Perjodohan, sering kali menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian manusia. Menikahi orang yang kita tidak kenali ataupun cintai. Namun terkadang asmara perjodohan tidak bisa bertahan lama.
Tapi beda halnya dengan Niara putri. Si korban perjodohan. Bagaimana rasanya menghadapi suami yang super duper sibuk, cuek dan dingin. Tapi terkadang mesum😅.
Belum lagi pelakor pelakor yang berkeliaran di luar sana yang siap mengembat suami tampan nya sewaktu waktu.
Inilah perjuangan Niara putri mempertahankan pernikahan nya dan berjuang mendapatkan cinta suaminya.
----------------------------
Hari demi hari berlalu, kehidupan Nia yang berpindah latar mulai dari Indonesia dan sekarang berada di Singapura. Tak banyak yang Nia lakukan hanya belajar, berangkat ke kampus, melakukan kewajibannya sebagai istri. Dan pastinya dia selalu mengganggu suaminya.
Dua sejoli yang bertolak belakang bagaikan doggy dan catty. Dengan sejuta akal nya Nia berusaha mendapatkan perhatian dari suaminya. Nia sendiri tau kalau peringkat dirinya saat ini di kehidupan suaminya adalah yang ke-4. Pertama, diduduki oleh pekerjaan suaminya sebagai direktur utama.
Kedua, adalah klien klien yang menyebalkan.
Ketiga, adalah olahraga. Otot perut yang selalu suami Nia jaga dan sayang sayangi.
Dan ke empat yaitu dirinya sendiri.
Sungguh menyebalkan memang. Tapi Nia selalu bersabar akan hal itu.
Tepatnya hari ini tanggal 8 Juli 1992, suami Nia berumur 29 tahun. Sepulang dari kampus dia langsung melempar asal tas nya ke sofa depan. Nia berlari menuju dapur. Dengan nafas yang terengah-engah Nia berbicara pada koki di mansion nya.
"Ada apa nyonya, anda butuh h sesuatu?" Ucap koki wanita yang bernama kekei itu.
"Iiiih,,,,,sudah Nia bilang. Jangan panggil Nia nyonya. Nia tidak setua itu tau!" Ucap Nia sambil menghentakkan kakinya kelantai.
"A,,m-maaf nyonya. Tapi ini perintah dari tuan. Saya tidak bisa menolaknya." Sambung koki kekei.
"Ah,,yasudah lah. Apa terserah kalian semua." Nia membalikkan badannya dan pergi dari dapur. Namun baru saja dia melangkah sebanyak empat kali. Tiba tiba saja suara cempreng memekik telinga seluruh koki yang ada di dapur.
"'aaaaaaaaa' Nia lupaa........!"
Delapan koki yang ada disitu langsung menutup telinganya masing masing. Namun ada juga yang tiarap di lantai. Piring yang berada di meja dapur pun ikut bergetar dan lama-lama jatuh ke lantai
Ce'taaaarrrrrrrr.....
Tiga jam berlalu, Nia menatap puas kue ulangtahun buatannya sendiri. Sempurna! Seperti dirinya sendiri. Eitss,,,tapi bukan Nia yang sekarang. Tapi setelah dia mandi baru akan menjadi sempurna. Jangan ditanya sekarang Nia sendiri bagaimana kondisinya. Dia sudah berlumur tepung. Bajunya sendiri sudah tidak berbentuk dari semula. Wajah nya juga sekarang menjadi tambah putih kerena tepung,tapi hanya sebelahnya saja.
"Menurut kalian semua, kue buatan Nia cantik nggak?" Nia bertanya pada seluruh koki yang menyaksikan dirinya bekerja.
"Cantik nyonya. Sangat cantik."
"Marvelous nyonya."
"Amazing nyonya. Best lah pokoknya."
Dan masih banyak lagi.
Nia tersenyum gembira melihat respon positif dari para koki terhadap kue buatannya.
"Oke. Yasudah kalau begitu Nia mandi dulu."
Nia memasukkan kue nya ke dalam kulkas.
" Nia titip ya." Nia pun pergi untuk mandi.
"Siap nyonya." Ucap para koki kompak.
30 menit berlalu. Nia sudah bersih, wangi dan pastinya cantik. Nia pergi ke kantor suaminya sambil membawa kue yang dia buat tadi.
