itu selalu hadir di mimpi Chleo setiap tanggal 1 dan setiap Chleo merayakan ulang tahunnya. Bagi Chleo ini sedikit mistis bukan cuma kebetulan belaka. Anehnya disetiap mimpi Chleo, pria itu tidak pernah berbicara tetapi hanya tersenyum dan menatapnya dari jauh. Dan yang paling aneh dari yang teraneh Chleo menyukai senyumannya, bagi dia itu seperti candu yang mendebarkan.
------------
Sudah dua hari berlalu sejak Chleo memimpikan pria misterius itu dan sekarang tepatnya pukul 19.30 ia bersama dengan kedua orang tuanya berangkat ke Obsevatorium Bosscha yang letaknya tak jauh dari kediaman mereka. Berkunjung ke tempat itu sudah menjadi rutinitas yang dilakukan keluarga ini setiap tiga bulan sekali. Chleo sendiri bingung kenapa kedua orang tuanya begitu terobsesi dengan kegiatan itu. Bahkan walaupun schedule ayahnya padat atau jadwal ibunya ikutan padat, mereka masih sempat-sempatnya ke tempat ini. Bukannya Chleo tidak suka tetapi ia hanya sedikit bingung dan merasa aneh, bayangkan saja selama belasan tahun mereka selalu mengunjungi tempat yang sama dan yang mereka amati hanya bintang arcturus.
"ma,,pa,,, kenapa kita setiap tiga bulannya ke sini? Mama sama papa tidak bosan??" pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Chleo ketika sampai di Obsevatorium Bosscha.
" Mama sama papa tidak bosan sayang,,,,apakah anak mama ini bosan?" Ibu Chleo beralih dari teropong dan mengelus rambut Chleo lembut.
" Bosan sih nggak mah,,,,hanya saja Chleo bingung, setiap kesini kita selalu melihat bintang arcturus. Mama sama papa pasti sangat suka yah sama bintang itu??"
" ia sayang,,kami sangat suka arcturus dan kami juga sangat merindukannya". Kali ini ayah Chleo yang berbicara.
" merindukan arcturus? Kenapa kalian merindukan bintang?" Chleo beralih menatap ayahnya dengan wajah bingung.
" Sebentar lagi kamu paham sayang. Ketika saat itu tiba, biar orang yang tepat yang akan menjelaskan semuanya pada anak ayah ini".
Chleo semakin bingung dibuatnya. Ia tidak mengerti dengan arah pembicaraan ayahnya.
-----------------
Jam menunjukan pukul 03.00, Chleo bangun dari tidurnya dengan keringat dinging. Tubuhnya bergetar hebat, dan entah kenapa perasaan panik seketika menyerangnya. Itu cuma mimpi. Berulang kali ia menenangkan dirinya sendiri tetapi entah kenapa semuanya terasa nyata. Dalam mimpi tersebut Chleo berada di hutan yang dikelilingi oleh pohon-pohon yang tinggi menjulang. Dan tiba-tiba munculah segerombolan mahkluk aneh yang berkaki kuda dan berbadan manusia. Makhluk tersebut sering Chleo lihat di film mitologi Yunani dan orang-orang menyebutnya Kentaur. Mereka mengeluarkan suara-suara aneh dan masing-masing membawah anak panah. Chleo bersembunyi dibalik pohon sambil mengintip karrna sedikit penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh makhluk tersebut. Chleo baru saja berbalik hendak pergi tetapi ia malah menginjak ranting kering. "gadis itu disana"... Setelahnya Chleo tidak ingat lagi akan apa yang mereka katakan, Ia hanya fokus lari untuk menyelamatkan diri. Belasan panah di tembak ke arahnya dan untungnya Chleo masih bisa menghindarinya. Hingga akhirnya sebuah panah lagi-lagi ditembak ke arah Chleo. Ia menutup mata pasrah, tak sanggup lagi untuk menghindar sangking lelahnya. Tiba-tiba Chleo merasakan seseorang memeluknya dan detik berikutnya ia mendengar suara panah yang merobeki kulit. Chleo membuka mata perlahan dan tatapannya bertemu dengan iris gelab milik seseorang yang tengah memelunya. Mata elang itu, mata yang selalu menatap Chleo dari kejauhan. Ia adalah pria misterius yang selalu hadir di mimpi Chloe. Setelahnya pria itu meneriaki kata-kata yang tak bisa Chleo pahami dan gerombolan kentaur tadi hilang dalam hitungan detik. Chleo merasakan cairan hangat mengenai tangannya dan ternyata itu darah. Darah itu berasal dari lengan pria misterius akibat tertembak panah. Chleo panik sebelum akhirnya ia terbangun dari mimpi mengerihkan itu.
Berulang kali Chleo mencoba mengatur nafasnya yang tersenggal. Ia takut dan juga panik. Ia memikirkan keadaan pria yang berada dimimpinya tadi. Logika Chleo berkata bahwa itu cuma mimpi tetapi entah kenapa tetap saja ia memikirkannya. Padahal ulang tahun Chleo masih dua hari lagi, tetapi Chleo sudah memimpikan pria itu.
----------------
Dan sekali lagi Chleo tersadar dari tidurnya. Lagi-lagi mimpi yang kemarin menerjangnya. Masih ditempat yang sama dangan alur yang sama serta tokoh yang sama pula. Chleo memijit pelipisnya pelan, ia pusing memikirkan mimpinya yang begitu rumit. Chleo menoleh ke arah weker dan jam sudah menunjukan pukul 01.30 dini hari, yang artinya sekarang usianya sudah 17 tahun. Ia tersenyum memikirkan dirinya yang bukan anak-anak lagi. Tetapi Chleo merasa ada yang aneh, biasanya orang tuanya memberikan suprise sekedar tiup lilip dan potong kue saat jam 12.00, tetapi hari ini mereka tidak melakukannya. "Apakah mereka lupa? Atau mereka ketiduran?" Chleo bergumam dalam hati. Ia sedikit kecewa dengan ulang tahun kali ini.
