NovelToon NovelToon

Dosenku Kekasihku

Kembalinya Dewa ke Indonesia.( Visual)

Ini sequel dari You are my destiny. Dalam cerita ini, mungkin ada adegan yang akan diulang dari novel YAMD, biara nyambung. Disini juga, Ceritanya sebelum Vina menikah dan memiliki anak ya gais. Oh ya, Visualnya aku ganti ya gais. Mudah-mudahan suka.😁😁

****Happy reading guys****

Lin Yi as Galang

Ao Rui Peng as Dewa

Hu Yi Tian as Rendi

Yang yang as Dion

Dilraba Dilmurat as Azalea

Lareina Song as Shakila and Shakira

Gulnazar as Kirana

Dewa menatap kampus tempatnya menimba ilmu di London untuk yang terakhir kalinya. Dia memejamkan matanya sejenak, lalu menghembuskan nafasnya dengan sekali hentakan. Dia tidak menyangka kalau akhirnya akan begini. Izasah S2 dan gelar MBA (Master of Business Administration), yang hanya tinggal menunggu sebentar lagi akhirnya tidak dapat dia raih, karena perbuatan bejatnya, yang hampir saja melecehkan seorang gadis bernama Vina. Gadis yang dia suka sejak pandangan pertama, dan yang dia sangka tunangannya. Karena kasusnya itu, akhirnya dia mendapat sanksi dipulangkan ke Indonesia, dan dilarang kembali ke London selama 3 tahun. Padahal Dewa sebenarnya sudah menyelesaikan final report atau consulting project.

"Ayo nak, kita berangkat sekarang! nanti kita bisa ketinggalan pesawat." Reno menepuk pundak putra satu-satunya itu.Walaupun sebenarnya dia merasa kecewa, tapi dia tetap bersyukur, setidaknya putranya tidak dipenjara dan masih bisa memiliki masa depan di Indonesia.

"Baik Pah!__ Pah, maafin Dewa ya! Dewa belum bisa jadi anak yang membanggakan buat Papah, justru Dewa telah mengecewakan papah dan membuat Papah malu." tampak raut wajah penuh penyesalan tergambar jelas di wajahnya.

Reno menghela nafasnya dan menerbitkan seulas senyuman di bibirnya. "Wa, kamu memang mengecewakan Papah, tapi papah tetap bangga padamu, yang mau mengakui semua kesalahanmu. Papah cuma berharap, kedepannya kamu bisa lebih baik."

"Iya, Pah! Dewa janji!" tegas Dewa, sembari menggerakan otot mulutnya, membentuk senyuman yang tulus.

Setelah puas menatap kampusnya untuk yang terakhir kalinya, dengan dada yang lapang, akhirnya Dewa dan Papahnya masuk ke dalam taksi yang sudah dari tadi menunggu mereka. Detik berikutnya, taksi yang membawa Dewa dan papahnya, melaju meninggalkan kawasan kampus menuju Heathrow International Airport.

Tanpa mereka sadari, Dimas papahnya Vina yang sedang menunggu Aariz dan Vina menyelesaikan semua urusan kepindahan Vina lagi ke Indonesia, mendengar semua pembicaraan antara papah dan anak itu. Dimas menghela nafasnya, lalu mengayunkan langkahnya untuk melakukan sesuatu, dan dia berharap keputusan yang dia ambil ini tidak salah.

********

Dewa, berjalan menyusuri koridor kampus baru nya di Indonesia.Ya ..., setelah di pulangkan dari London, Dewa kini harus menyelesaikan S2 nya di sebuah kampus di Indonesia. Sebenarnya Papahnya Reno, sudah menawarkan dia kuliah di negara lain, tapi Dewa menolak dengan alasan, kampus di Indonesia juga tidak kalah bagus dari kampus di luar

Dewa kini sudag kembali pada Dewa yang dulu. Dewa yang dingin tapi penuh kharisma. Dewa bahkan juga telah meminta maaf pada orang tua Kirana, dan bahkan ketika orang tua Kirana memintanya untuk kembali melanjutkan perjodohannya dengan Kirana, dengan tegas Dewa menolak, dengan alasan kebahagiaan Kirana bukan dengan dirinya.

Dari arah yang berlawanan terlihat seorang gadis, berlari terburu-buru ke arah Dewa. Karena terlalu terburu-buru, gadis itu menubruk Dewa sehingga, dia terjatuh.