"Semoga mas Fahmi ada di kantor."
Sesampainya di kantor, Nia langsung masuk ke dalam lobby.
"Selamat datang dan selamat siang nyonya." Ucap resepsionis ramah.
Nia mengangguk.
Dia kembali melangkah menuju lift khusus.
Ting.
Lift berhenti. Nia pun keluar.
Di depan pintu ruangan suaminya, Nia terdiam. Lalu dia menghirup udara banyak banyak. Nia melangkah masuk.
"Happy birth—..."
Nia melihat ruang kerja suaminya kosong melompong.
Nia menghela nafasnya.
"Nia tunggu di sini aja sampai mas Fahmi kembali."
Nia meletakkan Kue ulangtahun yang dikemas dalam kotak transparan di meja.
Sambil menunggu, dia memberikan pesan singkat pada Fahmi.
To; mas ganteng.
Mas Fahmi lagi ketemu klien ya diluar?
Send>
Dua jam Nia menunggu Fahmi di ruang kerjanya. Namun Fahmi sendiri belum kembali dan belum membalas pesan dari nya. Tiba-tiba saja Nia teringat akan sesuatu yang membuatnya terguncang hebat.
Dua hari yang lalu.
Nia bersama dengan teman kampusnya, Santi. Pergi ke sebuah mall besar. Kebetulan, saat itu juga Nia membelikan hadiah berupa jam tangan mewah untuk Fahmi di hari ulangtahun nya.
"Cie... romantis banget kamu." Ucap Santi.
"Heheh. Sekali sekali nggak apa apa kan?"
"Btw berapa nih?"
"Ini, senilai dengan tabungan aku selama 2 tahun."
"What!!!" Santi memegang dadanya kaget.
"Oiya. Duduk dulu yuk disini. Aku capek."
"Ya udah."
"Ah iya. Aku mau beli minum dulu. Mau nitip?"
"Boleh."
"Oke." Nia berjalan menuju cafe ice cofee.
Dia memesan dua ice tiramisu. Setelah mendapatkan nya, Nia kembali. Namun saat dia melewati toko perhiasan. Nia melihat ada suaminya bersama seorang wanita cantik. Nia berhenti. Dia memperhatikan.
"Mas Fahmi sama siapa?"
"Apa itu kliennya?"
Dari kejauhan, Nia menyaksikan kalau suaminya memasangkan sebuah kalung di leher wanita yang Nia sendiri tidak kenal. Saat itu juga Air mata Nia menetes. Nia menelan ludahnya kasar. Bagaimana suaminya tersenyum hangat pada wanita itu.
"Mas...." Ucap Nia lirih dan bergetar.
Nia kembali tersadar dari lamunannya.
"Apa mas Fahmi lagi sama wanita yang waktu itu?"
"Apa mereka ada hubungan spesial?"
Nia melihat jam di tangannya. Buru buru Nia berkemas, dan membawa kembali ke rumah kue itu.
"Selamat siang nyonya. Silahkan." Ucap si supir pribadi.
Nia tidak mendengarnya. Saat ini pikirannya melayang entah kemana.
•
•
•
Malam harinya. Nia masih menunggu kepulangan fahmi. Sambil belajar. Pukul 21.00 malam. Suaminya mengirimkan pesan.
From:mas ganteng.
Nia, mas malam ini nggak pulang. Ada pekerjaan penting. Kamu tidur dulu. Nggak usah nungguin mas pulang.
Setelah membaca pesan itu, Nia merasakan sakit se sakit sakitnya. Tangis nya pun pecah.
"Hiks...Nia kira. Nia bisa rayain ulang tahun nya mas Fahmi malam ini. Hiks... ternyata semuanya nggak akan bisa terjadi. Hiksss... Ma-mas Fahmi m-mungkin lagi rayain ulang tahun nya sama wanita yang waktu itu. Hiks..."
"Hikss...hiksss... Ke-kenapa mas?"
Nia menangis sesenggukan, dia meluapkan emosi nya pada bantal. Dia meninjunya, menginjak dan melempar ke tembok.
Nia beringsut turun ke lantai. Dia berbaring di sana tanpa ada tikar ataupun selimut. Nia pun tertidur dengan keadaan mata yang masih basah.
