Happy reading
-------------------------------------------------------------------------------
Keysa pov
Hai semua, sebelum membahas yang lain, aku akan memperkenalkan diriku dulu. Namaku keysa adeeva myesha. Usiaku saat ini adalah 22 tahun. Aku baru saja lulus kuliah tahun kemarin di bidang study management bisnis. Aku anak satu-satunya dari bapak Mahesya seorang pengusaha di bidang proferty.
Sepertinya cukup untuk memperkenalkan namaku dan sekarang aku tengah bersiap-siap karena hari ini ada interview disebuah perusahaan dibidang properti yang cukup terkenal di Indonesia terutama di Jakarta. Banyak sekali cabangnya sampai di luar Negri dan aku sangat berharap sekali bisa diterima disana. Meskipun aku juga anak dari seorang pengusaha cukup terkenal di Indonesia tetapi aku tidak mau bergantung pada papa terus. Aku ingin berusaha mandiri.
"Baiklah sepertinya aku sudah cantik" setelah memoles make up natural dan lipstik warna bibir. Aku segera menyambar tasku yang ada di atas meja dan bergegas keluar kamar.
Saat aku sampai dimeja, ternyata sudah ada papa aku bernama pa Mahesya dan Sanas dia adalah sahabat terbaikku.
Baiklah aku cerita sedikit tentang Sanas. Dia seorang anak yatim piatu. Saat dia duduk di kelas 1 SMA, orangtuanya meninggal karena kecelakaan beruntun ditol Cipularang. Aku meminta papa untuk mengajaknya tinggal bersama, sekalian untuk menemaniku juga dirumah dan akhirnya papa setuju dan mengijinkan Sanas tinggal disini. Kami sekola dan kuliah bersama, sampai saat lulus dia memutuskan bekerja di kantor papa sebagai staf di divisi keuangan yang managernya adalah tunanganku, Reno.
"Pagi pa, pagi Nas" aku langsung mencium pipi papa dan duduk disamping Sanas. Tetapi saat ini Sanas sudah tak tinggal bersama kami, karena dia ingin menempati rumah mendiang orangtuanya.
"Pagi sayang" sahut papa sambil menyeduh kopinya.
"Kamu yakin mau ngelamar disana sayang?" tanya papa. Ya papa memang selalu memanjakanku dan menuruti semua keinginanku.
"Ya papa" jawabku sambil mencomot roti dihadapanku.
"Aku akan menemaninya om, aku udah ijin tadi sama pa Reno" sahut Sanas
"Sebenernya papa ingin kamu bekerja dikantor papa saja, jadi nanti kamu bisa bantu Reno mengurusi perusahaan papa" sahut papa menatapku sendu.
"Aduh papa, aku kan udah bilang ke papa. Aku ingin belajar mandiri, aku ingin berusaha dulu papa, jangan hanya menerima saja." ucapku lembut agar papa bisa mengerti
"Baiklah papa mengerti," papa terlihat menghela nafas mungkin sudah tau tabiatku yang keras kepala dan tidak mau dilarang.
"Astaga sudah jam 7, ayo Sanas kita akan terlambat. Gue diinterview jam 8" sahutku karena kantor yang sekarang akan aku datangi lumayan jauh dari rumah.
"Ayo Key" jawab Sanas sudah beranjak bersama Keysa.
"Aku berangkat dulu yah papa, doakan aku" sahutku dengan manja dan mencium tangan papa, serta mencium pipinya.
Kami langsung menaiki mobil audy yang terparkir di depan rumah. Aku memang selalu di antar sopir pribadi kemanapun karena papa sangat khawatir kalau aku menyetir sendiri.
***
Saat hampir sampai, mobil berhenti dan terlihat macet cukup panjang. Dan waktu sudah menunjukkan pukul 7.45
"Aduh pa, gak ada jalan lain lagi? Aku sudah terlambat nih" ucapku ke pa Hadi, aopir pribadi yang selalu setia mengantarku kemanapun. Dan aku terus melihat jam tangan yang bertengker di tanganku.