"Makanya kalau jalan itu hati-hati." nada Dewa terdengar dingin. Tapi walaupun seperti itu Dewa tetap mengulurkan tangannya untuk menolong gadis itu.

Gadis itu berdiri tanpa menyambut uluran tangan Dewa. "Jalan itu pake kaki, bukan pake mata, gimana sih?" ujar gadis itu ketus. "Lagian aku berlari bukan berjalan!" sambungnya lagi sembari menepuk-nepuk debu yang menempel pada celana jeansnya.

"Eh, Kok kamu nyolot? harusnya kamu minta maaf, bukannya marah-marah begini!" Dewa mulai terpancing.

"Justru kamu yang harus minta maaf, yang jatuh kan aku, bukan kamu! Lagian itu badan, kayu atau batu sih? keras amat! " gadis itu tidak mau kalah.

Dewa menghembuskan nafasnya dengan keras. " Terserah deh! gak ada gunanya juga ngadepin bocah!" gerutu Dewa sambil berlalu meninggalkan gadis itu.

Belum terlalu jauh melangkah, sebuah sepatu, mendarat dengan santainya ke atas kepalanya. Dewa yang merasa sakit di kepalanya sontak melihat ke belakang dengan mata yang tajam. Dia melihat gadis tadi berlari sambil menjulurkan lidahnya.

Dewa meraih sepatu itu dan mengejar si gadis. Tapi si gadis itu terlihat sangat pintar bersembunyi. Dewa mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan gadis menyebalkan itu.

Dia melihat seorang gadis berjalan dengan buku yang didekap di dadanya.

"Hei, berhenti! kamu udah nimpuk kepalaku, mau kabur lagi!" bentak Dewa kesal.

"Hei, kamu ngomongin apa sih? yang nimpuk kamu siapa?" tanya gadis itu sembari mengrenyitkan keningnya.

"Kamu jangan pura-pura lupa deh! gak mempan! ini, kamu nimpuk aku pakai ini" Dewa mengacungkan sebuah sepatu di tanganya.

Gadis itu menatap sepatu yang dipegang oleh Dewa. Dia langsung menghela nafasnya dengan sekali hentakan, karena dia sangat mengenal si empunya sepatu. Dia menggerakan ekor matanya dan melihat si empunya sepatu sedang mengintip dari balik mobil.

"Ka, Kaka salah orang.Kalau itu sepatuku, bagaimana bisa aku masih memakai sepatu sekarang?" ucap gadis itu menatap Dewa yang sekarang terlihat kebingungan.

"Maaf ka, aku pergi dulu! " gadis itu melangkah, tapi tidak lupa menyambar sepatu yang ada di tangan Dewa.

"Hei, kamu bilang itu bukan sepatumu, tapi kenapa kamu mengambilnya?" teriak Dewa.

"Hmm, aku kenal pemilik sepatu ini, dan aku mau mengembalikannya."sahut gadis itu, sedikit berlari meninggalkan Dewa.

"Nih sepatu lo! lo ya, kalau Ka Rendra tahu, bisa kena omelan lo!"

"Hehehe! makanya jangan di kasih tahu donk" balas gadis penimpuk kepala Dewa sembari memasangkan kembali sepatunya.

Gadis yang membawa buku di tangannya, memutar badannya, hendak meninggalkan saudara kembarnya.

"Shakira, tunggu! Kok lo ninggalin gue?"

Gadis yang dipanggil Shakira itu berbalik dengan wajah yang cemberut. " Buruan, Shakila! ntar dosennya keburu masuk," sahut Shakira.

Ya, mereka berdua adalah putri kembar dari pasangan Seno dan Amira. Pemilik dari Mahardika Properties dan CEO di perusahaan Wijaya group milik dari orangtua Amira. Mereka memiliki satu kakak kembar lagi, yang mereka panggil dengan Ka Rendra.

" Kenapa lo sampai dikejar-kejar tuh cowo ?" tanya Shakira sambir berjalan menuju ruangan.

"Hehe, gue yang salah sih! gue tadi nimpuk dia pake sepatu, habiss dia ngeselin sih!" sahut shakila berusaha mensejajarkan langkah Shakira yang lumayan cepat berjalan.

"Ngeselin gimana?emang dia ngapain lo?"

"Hmm, gue dikatain bocah! ya gue gak terimalah." sahut Shakilla seraya mencebikkan bibirnya.

