Di suatu negara, tepatnya di Kota Z sedang dihebohkan dengan sebuah berita. Berita itu berisi tentang kejadian sebuah kelas yang murid nya saling membunuh satu sama lain.
Banyak rumor yang mengatakan jika seluruh murid yang ada di kelas itu adalah seorang psikopat. Pasal nya di temukan 29 siswa yang sudah tak bernyawa di gedung sekolah itu dengan keadaan tubuh yang sudah tak utuh lagi.
Sebelum kejadian malam berdarah itu terjadi banyak saksi yaitu siswa dari kelas lain yang mengatakan tiba-tiba 1 hari sebelum kejadian seluruh siswa yang berada di kelas 12-A sifat nya berubah.
Kejadian itu terjadi di sekolah yang bernama Pelita Harapan. Sekolah Pelita Harapan sendiri adalah salah satu sekolah elit yang berada di kota itu.
Siswa-siswa dari kelas lain juga bersaksi bahwa satu hari sebelum kejadian itu terjadi seluruh siswa kelas 12-A sifat nya menjadi dingin, acuh dan mudah tersulut emosi.
Bahkan ada adik kelas perempuan yang tak sengaja menabrak seorang siswa dari kelas 12-A saat di kantin sehingga minuman yang ia bawa tumpah ke baju kakak kelas nya. Kakak kelas nya itu bernama Leon Adhitama.
Leon dikenal sebagai murid yang sopan dan santun serta baik hati. Ia tak pernah membully atau menggunakan kekerasan untuk menangani suatu permasalahan.
Tetapi entah kenapa tiba-tiba sifat nya berubah 180 derajat. Ia langsung mencengkram leher adik kelas nya sangat erat sampai adik kelas nya itu meminta tolong.
"AKHHH k-kak a-ampun kak." Ucap murid perempuan itu terbata-bata sambil menahan rasa sakit akan cengkraman Leon yang semakin menguat. Ia bernama Celine Agustina.
Saat itu tatapan mata Leon kosong seperti jurang yang sangat dalam dan tidak diketahui ujung nya. Ia seolah tak menunjukan emosi sedikit pun. Ia hanya melihat adik kelas nya yang ia cekik dengan tatapan datar serta tak ada rasa belas kasihan sedikit pun.
Leon lalu sedikit tertawa seperti seorang psikopat yang sedang menikmati ekspresi memohon dan ketakutan sang korban.
Saat adik kelas nya hampir ke habisan nafas baru ia lepaskan cekikan nya dengan kasar sampai kepala adik kelas nya terbentur ujung meja dan mengeluarkan banyak darah.
Darah itu mulai mengalir dari kepala Celine yang malang itu sampai menggenang di lantai dan membuat sebuah kolam kecil. Dan Celine sudah pingsan sejak kepalanya terbentur ujung meja.
Tap
Tap
Tap
Leon pun pergi dari kantin seolah kejadian tadi hanyalah sebuah ilusi yang tak nyata. Ia pergi dengan ekspresi datar nya dan tatapan matanya yang kosong seperti awal ia memasuki kantin.
Sontak kejadian yang terjadi di kantin itu menimbulkan kehebohan bagaimana tidak kakak kelas yang dikenal baik, sopan, santun dan penyayang itu berubah menjadi monster yang mengerikan hanya dalam 1 hari.
Tak hanya Leon yang ngga biasa aja, dan penyayang kini menjadi orang yang kejam, dan tak memiliki rasa kemanusiaan sedikit pun. Padahal dulu kelas 12-A dijadikan panutan untuk adik-adik kelas nya kini menjadi kelas yang mencekam.
โถโถโทโถโทโโถโทโถโทโถ
Polisi masih melakukan penyelidikan di TKP. Bisa terlihat jika banyak murid yang meninggal secara tragis di sekolah.
Ada murid yang kepala nya buntung di ruang peralatan olahraga. Bisa di lihat ada mayat murid lain juga disitu yang artinya mereka meninggal karena saling beradu kekuatan. Mereka nampaknya bertarung menggunakan kapak dan gergaji mesin.
Ada juga yang organ dalam nya berceceran di paving. Lebih tepatnya murid itu adalah murid perempuan ia tergantung di pagar sekolah bagian belakang dengan kondisi perut tertusuk pagar sekolah dan robek. Seperti ada yang sengaja menyobek perut itu dengan besi pagar sekolah.
Disisi lapangan bendera juga ditemukan mayat yang sudah dikuliti dan badan nya juga nampak sudah dimutilasi. Tempurung kepalanya pecah dan nampak otaknya yang sudah berceceran di paving sekolah. Entah siapa yang membunuh murid ini dengan begitu kejam.
Di kamar mandi laki-laki lantai pertama di temukan mayat murid laki-laki yang jari-jari kaki dan tangan nya yang sudah menghilang alias di potong. Hidung dan telinganya juga tidak ada. Dan ada sebuah pulpen yang menancap di mata sebelah kanan, sedangkan mata sebelah kirinya telah hilang.
Air di kolam renang juga sudah berubah menjadi merah darah yang artinya ada mayat yang berada di sana. Mayat itu ditemukan dengan luka tusuk di seluruh tubuh nya mulai dari kepala sampai kaki. Di tubuh mayat itu ada sekitar 63 tusukan.
Yang paling tragis ada sebuah mayat yang sudah atau bahkan tak bisa di identifikasi. Muka dan tengkorak kepalanya hancur lebur seperti ada benda keras nan berat yang dijatuhkan di atas nya. Nampak sebuah kapak yang tertancap di perutnya. tenggorokan nya di gorok. Kedua kaki dan tangan nya sudah tak berada di tubuh nya dan terakhir alat kelamin nya di kebiri. Mayat itu ditemukan di taman sekolah.
