Sekumpulan kabut muncul ketika kereta kuda yang kutumpangi sedang berjalan melintasi hutan larangan.
Aku : "Pak, apakah anda bisa melihat dengan jelas jalanan di depan?" Tanyaku dengan khawatir pada sang kusir lewat jendela kecil yang terhubung ke tempat ia duduk di luar sana.
Hutan terlarang, adalah tempat terseram di seluruh kerajaan Kingsley ini. Hampir jarang sekali orang berani berlalu-lalang ketika matahari sudah terbenam.
Lalu mengapa aku berada di sini sekarang? Itu karena aku mendapat sebuah panggilan yang mendadak dari desa sebelah, yang berada di sisi lain gunung dan dengan jalan tercepat yaitu melewati hutan terlarang ini. Namaku Gerard Hayle, seorang doktor yang mengabdi untuk kepentingan masyarakat.
Kabarnya sebuah longsor terjadi di desa sebelah dan memakan banyak korban, jadi aku tidak mepunyai waktu memikirkan entah itu hutan terlarang atau neraka yang harus ditempuh untuk mencapai tempat tujuan.
Cukup lama setelah pertanyaan kulontarkan, tak ada jawaban dari sang kusir yang duduk di depan sana.
Gerard : "Pak?" Panggilku lagi.
Tak lama kemudian terjadi guncangan yang cukup keras sehingga membuatku terpental ke samping kanan dari tempat dudukku semula.
Pandanganku mengarah ke arah luar dari kaca di pintu, tubuh sang kusir bergerak dengan tak wajar, seperti orang yang tidak sadarkan diri sedikit demi sedikit terjatuh ke arah kanan, dan tak lama kemudian tubuhnya terjatuh dari kereta kuda dengan kereta yang masih berjalan lurus ke depan.
Gerard : "Pak!!" Teriakku.
Dengan segera aku menggapai gagang pintu, namun ketika aku hampir membukanya, sebuah wajah muncul dari atap kereta dan mendongak ke dalam kereta. Seorang perempuan?!
Kenapa bisa ada perempuan di atas sana?!
Gerard : "N-nona.. sedang apa anda di atas-, bukan lebih tepatnya bagaimana anda bisa berada di atas sana?"
Kulit wanita itu sangat pucat, saraf-saraf ototnya bahkan bisa terlihat dengan sangat jelas. Matanya terlihat merah mengkilap, dan- tunggu, apakah yang berada di bibir mulutnya itu dar..ah?
Wanita itu menjatuhkan tubuhnya dari atap, tangannya berpaku pada tiang di kereta, lalu membawa tubuhnya kembali dengan menendang pintu, membukanya dari luar dengan paksa yang mengakibatkan pecahan-pecahan kaca mulai berterbangan di udara.
Dengan sigap kedua tanganku kulipat dan kugunakan untuk melindungi wajahku dari serpihan-serpihan kaca itu. Hanya dalam hitungan detik, aku merasakan kerah kemeja yang kukenakan ditarik maju dengan sangat cepat. Kekuatanya tidak masuk akal.
Kedua tanganku yang kugunakan sebagai perisai tadi sekarang sudah terbuka lebar karena saking kagetnya dengan gerakan tiba-tiba itu. Mempampangkan wajah wanita itu dengan jelas.
Wanita itu tersenyum, "Hmm.. lumayan tampan juga kau, akan kujadikan sebagai budakku setelah aku selesai mencicipi rasa dari darahmu. Kuharap kau selezat tampangmu ini. Hahaha!!"
Mencicipi.. darahku?
Oh tidak.. itu semua bukan mitos belaka!! Para penghisap darah itu benar-benar hidup diantara kita!!
Tamatlah sudah riwayatku.
Aku akan berakhir seperti pak kusir yang sudah lama jatuh dari kereta tadi..
Atau begitu yang sedang kupikirkan, ketika tiba-tiba terdengar suara pistol yang meledak dan melesit dengan cepat.
Dalam hitungan detik, wanita yang tadi mencengkram kerah kemejaku memuntahkan darah ke seluruh wajahku, lalu tubuhnya perlahan jatuh tengkurap ke atas lantai.
Masih tidak paham dengan situasi yang terjadi, aku hanya berdiri di sana, terdiam memandangi tubuh wanita itu yang sekarang tergeletak mati di lantai, meskipun seharusnya aku segera lari dari tempat itu.