" Kan elo memang masih bocah dibanding dia! jadi ngapain lo mesti marah?" Shakira mendudukan tubuhnya di kursi, setelah mereka sudah masuk ke ruangan mereka sekarang.

"Eh, tolong ya ..., gue memang lebih muda dari dia, tapi gue bukan bocah." ucap Shakila tidak terima.

"Ok, ok, lo memang bukan bocah lagi, tapi, serius deh, tingkah lo yang kaya bocah." cetus Shakira.

"Ihhh, gue bejek-bejek juga lo!" Shakila menggeram, kesal ke arah Shakira.

"Hei! Kalian berdua ya, berantem aja kerjaannya!" Azalea tiba-tiba muncul, melerai dua sepupu sekaligus sahabatnya itu.

"Kenapa lagi lo berdua? masih perkara kemarin ya?" tanya Lea.

"Nggak! gue gak perduli lagi soal itu!" ujar Shakira.

"Elleh, paling nanti, kalau Papi di rumah, lo bakal nanyain lagi!" Shakilla mendengus ke arah Shakira.

"Lagian gue bingung deh, kenapa sih Om Seno gak ingat, siapa yang lahir duluan diantara kalian berdua? kan aneh!" ujar Lea sambil duduk di sebelah kanan Shakira.

" Tau tuh si Papi.bikin bingung anaknya aja. Bingung, mana yang Kaka, mana yang adik? Sebelum jelas, gue mah ogah manggil dia Kaka." ucap Shakilla.

" Gue juga ogah manggil lo Kaka."Shakira membalas ucapan Shakilla.

"Udah ..., udah! Kok jadi berantem lagi? intinya lo berdua itu kembar.Lahir di tanggal, bulan dan tahun yang sama, hanya menitnya yang berbeda." Lea berusaha mengehentikan pertikaian dua kakak beradik itu.

"Justru yang menit berbeda itu,yang perlu dicari tahu Lea," ucap Shakira dan Shakila hampir bersamaan.

"Udah,Stop! dosen udah masuk! " Lea menghembuskan nafas lega, karena dosen hadir di saat yang tepat. Kalau tidak, Shakira dan Shakila tidak akan berhenti berdebat.

tbc

Seperti yang aku jelaskan akan ada pengulangan adegan di novel ini. Tujuannya, selain mengingatkan, juga agar ceritanya nyambung.😁😁😁

Bagi yang bingung, boleh mampir ke You are my destiny ya gais, biar tahu siapa mereka.😁😁😁

Oh,ya jangan lupa buat like, vote dan komen. Thank you🙏🥰🤗

Bab 2

"Kantin yuk! lapar gue." Lea berdiri dari kursinya setelah dosen keluar dari kelas mereka.

"Tunggu sebentar! gue rapiin buku gue dulu." Shakila memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, sementara Lea dan Shakira dengan setia menunggu Shakila selesai merapikan bukunya.

Setelah Shakila selesai dengan kegiatannya, mereka pun berjalan beriringan sambil bersenda gurau menuju kantin. Sepanjang koridor kampus, seperti biasa, mereka pasti selalu mendapat godaan-godaan dari para mahasiswa-mahasiswa, karena tidak bisa dipungkiri kalau paras Lea, Shakila dan Shakira sangat cantik. Akan tetapi mereka selalu tidak menanggapi semua godaan-godaan mereka.

"Sekarang giliran siapa yang pesan makanan?" tanya Lea, sembari mendaratkan tubuhnya duduk di kursi.

"Kayanya giliran Killa deh!" Shakira juga mendaratkan tubuhnya di depan Lea.

Shakila menghela nafasnya dengan sekali hentakan. "Iya, giliran gue.Loe-loe pada mau apa?"

"Hmm, gue pesan mie ayam deh! seperti biasa ya!" sahut Lea dengan seulas senyuman dibibirnya.

"Kalau gue, samain aja sama Lea!" timpal Shakira, tanpa melepaskan tatapannya dari layar ponselnya.

Setelah selesai memesan mie ayam, Killa kembali duduk di samping Kira. Sambil menunggu pesanan mereka datang, mereka sibuk dengan ponsel masing-masing.

Disaat bersamaan Dewa juga memasuki area kantin yang sudah sarat dipenuhi oleh mahasiswa dan mahasiswi. Dia mengedarkan matanya untuk melihat apakah masih ada kursi kosong untuknya.

