Gadis remaja yang baru duduk di bangku SMP terlihat sangat kelelahan, sesekali ia mengelap keringat yang membasahi pelipisnya. arsila, itulah namanya.
"Cila, sini sebentar"Teriak wanita parubaya yang dari teras rumahnya.
"Ada apa tante?" Tanya arsila mempercepat langkahnya menghampiri rumah tantenya.
"Bilangin sama ayah nanti kesini, soalnya rumah nya om mau di renofasi. katanya ayah cila mau ngambil lemari di rumah si om" ujar tantenya menjelaskan, arsila hanya mengangguk pelan menjawab ucapan tantenya.
"Mau minum dulu? emang ayah gak jemput cila?"Tanya tantenya melihat arsila sangat kelelahan.
"enggak ah tante, cila mau langsung pulang aja. ayah lagi kerja"
"Yaudah hati hati di jalan"
Lemari yang di maksud adalah lemari bekas alm ayahnya om Edi, sodara jauh arsila. berhubung yang tinggal di rumah itu tinggal om Edi jadi ia memberikan sebagian barang barang yang sudah tak terpakai untuk sodara sodaranya. Ya, seperti lemari yang akan di berikan pada ayah arsila ini.
singkat cerita lemari itu di simpan di kamar arsila karena gadis itu sangat menyukai bentuk dan warnanya. cocok untuk arsila bisa untuk belajar karena terdapat rak rak untuk menyimpan buku.
Awal lemari itu di simpan arsila selalu mengeluh kehilangan bukunya karena di gondol tikus yang bersarang di kolong lemari tersebut. Namun anehnya, sebelum ada lemari itu sangat jarang sekali ada tikur ke kamar arsila, berbeda dengan sekarang.
Malam yang sunyi, kedua orang tua arsila sudah tidur pulas di kamar mereka televisi pun sudah di matikan sejak tadi. Jam di dinding sudah menunjukan pukul sembilan malam namun rasa ngantuk belum juga menghampiri arsila. suara detik jam dinding terdengar sangat menyeramkan bagi arsila yang memang agak penakut.
Blug...
Blug ...
Blug...
Lagi lagi,terdegar suara orang melangkah dengan kerasnya tepat di depan kamar arsila. Gadis itu berusaha memejamkan matanya dengan keringat dingin mengucur membasahi dahinya. Terlebih suara ribut dari bawah lemari membuat arsila tidak bisa tidur.
Pagi hari seperti biasa arsila sarapan di temani ibunya disampingnya, dengan suapan lemah arsila memaksa sendok berisi makanan masuk ke dalam mulutnya.
"Mah, ko di bawah lemari cila jadi banya tikus ya?" Tanya arsila pada sang ibu. Padahal ia belum tau jelas yang berisik di bawah lemari itu tikus atau apa karena ia tak pernah melihat jelas.
"Hah masa sih, kan gapernah tuh ada tikus di kamar cila"Jawab ibunya heran. "Nanti deh mamah kasih tau ayah biar di cek"sambungnya
"Beneran ya mah, buku buku cila jadi pada ilang soalnya"Keluh arsila.
"Iya iya, cepet abiskan makannya udah siang nanti telat sekolahnya" Peringat sang ibu
"Udah ah mah, udah kenyang. Oiya, di anterin ayah kan sekolah nyah?"
"Kebiasaan, itu badan udah tulang semua juga"
"Iya, itu ayahmu dari tadi udah nunggu di luar" Sambungnya sembari membereskan piring dan gelas bekas arsila.
Ibu arsila memandang badan anaknya cungkring bukan langsing, padahal jelas jelas badan arsila di kagumi teman temannya di sekolah.
Semakin kesini kamar yang di tempati arsila suasanya menjadi dingin seperti sudah lama tidak di tempati, padahal setiap hari gadis itu tidur disana.
Malam itu arsila sedang mengerjakan tugas di kamarnya, meskipun rasa ngantuk sudah menghampirinya dan matanya sudah sangat berat untuk dibuka. Gadis itu terus mengerjakan tugasnya hingga selesai dengan alasan takut di hukum gurunya.
