Seorang wanita paruh baya mengantar anak berumur lima tahun pergi ke sekolah dasar,anak laki-laki itu baru berumur enam tahun..
Di dalam perjalanan si anak sangat gembira bisa bersekolah,si ibu juga ikut senang melihat anaknya bahagia,bahkan dalam perjalanan menuju sekolah ibu dan anak itu bernyanyi tanpa henti.
Si ibu melakukan hal itu agar dapat memberi semangat kepada si anak,lalu sampai lah mereka di gerbang sekolah tempat si anak sekolah.
"Ibu,Fauzan masuk dulu" ucap si anak yang masih memegang tangan si ibu.
"iya,yang rajin sekolahnya,buat ibu bangga" ucap si ibu menghelus kepala Fauzan .
"Tentu,nanti kalau Fauzan sudah besar,aku akan membelikan rumah yang besar untuk ibu" ucap Fauzan dengan percaya diri.
"Iya,ibu percaya padamu,sana masuk nanti terlamabat"ucap si ibu.
"Iya,dah buk," si anak bersalaman dan pamit kepada si ibu masuk ke sekolah,di gerbang si ibu tersenyum melihat anak nya yang berjalan dengan gembira masuk sekolah itu.
Setelah dia yakin anaknya sudah masuk,ibu itu berbalik dan berjalan menuju tempat kerjanya,dia datang ke sebuah perusahaan yang cukup besar di kota itu,setelah masuk dia pergi ke ruang ganti petugas kebersihan wanita,setelah mengganti bajunya,seperti biasa dia mengepel ruangan yang ada di perusahaan itu.
Iya setiap hari itulah tugas dia,sebagai petugas kebersihan yang gajinya cuman seadanya,suaminya telah meninggal saat dia masih mengandung anaknya itu,jadi sejak dia melahirkan,selain seorang ibu,dia bertugas sebagai seorang ayah juga.
Hari demi hari dia jalani dengan kesabaran,setiap hari dia mengajarkan anaknya berbagai hal yang harus di lakukan sebagai seorang laki-laki,berbuat baik bagi sesama,dan saling membantu jika ada yang membutuhkan.
Maka dari itu anak laki-lak ibu itu menjadi lebih cerdas dan pengertian dari anak yang berumur sama dengan dia.
Di siang hari saat dia akan beristirahat,dia di perintahkan untuk membersihkan meja manager yang ada di ruang atas,dia pergi ke ruangan itu tanpa menolak.
"Buk Hani,sudah selesai? Ibu bisa beristirahat dulu" ucap sang manager disana sambil memberikan nasi kotak kepada
"baik pak,terima kasih atas makan siang nya pak!" ucap Ibu Hani dengan mengambil kotak makanan itu.
"Iya buk,tidak perlu begitu,ibu adalah orang baik,dulu ibu juga pernah menolong saya kan?" ucap manager itu.
"Ah,si bapak itu hanya pertolongan kecil" balas ibu Hani.
Mereka mengobrol untuk sementara,lalu Ibu Hani keluar dari ruangan itu kembali ke tempat para petugas kebersihan istirahat.
Di meletakan semua alat kebersihan yang dia bawa ke tempat semula dia ambil,setelah itu dia duduk di dekat kursi kecil dan memakan nasi kotak pemberian dari manager itu.
Di sana para petugas kebersihan itu ada yang tidak suka dengan Buk Hani,jadi dia sering menganggu Buk Hani tapi walaupun di ganggu Buk Hani tidak pernah membalas ,dia hanya tersenyum kepada orang yang membencimya itu.
Begitu lah pekerjaan Buk Hani,dia terus bekerja tanpa lelah,kadang pulang dari bekerja dia tetap bekerja walau di rumah,dia sering kerja tambahan seperti menjahit,itu pun dia lakukan untuk memenuhi kebutuhan anak nya kelak,dia tidak ingin anak nya menjadi seperti dia,dia ingin anaknya sukses dan tidak hidup seperti dirinya,di dalam hati dia selalu berkata "cukup aku saja yang begini,anak ku jangan".
Dua puluh tahun kemudian....
Di sebuah perusahaan terbesar di negara itu,ada seorang ibu-ibu tua yang masuk dengan pakaian yang lesuh dan juga hanya menggunakan sendal jepit,perempuan itu menghampiri resepsionis yang ada di tempat itu.
"Nak,bisakah aku menemui Direktur mu?" tanya si ibu.
"Maaf buk,untuk apa Ibu menemui Direktur kami?" tanya si resepsionis wanita itu sambil agak jijik melihat pakaian si ibu tua itu.