Dia memicingkan kedua netranya begitu melihat sosok yang sepertinya dia pernah lihat. Dewa mengayunkan langkahnya untuk menghampiri sosok yang sekarang sedang menutupi wajahnya dengan tasnya.

"Ka, duduk bareng kita yuk! kursinya masih ada yang kosong di samping gue." Lisa, perempuan yang merasa paling cantik di kampus,menghentikan langkah Dewa,dan memasang senyum paling manis yang dia punya.Nada suaranyapun dia atur selembut mungkin, berharap Dewa mau memenuhi permintaannya.

"Maaf! aku mau duduk di sana saja.Terima kasih buat tawarannya!" Dewa melanjutkan langkahnya meninggalkan Lisa and the geng, menuju tempat dimana Lea, Kira dan Kila berada. Mendapat penolakan dari Dewa membuat Lisa merasa kesal.

"Kenapa sih gue selalu kalah dari mahasisiwi-mahasiswi kere itu?" gerutu Lisa, yang tidak tahu siapa sebenarnya Lea Cs.Karena mereka tidak pernah menonjolkan siapa mereka sebenarnya.

"Iya tuh! mereka selalu saja jadi penghalang buat kita semenjak mereka kuliah di sini." sahut salah seorang anggota geng Lisa memanas-manasi Lisa.

"Sepertinya popularitasmu akan semakin turun deh Lis, karena ke tiga orang itu." timpal yang lainnya ikut memanas-manasi.

" Gengs kayanya kita harus kembali bertindak seperti dulu lagi.Kita harus mengerjai mereka bertiga untuk memberikan efek jera, agar tidak merasa sok kecakepan lagi di kampus ini." ucap Lisa dengan seringaian sinis yang terbit di bibirnya.

"Kamu kenapa Kila? kok wajahnya ditutupi?" raut wajah Lea terlihat bingung melihat tingkah sahabatnya itu.

"Sttt! kamu bisa diam gak sih? tuh cowo, tadi gue nimpuk kepalanya pakai sepatu. Kayanya dia lihat gue deh tadi." Bisik Kila.

" Aku memang udah lihat kamu.Sekarang kamu mau lari kemana?" Dewa ternyata sudah berdiri di belakang Shakila dan bahkan mendengar apa yang dia bisikkan pada Lea.

Shakila pelan-pelan memutar kepalanya sembari nyengir kuda ke arah Dewa. " Eh, Kaka tampan. Lagi nyari Kira ya? tuh dia orangnya." Kila menunjuk Shakira sembari menggigit bibir bawahnya.

"Hei, kok gue?!" seru Shakira protes.

"Hmmm, gue nyari orang yang nimpuk gue tadi, dan gue yakin kalau lo lah orangnya." sorot mata Dewa sangat tajam menatap manik mata milik Shakila.

"Bukan gue Ka, suer deh!" Shakila mengancungkan jari tengah dan jari telunjuk bersamaan.

"Hei, Nona, aku bukan orang bodoh yang bisa kamu bohongin.Tadi sudah sangat jelas aku dengar kamu, berbisik pada temanmu itu. Dan satu lagi, aku belum terlalu tua untuk melupakan sepatu yang mendarat di kepalaku tadi." Dewa masih berusaha menekan intonasi suaranya, walaupun sebenarnya dia ingin marah saat ini.

"Ka, sebenarnya itu bukan salahku, tapi salah sepatuku. Entah kenapa sepatuku tertarik sama kaka. Aku tadi udah melarang dia, buat mendarat di kepala kaka, tapi sepatuku itu tetap ngeyel ka.Katanya dia tetap mau kenalan sama kepala Kaka." Shakila tetap berusaha ngeles dengan ucapan-ucapan absurdnya. Hingga membuat Shakira dan Lea menggeleng-gelengkan kepala sembari menahan tawa.

"Kamu jangan bercanda! ini tidak lucu! kesabaran Dewa mulai hilang.

"Aku gak bercanda Ka! Aku dua rius malah!"

Dewa menarik nafas dalam-dalam, dan menghembuskannya dalam sekali hentakan.

"Mimpi apa aku semalam, hari pertama masuk udah harus berhadapan sama bocah!" Dewa beegumam pelan, tapi masih bisa didengar oleh Shakila.