"Saya gak tau non, sepertinya ada kecelakaan didepan" ucap pa Hadi
"Gimana ini, Nas?" tanyaku resah.
"Masih jauh gak kantornya Key?" tanya Sanas yang ikut cemas juga
"300 meter lagi kayaknya" ucapku memperkirakan
"Baiklah kita jalan kaki saja" sahut Sanas
"Tapi kan lumayan jauh, Nas" ucapku kaget mendengar ucapan Sanas
"Ya tidak apa-apa. Lagian nih macet gak tau bakalan sampe kapan Key" jelas Sanas dan aku terdiam sebentar memikirkan ide Sanas.
"Baiklah ayo" ucapku akhirnya
Kami berjalan bersama menyusuri jalanan, tetapi seketika hujan turun dengan derasnya. Karena memang daritadi cuaca sangat mendung.
Sanas menarikku untuk berlari karena hujan sangat deras sekali.
Srett
"Aaaarrghhh !!!" aku terpekik saat sebuah sepeda motor melintas dan melewati kubangan air. Membuat air itu mengotori pakaianku.
"Sialan !!!" amukku.
"Sudah, jangan di pikirkan. Ayo " Sanas menarikku lagi dan kami sama-sama berlari menuju kantor itu.
Dan akhirnya aku sampai juga di perusahaan Blandino group company. Kantornya sangat besar dan mewah sekali, lebih tinggi dari kantor papa malahan.
"Cepat masuk Key" ucap Sanas, aku hampir lupa keberadaan Sanas disampingku.
Aku sedikit merapihkan pakaianku yang basah dan kotor. Aku terpekik saat Sanas duduk rengkuh dan membersihkan sepatuku di depan semua orang.
"Sanas" ucapku, memintanya untuk berdiri.
"Diamlah" ucap Sanas, masih membersihkan sepatuku yang kotor. "Sudah selesai" Sanas kembali berdiri dan merapihkan rambutku yang lepek dan basah. "Sekarang masuklah, loe sudah terlambat" ucap Sanas
"Loe gimana? Loe pasti kedinginan" ucapku khawatir melihatnya yang sudah menggigil. Pasti kedinginan karena pakaiannya juga sangat basah.
"Gue tidak apa-apa, gue akan nunggu pa Hadi dicafe sana sambil memesan kopi hangat. Cepet loe masuk, sudah jam 8 lewat" ucapnya
"Baiklah gue masuk dulu yah" ucapku mencium pipinya dan berlari menyusuri lobby kantor.
Aku menanyakan ke reseptionist yang terlihat sangat menor dan seksi. Jutek sekali dia. Setelah aku mendapatkan informasinya, aku kembali berlari menuju lift. Dan apa ini ruangan Ceonya di lantai paling atas no 43 astaga aku semakin telat saja. Kantor kok tinggi sekali, sudah menyaingi gunung Everest.
Ting
Akhirnya sampai juga, aku kembali berlari dan menemukan sebuah pintu besar berwarna coklat kayu. Sedikit mengatur nafasku dan merapihkan penampilanku yang masih terlihat kacau dan basah. Merasa lebih baik, akupun segera mengetuk pintu ruangan itu. Setelah ada jawaban dari dalam, aku masuk dan melihat seseorang yang sedang duduk dikursi kebesarannya dan fokus dengan laptopnya.
Dia sangat tampan, melebihi aktor-aktor di Indonesia, matanya yang setajam elang, hidungnya yang mancung dan bibirnya... Bibirnya sangat seksi dan berwarna merah sepertinya dia bukan perokok.
"Ekhem" sebuah deheman membuatku tersadar dari khayalan bodohku yang ketahuan tengah mengaguminya. Inget Key, kamu sudah punya tunangan, inget Reno.
"Apa anda hanya akan berdiri disana seperti satpam" ucapnya datar menatapku, astaga suaranya sangat merdu sekali walau terdengar sangat dingin. Aku berusaha menormalkan kembali ekspresi bodohku yang terlihat tengah mengaguminya, aku segera berjalan mendekati mejanya tanpa duduk karena belum disuruh.