"Aku hanya ingin memberikan makanan siang kepadanya" ucap si ibu yang masih tersenyum,sambil memperlihatkan sebuah kotak nasi yang hanya di bungkus dengan plastik biasa.
"Cih wanita tua lebih baik kamu keluar dari sini,jangan membuat masalah,mana ada Direktur kami memakan nasi kotak seperti itu" ucap resepsionis lain dengan jijik.
"Iya benar buk,lebih baik ibu pergi" balas resepsionis yang pertama berbicara tadi.
"Aku mohon nak,panggilkan lah Direktur mu nanti dia akan mengerti jika kamu bilang aku ingin menemuinya" ucap Si ibu tua itu.
"hahahaha..."
Semua karyawan yang ada di sana tertawa saat si ibu tua itu mengatakan hal itu,bagaimana tidak ibu tua ini dalam fikiran mereka berfikir dia sangat penting bagi Direktur mereka.
Si Ibu hanya tetap tersenyum walau dia di tertawai oleh karyawan dan resepsionis itu,baginya hal itu juga sudah biasa jadi dia tidak memperdulikan itu.
"Sudah jangan membuat masalah kataku,satpam...satpam..." teriak resepsionis wanita itu memanggil satpam.
"Iya?" kata satpam yang datang.
"Bawa ibu ini keluar,dia mengotori lantai perusahaan kita" ucap resepsionis itu memerintahkan satpam tersebut.
lalu satpam itu mengangguk dan mencoba mengusir Ibu tua itu dengan berbicara lembut,karena bagaimana pun si satpam juga harus menghormati ibu tua ini karena dia melihat si ibu ini cukup menyedihkan.
"Hm..kenapa di bawah berisik? kamu coba lihat" ucap seorang pemuda tampan yang sedang berjalan di depan dengan di belakangnya banyak pria dan wanita yang mengikutinya.
Dia memerintahkan asisten yang ada di kirinya untuk melihat keadaan di lantai bawah,si asisten mengangguk dan pergi melihat ke lantai bawah,sedangkan si pemuda itu masih tetap di lantai dua atas sambil menunggu asisten itu kembali.
Saat asisten itu ke lantai bawah dia melihat satpam sedang berbicara kepada seorang ibu tua yang memegang kantong plastik putih,dia mendekat ke arah satpam dan ibu itu.
"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya asisten itu.
"Ini Buk,Ibu ini ingin bertemu dengan Direktur,tapi kami tidak percaya dengan beliau karena cara berpakaian dan juga mana mungkin Direktur kita memakan nasi kotak" ucap si resepsionis kepada asisten itu.
Dia tau kalau wanita itu adalah asisten Direktur perusahaan nya,jadi dia berusaha untuk mencari muka agar dekat dengan asisten itu mungkin saja dia bisa naik jabatan dengan hal itu.
"Oh,benarkah begitu ibu?" tanya asisten itu.
"Iya,aku hanya membawa makan siang untuk Direktur mu" balas si ibu degan senyum.
Asisten itu melihat Ibu dari atas ke bawah,sambil berfikir sebentar lalu dia menatap Ibu itu dengan senyum.
"Kalau begitu coba aku telfon dulu iya Buk" ucap asisten itu.
"iya," balas si ibu .
kring...kringg....(bunyi ponsel)
"hm" Direktur itu melihat hp nya yang berbunyi,saat dia melihat bahwa yang menelpon asistennya dia mengangkat saja telfon itu.
"Halo,ada apa?" ucap Direktur .
Lalu di telfon asisten menjelaskan bahwa ada wanita tua yang sedang mencari dia di bawah untuk memberikan makan siang kepada dia,asisten itu menjelaskan semua kepada Direktur itu.
Belum selesai telfon itu di matikan, Direktur itu langsung berlari menuruni tangga dengan secepat-cepatnya,bahkan karyawan yang mengikutinya merasa aneh,tapi mereka tetap mengikuti Direktur itu.
Lalu sesampainya di lantai dasar tempat asisten dan si ibu itu berada,dia mendekat tersenyum kepada ibu tua itu,tapi ada sedikit air mata di wajah Direktur itu.
"Ibu,kenapa kamu kesini?" tanya Direktur itu sambil mengambil dan mencium tangan ibu itu.
Mendengar dan melihat direktur mereka yang mencium tangan Ibu tua itu membuat karyawan disana syok dan kaget terlebih dua resepsionis tadi yang berkata kasar kepada ibu itu.
"Hehehe,Ibu hanya ingin memberikan masakan kesukaan mu untuk makan siang,Karena itu ibu kesini" ucap si ibu yang ternyata adala buk Hani.