Mendengar kata bocah yang keluar dari mulut Dewa, membuat darah Shakila naik seketika, karena dia paling anti dibilang bocah. Sahakila berdiri sambil menggebrak meja,membuat tatapan semua orang yang ada di kantin tertuju padanya. Shakila menarik kerah baju Dewa kebawah, untuk membuat Dewa menunduk, agar dia lebih leluasa untuk membisikkan kata yanga hendak dia ucapkan. " Kak, aku bukan bocah lagi, aku bahkan sudah bisa buat anak. Gimana? apa kaka mau coba?" bisik Kila tepat di telinga Dewa, sehingga membuat Dewa tercekat dan susah untuk menelan ludahnya sendiri.

"Aw, aw, sakit ... sakit!" sebuah tangan kekar tiba-tiba menjewer telinga Shakila.

"Lo lagi ngapain, Hah?! ulah apa lagi yang udah lo buat?" tanya sang pemilik tangan itu.

"Aku gak berulah Ka Rendra. aku cuma___"

Ya, pemilik tangan yang menjewer telinga Shakila adalah Syailendra, Kakak laki-laki satu-satunya yang hanya berbeda beberapa menit darinya.

"Cuma apa?" wajah Syailendra sudah sangat dekat dengan wajah Shakilla. Shakila menelan ludahnya sendiri, dan menjauhkan wajahnya dari kakanya itu.

"Dia tadi bilang kalau dia sudah bisa membuat___ hmpttt. " Shakila refleks menutup mulut Dewa, dengan tatapan memohon agar tidak memberitahukan pada Kakaknya.

Sementara itu di meja lain, Lisa Cs semakin kesal dan jengkel melihat Shakila. Dia berdecih dengan sorot mata yang mengandung kebencian menatap ke arah meja dimana ada Lea dan yang lainnya berada.

"Cih, dasar gadis murahan! semua laki-laki dia mau. gak Rendra,gak cowo itu, dia mau semua!" Lisa berdiri dan berjalan meninggalkan area kantin dengan mulut yang tidak berhenti menggerutu. Lisa merasa kesal, semenjak kehadiran Lea Cs di kampus mereka, semua perhatian para lelaki,yang dulunya mengarah padanya dan selalu memujinya cantik, kini beralih pada Lea Cs yang berbeda satu tingkat di bawah mereka. Lisa Cs tidak ada yang tahu, kalau Syailendra adalah Kakak kembar Shakila dan Shakira.

"Dia sudah bisa apa Ka?" Rendra kembali bertanya dengan ekor mata yang curiga pada Shakila.

"Tidak ada apa-apa, Bro!Pacar loe ini cuma__"

"Dia adik kembarku Ka, bukan pacarku." sangkal Rendra. " Jadi dia berulah apa tadi Ka?" Rendara kembali bertanya.

"Oh tidak ada! santai aja!" Dewa menarik ekor matanya, melirik ke arah Shakila yang menarik nafas lega.

"Hmm, Ka, kalau adikku yang nakal ini bikin masalag sama Kaka, aku minta maaf ya!" Rendra menerbitkan senyuman yang tulus ke arah Dewa.

"Emm, santai aja!" Dewa memberikan tepukan pada pundak Rendra. Lalu dia meraih ponselnya dari dalam saku, karena ponselnya berbunyi yang menandakan ada pesan yang masuk.

"Wa, kamu bisa pulang cepat, nak? soalnya ada hal penting yang ingin papah bicarakan!" isi pesan dari Reno,papahnya Dewa.

"Maaf, bro aku pamit pulang dulu! soalnya ada urusan penting." Dewa mengayunkan langkahnya, meninggalkan Rendra dan yang lainnya, setelah Rendra menganggukkan kepalanya.

Tbc

Mohon dukungannya ya gais. Please like, vote dan komen thank you

Song Weilong as Syailendra

Angelababy as Lisa

Kabar baik buat Dewa.

"Hmm, sepertinya gue pernah melihat cowok tadi.Tapi dimana ya?" celetuk Lea setelah tubuh Dewa menghilang dari depan mereka. Lea tampak berusaha mengingat dimana dia pernah melihat Dewa.

"Loe salah kali! dia kan baru masuk hari ini!" ucap Shakira.

"Nggak! gue yakin, kalau gue gak salah!" Lea masih berusaha mengingat dimana dia melihat wajah Dewa. "Oh iya gue ingat!" pekik Lea sembari meraih ponsel dari dalam tasnya.Dia lalu membuka media sosial Galang, sepupu Vina yang sekarang sedang kuliah di London.

