Senyuman sendu membayangi wajah penuh linangan darah. Tawa demi tawa menghiasi gendang telinga. Kesunyian dan kesuraman boleh jadi kata yang tepat.
Hm? Sudah berapa banyak ya? Haruskah kuhentikan sekarang juga?
Ah, untuk apa pula kurisaukan.
Tak pernah ada batasan untuk menimbun dosa, 'kan? Sama seperti tidak adanya kata 'cukup' bagi orang normal berbuat kebaikan.
"Selamat pagi, Kakak!"
Suara ini amat kukenal. Bocah mungil berkuncir kuda menatap semringah kubangan darah. Sinting. Yah, meski harus diakui aku pun jauh dari kata 'normal'.
"Apa yang kau inginkan?" Emas? Uang? Permata? Namun, tak satu pun dari jasad-jasad ini memilikinya. Mereka memang semiskin itu. "Jangan berpikir mengenai harta. Aku membunuh hanya untuk bersenang-senang."
Gadis bersurai bak gulali itu tertawa renyah. Betapa polosnya pemikiran anak-anak muda. Tidakkah dia tahu betapa kata-kataku bisa membuat para Raja bersembunyi dalam sangkar emas? Bahkan ksatria paling berani pun akan kehilangan kesetiaan begitu namaku diucapkan.
Sepertinya tidak, karena kata-kata selanjutnya sudah di luar ambang kelaziman anak-anak pada umumnya. "Aku juga cuma mau diajarin cara keren bunuh orang kok."
"Kakak itu role model semua orang gila di kekaisaran, ah bukan, bahkan seisi dunia." Apa ini pujian dalam bentuk sesungguhnya? Atau sarkasme dari bocah dengan sel syaraf terputus?
Entahlah. Meski begitu aku lebih memilih opsi yang pertama.
"Jadi bagaimana, Kak? Apa aku boleh mendapatkan pelatihan dari ketua pembunuh-pembunuh elit?"
Bocah ini ... benar-benar tahu membuatku terbang ke atas awan. "Kemampuan apa yang membuatmu yakin bisa kuterima?"
Senyuman lebarnya semakin semringah. Dia memungut kayu yang berserakan, lantas merogoh benang di kantong celana.
Sebenarnya sama sekali tak sulit bagiku memercayai rentetan kejadian ini. Di umur yang sama, dengan peralatan serupa, dan waktu tidak jauh berbeda aku pernah melakukannya.
Memangnya apa yang sulit dari merakit busur dan anak panah dalam kurun waktu sehari?
Jadi begitu dia melepaskan anak panah pertama, aku langsung berseru, "Kerja bagus diriku!"
THE END
Hm, ini jatuhnya cermin kan ya? Btw kalau ada yang ngerasa salah sama bahan-bahan pembuatan panah tolong negur ya. Soalnya ini pure imajinasi. Hehe.