"Pembelot."
Tiba-tiba sebuah suara muncul dari pintu kereta. Seorang perempuan lain?!
Ia dengan santainya berjalan melewatiku dan berjongkok memeriksa tubuh wanita tadi yang tergeletak di lantai, lalu kembali berdiri dan menatapku.
Ia mempunyai fisik yang sama dengan perempuan tadi, kulit pucat, mata merah mengkilap, hanya saja tidak ada darah di bibir mulutnya.
Gerard : "K-kau.. d-dia.. kalian s-sama?!!" Ucapku terbata-bata.
"Yah, bisa dibilang begitu, tapi bisa dibilang tidak begitu juga. Namaku Annie, dan ya, aku seorang vampir. "
Annie mengenakan setelan kemeja putih dan rok hitam dengan panjang selutut, lalu dibalut dengan jas hitam yang sepanjang mata kakinya. Ia mengenakan sepatu boots yang juga berwarna hitam. Sebuah sabuk yang berisi pistol yang dibalut dengan kain kulit juga terpampang dari balik jasnya, menggantung melewati pinggangnya.
Gerard : "Lalu kenapa kalian, kenapa kau membunuh wanita itu kalau kalian berasal spesies yang sama?"
Annie : "Seriusan?"
Annie berjalan ke arahku dan duduk di seberang tempatku berdiri, lalu ia mengisyaratkan aku untuk ikut duduk di seberangnya, yang mana kulakukan saja.
Annie : "Tadi sudah kubilang kan, pembelot."
Gerard : "Pembelot?"
Annie : "Ya."
Gerard : "A-apa maksudnya?"
Annie : "Pembelot, orang yang menentang keputusan. Jika kalian manusia memiliki kerajaan kalian, tentu saja kami memiliki kerajaan kami sendiri. Baru-baru ini seorang penerus kerajaan di angkat untuk memimpin kerajaan kami, dan mereka yang membelot, boom, seperti yang kau lihat barusan."
Gerard : "Tunggu, aku tidak mengerti.."
Annie : "Ah, manusia.." keluhnya.
Annie : "Ratu kami yang baru memiliki sebuah peraturan yang harus di patuhi oleh semua rakyat, yaitu tidak boleh menghisap darah manusia secara terang-terangan. Dan wanita tadi, ia melakukannya di desa yang berada di seberang gunung sana, beberapa warga melihatnya, dan demi melenyapkan para sanksi, ia membuat seolah-olah telah terjadi longsor di sana dengan menendang beberapa batuan besar yang menggelinding turun dan menimpa para sanksi."
Jadi itu yang terjadi sebenarnya.. bukan sebuah longsor yang terjadi karena alam melainkan dari kesengajaan demi menutupi perbuatannya?
Gerard : "Jadi begitu.. terimakasih sudah menyelamatkanku, Annie."
"Ahahaha!"
Annie tertawa mendengar ucapanku.
Gerard : " K-kenapa? Apa yang salah?"
Annie : "Aku tidak pernah berkata bahwa aku akan menyelamatkan nyawamu, lagipula wanita itu benar, kau memiliki tampang yang sangat lumayan." Kata Annie sambil bergerak kearahku.
Gerard : "Hiii!!"
Dalam hitungan detik semuanya menjadi gelap.
Annie : "Hei, ayo bangun~ malam sudah tiba."
Gerard : "U-ugh.." kubuka mataku perlahan-lahan. Sekarang aku berada di dalam sebuah kamar yang sangat luas, dipenuhi dengan barang-barang antik yang sangat mahal.
Annie : "Aku membawakanmu sarapan~" kata Annie sambil menyerahkan nampan yang berisi gelas dan sepotong daging yang telah dipanggang.
Aku mengambil gelas dari atas nampan tersebut.
Gerard : "Terimakasih, sayang. Hmm.. darah ini sangat segar. Enak sekali. Kau benar-benar pandai memilih."
Annie : "Haha, tentu saja."
Semenjak satu bulan yang lalu aku tersadar di dalam kamar ini, aku tidak memiliki memori akan kehidupan sebelumnya.
Lagipula aku tidak peduli dengan kehidupan sebelumnya, karena aku bisa hidup disini dengan Annie ku tercinta. Annie, sang Ratu dari kerajaan Vampir.