"Siapa nama kamu?" tanyanya tetap datar dan dingin.
"Saya... Nama saya Keysa Adeeva Myesha" ucapku, dia menatapku dari atas hingga bawah.
"Apa seperti ini penampilan seseorang yang akan menjalankan interview?" ucapnya lagi, aku sadar karena memang penampilanku saat ini sungguh jauh dari kata rapi, rambut yang sedikit lepek karena kehujanan, baju yang basah, rok dan kakiku terlihat kotor karena cipratan air tadi. Aku menundukkan kepala karena sangat malu.
"Maafkan saya pa, saya tadi menerobos hujan dan terkena cipratan genangan air" ucapku dengan sangat jujur tanpa ada yang disembunyikan.
"Duduklah" ucapnya mulai lembut tidak sedingin tadi. Aku segera duduk karena memang kakiku sudah pegal dan sedikit sakit karena lecet sehabis berlari menerobos hujan.
"Aku sudah baca CV kamu, sebelumnya kamu pernah berkerja dimana?" tanyanya tanpa melirik ke arahku.
"Saya belum pernah bekerja, tahun lalu saya lulus kuliah dan membantu usaha papa saya. Tapi saya akan bekerja sebaik mungkin pa, saya janji tidak akan mengecewakan bapak" ucapku seantusias mungkin untuk meyakinkannya.
"Cih,,, percaya diri sekali, apa jaminannya kalau kau bisa bekerja dengan baik? Pengalaman bekerja saja belum ada" ucapnya datar sekali membuatku terdiam membisu.
"Tapi baiklah kamu di terima dan besok kamu sudah mulai bekerja menjadi sekretarisku" ucapnya datar dan kembali fokus pada dokumen-dokumen dihadapannya dan aku hanya bisa melongo mencerna apa yang barusan dia katakan.
"A...apa bener saya diterima?" ucapku dengan pelan tetapi dia dapat mendengarnya
"Ya" jawabnya dengan singkat dan akupun segera mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih banyak, terima kasih banyak pak" aku menyodorkan tanganku kepadanya saking antusiasnya.
Prank
Aku terpekik kaget saat tidak sengaja menyenggol gelas minum yang ada di sana hingga pecah ke lantai. Dia terlihat memelototiku membuatku semakin grogi
"Maaf,, maaf pak. Saya akan menbersihkannya" ucapku bergegas membersihkan pecahan kaca itu, tetapi...
Brak
Aku semakin takut dan takut. Karena tak sengaja menyenggol tumpukan berkas hingga jatuh ke lantai dan berserakan di sana.
"Ini yang kau maksud akan bekerja dengan baik, hah??" pekik pak Felix dengan emosi.
"Ma-maafkan saya" cicitku semakin ketakutan.
"Dasar ceroboh !!" dengusnya.
"Saya akan membersihkannya" ucapku lagi
"Tidak perlu,, keluarlah. Mataku semakin sakit melihatmu masih berada disini" ucapnya dengan dingin membuatku semakin menunduk.
"Tunggu apa lagi !!" pekiknya
"Tapi-" aku menunjuk ke arah pecahan gelas dan kertas yang berserakan di lantai.
"Keluarlah,, tidak perlu memikirkan ini" ucapnya terlihat jengkel.
Akupun berpamitan dan beranjak menuju pintu, tetapi saat baru akan memegang knop pintu, dia kembali berbicara tanpa menatapku
"Besok jangan sampai terlambat lagi" ucapnya dengan datar, akupu segera keluar dari ruangnya setelah mengangguk paham.
Author Pov
Keysa menemui Sanas di cafe depan kantor. Hujan sudah reda, Keysa memasuki cafe dan melihat Sanas sedang duduk sendirian sambil meminum kopinya.
"Cepet banget, Key?" tanyanya menatap Key yang baru datang.
"Iya" jawab Key dan langsung mendaratkan pantatnya dikursi di hadapan Sanas.