Besok paginya. Nia bersiap berangkat ke kampus. Dia menatap kue nya di meja. Nia meletakkan hadiah jam tangan yang dia beli kemarin. Dengan sebuah surat dia taruh di dalamnya.
Setelah itu, dia pergi.
Tak lama setelah Nia pergi ke kampus Fahmi pulang ke rumah. Dia berjalan menuju lift yang langsung ke lantai kamar nya.
Ceklek,,,
Fahmi, menatap kosong kamarnya. Ada rasa bersalah di hatinya kerena dia tidak pulang tadi malam.
Kemudian tatapan Fahmi beralih ke meja tak jauh dari ranjang.
"Apa ini?"
"Kue ulang tahun?"
Fahmi membuka kotak kecil berwarna biru di sebelah kue itu. Fahmi menemukan jam tangan bermerk terkenal dan sebuah surat. Diapun membaca nya.
~ happy birthday mas Fahmi. Semoga panjang umur dan sehat selalu. Nia minta maaf kalau sering buat mas Fahmi marah, dan kesal. Tapi itu semua cuma bercanda aja kok. Eum,,apapun yang terjadi nanti mas Fahmi tetap bahagia dan tersenyum.
Sekali lagi, happy birthday suami paling gantengnya Nia heheheh....~
Fahmi terdiam seribu bahasa. Dia sendiri tidak tau kalau Nia menyiapkan surprise untuk dirinya.
"Aku nggak tau kalau kamu nyiapin ini semua untuk aku Nia." Fahmi mengusap wajahnya.
"Terimakasih... Sayang."
Fahmi membuka kotak transparan kue itu, dia memotong kue pemberian Nia dan memakannya.
Sambil memakan kue ulang tahun itu, Fahmi menelpon Nia.
Telpon pun tersambung.
"Halo Nia?"
[Iya halo mas? Ada apa?]
"Kamu dimana? Berisik banget sih?"
[Nia lagi lihat karnaval mas.]
"Kamu bolos kuliah?!"
[Eh, enggak mas. Dosen Nia nggak masuk. Tadi teman Nia ngajakin lihat karnaval.]
"Ya udah. Habis nonton karnaval cepat pulang. Mas tunggu di rumah."
[Iya mas.]
❤️********
Setelah menonton karnaval, Nia langsung pulang ke mansion besar milik suaminya.
Dia membuka pintu kamarnya.
"Mas?"
"Hmm?"
Nia melihat Fahmi dengan style cool nya. Dia mengernyit tidak paham.
"Mas, mau pergi?"
"Ah..kamu udah pulang?"
"Ikut mas yuk."
"Kemana?"
"Garden party."
"Tapi Nia belum mandi mas. Bau kecut."
"Nggak apa apa."
Fahmi menutup mata Nia dengan sehelai kain merah.
"Shut...diem ya. Surprise!.."
"Mas!!"
Fahmi menggendong Nia ala bridal.
Dia membawa Nia ke halaman yang dekat kolam renang.
"Mas ada apa sih? Kenapa pakai ditutup segala matanya?"
Fahmi mengeluarkan sebuah kalung dari kantongnya.
"Sekarang,buka matanya."
Nia membuka matanya perlahan.
Fahmi memeluk Nia dari belakang. Dia menaruh kepalanya di pundak Nia.
"Mas? I,ini apa di leher Nia."
"Kalung buat kamu."
"Sebagai tanda terimakasih karena ingat ulang tahun mas."
"Ya elah. Cuma hari ulang tahun kok. Harusnya mas Fahmi yang dapat hadiah. Bukan Nia."
"Nggak apa apa. Mas ikhlas."
"I love you"
"Mas tadi bilang cinta sama Nia?"
"He'em. Menurut mu?"
"Mas beneran cinta sama Nia?"
Fahmi mengangguk.
"Kamu nggak cinta sama mas?"
"Em...i love you too..."
"Terimakasih udah sabar menanti cinta mas."
"Sama sama. Nia itu istri nya mas Fahmi."
*Apapun yang terjadi, Nia akan mempertahankan pernikahan Nia. Orang ketiga atau orang ke empat. Itu nggak penting.*
*Yang penting, sekarang Nia udah dapat cinta nya mas Fahmi.*
Nia berbalik dan dia sontak memeluk Fahmi dengan erat.
"I love you mas Fahmi."
❤️end❤️