Hai, namaku Nayla Stevani.. Umurku 22 tahun dan saat ini aku tengah menjalani semester terakhir di kuliahku, yup yang artinya sebentar lagi aku akan diwisuda dan mendapat gelar sarjana.
Aku tinggal sendiri karena kedua orang tua ku pisah alias cerai, ya aku pun bekerja sebagai kasir di sebuah minimarket untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tentu saja uang yang ku hasilkan dari sana tak begitu banyak, sehingga aku memutuskan untuk menjual diriku dengan bekerja sebagai pelayan di sebuah bar.
Setiap harinya setelah menyelesaikan kuliah, aku datang ke minimarket untuk bekerja disana.. Dan setelah tempat itu tutup, aku pun langsung menuju ke bar untuk melayani para pelanggan-pelanggan yang hadir.
Tak jarang aku harus memuaskan mereka di ranjang, bahkan bukan hanya sekali tapi berkali-kali di malam yang sama.
Aku lebih sering mendapat pelanggan yang usianya jauh di atas ku, ya sebut saja mereka om-om tua kaya raya yang kebingungan bagaimana caranya menghabiskan uang.
Malam itu lagi dan lagi aku harus melayani seorang pria tua yang katanya pemilik perusahaan besar di kota ini, aku mendatanginya sambil membawa minuman di tanganku.
"Malam pak, silahkan diminum!" sapa ku dengan lembut dengan disertai senyuman agar pelanggan merasa senang.
Pria tua itu terus memandangi lekuk tubuhku dari atas sampai bawah, ia sepertinya suka denganku terlihat dari ekspresi wajahnya yang begitu bernafsu.
"Ya duduklah manis! Biarkan aku bisa menyentuh tubuhmu yang indah itu..!!" ucapnya seraya menggoda ku.
Aku pun menuruti kemauan nya dan duduk disebelahnya, ia langsung mendekatiku sambil tersenyum lalu membelai rambut ku.
Dia sangat agresif bahkan langsung merangkul ku dan ingin mencium pipi ku, dengan cepat aku menghalaunya.
"Maaf pak, jika anda ingin itu maka anda harus membayar lebih!" ucapku seraya menatap mata nya.
"Oh ya tentu saja, berapapun akan ku bayar asal dapat menikmati tubuhmu itu.. Bahkan separuh kekayaan ku rela kuberikan untukmu manis!" ucapnya dengan tatapan menggoda.
"Baik pak, sekarang anda bisa melakukan apapun pada saya.." ucap ku sambil tersenyum.
Pria tua itu meminta ku duduk di pangkuannya, ya tentu saja aku menurut karena dia berjanji akan membayar ku.
Aku pun bangkit lalu duduk tepat di pangkuan pria tersebut, aku juga merangkulnya hingga membuat dia makin tak bisa menahan nafsunya.
Dia langsung menciumi wajahku lalu turun ke leher serta lenganku, tampak ia memang sudah di puncak hawa nafsunya.
"Siapa namamu manis?" tanyanya sambil menyibakkan rambut ku.
"Nayla pak, panggil saja aku dengan nama itu!" jawabku sambil mengelus wajahnya yang membuat dia semakin tak tahan lagi.
"Nama yang bagus sayang, sekarang ayo kita lanjutkan di kamar!" pintanya.
Aku pun berdiri agar pria itu bisa bangkit juga, lalu aku kembali merangkulnya dan kami pun berjalan menuju kamar yang memang sudah disediakan disana.
Dengan cepat dia melepaskan tanganku dari pundaknya dan mendudukkan ku di pinggir ranjang, tak lupa dia mengunci pintu kamar agar orang-orang tahu kalau kamar itu sudah dibooking olehnya.
Kemudian dia kembali sambil melepaskan satu persatu kancing bajunya, setelahnya dia memegang wajahku seraya mendekatkan bibirnya ke bibirku.
Dan yap kini bibir kami sudah saling menempel, dia pun memainkan lidahnya di dalam rongga mulut ku, dia cukup lihai melakukan hal tersebut ya tentu saja karena dia pasti sudah berpengalaman.
Aku tak tinggal diam, untuk memuaskannya dan tak membuat dia kecewa maka aku membalas ciumannya tersebut.
Setelah dirasa butuh oksigen, dia melepaskan ciumannya lalu beralih ke leherku dan menciumi setiap inci jenjang leherku.