"Nah, ini dia! betul kan?" Lea menunjukkan photo kebersamaan Galang dan Dewa, dan bahkan ada Vina di dalam photo itu.Photo yang pernah dia tunjukkan pada Aariz, yang membuat kakaknya itu kebakaran jenggot.

"Iya, itu dia! tapi ... kok dia ada di sini ya?" Shakila menautkan kedua alisnya, penasaran.

"Loe yakin nanyain kita Kila? kita tuh sama! sama-sama gak tahu!" Shakira menjitak kepala Shakila.

"Emang yang lagi nanyain lo siapa?" Shakila balik mendorong jidat Shakira pelan.

"Lah, bukannya lo tadi nanya, 'kok dia ada di sini ya?" Shakira tidak mau kalah. Dia mengoyang-goyangkan kepalanya, dengan lidah yang melet, lalu mengangkat sudut bibirnya sebelah, membentuk senyuman sinis ke arah Shakila.

"Udah, udah kok kalian berdua jadi berantem lagi?" Lea melerai perdebatan saudari kembar itu. "Kalau mau tahu, habis ini kita kerumah Vina, lalu nanti kita tanya sama Vina kenapa cowok tadi ada di Indonesia." Sambung Lea lagi.

"Loh, bukannya Vina masih di London? ngapain kita kerumah dia?" raut wajah Shakila terlihat bingung.

"Kila! Loe dari tadi, berarti gak dengar ucapan gue di kelas ya?" Lea menatap Shakila dengan tatapan kesal.

"Emang loe tadi bilang apaan?" tanya Shakila belum nyambung sama sekali.

"Ya ampun Kilaaa! lama-lama gue bisa mati berdiri,ngadepin lo yang selalu gak pernah fokus kalau orang lagi ngomong. Gue ngomong sampai berbuih-buih nih mulut, ngasih tahu kalau Vina udah balik ke Indonesia kemarin sama kaka Gue, tapi loe gak dengar sama sekali? gak habis pikir gue." Lea menggeleng-gelengkan kepalanya merasa kesal dengan Shakila.

"Lho, jadi Vina udah balik ke sini lagi?" Kali ini Shakira yang buka suara.

"Ampun deh, jadi loe juga sama kaya Kila, gak dengarin gue tadi?" Lea, memijat kepalanya,pusing menghadapi sepupu-sepupunya yang benar-benar menyebalkan.

Shakira dan Shakila bukannya merasa bersalah, justru terbahak-bahak melihat raut wajah Lea yang kusut.

**********

"Kamu sudah pulang Nak?" senyum Reno terbit ketika melihat kedatangan Dewa putra satu-satunya.

"Sudah,Pah!" sahut Dewa sembari mencium punggung tangan Reno.

"Tadi kata Papah ada yang mau dibicarakan, apa itu Pah?" Dewa yang memang dari dulu lebih suka straight to the point, tanpa basa-basi langsung bertanya pada papahnya, mengenai apa yang ingin dibicarakan.

"Kamu duduk dulu Nak!" Reno tersenyum,lalu mendaratkan tubuhnya untuk duduk di sofa disusul oleh Dewa yang mendaratkan tubuhnya juga.

Reno, terlihat mengambil sesuatu dari balik balik bantal sofa dan memberikannya pada Dewa dengan senyuman yang mengembang terulas pada bibirnya.

"Pah, i-ini kok bisa di tangan Papah?" Dewa memegang benda yang diserahkan papanya dengan tangan yang gemetar.Dia seakan tidak percaya melihat sesuatu yang benar-benar diinginkan dan diperjuangkannya selama ini kini ada ditangannya. Apalagi kalau bukan Izasah S2 yang membuatnya benar-benar sudah mendapat gelar MBA dari kampusnya di London.

"Om Dimas,papahnya Vina yang memberikannya pada Papah tadi. Ternyata, papahnya Vina mengabulkan permintaan papah untuk mengurus izasah kamu yang awalnya tidak akan diberikan oleh kampus padamu, walaupun kamu sudah menyelesaikan final report atau consulting project." terang Reno dengan senyuman yang tidak pernah memudar dari bibirnya.

Kedua netra Dewa berkaca-kaca mendengar penuturan papahnya. Rasa bersalah dan penyesalannya atas perbuatannya pada Vina kembali semakin besar.Mulut Dewa seakan kelu, tidak sanggup untuk berkata apa lagi. Dewa tidak pernah menyangka, kalau Dimas masih berbaik hati, melakukan ini semua,padahal dia hampir saja melecehkan Vina putrinya.

