NovelToon NovelToon

30 Hari Menjelang Perpisahan

kanker rahim setadium 3

''apa penyakit yang diderita saya dok..'' tanya Nadira ingin tahu, matanya berkaca-kaca karena tak kuat menahan kesakitan yang ia rasakan

''maaf Bu, ibu mengidap kanker rahim setadium 3, sel kanker nya sudah menyebar keseluruhan anggota tubuh ibu, ibu hanya punya waktu 30 hari lagi untuk bertahan hidup..'' jawab dokter. dokter dengan berat hati menjelaskan semua resikonya kepada Nadira

''ya allah, dokter tidak bercanda kan..?'' tanya Nadira dengan tubuh gemetar, tubuhnya lemas tak berdaya ketika mendengar perkataan dokter barusan

''tidak Bu, dari laporan hasil lab itu sudah jelas kalau ibu mengidap kanker rahim, ibu yang sabar ya, ibu harus tetap semangat untuk sembuh, percayakan semuanya kepada Allah, karena tak ada yang tidak mungkin bagi Allah..'' jawab dokter. dokter berusaha memberi semangat ketika melihat Nadira menjatuhkan air matanya

''iya dokter..'' ujar Nadira dengan tubuhnya yang masih gemetar, wajahnya berubah pucat dengan keringat dingin yang bercucuran di seluruh tubuhnya.

''kalau gitu saya permisi dulu dok, terimakasih dokter sudah menguatkan saya..'' ujar Nadira pamit kepada dokter cantik itu lalu bangkit dari duduknya berjalan keluar ruangan.

dengan tubuh gemetar, Nadira menguatkan dirinya berjalan melewati kamar demi kamar di rumah sakit itu, langkah demi langkah kakinya berjalan, nadira terus meneteskan air mata. dia tidak pernah membayangkan jika semua ini akan terjadi kepadanya, kenyataan pahit yang harus tetap dia jalani hingga kematian menjemputnya.

"ya Allah, kenapa engkau memberikan ku cobaan seberat ini, jika aku mati, lalu bagaimana dengan nasib anak anaku yang masih kecil?, siapa yang akan mengurusnya? tolong kuatkan aku ya Allah.." batin Nadira merintih

...🌹 keadaan di rumah 🌹...

"ka ini bukunya, nanti kk bantu ngerjain PR punya ku ya, soalnya bunda belum pulang.." ujar sifa kepada Ilham kk nya. Sifa mengambilkan buku milik kk nya, berharap kk nya mau membantunya mengerjakan PR

"iya de, nanti kk bantu ya, tapi kk mau ngerjain PR punya kk dulu, kamu isi dulu semuanya, nanti biar kk yang periksa.." ujar Ilham kepada adiknya

"iya ka.." ujar sifa. sifapun mengerjakan PR matematika nya sendiri

Ilham dan sifa adalah anak yang berfrestasi di sekolahnya, mereka juga dikenal sebagai anak tauladan Karena selalu datang tepat waktu dan selalu berprilaku baik/ sopan santun kepada siapapun.

"assalamualaikum ..." ujar nadira mengucapkan salam, Nadira langsung masuk ke dalam rumah ketika melihat anak anaknya sedang mengerjakan PR diruang keluarga.

"waalaikumsalam, eehhh, bunda sudah pulang.." ujar sifa tersenyum menjawab salam Nadira

Nadira membalas senyuman Sifa lalu menghampiri mereka, mencium pipi mereka dengan penuh kasih sayang.

"iiihhhh, anak anak bunda rajin banget sih, gimana PR nya sudah pada beres apa belum? sini biar bunda periksa.." tanya Nadira kepada kedua anaknya. Nadira langsung menyimpan tasnya di sofa dan fokus kepada ke dua anak anaknya tanpa menghiraukan rasa sakit yang sedari tadi terus menggerogoti tubuhnya.

"Alhamdulillah, punya kk sudah beres bunda.." jawab Ilham menyodorkan bukunya ke hadapan Nadira

"yey, benar semua sayang. anak pintar.." ujar nadira memuji Ilham setelah dia memeriksa PR Ilham benar semua "coba, bunda lihat punya Ade.." ujar nadira kepada Sifa

"ini bunda.." Sifa menyodorkan buku miliknya ke hadapan Nadira

"yey, punya Ade juga benar semua, pintar pintar sekali sih anak bunda ini, bunda bangga sekali memiliki anak seperti kalian..'' ujar nadira memeluk dan mencium kedua anaknya dengan mata yang berkaca-kaca

Nadira sangat sedih, hatinya hancur ketika dia mengetahui umurnya tak akan lama lagi, Nadira khawatir dengan ke2 anaknya, Nadira takut jika nanti dia meninggal, tak ada yang mengurus mereka dan memberikan kasih sayang untuk mereka.