Chleo memejamkan matanya kembali sebelum sebuah suara mengagetkannya
"selamat ulang tahun Chleo, my soulmate".
Chleo terperanjat kaget ketika melihat seorang pria yang sekarang berdiri di samping kasurnya.
" kenapa kamu bisa di sini? Apakah aku mimpi? Darimana kamu tahu rumahku? Lewat mana kamu masuk? Dan siapa kamu?" rentetan pertanyaan keluar dari mulut Chleo. segalanya terasa aneh bagi Chleo.
Pria misterius itu menatap mata coklat Chloe , ia mendekatkan wajahnya ke wajah Chloe menepis jarak diantara mereka.
" Aku Xavier, soulmate mu di Arcturus"
Xavier membelai lembut wajah Chloe yang kebingungan lalu tatapannya beralih pada bibir mungil Chloe dan detik berikutnya bibirnya sudah menyatu dengan bibir Chloe. Sebuah kecupan singkat tetapi sangat mendebarkan.
" Apa yang kamu lakukan? Kamu gila?" Chloe mendorong tubuh Xavier agar menjauh. Ia masih belum mengerti dengan apa yang terjadi.
" Ok, sekarang aku akan menjelaskannya. Kamu adalah Soulmate atau pasangan jiwa ku di arcturus. Orang-orang di bumi menyebutnya jodoh. Dan aku adalah Xavier Prince of Arcturus, putra dari Raja Sirius. Soulmate adalah orang yang sudah ditakdirkan semesta, jadi berapa kali pun kamu dilahirkan kembali kamu akan akan tetap dipasangkan dengan orang yang sama. Dan sejak kamu berumur 7 tahun soulmate akan muncul di mimpimu". Xavier memberikan sedikit jeda pada kata-katanya, ia paham sedikit sulit bagi Chloe untuk memahami ceritanya.
" jadi itukah alasannya aku terus memimpikanmu?" kali ini Chloe membuka suara, ada sedikit keragu-raguan di wajahnya.
" ia, kamu memimpikanku karena aku adalah soulmatemu". Xavier meraih tangan Chloe dan menggenggamnya. Ia ingin meyakinkan gadis itu.
" Lalu, kenapa kamu mempunyai soulmate di bumi? Maksudku kenapa soulmatemu tidak tidak sesama penduduk Arctunus?" Chloe menatap pria yang ada di depannya. Hati kecilnya berkata apapun yang pria itu katakan ia harus percaya.
" Kamu juga penduduk Arctunus supaya kamu tahu. Karena aku adalah seorang Prince dan kamu sebagai soulmateku maka akan banyak orang yang mengincar nyawamu. Pasti kamu pernahkan mimpi dikejar manusia berkaki kuda? Itu adalah gambaran kehidupan masa silam kita. Dan itu sangat berbahaya. Makanya sedari lahir kamu dan orang tuamu pindah ke bumi. Dan karena kamu sudah berusia 17 tahun maka kamu dan orang tuamu akan kembali ke tempat dimana kamu seharunya berada. Dan ketika kembali nanti kita akan menikah sayang." Sebuah senyuman terbit di wajah Xavier. Chloe terpanah melihat senyuman itu, senyuman yang selalu ia lihat di mimpi tetapi sekarang semuanya nyata.
" Aku harus membangunkan mama papa dulu. Aku harus bertanya kepada mereka". Chloe hendak beranjak dari ranjangnya tetapi sebuah tangan nan kekar kembali menahannya.
" percuma, mereka sudah tidak ada disini. Mereka sudah kembali ke atas sejak beberapa jam yang lalu."
" Apa? Kenapa mereka tidak mengajakku? Aku kan putri mereka" Chloe mengerutkan keningnya sedikit kecewa dengan orang tuanya. Matanya mulai berair ingin menangis.
" Hei,,apakah kamu menangis? " Xavier mengangkat lembut dagu Chloe yang tertunduk.
"Tidak. Aku hanya sedikit kecewa". Chloe kembali menundukan wajahnya.
Kemudian Xavier menarik Chloe dalam dekapannya. Ia tidak mau Soulmatenya sedih.
" Di Arctunus ketika seorang gadis menginjak usia 17 tahun maka tanggung jawab orang tuanya akan di pindahkan ke Soulmatenya. Maka daripada itu orang tuamu pergi, mereka tidak bermaksud meninggalkanmu, hanya saja mereka tahu bahwa aku akan menjemputmu."
Chloe mendongakan wajahnya, menatap pria yang sedang memeluknya sekarang.
" Lantas, kita ini bukan manusia?" pertanyaan konyol Chloe mengundang tawa Xavier.
" Bukan sayang. Orang-orang dibumi menyebut kita alien. Sedangkan di Arctunus kita menyebut diri kita sendiri dengan Arctuner".
" Bedanya kita sama manusia apa?"
" Darah kita panas sedangkan darah mereka tidak. Nanti akan saya jelaskan semuanya. Sekarang bergegaslah kita harus kembali ke Arctunus sebelum jam 3 pagi.Kalau tidak kita akan terjebak di bumi selamanya".
Chloe mengangguk singkat sambil menerima uluran tangan Xavier. Sekarang ia paham kenapa darahnya terasa panas berbeda dengan darah manusia lain.
End.