"Gue langsung diterima Nas" ucap Keysa dengan antusias dan sedikit teriak tanpa memperhatikan orang-orang sekitarnya
"Astaga? Serius loe?" ucap Sanas ikut senang
"Ya gue serius, besok gue sudah mulai mulai pukul 8 pagi." ucap Keysa
"Selamat yah Key" Sanas memegang tangan Keysa ikut merasa senang.
***
Keysa berlari memasuki kantor dan menahan lift yang baru saja akan tertutup. Keysa segera masuk kr dalam lift, tanpa memperdulikan seseorang yang berada dibelakangnya yang tengah memperhatikannya.
"Mudah-mudahan bos yang super dingin itu belum datang," gumamnya tak tenang dan terus melihat jam yang bertengker di pergelangan taangannya. Seseorang yang berada dibelakangnya hanya tersenyum saja.
Ting
Pintu lift terbuka dan Keysa langsung berlari ke mejanya.
"Sepertinya dia belum datang, syukurlah" Keysa mengusap dadanya yang terasa sangat sakit dan mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.
"Menunggu seseorang nona" ucap seseorang dan suara bassnya mulaisya kenali dan segera berbalik badan.
Terlihat jelas felix sang Ceo sedang berdiri dibelakangnya dengan tatapan yang sangat menakutkan, membuat Keysa kaget dan tubuhnya mendadak oleng, dia kehilangan ke seimbangannya dan terjatuh. Pantatnya langsung membentur lantai.
"Kalau sudah merapihkan diri, masuklah keruangan saya" ucap Felix dengan datarnya dan langsung berjalan masuk ke dalam ruangannya tanpa membantu Keysa berdiri.
"Dasar bos jahat, sudah bikin jantung gue copot dan jatuh bukannya bantuin berdiri malah nyelonong begitu saja" gumam Keysa dan segera berdiri
"Astaga pantatku sakit sekali" ucap Keysa mengusap pantatnya dan merapihkan bajunya lalu berjalan menuju pintu ceo.
Setelah menyuruhnya masuk, Keysa segera masuk dan duduk.
"Ini" Felix memberikan beberapa dokumen ke Keysa
"Pelajari itu, di dalamnya ada beberapa job disk kamu dan jadwalku. Kamu pelajari dan aku harap dokumen-dokumen yang belum diselesaikan oleh sekretaris sebelumnya harus sudah selesai nanti sore" ucap Felix membuat Keysa terpekik kaget. Kesya hendak membuka suaranya.
"Tak ada bantahan" ucapnya tajam
Keysa menghela nafas pasrah dan hanya mengangguk saja lalu beranjak keluar.
***
Keysa Pov
Pekerjaanku masih banyak dan waktu sudah menunjukkan jam pulang. Ini hari pertamaku bekerja, tetapi langsung dikasih pekerjaan yang menumpuk seperti ini. Mana tadi belum sempat beli makan lagi, cuma minum kopi saja. Tiba-tiba hpku berbunyi dan menampakan wajah Reno dilayarnya. Aku segera mengangkatnya dengan semangat
"Hallo sayang"
"....."
"Aku masih banyak pekerjaan, kamu sudah didepan yah"
"......"
"Sepertinya aku lembur deh, banyak banget kerjaan aku"
"........"
"Aku juga gak tau, kamu pulang saja duluan yah nanti aku pulang sendiri saja"
"......"
"Ya sayang, aku tidak apa-apa... Kamu juga hati-hati yah, love you too" aku menutup sambungan telpon.
Kasian sekali, Reno sudah mau jemput aku tapi karena bos sialan itu aku jadinya harus lembur. Aku kembali mengerjakan pekerjaanku hingga larut malam.
Sudah jam 9 tetapi masih belum selesai, aku kelaperan sekarang. Aku merasa tubuhku sudah sangat lelah, dadaku juga terasa sakit dan sesak. Aku menyandarkan kepalaku ke atas meja hingga deheman seseorang membuatku kembali mengangkat kepalaku.