''bunda, pokonya aku mau dapat peringkat pertama lagi seperti taun lalu..'' ujar Ilham kepada Nadira. dia sangat bersemangat untuk mendapatkan peringkat nomor 1 dikelasnya

''aku Juga mau bunda, pokonya harus..'' ujar sifa juga terlihat sangat bersemangat

''iya nak, kalau kalian ingin dapat peringkat 1 lagi, kalian harus rajin belajarnya, bunda doakn semoga kalian bisa menjadi anak-anak sukses, semangat..'' ujar Nadira mendoakan ke2 anaknya, dia juga memberikan semangat kepada ke2 anaknya

''amiiiiinn, terimakasih bunda, aku sama Ade akan lebih giat belajar nya..'' ujar Ilham tersenyum

''iya, sama sama nak. ya sudah, kalau gitu kalian mandi ya, habis itu kita makan, bunda akan buatkan makanan kesukaan kalian..'' ujar nadira menyuruh anak2 nya untuk mandi

''iya bunda..'' ujar ke2 anaknya serentak

Ilham dan sifapun berjalan menuju kamarnya, sedangkan Nadira masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri karena sebentar lagi suaminya pulang dari kantor.

...tak. tok. tak. tok....

...terdengar hentakan sepatu pantofel berjalan menuju kamar Nadira...

''itu pasti mas Bayu..'' ujar Nadira tersenyum.

dengan terburu buru, Nadira berdandan di depan meja rias, memoles wajahnya dengan bedak lalu memakai parfum, aroma wangi tercium hingga seluruh ruangan kamarnya.

dia sudah tidak sabar ingin bermanja, dan mengungkapkan segala keluh kesahnya kepada bayu, dia juga sudah tidak sabar ingin membicarakan perihal penyakit yang dideritanya kepada suaminya itu.

''assalamualaikum mas, mas sudah pulang..?'' tanya nadira, dia langsung menggandeng tangan Bayu, bermanja, bersandar di bahunya.

''apa apaan sih..'' teriak bayu, mendorong Nadira hingga Nadira terpental jauh darinya

''loh mas, ko mas jadi kasar kaya gini, mas kenapa sih..?'' tanya Nadira dengan tenang, Nadira tetap bermanja kepada suaminya itu

''aku mau bicara serius sama kamu..'' jawab Bayu memalingkan wajahnya

''ngomong apa sih mas?, oh iya aku tau, mas mau ngomongin acara buat universary kita kan..?'' tanya nadira. Nadira tetap bersikap baik kepada suaminya meskipun Bayu sudah bersikap kasar terhadap nya

''kamu jangan ngaco deehhh, pake ngomongin acara universary. gak ada..'' jawab Bayu tetap jutek, Bayu malah terlihat seperti membenci nadira

''kenapa mas, kenapa mas berbicara seperti itu..?'' tanya Nadira merasa aneh dengan sikap suaminya

''aku mau kita pisah..'' jawab Bayu dengan tegas

''mas, kamu bercanda kan, kamu ngomong seperti ini karena kamu ingin memberikan suprise untuk aku kan..?'' tanya Nadira balik, Nadira menggenggam tangan suaminy seakan semua ucapan Bayu itu hanya gurauan semata

''aku serius Nadira, aku mau menceraikan kamu, aku mau menikah lagi dengan perempuan lain..'' jawab Bayu, bahkan dengan kasar Bayu melepaskan tangan Nadira

''ya allah mas, kenapa kamu jadi seperti ini, tega kamu ya, kamu tega nyakitin aku kaya gini..'' ujar Nadira meneteskan air matanya

''justru Karena aku tidak mau menyakiti kamu, itu sebabnya aku jujur sama kamu..'' ujar Bayu berkata dengan nada tinggi

''mas, dengan cara kamu seperti ini kamu sudah menyakiti aku dan anak anak. kita menjalin hubungan ini sudah 10 tahun mas, dengan mudahnya kamu tergoda dengan perempuan lain, aku gak terima mas, kamu fikirin anak anak, sebentar lagi mereka ujian, aku gak mau sampai mereka tau kalau ayah dan bundanya bermasalah. apalagi hingga menurunkan nilai mereka di sekolah...'' ujar nadira berbicara dengan nada tinggi juga. Nadira merasa kecewa, diapun pergi meninggalkan bayu

''terserah..'' ujar Bayu teriak.