Lampu kamar di matikan sehingga hampir tidak terlihat apapun. Bagi gadis itu sangat menakutkan jika tidur dengan lampu menyala, karena bisa saja hal hal menakutkan seperti hantu datang tiba tiba dan langsung terlihat olehnya. Sungguh mengerikan apa yang di bayangkan gadis itu.
dengan ranjang cukup luas, di sebelah arsila memang bisa di tempati oleh satu orang lagi untuk tidur bersamanya.
Grutuk
Grutuk
Grutuk
Suara yang sangat berisik di samping arsila membuat tidurnya sedikit terganggu. Dalam keadaan gelap gulita gadis itu mencoba mencari sumber suara tersebut namun nihil di sampingnya tidak ada satupun tikus atau apapun, padahal ia tak menggerakan badannya sama sekali. Hanya membuka matanya lalu melirik.
Gadis itu tak merasa takut sedikitpun, karena bisa saja tikus yang gerak cepat untuk meninggalkan tempat di samping arsila.
Baru saja arsila akan terlelap kembali dalam tidurnya gadis itu kembari mendengar suara bising di sampingnya. Posisi ia yang sedang memeluk guling dan menghadap ke tempat kosong di sebelahnya kini mulai merasa heran dan ketakutan. Benar benar tak ada apapun di sebelah gadis itu, meskipun gelap setidaknya jika ada hewan akan terlihat. Dan anehnya lagi, ketika arsila membuka mata kebisingan yang semula terdengar langsung senyap.
Kali ini arsila mencoba untuk tidur dan merentangkan tangannya kesamping ranjanya yang kosong. kali ini ia belum tidur namun ia hanya memejamkan matanya.
Kembali terdengar suara berisik dari sampingnya, namun arsila tidak langsung membuka matanya karena penasaran seberapa lama siara bising itu bertahan.
Semakin di biarkan suaranya semakin gaduh dan tersengar seperti banyak sekali makhluk yang melompat lompat di atas ranjang itu.
Seketika saat arsila ingin membuka mata tangan arsila di pegang sangat erat oleh tangan yang tak berwujud. namun ia sangat jelas merasakan ada tangan yang menggenggam tangannya.
"Aaaaaa" Teriak arsila mengagetkan kedua orang tuanya yang sedang menonton televisi di ruang keluarga.
seperti saat pertama setelah gadia itu membuka mata suara bising itu hilang, bahkan dengan tangan yang mencengkramnya.
Ayah arsila langsung menghampiri anakn gadis nya yang masih teriak histeris dengan badan yang gemetar hebat.
"Ada apa?" Tanya ayah arsila khawatir
"Ada tangan yang mencengkram tangan cila yah, cila takut"
"Kasih minum dulu yah"Ujar mama arsila sambil memberikan segelas air putih pada ayah arsila.
Setelah kejadian itu kedua orang tua arsila tidak memberi tahu apa yang penyebabnya denga adanya tangan gaib itu.
Hari hari selanjutnya, tidak ada lagi suara bising. Namun, ketika arsila sedang tertidur selalu seperti ada orang yang berjalan di bantal atau di samping tidurnya. sangat jelas sekali terasa. gadis itupun kembali menceritakan hal itu pada kedua orang tuanya. Namun, ayah ibu nya hanya bilang bahwa itu hanya perasaan anak nya saja.
Dua tahun telah berlalu. Kini arsila sudah pindah rumah ke dekat neneknya dan lemarinya pun sudah di hancurkan oleh ayahnya.
Arsila pun sudah mendapan jawaban dari rasa penasarannya.
Ternyara lemari itu bekas menyimpan Batu (entah batu apa itu mungkin batu gaib atah batu keramat) , jadi sima yang ada di dalam batu itu masih tersimpan di dalam lemari sampai terbawa ke rumah arsila bahkan ke kamarnya.