judul cerpen: Lelah
Tema. : penyesalan
Genre : Teen, kriminal, patahhati
penulis. : Ika Septi Oktaviana
Malam hari ini indah karena langit penuh bintang dan bulan bersinar terang, tapi tidak bagi seorang gadis yang sedang ketakutan di dalam gudang yang gelap hanya ada penerangan dari cahaya bulan. gadis itu ialah anak tiri dari pak tirto dan harni, gadis itu DAVINA PUTRI.
Davina sering di siksa oleh ayah dan ibu karena dia anak tiri dan dianggap anak pembawa sial, davina sendiri merasa kecewa kepada ayah kandungnya karena tidak pernah membelanya dan tidak menyayanginya, ibu kandung Davina sudah meninggal dan ibu kandung Davina adalah istri ke-2 dari pak tirto.
Davina bagi keluarganya hanyalah anak pembawa sial tidak seperti kakaknya yang selalu dibangga- banggakan, saat ini davina didalam gudang menangis dalam diam karena rasa sakit di fisik maupun batinnya , tapi dia tidak pernah dendam kepada keluarganya
"Lelah" ujar Davina lirih
"tuhan aku lelah dengan hidup ini, aku ingin pergi dari dunia ini, aku sangat lelah, tolong tuhan bawa aku pergi dari sini"lanjut davina lirih
sekarang yang ada pada benak davina hanya kata "LELAH" tidak ada kata bahagia, dalam benaknya"KAPAN AKU BAHAGIA TUHAN" dan "APA AKU TIDAK BOLEH BAHAGIA WALAU HANYA SEBENTAR" itulah kata-kata yang ada di dalam benak davina. davina sendiri mengidap penyakit leukimia atau kanker darah, tidak ada yang tau tentang penyakitnya jika keluarga nya di beritahu mereka pun tak peduli, bahkan sekarang kankernya sudah tahap lanjut umurnya tidak lama lagi, tapi keluarga nya acih tak acuh dengan dirinya , davina pun menangis mengingat tentang keluarganya hingga davina lelah menangis dan tertidur di lantai yang dingin
~~~~~~~
Di pagi hari yang cerah ini davina masih tidur tiba-tiba davina disiram dengan air dingin
"HEH... BANGUN ANAK PEMBAWA SIAL, CEPAT BANGUN DAN SIAPKAN SARAPAN" ujar ibu tiri davina, harni
davina yang disiram pun terkejut karena airnya dingin belum lagi bentakan ibu tirinya
"ii...yaaa bu " balas Davina terbata-bata karena terkejut sekaligus kedinginan
" bagus, jangna lama - lama kami sudah lapar " ujar harni dengan ketus lalu berlalu pergi sedangkan davina hanya mengangguk sebagai jawaban
Davina pun berjalan keluar dengan menahan rasa sakit, para pelayan pun merasa iba pada nona mereka yang selalu mendapat siksaan, davina mulai menyiapkan makanan selesai memasak para pelayan lainnya membantu menyajikan hidangan, selesai itu davina pergi ke gudang belakang untuk makan disana( sungguh ironis bukan)
hari ini keluarga davina sedang mengadakan piknik dihalaman depan rumah mereka davina pun hanya bisa melihat dari samping halaman karena tidak ingin menganggu mereka, davina juga hanya melihat sepupunya yang masih umur 7 tahun itu
" kak azil ayo kita main bola" ujar anak kecil umur 7 tahun itu, yaitu marchell yang mengajak azril utk bermain
" oke, ayo kita main bola" balas azril
saat sedang bermain telepon azril berbunyi dan tertera nama temannya, saat azril asyik dengan teleponnya ia lupa sedang bermain dengan marchell, marchell yang kesal pada azril pun bermain sendiri dan tak sengaja bola marchell menggelinding di jalan raya, marchell pun berlari mengambil bola dan saat itu juga marchell tak menyadari ada sebuah truk yang melaju kencang, davina yang melihat marchell akan ditabrak truk pun langsung berlari ke arah marchell, degan refleks davina berteriak
"MARCHELLLL AWAASSS" ujar davina yang berteriak
semua orang yang mendengar teriakan iru terlebih ada nama marchell mereka pun menengok ke arah jalan dan terlihatlah marchell yang akan tertabrak truk dann...
BRUUKK..
AKKHHH...
Davina langsung mendorong marchell ke tepian jalan dan naas davina tidak sempat menghindar dan davina tertabrak truk yang melaju kencang itu , sementara keluarga davina mematung ditempat saat melihat kejadian itu, mereka tersadar saat teriakan dari pak tirto
" DAVINNAAA" ujar pak tirto berteriak
mereka pun menghampiri Davina dan marchell, davina langsung dibawa kerumah sakit, saat tiba di rumah sakit dokter yang mengenal davina sontak langsung menyuruh suster mengambil brankar, lalu davina dibawa masuk ke ruangan IGD
semua keluarga davina merasa was-was dengan keadaannya, dan mereka pernah menyiksanya dan memarahi atau berbuat kasar padanya merasa bersalah yang amat besar, mereka semua melamun dengan pikiran masing-masing, hingga lamunan mereka terbunyar oleh pintu terbuka dan terlihatlah dokter yang menangani davina. Dokter itu pun menatap ke arah keluarga pasien nya dengan raut wajah yang sulit untuk diartikan
"Dok bagaimana keadaan 'putri saya' " ujar pak tirto
baru kali ini pak tirto mengakui davina putrinya hingga membuat yang lainnya tertegun
sedangkan dokter itu dengan terpaksa menjawab
" maaf, kami sudah melakukan yang terbaik, tapi tuhan berkehendak lain" balas dokter itu yang bernama Romeo dengan wajah sedih karena gagal menyelamatkan pasiennya tapi dia tidak bisa melawan takdir dari tuhan
keluarga davina mematung dan kaki mereka terkulai lemas saat mendengar kata dokter itu, hinggaa....
"Tidak putriku masih hidup dia masih hidup " ujar pak tirto dengan menangis meraung-raung kemudian berlalu pergi masuk keruangan davina di susul oleh yang lainnya
mata mereka menangkap tubuh davina yang kaku dengan wajah damai putih pucat nya
keluarga davina pun merasa bersalah dan menyesal karena pernah menyiksanya, kini mereka merasakan penyesalan tiada akhir di hidup mereka, kejadian ini bagai Boomerang di memori mereka.
Dan sekarang hanya tinggal penyesalan dalam hidup mereka.
#TAMAT