...bersambung...

...jangan lupa dukungannya ya....

...like, comen n vote nya...

persyaratan untuk perpisahan

Nadira masuk ke dalam kamar mandi dengan air mata yang terus jatuh membasahi pipinya, tak ada pelarian kecuali tempat yang lembab dan sempit itu, karena dia tidak mau sampai ke dua anaknya tau kalau bundanya menangis.

dia merebahkan tubuhnya di bathtub sembari terus menangis, dia tidak menyangka Bayu bisa Setega itu terhadap nya, Bayu tega mengkhianatinya disaat dia mengidap penyakit parah seperti ini. Nadira tidak pernah membayangkan jika ke2 anaknya tau kalau ayahnya akan menikah lagi dengan perempuan lain.

''ya allah, kenapa engkau memberikan cobaan seberat ini, kenapa mas Bayu tega mengkhianati ku ya Allah, apa salahku? apa yang kurang dariku sehingga dia berpaling? sabarkanlah aku ya Allah, kuatkanlah aku menghadapi semua ini..'' ujar Nadira terisak

Nadira terus menangis karena dia belum bisa menerima semua ini, dia masih tidak menyangka suaminya bisa berpaling darinya padahal dia selalu bersikap baik, dia juga tidak pernah ada masalah dengan suaminya itu.

''mas, aku tau kamu masih mencintai aku, aku tau kamu hanya bosan sama aku mas, aku tidak akan menyerah, aku akan berusaha merebut kembali perhatian kamu, aku akan membuat kamu menyesal karena sudah menyakiti aku seperti ini..'' ujar Nadira yang tak berhenti menjatuhkan air matanya

...tok...

...tok...

...tok...

...bunda...

...teriak ke dua anaknya dari balik pintu kamar mandi...

''iya sayang..'' ujar nadira. Nadira langsung menghapus air matanya lalu membuka pintu kamar mandi

''bunda kenapa?, bunda habis nangis ya?'' tanya Ilham dan Sifa

''engga sayang, bunda habis cuci muka..'' jawab Nadira tersenyum. ''kk sama Ade udah mandinya..? tanya nadira kepada ke dua anaknya

''sudah bunda..'' jawab mereka serentak

''pinter, kalau udah wangi, kita langsung ke dapur yuk, kita makan..'' ujar nadira tersenyum.

Nadira pun menggandeng tangan kedua anaknya berjalan menuju dapur, selagi masih ada waktu Nadira ingin menghabiskan waktu bersama mereka, mencurahkan kasih sayangnya, nadira akan berusaha menjadi ibu yang baik untuk mereka sebelum ajal menjemput nya.

''ayo duduk yoo, tunggu 5 menit saja ya, bunda buatin dulu makanannya..'' ujar Nadira tersenyum.

Nadirapun berjalan meninggalkan meja makan untuk mengambil bahan makanan di lemari es, hari ini Nadira membuatkan ayam goreng, dan nugget kesukaan mereka

...5 menit kemudian...

''eng ing eng, makanan nya udah jadi nih, ayo di makan..'' ujar nadira tersenyum, menghidangkan makanan itu di meja makan

''asiikkk, terimakasih ya bunda..'' ujar sifa dan Ilham. mereka tampak senang dengan masakan yang Nadira buat.

...💞💞💞💞💞...

malam pun tiba, terdengar suara adzan isya berkumandang begitu merdu membuat nadira tak henti menjatuhkan air matanya.

Nadira menggelarkan sajadah menuju kiblat untuk melaksanakan shalat isya, sholat yang selalu dia tunggu, karena selepas sholat dia bisa mencurahkan segala isi hatinya kepada sang pencipta-allah.

kedua tangannya menengadah, memuji sang pencipta sembari meneteskan air mata, nadira pasrah, dia menyerahkan hidup dan matinya hanya kepada Allah.

...cleeeekk...

Bayu membuka pintu kamarnya berjalan melewati nadira yang masih duduk di atas sajadah.