"Pah, aku harus pergi! aku mau berterima kasih pada Om Dimas." Dewa berdiri dan nyaris mengayunkan langkahnya untuk keluar menemui Dimas.

" Tidak perlu, Nak! untuk saat ini kamu jangan menemui Om Dimas dulu. Papah sudah mewakilimu untuk berterima kasih tadi. Kamu bisa berterima kasih nanti di saat yang tepat."

"Tapi,Pah__,"

"Nak kali ini dengarin Papah ya?" ujar Reno dengan raut wajah yang memelas.

"Baiklah kalau begitu!" Dewa kembali memasang senyumnya,lalu mencium berkas izasah yang ada di tangannya.

"Sekarang apa rencanamu Wa? apa kamu sudah bisa melanjutkan bisnis properti Papah? soalnya papah masih sibuk menangani banyak kasus hukum dari orang-orang yang mempercayakan papah sebagai lawer mereka." ucap Reno penuh harap.

" Hmm, lihat nanti ya Pah. Aku pasti akan tetap membantu Papah untuk mengelola bisnis properti papah.Tapi, kalau boleh izinkan Dewa juga, untuk melakukan hal yang membuat papah bangga pada Dewa. Dewa ingin sukses karena usaha Dewa sendiri. Yang Dewa rintis sendiri dari awal, bukan meneruskan yang sudah ada.Tapi, papah tenang saja, aku juga tidak akan tinggal diam dan membiarkan Papah untuk mengurus semuanya sendiri." sahut Dewa sembari mengulum senyumnya.

"Hmm, papah bangga padamu nak." Reno menepuk-nepuk pundak Dewa dengan terharu.Dia kini merasa terharu melihat anak semata wayangnya, yang dia besarkan sendiri semenjak istrinya meninggal, saat usia Dewa masih sangat kecil, kini sudah bertumbuh menjadi semakin dewasa.

*********

Suara berisik dari arah kamar Vina terdengar riuh sampai kebawah. Siapa lagi penyebab suara berisik itu kalau bukan Lea dan 3 gadis muda lainnya, Shakila, Shakira dan Vina.

Mereka berempat dari tadi sibuk mengoceh, dan cekakak-cekikik, hingga membuat Devano adik semata wayang Vina merasa kesal dan memilih untuk pergi main ke rumah temannya.

"Vin, jadi benaran lo bakal kuliah di sini lagi?" suara cempreng Shakila terdengar sangat antusias saat bertanya hal itu pada Vina.

"Iya, benaran dong Kilaaa!" sahut Vina.

"Emangnya lo gak malu balik ke sini lagi?" kali ini Shakira yang buka suara.

"Ngapain mesti malu? aku kan ga te* lan* jang? kalau aku gak pakai baju, baru aku malu!"

"Dia mah mana ada malunya, selama ada Ka Aariz di sisinya." timpal Lea dengan nada meledek.

"Pintar banget sih calon adik ipar gue!" ujar Vina sambil mencubit pipi Lea dengan gemas.

"Oh ya, Ka Galang titip salam pada loe!" ucap Vina tiba-tiba, yang membuat pipi Lea seketika bersemu dan hatinya dipenuhi dengan kupu-kupu yang beterbangan.

"Oh, salam balik!" sahut Lea pura-pura bersikap biasa aja, padahal kalau tidak ada orang, mungkin saat ini dia akan berjingkrak-jingkrak dan menari-nari.

"Dia cuma berterima kasih karena loe pernah membantunya menemukan ponselnya yang dia letak sembarangan." ucapan Vina kali ini, langsung membuat kupu-kupu yang tadi bertebangan, di hati Lea hilang seketika.

"Cuma itu?"tanya Lea dengan ekspresi kecewa.

"Iya! loe kenapa jadi lemas begitu? loe tidak lagi berharap lebih kan?" Vina memicingkan matanya, penasaran dengan perubahan mood Lea.

"Nggaklah! aku mah biasa saja!" sahut Lea cepat-cepat sebelum semua yang ada di kamar itu menyadari kekecewaannya.

"Oh iya Vin, kamu kenal orang ini kan?" celetuk Shakila tiba-tiba sembari menunjukkan photo Dewa yang ada di media sosialnya.

Tbc

Mohon dukungannya ya gais. Dukungan kalian semua merupakan semangat buat author retceh sepertiku.😀😀

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!