Tangannya dengan sigap juga membuka kancing bajuku hingga kini terpampang jelas dalaman berwarna biru yang aku kenakan.
Ia menjilati dadaku sambil mengelus-elus kedua lenganku, itu membuatku mengerang nikmat.
Dia juga melucuti rok ku dan membuangnya ke sembarang tempat, tangannya terus meraba-rabaa setiap lekuk tubuhku.
Selanjutnya ia melepas semua dalaman ku hingga kini aku dalam kondisi full naked, dia juga melepaskan celananya dan membuat miliknya terpampang jelas di hadapan ku.
"Kocok lah ini dengan tanganmu manis!" ucapnya.
Aku pun mulai melakukan hal yang ia minta, cukup lama hingga dia memintaku berhenti dan langsung mendorong tubuhku.
Dia langsung menindih ku dan memulai puncak aksinya dengan cukup cepat hingga membuatku mendesah nikmat dicampur perih juga kurasakan.
Setelah puas, dia pun memakai kembali pakaiannya dan segera meminta nomor rekening ku...
"Berapa nomor rekening kamu?" tanyanya.
Aku pun memberitahu padanya, yup dia langsung mentransfer uang cukup banyak ke rekening ku.
Dia menghampiri ku kembali dan mendekati telingaku,
"Terimakasih atas layanannya, kamu benar-benar memuaskan ku sayang! Oh ya ini kartu namaku, kamu bisa hubungi aku jika memerlukan tambahan uang!" bisiknya sambil memberikan kartu namanya padaku.
Dia mengecup kening, pipi serta bibirku lagi dan barulah dia pergi keluar dari kamar itu.. Aku memandangi kartu namanya sambil berpikir mungkin dia bisa membantu keuangan ku.
Lalu, aku pun memakai kembali pakaian ku dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelahnya, aku kembali ke meja pelayan bersama teman-teman ku yang ada disana..
"Wih ada yang dapet pelanggan nih, gimana memuaskan gak hasilnya??" ujar temanku yang bernama Sisil, dia juga berprofesi sama sepertiku.
"Ya pasti puas lah, lihat aja tuh dia senyum-senyum begitu! Pasti pelanggan nya tadi orang kaya terus dia dikasih tips banyak tuh..!!" saut temanku satu lagi namanya Bella, dia barista disana.
"Iya dong lumayan lah daripada yang kemarin, tips dari orang tadi mungkin bisa buat gue beli motor baru.." ucapku tersenyum bahagia.
"Wih wih banyak banget dong, kalo gitu traktir kita-kita lah..!!" ujar Bella.
"Santai aja, besok gue traktir kalian semua kok!" ucap ku.
Ya mereka pun bersorak karena akan ditraktir olehku, dan sesaat kemudian datang lagi pelanggan yang minta dilayani oleh kami.
Sontak aku serta Sisil dan juga Nita datang menghampiri mereka untuk melakukan tugas kami, ya masing-masing memuaskan satu pria tentunya dan aku lagi-lagi kebagian pria tua.
Setelah itu, kini tiba saatnya bar tutup dan aku akan kembali pulang ke kosan.. Aku menjalankan motorku pergi dari bar tersebut, lalu aku berhenti sejenak di sebuah mesin ATM untuk mengambil uang tentunya.
Aku pun membeli makanan di sebuah toko yang masih buka, ya barulah aku lanjut menuju kosan.
Hari ini adalah hari yang melelahkan bagiku, karena cukup ramai pengunjung yang datang ke bar dan meminta dilayani.. Aku langsung melepas pakaian lalu masuk ke kamar mandi membersihkan tubuh, tak terhitung sudah berapa kali tubuh mulus ku ini disentuh oleh orang-orang itu.
Keesokan harinya, aku kembali berkuliah seperti biasa.. Namun anehnya orang-orang memandang ku dengan tatapan sinis serta sedikit mengumpat padaku, aku merasa heran mengapa mereka begitu.
Kemudian aku menemui sahabatku di kampus yang bernama Laras dan bertanya soal itu padanya,
"Ras, ini pada kenapa sih? Kok kayak gak suka gitu sama gue??" tanyaku pada Laras.
Tampak juga Laras tidak senang aku mendekatinya, tapi dia tetap menjelaskan semuanya padaku.