''loh mas, ko kamu bawa bawa bantal ..?'' tanya nadira, Nadira langsung bangkit dari duduknya, melepas mukena, lalu berjalan menghampiri bayu yang sudah membawa bantal di tangannya

''mulai malam ini, aku tidur di ruang tamu, aku gak mau tidur sama kamu lagi karena sebentar lagi kita akan berpisah..'' jawab Bayu memalingkan wajahnya

''gak bisa gitu dong mas, aku kan sudah bilang aku gak mau pisah dari kamu..'' ujar Nadira berbicara dengan nada tinggi karena merasa sangat kesal dengan suaminya yang terus mengatakan kata pisah

''gak bisa, pokonya aku akan tetap menceraikan kamu..'' ujar Bayu keukeuh

''kalau itu mau kamu, ok mas, aku tidak akan pernah memaksa kamu untuk mempertahankan rumah tangga kita, tapi ada syaratnya..'' ujar nadira tegas

''ok, apa persyaratannya..?'' tanya Bayu ingin tahu

''30 hari lagi adalah hari universary kita mas, aku mau setiap pagi kamu gendong aku dari kamar sampai dapur seperti pada awal kita menikah, dulu kamu sering lakukan itu ke aku kan? hanya 30 hari mas, habis itu kamu bebas mau menikah dengan siapa saja wanita pilihan kamu, apa kamu sanggup..?'' tanya nadira. Nadira sengaja meminta persyaratan itu karena dia ingin di sisa waktu hidupnya, nadira bisa memberikan kebahagiaan untuk kedua anaknya dengan melihat ayah bundanya selalu harmonis

''persyaratan macam apa itu, gak, aku gak bisa..'' jawab Bayu mengerutkan keningnya. Bayu merasa aneh dengan persyaratan yang Nadira berikan untuknya

''mas, aku hanya minta waktu 30 hari, setelah itu kamu bebas mau menikah dengan wanita mana saja, mas kamu harus memikirkan perasaan anak anak, apa jadinya kalau mereka tau kalau ayah dan bunda bermasalah seperti ini, aku hanya minta waktu 30 hari sampai mereka beres ujian mas, aku gak mau sampai nilai mereka turun hanya gara gara memikirkan kita, kamu boleh marah sama aku, tapi jangan di depan anak anak..'' ujar nadira memohon dengan mata yang berkaca-kaca

''ok, aku sanggup, tapi aku melakukan semua ini bukan untuk kamu, ini semua demi anak anak, jangan geer kamu..'' ujar Bayu. bayu menaruh bantalnya si sofa, malam ini dia tidak jadi tidur di kamar tamu, dia tidur di sofa kamarnya karena takut menjadi pertanyaan kedua anaknya

...kring...

...kring...

...kring...

...tiba tiba ponsel Bayu berbunyi begitu nyaring...

...muncul nama Elsa di layar ponselnya...

📞hallo sayang, ada apa sih nelpon aku malam malam kaya gini?, kamu kangen ya sama aku..?'' tanya Bayu setelah menerima telepon dari Elsa.

📞 iya sayang, aku kangen banget sama kamu. jadi kapan kamu nikahin aku...?'' tanya Elsa balik, Elsa sudah tidak sabar ingin segera menikah dengan Bayu

📞 iya sayang, mas janji 30 hari lagi mas akan menikahi kamu..'' jawab Bayu tersenyum

📞loh mas, ko 30 hari lagi?, sebenarnya mas ini serius gak sih mau nikahin aku..?'' tanya Elsa. Elsa merasa ada yang aneh dengan Bayu karena dia selalu mengundur ngundur waktu, Elsa merasa Bayu tidak serius mau menikahinya

📞 serius sayang, kasih mas waktu 30 hari ya, Nadira ngasih persyaratan, dan mas sudah menyanggupi persyaratan dari dia, kamu sabar ya..'' jawab Bayu menyuruh pacarnya itu untuk menunggu

📞 persyaratan apa sih mas..?'' tanya Elsa penasaran

📞 selama 30 hari mas harus gendong dia dari kamar sampai dapur, itu saja..'' jawab Bayu menjelaskan

📞heh, persyaratan macam apa itu? aneh banget..'' jawab Elsa, Elsa merasa aneh dengan persyaratan yang Nadira berikan

📞aku juga gak ngerti sayang, udah lah, turuti aja, lagian ga lama ko, cuma 30 hari..'' ujar Bayu dengan tenang