"Ck,, Lambat sekali, aku minta sore sampe jam segini masih belum selesai juga" ucapnya dengan datar membuatku kesal.
"Saya baru pertama disini pak, saya belum tau detail pekerjaan saya. Saya harus mempelajarinya dulu dan mulai mengerjakannya sedikit demi sedikit karena takut ada yang salah. Apalagi saya tidak ada yang membimbing" keluhku, aku keluarkan semua kekesalanku padanya, seenaknya dia berbicara seperti itu.
"Kenapa tidak bertanya padaku?" ucapnya lagi
Aku melongo dengan ucapannya dan bingung harus menjawab apa. Bibirku kelu mendadak. Kenapa dia selalu memojokkanku dan membuat posisiku menjadi posisi yang bersalah???
"Saya kira, kamu sudah paham makanya tidak bertanya" ucapnya lagi lagi datar.
"Ya saya sudah memahaminya sebagian" ucapku dengan jujur
"Bereskan barang-barangmu" ucapnya dengan lantang
"Apa?" ucapku meyakinkan pendengaranku
"Kau tuli? Cepat bereskan barang-barangmu" ucapnya lagi lebih dingin.
Apa dia memecatku? Astaga apa dia ingin memecatku sekarang? Kenapa dia menyuruhku membereskan semua barang-barangku? Apa yang harus aku lakukan sekarang.
"Yak,,, jangan berpikir negative, aku tidak akan memecatmu. Cepat bereskan barang-barangmu,, apa kau akan menginap di kantor?" ucapnya membuatku menghembuskan nafasku lega.
"Saya kira anda mau memecat saya" ucapku dengan cengiran khasku.
Dia beranjak meninggalkanku tanpa menjawab ucapanku. Huh,,, kebiasaan sekali, dasar mister bossy menyebalkan. Aku segera menyambar tasku dan membereskan dokumen yang ada di atas mejaku.
Aku segera berlari menyusul bosku yang sudah berada di dalam lift.
Hap,, akhirnya aku berhasil masuk ke dalam lift yang hampir tertutup itu sambil mengatur nafasku yang ngos-ngosan.
"Ini bukan lapangan bola, tapi kantor. Berlari dan menerobos lift sungguh tidak sopan. Benar-benar bukan wanita feminim" ucapnya membuatku kesal, dia berbicara seenak jidatnya saja.
Aku hanya menjawabnya dengan memberikan senyuman kecilku saja.
Saat keluar dari lift aku melihat mobil pa Hadi sudah terparkir di depan kantor.
"Saya duluan yah pak, selamat malam" ucapku membungkukan setengah badanku untuk menghormat dan langsung berlari menghampiri p Hadi.
Kebiasaanku memang senang sekali berlari, merasa kalau berjalan aku sangat lambat.
****
Happy Reading
------------------------------------------------------------------------------
Keysa pov
Sekarang ini aku tengah menikmati makan siangku bersama tunanganku disebuah cafe dekat kantorku. Aku ceritakan dulu tentang tunanganku ini.
Reno adalah anak dari sahabat papa, Reno bersama keluarganya berasal dari London. Tetapi entah apa yang terjadi, bisnis papanya Reno gulung tikar dan orangtua Reno meninggal dunia karena serangan jantung dan kecelakaan. Papa memperkerjakan Reno disini, dan dari situlah aku mulai dekat dengan Reno karena bagaimanapun, Reno adalah orang kepercayaan papa.
"Enak makanannya?" tanya Reno yang terlihat memperhatikanku makan, aku memang suka makan. Malah bisa sampai 2 porsi tapi untungnya badanku tidak pernah gemuk.
"Heem enak banget" sahutku kurang jelas karena masih mengunyah makanan di dalam mulutku
"Makanlah yang banyak" ucapnya padaku. Dia begitu perhatian dan lembut padaku. Senyumannyapun manis sekali, itu yang membuatku sangat menyukainya. Aku kembali menyantap makananku hingga tandas tanpa tersisa
"Akhirnya, kenyang sekali" ucapku mengusap perutku
"bagaimana tempat kerjamu?" tanya nya. Aku memang belum cerita apapun padanya padahal aku sudah bekerja selama satu minggu disana.
