Ini adalah pengalaman ku, masa lalu yang hanya untuk dikenang dan tak boleh terulang itu..??? Sebenarnya aku malu saat menulis nya, tapi menurutku itu perlu. Aku ingin membagikan sedikit kisah ku.
*****
Keyra itu adalah nama yang di berikan oleh almarhum orang tua ku. Setelah kecelakaan maut itu merenggut nyawa mereka (orang tua ku) tinggal lah aku seorang diri.
Waktu itu aku masih kecil tapi untungnya aku masih mempunyai tetangga yang peduli terhadap ku jadi tidak terlalu merasa kesepian. Semenjak itu aku tinggal di rumah mereka dan baiknya lagi mereka juga lah yang setiap hari membersihkan rumah ku. Karena aku masih terlalu kecil untuk melakukan semuanya.
Tetanggaku memiliki anak laki-laki sebaya dengan ku, dia adalah Evan. Semenjak kepergian orang tua ku aku seperti mendapatkan keluarga baru.
Karena aku dan Evan tinggal serumah kami jadi akrab dan selalu melakukan setiap hal bersama. Seperti makan, main, berangkat sekolah...
Evan adalah anak yang sederhana, pandai dan selalu menjaga ku. Kalau aku ... kebetulan aku di anugerahi paras yang kata kebanyakan orang-orang aku adalah anak yang cantik. Kekurangan ku, aku tidak lah pandai seperti Evan.
Tapi karena kita selalu bersama jadi bisa melengkapi kekurangan dan kelebihan masing-masing. Aku yang bodoh, cantik tapi pandai bergaul dan Evan yang cerdas tapi kuper (kurang pergaulan) jadi kita saling melengkapi.
Setelah kami SMA perlahan semua berubah secara alami. Karena parasku yang terkenal cantik dan dengan nilai-nilai ku yang mendekati sempurna ralat (tanpa sepengetahuan mereka nilai sempurna ku adalah berkat bantuan dari Evan aku jadi mendapat nilai yang bagus).
Makanya aku sampai mendapat julukan Perfeck Being yang artinya makhluk sempurna. Tapi karena julukan itu malah menjadi kan ku orang lain. Setelah aku berada di kalangan mereka aku menjadi jaga image dan perlahan melupakan semua hal yang di ajarkan Evan beserta keluarganya.
Karena aku telah tumbuh menjadi manusia setengah dewasa jadi kuputuskan untuk meminta izin ke keluarga Evan untuk hidup mandiri. Jujur sebenarnya aku malu kalau keluarga Evan selalu membiayai semua kebutuhan ku.
Awalnya mereka menolak terutama Evan. Tapi karena aku memaksa mereka memilih mengerti dan mengizinkan aku tinggal sendiri di rumah peninggalan orang tua ku.
Dan mulai sekarang aku hidup dan sekolah mengandalkan tabungan tinggalan orang tua ku semasa hidupnya. Ternyata mereka telah menyiapkan tabungan masa tua dan tabungan untuk sekolah ku sampai kira-kira perguruan tinggi. Karena ajal telah merenggut nyawa sebelum papa-mama ku tua jadi uang tabungannya pun aku pakai untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Setelah ku putuskan untuk hidup mandiri kupikir aku akan menjalani kehidupan sesuai keinginan ku dan menjadi diriku sendiri.
Namun setelah memasuki sekolah menengah atas dan mengenal mereka aku malah keluar dari jalur ku. Tidak ku sangka Perfeck Being yang hanya dua kata itu sangat berdampak besar dalam kehidupan ku.
Karena kebiasaan hidup ku yang glamour karena selalu mengikuti pendapat dan ucapan mereka. "Key ... kamu cocok nya pakai ini deh, itu lah," dan tanpa sadar aku selalu menuruti apapun yang mereka suruh.
Akhirnya jadi lah aku Keyra yang malang... karena hidup ku yang terlalu berlebihan dan tidak bisa mengelola keuangan aku terlilit hutang yang limit.
Dann.....
Disini lah aku baru menyadari...
Salah nya di mulai dari mana? dimana awal kesalahan ku?