"Mending lu lihat aja deh sendiri di papan pengumuman kampus! Udah ya gue pergi," jawab Laras cukup ketus lalu meninggalkan ku.
Karena penasaran aku langsung menuju papan pengumuman sesuai perkataan Laras barusan, disana banyak sekali orang yang tengah berkumpul.
Mereka sontak menatap sinis ke arahku ketika tahu aku ada disana, mereka juga melontarkan perkataan yang tak mengenakkan bagi ku.
Dan ketika aku sampai di depan papan itu, aku sangat syok karena disana terpampang foto-foto ku mengenakan bikini dan tengah menggoda om-om di sebuah bar.
"Wooo dasar l*nte!"
"Murahan!"
"Pemuas om-om..!!"
Mereka terus melontarkan perkataan seperti itu padaku, bahkan ada juga yang melempar gulungan kertas ke arahku.
Sampai seseorang datang membubarkan orang-orang tersebut, ya dialah Virgo cowok yang aku sukai selama ini.
"Lu gapapa kan?" tanyanya.
"Gapapa kok," jawabku pelan.
"Yuk ikut gue!" ucapnya langsung menarik tanganku.
Dia membawaku ke taman di dekat kampus lalu mulai melontarkan pertanyaan padaku.
"Apa benar foto-foto yang ditempel disana itu lu dan bukan editan??" tanya Virgo.
Aku mengangguk karena memang benar itu bukan editan dan aku juga adalah wanita pemuas.
Virgo tampak kecewa mengetahui itu, dia tak menyangka jika aku ternyata adalah wanita yang seperti itu.
Tapi, dia tampak mengerti kondisi ku.. Ya dia tahu kalau aku terpaksa melakukan itu untuk memenuhi kebutuhan hidup ku, aku pun menjelaskan semuanya pada dia mengapa aku menjadi pemuas di bar tersebut.
Ya dia pun memeluk ku dan membiarkan aku menangis dalam pelukannya.. Tapi setelahnya dia pamit dan meninggalkan ku sendirian disana.
Sebentar lagi akan diadakan ujian akhir, lagi-lagi banyak uang harus ku keluarkan untuk bisa mengikuti ujian tersebut.
Karena harus belajar, aku memutuskan keluar dari minimarket tempat ku bekerja dan kini hanya mengandalkan pekerjaan ku sebagai wanita pemuas di bar.
Malam itu aku datang ke bar, terlihat pemilik bar tersebut langsung menghampiri ku sambil tersenyum.. Aku heran kenapa dia begitu dan coba bertanya.
"Ada apa pak?" tanyaku penuh keheranan.
"Ada berita bagus Nayla, barusan seseorang menelpon ku dan menyewa kamu dengan harga yang cukup tinggi! Bahkan dia juga sudah mentransfer uang itu ke saya," jawabnya.
Aku pun senang mendengarnya ya karena aku sangat membutuhkan uang...
"Beneran pak? Terus dimana orang itu sekarang?" tanyaku.
"Dia di sebuah apartemen, kamu diminta datang kesana lalu memuaskan dia semalaman disana! Sudah cepatlah kamu berangkat, saya akan mengirimkan lokasinya ke handphone kamu sekarang juga!" jawabnya.
"Iya iya aku berangkat sekarang," ucapku.
Dengan cepat aku langsung kembali ke motorku dan berangkat menuju apartemen pria yang menyewa ku.
Akhirnya aku sampai di apartemen dia, aku pun mengetuk pintunya kemudian seorang pria keluar membukanya.
"Permisi, aku Nayla dari bar xx.." ucapku.
"Masuklah!" ujarnya dingin.
Aku pun masuk ke dalam dan pria itu langsung menutup pintunya dengan cepat.
Setelahnya dia mendekati ku kemudian mendorong tubuhku hingga menempel di tembok kamarnya.
Pria itu mencengkeram dua tanganku dengan satu tangan saja, lalu menaruhnya di atas kepalaku.
Ia menggunakan satu tangannya untuk memegang daguku, aku sangat deg-degan saat itu mungkinkah aku akan diperlakukan kasar olehnya?
Dia mendekatkan bibirnya dan langsung mencium bibir ku dengan ganas, ya ini terasa sangat sakit bagiku.
Namun, tak lama ia melepaskan ciumannya dan juga melepaskan tanganku...