📞 iya mas, tapi kamu jangan baper ya, awas aja kalau kamu baper..'' ujar Elsa khawatir

📞 iya sayang, aku janji sama kamu, kalau aku gak akan pernah baper..'' ujar Bayu berjanji kepada Elsa

...bersambung...

hari pertama

bayu pun tersenyum mematikan teleponnya sembari duduk kembali di sofa dengan wajah yang tampak berseri setelah berbicara dengan Elsa.

hati nadira sangat hancur melihatnya, nadira tidak menyangka suaminya bisa berubah secepat ini. bahkan Nadira tidak menyangka bayu berani berkata mesra dengan perempuan lain di hadapannya meskipun itu hanya di telpon.

dengan terisak Nadira merebahkan tubuhnya di ranjang.

''ya allah, kenapa mas Bayu bisa Setega ini terhadap ku, apa salah ku? kenapa disaat berbicara dengan wanita lain dia bisa lembut, kenapa ke aku dia tidak bisa seperti itu. aku ini istrinya..'' ujar nadira terisak. saking gereget tangannya memutar mutar ujung selimut yang menyelimuti tubuhnya, dia juga memukul mukul tangan kanannya karena tak bisa menahan emosi. dia benci kepada dirinya sendiri karena belum bisa menjadi istri yang sempurna sehingga suaminya berpaling kepada wanita lain.

sulit untuk nadira menerima kenyataan sepahit ini, disaat dia berjuang melawan kanker yang dideritanya, Nadira butuh sekali suport, perhatian dan kasih sayang dari suaminya, tapi bayu tidak memberikan semua itu, dia malah tega mengagumi perempuan lain hingga membuang nya seperti sekarang ini.

hari semakin larut, Nadira tidak mau lagi memikirkan hal yang membuat keadaannya semakin memburuk, dia harus kuat demi kedua anaknya. Nadira percaya di lubuk hatinya yang paling dalam, Bayu masih mencintainya. dia akan berusaha kuat menjalani ini semua, perlahan nadira akan membuat Bayu menyesal hingga dia meninggalkan perempuan itu.

...💞💞💞💞💞💞...

pagi telah tiba, suara kicauan burung terdengar begitu merdu saling bersahutan. pagi ini ada banyak sekali yang berubah di rumah itu, tawa canda dari suaminya hilang, kini tak ada lagi suami yang sangat menyayanginya. kini Nadira merasa sepi sendiri tanpa ada yang menemani kecuali kedua anaknya.

Nadira membuka jendela kamarnya untuk menikmati segarnya hembusan angin pagi sembari menatap langit yang cerah dihiasi awan putih.

Nadira menjatuhkan air matanya, memuji keindahan ciptaan sang ilahi. rasa syukur dia panjatkan karena Tuhan masih memberikan dia kesempatan untuk hidup. kesempatan untuk bisa melihat kedua anaknya yang sangat dia cintai dan mencurahkan kasih sayangnya sebelum dia pergi untuk selamanya.

''ayo, keburu siang, hari ini anak anak harus berangkat lebih pagi kan..?'' ujar bayu yang akan menggendongnya, hari ini dia akan menepati janji menggendong Nadira dari kamar sampai dapur.

Nadira hanya tersenyum, dia tidak mau berkata apa apa, dia masih kecewa kepada suaminya itu. Nadira hanya menganggukkan kepalanya berjalan menghampiri bayu.

Nadira naik ke punggung suaminya.

...aiiiitttttt...

''rupanya berat sekali badanmu..'' ujar Bayu kepada nadira setelah mengangkat tubuhnya

''maaf mas, ayoo jalan. anak anak sudah menunggu Kita..'' ujar Nadira merasa tidak enak

dia terpaksa meminta ini semua karena dia ingin Bayu mengingat kembali keharmonisan rumah tangganya sewaktu dulu pada awal menikah. Nadira yakin, seiring berjalannya waktu suaminya akan kembali mencintainya.

''selamat pagi, anak anak bunda yang cantik dan ganteng..'' ujar nadira setelah dia sampai di dapur.

Nadira menyapa kedua anaknya dengan senyum manisnya.