Itu hanya sebagian kondisi korban yang di deskripsikan masih banyak korban lain nya yang di bunuh dengan cara tak kalah sadis.
Banyak kaca jendela dan fasilitas sekolah yang rusak. Satu sekolah itu nampak seperti telah melalui bencana alam. Padahal tidak sekolah itu telah melalui sebuah adegan berdarah.
Setelah di lakukan penyelidikan secara mendalam ternyata kejadian ini pernah terjadi 20 tahun yang lalu di salah satu sekolah. Namun saat ini sekolah itu sudah di tutup karena kejadian itu. Dan di kejadian itu ada satu murid yang selamat tapi tak lama setelah itu ia pun juga ikut meninggal. Lebih tepatnya 1 minggu setelah kejadian berdarah itu. Dan yang terakhir orang yang selamat adalah seorang laki-laki. Hanya itu penjelasan yang para polisi dapatkan. Selebihnya mereka tak tau.
Mengapa sifat murid yang berada di kelas itu berubah? Kenapa mereka saling membunuh? Apakah benar mereka semua aslinya psikopat? Tak ada yang tau kebenaran yang sebenarnya.
Polisi hanya bisa menyimpulkan bahwa ini semacam game untuk psikopat. Karena pernah ada mitos tiap beberapa tahun sekali akan ada satu kelas di kota Z yang akan di tempati oleh para psikopat. Dan game itu sendiri di namai The Death Game. Peraturan game itu sangat simpel yaitu membunuh atau dibunuh. Game itu sendiri di mainkan di area sekolah saat tengah malam.
Sebenarnya ada satu korban yang selamat. Ia adalah seorang murid perempuan namanya Anissa Putri. Ia ditemukan menangis sendirian di pojok kamar mandi perempuan yang terletak di lantai 2.
Saat ini ia mengalami trauma berat dan menjadi gila. Anissa tengah mendekam di rumah sakit jiwa. Trauma nya terlalu dalam sehingga kemungkinan ia akan sembuh sangat kecil. Ia terus menangis di pojokan kamar rumah sakitnya. Bila ia di dekati oleh orang ia akan langsung berteriak histeris. Sungguh gadis yang malang.
Hari ini Anissa akan di interogasi oleh pihak kepolisan dan meminta kesaksiaannya. Meskipun itu mustahil mengingat ia sekarang sudah menjadi gila.
โถโถโทโถโทโโถโทโถโทโถ
Clek
Bunyi pintu yang sedang di buka. Di sebuah ruangan yang bernuansa putih tampak seorang gadis yang meringkuk ketakutan di pojok ruangan.
Ia terus bergumam "Jangan bunuh aku. Kumohon jangan bunuh aku."
Dari mimik wajah nya sudah terlihat jelas gadis itu telah mengalami sesuatu yang sangat menakutkan sampai-sampai kematian pun kalah.
"Nona?" Tanya seseorang. Di lihat dari perawakan nya yang gagah, tinggi dan kekar sudah jelas dia adalah seorang pria. Dia bernama Doni Mahendra, seorang polisi yang bertanggung jawab atas kasus pembunuhan massal ini.
"Nona boleh saya bertanya? Tenang saja saya tak akan menyakiti nona." Ucap Doni dengan nada yang hangat dan ramah. Tak nampak jejak suara garang atau apapun itu walaupun penampilan nya mendekati kata garang.
"J-jangan mendekat! Hikss k-kumohon jangan mendekat! Jangan bunuh aku! hikss." Ucap Anissa ketakutan.
"Nona tenang saja saya tidak akan menyakiti nona." Ucap Doni.
"HIKSS KUBILANG JANGAN MENDEKAT!! HIKSS JANGAN BUNUH AKU!!! HIKSS AKHHH" Teriak Anissa ketika Doni menyentuh pundak. Anissa pun otomatis memberontak ia memukuli Doni sekuat tenaga nya. Lama-lama kelamaan tenaga nya melemah dan akhirnya ia pingsan.
Doni yang melihat itu tak tega dengan kondisi Anissa. Ia pun mengangkat tubuh kecil Anissa kemudian meletakan nya di atas kasur. Ia kasihan dengan Anissa di umurnya yang masih kecil ia harus mengalami kejadian yang amat sangat menakutkan dan itu menjadikan masa depan nya suram. Ia harus menjadi gila padahal perjalanan hidupnya masih panjang.
Doni pergi dari kamar rawat Anissa setelah menaruh tubuh Anissa ke kasur. Ya kamar Anissa di pisahkan dengan pasien lain karena ia bisa sewaktu-waktu mengamuk dan merusak barang-barang yanga ada. Makannya di kamarnya sendiri hanya ada kasur, selimut, bantal dan sofa untuk orang yang berniat menjenguknya.
Setelah Doni keluar tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke kamar Anissa. Ia masuk lewat jendela kamar Anissa. Dia adalah seorang pria paruh baya umurnya sekitar 37 atau 38 tahun.
Nampak pria paruh baya itu tersenyum miring. Lalu ia menggumamkan sesuatu "Kakak bangga kepada mu adik ku tersayang. Maafkan kakak yang selama ini tak pernah menemui mu."
Setelah itu pria itu mengecup pucuk kepala Anissa dan membawa tubuh Anissa bersamanya. Lalu menghilang di kegelapan malam seperti tak ada seorang pun yang pernah berada di sana.
~ ๐
ฃ๏ธ๐
๏ธ๐
๏ธ ๐
๏ธ๐
๏ธ๐
๏ธ ~