Mempercayai mereka dan selalu menelan pendapat mereka mentah-mentah, karena tidak mendengar kan kata-kata Evan. Memanfaatkan kepopuleran diri dari kesalahan sendiri, tetap menuruti kata-kata mereka walau tau itu salah hanya agar diakui di kalangan teman-teman yang mengikuti fashion dan supaya tidak kesepian. Memulai berfoya-foya pada waktu masuk SMA, bergaul dengan teman yang salah.
Yahhhh.... ralat tidak boleh sepenuhnya menyalahkan mereka begitu juga aku yang tidak hati-hati, dan lebih tepatnya tidak mampu menjadi diri-sendiri. Aku hanya takut jika aku menjadi diriku yang sederhana mereka akan mengabaikan ku.
Padahal Evan pernah bilang....
*Flash back on*
"Jangan gegabah seperti itu Key..! kalau tidak keberatan setelah lulus kita kuliah di universitas yang sama aja biar aku bisa selalu menjaga mu?"
"Tapi aku pengen ngasih kesempatan sama diriku untuk bisa memilih ... karena aku nggak pernah ngerasain itu selama ini." jelas ku "Kamu pasti kecewa ya sama keputusan ku?" imbuh ku.
"Nggak dong Key, kenapa harus kecewa sama kamu. Aku nggak bakal ikut campur sama pilihan kamu, yang bener buat ku belum tentu bener buat kamu. Semua yang kamu lakukan akan kembali lagi ke kamu key, yang penting kamu nggak lupa sama kewajiban yang harus kamu selesaikan. Hanya apapun yang terjadi, kamu harus hati-hati ya.....!!!"
*Flash back off*
Dan sekarang semuanya hancur dengan kesalahan ku sendiri.
Hiks ... hiks ... hiks ...
Pah...mah... kenapa lebih dulu meninggalkan Keyra, Keyra takuttt...
Saat ini tak ada yang tersisa kecuali penyesalan, tabungan bahkan rumah peninggalan kalian pun sudah habis.
Pah...mah... maafkan aku ... aku telah menjualnya karena tak mampu melunasi hutang-hutang ku. Aku takut menghadapi rentenir-rentenir jahat itu sendirian.
Huuuu... huuu... hiks... aku harus bagaimana....????
Disini di depan Indomaret aku sendirian tengah meratapi kesalahan ku. Di saat aku tak berdaya begini tak ada satu pun dari mereka datang meski hanya sekedar menyapa ku. Mereka acuh dan pergi entah kemana..
Akkhh... Evan...! kenapa disaat rapuh begini aku merindukan mu. Padahal hanya mengingat namamu saja tidak pantas.
Disaat seperti ini langit pun ikut mewakili perasaan ku. Hujan lebat begini aku harus bagaimana???
"Ehemm.... permisi..!"
"Ah... iya ..." jawab ku sambil tetap merogoh-rogoh isi dalam tas ransel ku, tanpa menoleh ke asal suara tersebut. "Haisshhh..... kenapa mendadak hujan gini sih??" keluhku.
Eehh... tapi suara ini sepertinya aku mengenalnya. Kulemparkan pandangan ku..
Dann...
Astagaaa....
"Evan..." Mata ku yang sembab ini seketika terbelalak tak percaya.
"Keyra... kamu sedang apa? ayo aku antar pulang!"
"Eh ... a-anu ... itu... huu... huuuu... i-itu... hiks," jawabku sambil terisak.
"Key.... kamu kenapa? tenanglah!" Seketika Evan menghempaskan tubuhku ke pelukan hangat yang sesaat menenangkan ku.
"Evan... hiks... hiks..."
"Iya key, kenapa? ada apa? tenanglah dan coba ceritakan satu-satu ya!"
"Evan hiks ... aku ... hiks sudah tidak punya apa-apa lagi, aku benci diriku yang seperti ini! Apa alasan aku dilahirkan jika seperti ini pada akhirnya, lebih baik kalau aku mati saja.."
"Shh..!! Key ... kenapa bilang seperti itu, alasan kamu di lahirkan adalah aku. Kita akan memulai semua dari awal lagi ya! dan lupakan hal yang sudah terjadi. Jadikan itu pengalaman berharga buat kamu key. Karena pengalaman berharga itu bisa kita dapat dari kesalahan dan kegagalan kita di masa lalu."
end...