''pagi juga ayah, bunda..'' ujar Ilham dan Sifa

''loh, ko bunda di gendong? bunda kaya anak kecil, iya kan ka..?'' ujar sifa tersenyum menoleh ke arah Ilham

''iya de, bunda kaya anak kecil..'' ujar Ilham tersenyum

''iya nak, katanya ayah mau gendong bunda tiap hari, soalnya ayah kangen pengen gendong kalian waktu bayi, tapi karena sekarang anak bundanya udah pada gede, jadi sekarang digantiin deh sama bunda. dulu juga waktu awal menikah ayah sering gendong bunda, iyakan sayang..?'' ujar nadira menjelaskan.

Nadira bermanja kepada bayu di depan kedua anaknya karena dia ingin kedua anaknya bahagia melihat kemesraan kedua orang tuanya, meskipun itu hanya sandiwara.

''pagi ini anak bunda mau dibikinin sarapan apa ayoo..?'' tanya nadira

''roti pake selai aja bunda..'' jawab Sifa menunjuk roti dan selai kacang kesukaan nya

...kringg...

...kriiing...

...kriiing...

...suara ponsel Bayu berbunyi...

''sebentar ya, ayah angkat telfon dulu..'' ujar Bayu meminta izin kepada kedua anaknya untuk pergi ke luar

''iya ayah..'' ujar Ilham

Nadira melihat Bayu dengan sebelah matanya, dia tau siapa yang menelpon suaminya pagi pagi seperti ini. ingin sekali nadira mengambil dan membanting ponsel itu ke lantai, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, Nadira hanya bisa memendam emosinya, dia tidak mau bertengkar dihadapan kedua anaknya.

''ayo sayang, dimakan sarapannya..'' ujar nadira menyuruh kedua anaknya untuk sarapan

''iya bunda..'' jawab Sifa tersenyum menatap wajah bundanya

''maaf ya sayang, ayah harus berangkat duluan. kalian bisa kan berangkat sama bunda..?'' tanya Bayu meminta maaf.

Bayu tidak bisa mengantarkan anak anaknya ke sekolah, dia harus cepat sampai di kantor karena kliennya sudah lama menunggu.

''iya ayh..'' dengan nada pelan Ilham mengiyakan dengan rasa kecewa

Bayu langsung pergi meninggalkan rumahnya berangkat menuju kantor.

''gak pp ya nak, hari ini bunda yang antar kalian ke sekolah, mau ya sayang..'' ujar Nadira tersenyum membujuk anaknya agar mereka mau diantar olehnya, nadira tidak mau sampai mereka kecewa kepada ayahnya

''mau banget bunda..'' anak anak yang lucu itu menjawab dengan serentak

''maafkan ayah ya nak, kalian harus mengerti. ayah sibuk dengan pekerjaannya karena ayah sayang sama kalian..'' ujar nadira mencoba berbicara dengan perlahan agar kedua anaknya mengerti

''iya bunda. aku tau ko, ayah cari uang untuk kita...'' kedua anak pintar itu memahami keadaan ayahnya

Nadira tersenyum bahagia sembari mengelus ngelus kepala Ilham dan sifa. Nadira sangat bangga memiliki anak seperti mereka. mereka selalu mengerti dengan kondisi ayah dan bundanya. itu sebabnya Nadira tidak berani membuat mereka kecewa

''ayo nak, kita berangkat..'' ujar nadira.

Nadira menggandeng kedua anaknya berjalan menuju halaman.

Sifa dan Ilhaam menunggu di halaman, sementara Nadira, dia menguatkan diri untuk menyetir mobil. Nadira menyetir mobil miliknya sembari menahan sakit. dia terpaksa mengantarkan anaknya ke sekolah, karena dia ingin kedua anaknya mengikuti ujian. Nadira ingi kedua anaknya mendapatkan nilai yang paling bagus diantara teman temannya.

''bunda kenapa? ko mukanya pucat..?'' tanya Ilhaam, dia sangat khawatir kepada bundanya

''gak pp sayang, ini bedak bunda kebanyakan..'' jawab Nadira tersenyum

''gak biasanya bunda pakai bedak sebanyak itu..'' ujar sifa. Sifa merasa aneh karena bundanya tidak pernah berpenampilan seperti sekarang

''iya nak, tadi bunda buru buru karena takut kalian telat berangkat ke sekolah..'' ujar Nadira beralasan.

''oh iya bunda. maaf ya bunda..'' ujar Ilhaam dan Sifa meminta maaf kepada bundanya

''iya gak pp sayang ..'' ujar nadira tersenyum

...bersambung...

...jangan lupa like n comenya ya😘...

...dukungan kalian adalah semangat bagi author...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!