"Ibu kenapa tepot-repot,kita kan serumah nanti aku pulang bisa makan masakan ibu juga" balas direktur,dia adalah Fauzan yang sudah dewasa ,yang sukses menjadi pengusaha di negara tersebut.
Dia tidak hanya menjadi pengusaha biasa,banyak hal yang telah dia punyai,seperti hotel,perumahan mewah dan restoran besar di negara itu.
"Sudah ini makan nya,setelah itu ibu akan pulang" ucap buk Hani.
"Kenapa Ibu langsung pulang? ikut aku,hari ini aku ingin ibu menyuapi ku seperti aku kecil dulu" ucap Fauza sambil memeluk ibunya.
"Baiklah" balas buk Hani dalam pelukan fauzan.
"Kenapa ibu memakai pakaian seperti ini?" tanya Fauzan setelah melepas pelukan dia dari ibunya.
"Ini lebih nyaman nak" balas buk Hani datar.
"ibu ini" Fauzan hanya bisa menggelengkan kepala.
Di hati Fauzan ibu Hani adalah segalanya,dia mengerti perjuangan ibunya selama ini untuk dia,sejak dia kecil ibu nya tidak pernah mengeluh untuk membesarkan dia sampai seperti ini.
Bahkan saat kecil Fauzan selalu di belikan baju baru,tas,dan berbagai hal baru,yang mana ibunya tidak pernah membeli baju dan kebutuhan diri ibunya sendiri.
Bahkan demi dia kuliah dulu pun ibunya lebih bekerja keras untuk bisa menguliahi Fauzan,yang mana saat Fauzan yang lulus dari sekolah menengah dengan murid terbaik Se Provinsi itu beserta dia mendapatkan kuliah ke sebuah universitas terbaik di luar negeri,berencana untuk bekerja saja tidak melanjutkan kuliah nya.
Tapi ibunya dengan tegas membantah dan menolak itu,ibunya berkata"aku masih sanggup kamu pergi kuliah biar aku yang bekerja saja" sambil saat itu ibu dia itu mengeluarkan seluruh tabungan hidup dia selama ini.
Berkat itulah dia bisa sampai seperti sekarang ini,jadi sejak dia sukses seperti ini dia memberikan rumah baru untuk ibunya dan tinggal bersama dia disana,dia juga berjanji dalam hatinya agar sampai masa tua ibu itu bahagia.
Di saat asisten menelfon dia tadi ,dia sudah tau kalau ibu dia ini pergi dari rumah tanpa sopir yang dia tugaskan untuk membawa ibunya kemana-mana,ibunya pasti pergi keluar sendiri dan naik angkutan umum untuk sampa disini.
"Oiya nanti ibu biar aku antar pulang,lain kali jika ibu kesini mintak lah pak Lu untuk mengantar ,ok!" ucap Fauzan mengingatkan Buk Hani.
"Baiklah" buk Hani hanya menjawab seperti itu dan mengangguk.
"Ibu,apa mereka membuat masalah?" tanya Fauzan menunjuk ke arah dua resepsionis itu.
Melihat Direktur mereka melihat ke arah mereka,dua orang itu katakutan,mereka takut kalau sampai di pecat dari sini,apalagi kabar yang mereka dengar jika mereka di pecat dari sini sangat susah mencari tempat lain untuk bekerja.
"Tidak,mereka anak-anak yang baik" ucap Buk Hani.
"Oh,kalau ibu berkata begitu baiklah" balas Fauzan.
Dia tidak akan membantah apa yang di katakan ibu nya itu,selama ini baik di dalam dirinya,Ibunya ini adalah pahlawan bagi dia.
Lalu ibu dan anak itu pergi dari tempat itu menuju lif yang ada di sana,lif itu juga hanya di khususkan untuk Direktur saja,para karyawan yang melihat itu pun masih terkejut dan bahkan dua resepsionis itu masih tidak percaya melihat bahwa Ibu dari Direktur itu membela mereka dengan tidak mengatakan apapun yang buruk kepada Direktur.
Mereka semua sadar,jangan pernah memperlakukan orang dengan buruk,siapapun itu selama mereka sopan,baik kepada kita harusnya perlakukan kah orang itu juga dengan baik,dan walaupun orang itu berbuat buruk dengan mengejek,jijik bahkan memperlakukan kita dengan kasar,jangan lah pernah membalas nya dengan hal buruk juga.
Setiap usaha yang kita lakukan pasti akan membuahkan hasil,dan setiap perbuatan baik yang kita lakukan akan di balas berlipat ganda dari apa yang kita perbuat.
Dan hormati dan bahagiakan lah orang tuamu karena apa yang mereka lakukan untuk membesarkan mu tidak akan pernah dapat kamu balas hanya dengan harta atau benda lain.