"Sudah itu saja, berikan nomor rekening mu sekarang!" ujarnya.
Aku merasa heran, ya tentu saja bukannya dia menyewa ku untuk memuaskannya semalaman? Lalu mengapa ia hanya mencium bibirku??
"Kenapa? Cepet mana rekening mu!" ujarnya lagi.
"Iya sebentar," ucapku.
Aku pun memberikan nomor rekening ku padanya dan dia pun langsung mentransfer banyak uang kesana.
"Aku sudah memberikan kamu uang, oh ya kenalkan namaku Ariel!" ujarnya sambil mengulurkan tangannya.
"Aku Nayla, terimakasih atas uangnya! Tapi kenapa kamu cuma melakukan itu?" ucapku sambil bersalaman dengan dia.
"Duduklah disana, akan ku jelaskan padamu!" ucap Ariel.
Aku menurut dan duduk di ranjangnya, dia pun menuangkan air putih ke sebuah gelas lalu duduk juga di samping ku.
"Ini minumlah!" ujarnya memberikan segelas air putih padaku.
"Terimakasih," ucapku lalu meminumnya.
Setelahnya, Ariel mulai membuka mulutnya dan menjelaskan mengapa dia hanya melakukan itu padaku tadi.
"Aku ini bukan tipe laki-laki yang suka mencari kepuasan dan meluapkannya pada wanita sepertimu, karena itulah tadi aku hanya mencium bibirmu.." ucap Ariel.
"Lalu kenapa kau sampai rela mengeluarkan uang sebanyak itu untuk menyewa aku semalaman?" tanyaku masih bingung.
"Karena aku ingin membantumu, aku tahu gadis muda sepertimu tidak mungkin berniat jadi wanita pemuas jika bukan karena sesuatu hal! Pasti kau memiliki kesulitan ekonomi kan?" ujar Ariel.
"Iya benar, sejak orang tuaku versi aku memilih tinggal sendiri disini dan melanjutkan kuliah dengan uang hasil kerjaku di minimarket.. Tapi, besarnya biaya yang harus aku keluarkan ditambah lagi kebutuhan sehari-hari yang banyak membuat aku terpaksa bekerja di tempat itu!" jelas ku.
"Sudah ku duga, karena itulah aku menyewa mu! Mulai besok berhentilah bekerja disana, gunakan uang dariku tadi untuk membayar kuliahmu! Jika memang kurang kau bisa bicara padaku, jangan sungkan aku tak akan meminta apapun darimu! Aku hanya ingin menyelamatkan wanita seperti mu dari dunia gelap seperti ini," ucap Ariel.
Kata-kata Ariel membuatku tersentuh, aku tak menyangka ada lelaki seperti dia di zaman ini.
"Terimakasih, aku benar-benar tidak tahu harus apa untuk bisa membalas kebaikan kamu.." ucapku dengan mata berkaca-kaca.
"Kamu keluar dari tempat itu, itu sudah cukup bagiku!" ucap Ariel.
Aku pun reflek memeluk Ariel sambil menangis bahagia, tampak Ariel juga tidak keberatan aku memeluk tubuhnya dan membasahi bajunya dengan air mataku.
"Sudah sudah! Sebaiknya kamu tidur karena ini sudah malam, kamu tenang saja saya tidak akan apa-apain kamu kok!" ucap Ariel.
Aku melepaskan pelukan ku dan menyeka air mataku.
"Iya aku percaya kok kamu orang baik, sekali lagi terimakasih karena sudah menjadi penolongku!" ucapku.
"Sama-sama night Angel!" ucap Ariel tersenyum.
Ya sejak mengenal Ariel, hidupku jadi lebih berwarna dan juga menyenangkan.. Tentu saja karena aku bisa terlepas dari dunia gelap yang selama ini ku arungi demi menjalani hidup.
Hari ini adalah hari ujian, aku diantar oleh Ariel agar tak terlambat dengan mobil mewah miliknya.
Ya memang aku masih tinggal bersama Ariel di apartemennya, entah sampai kapan dia terus memintaku tinggal disana.. Tapi aku tak peduli karena tinggal bersamanya lebih membuatku aman dan nyaman.
~Tamat~
Hore sampe akhir🎉🎉🥳🥳
Jangan lupa like+komen ya ges ya!!!🤗🤗