"Lumayan menyenangkan, aku sudah mulai terbiasa. Oh iya gimana dikantor?" tanyaku padanya.
"Syukurlah, di kantor baik-baik saja. Oh iya yang aku dengar katanya atasan kamu masih muda dan belum menikah yah" ucapnya seraya meminum minumannya.
"Ahh itu... Iya dia memang masih muda" ucapku malas sekali harus membahas si pria perfectionist itu apalagi dia sangat galak.
"Dia tampan?" tanya Reno,, ihh Reno apaan coba nanyain dia mulu. Apa reno cemburu yah?
"Iya dia tampan tapi sangat menyebalkan dan galak" ucapku terus terang.
"Masa sih? Tapi memang dia laki-laki super dingin dan cuek dikalangan pengusaha" jelas Reno, dan aku hanya mengangkat kedua bahuku acuh.
***
Aku kembali ke kantor dan berlari dari pintu lift hingga mejaku yang cukup jauh dari pintu lift. Saat aku sampai ternyata sudah ada bos galakku tengah bersandar dimejaku dengan tatapan tajamnya.
Astaga,, apa aku berbuat salah? Kenapa tatapannya begitu mengintimidasiku?
"Darimana saja kamu, sampai telat 30 menit" ucapnya dengan dingin.
"Saya tadi lagi istirahat pa, terus saya berbincang dulu dengan reseptionist soalnya ada yang mau membuat janji dengan anda" ucapku sejujur-jujurnya.
"Alasan saja" ucapnya tetap dingin.
"Ini pa, tuh lihat" ucapku memperlihatkan kertas dari receptionist genit itu didepan wajah pa Felix yang terhormat.
"Lain kali jangan terlambat lagi. Aku tidak suka dengan karyawan yang lambat" ucapnya penuh penekanan membuatku bergidik ngeri menatap tatapan elangnya. "Selesaikan dokumen ini. Dan siapkan juga untuk bahan meetingku besok" ucapnya seenak jidat dan pergi meninggalkanku.
"Huh dasar tukang perintah" gerutuku dengan kesal.
***
"Aku pulang" aku berteriak tetapi rumah sangat sepi, pada kemana sebenarnya. Papa kemana yah? Apa belum pulang?
Masa sih, tidak seperti biasanya. Aku berjalan menuju kamar papa dan membukanya setelah mengetuknya.
"Papa kenapa?" aku sangat khawatir melihat papa yang sedang terbaring diatas ranjang. Ini masih sore dan papa tidak seperti biasanya tidur disore hari.
"Papa tidak apa-apa sayang, cuma lelah saja nantinya juga sembuh" ucap papa, aku tau papa cuma berpura-pura saja dan hanya untuk menenangkanku, tapi mudah-mudahan papa memang tidak apa-apa.
"Hei sayang, kenapa melamun" ucap papa mencolek hidungku
"Papa bener tidak apa-apa?" tanyaku lagi. "Apa perlu dipanggilkan dokter?" tanyaku khawatir
"Tidak perlu sayang. Papa tidak apa-apa, Kamu tidak perlu khawatir" akupun hanya bisa mengangguk pasrah.
"Sekarang pergi mandi sana, papa mau istirahat dlu" ucap papa dan aku segera beranjak setelah mencium pipi papa
***
Sinar matahari masuk ke celah jendela. Hmmmp rasanya aku malas sekali bangun. Aku melirik jam becker kelinciku dan Waw
"Astaga jam 7 lewat 15 menit astaga aku kesiangan" aku langsung melompat dari atas ranjang dan berlari ke kamar mandi.
15 menit aku sudah siap dengan rok sepan warna pink dipadu dengan kemeja putih dan blezer pink juga. Rambutku aku ikat biar terlihat rapi.
Aku segera menyambar tas dan berlari keluar kamar. Aku menghampiri papa dimeja makan yang ternyata sudah ada Reno disana.
"Sayang, kamu datang pagi-pagi sekali" tanyaku heran
"Ya, aku mau mengantarkanmu ke kantor" ucapnya
"Ya sudah ayo sekarang kita berangkat, aku sudah sangat terlambat" ucapku
"Baiklah, ayo" ucapnya beranjak
Aku menghampiri papa dan memeluknya dari samping lalu mencium pipinya.
"Papa sudah merasa baikkan?" tanyaku khawatir papa masih sakit
"Ya sayang papa sudah merasa jauh lebih baik, apa kamu tidak lihat papa sehat bugar gini" ucap papa dengan kekehannya. Papa emang paling bisa menenangkan anaknya agar tidak khawatir.
"Syukurlah, aku berangkat dulu yah pa,, muachh" aku mencium pipi papa dan beranjak pergi
"Kamu tidak sarapan dulu?" teriak papa saat aku sudah beberapa langkah meninggalkannya
"Tidak akan sempat pa, nanti saja dikantor" jawabku tak kalah keras
Selama perjalanan aku benar-benar resah, waktu sudah menunjukkan pukul 8. Pasti aku kena semprot lagi sama ceo galak itu. Aku terus menerus melihat jam tanganku. Reno terlihat sesekali memperhatikan tingkahku.
"Tenanglah honey, sebentar lagi juga sampai" sahut Reno
"Iya tapi ini sudah jam 8 lewat, pasti aku disemprot lagi sama atasanku" keluhku
"Iya memang, tetapi kamu bisa bilang macet atau apa ke" ucapnya enteng. Aku tak menjawabnya hanya melihat keluar jendela.
Setelah mencium pipi Reno, aku segera berlari masuk kedalam kantor dan menaiki lift.
Ting
Aku berlari lagi hingga sampai mejaku dan ternyata sudah ada ceo galak itu sedang melipat tangannya didada. Tatapannya menakutkan sekali. Aku masih mengatur nafasku dihadapannya, jantungku berdetak lebih kencang lagi mungkin karena sehabis lari marathon.
"Ma...afkan sa..ya p..aa" ucapku terbata-bata.
"Atur dulu nafasmu" sahutnya. Akupun menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya.
"Jadi?" tambahnya mungkin karena melihatku sudah mulai tenang.
"Pa Felix maafkan saya, saya tadi bangunnya kesiangan karena menyelesaikan dokumen untuk meeting bapak hari ini. Saya sungguh-sungguh pa, saya tidak berbohong" ucapku tanpa jeda karena takut langsung dipotong oleh pa Felix
"Saya tidak mau tau alasan kamu, saya tidak suka dengan karyawan yang tidak disiplin !!" bentak pa Felix. Membuatku tersentak kaget, aku hanya bisa menundukkan kepalaku saja menerima omelannya
"Dan lagi ini kantor bukan lapangan olahraga" omelnya lagi
"Maafkan saya pa Felix, saya janji tidak akan mengulanginya lagi" ucapku memperlihatkan wajah memelasku sebaik mungkin. Mudah-mudahan si pria muka datar dan dingin ini bisa tersentuh.
"Oke" apa ini dia berjalan mendekatiku terus dan memojokanku hingga pantatku menabrak mejaku sendiri. Dia mengurungku dengan kedua tangannya membuatku tidak bisa bergerak.
Ya tuhan... Apa yang mau dia lakukan?
Papa... Tolonglah anakmu yang cantik ini...
Wajahnya semakin mendekat, sampai-sampai parfum maskulinnya bisa tercium olehku. Nafas mintnya menerpa wajahku. Aku takut sekarang, apa yang mau dia lakukan.
"Aaaaa" teriakku spontan dan menutup wajahku dengan kedua tanganku saat wajahnya semakin dekat dengan wajahku.
Dia tertawa, astaga sungguh merdu sekali tawanya. Kamu pikir dia lagi nyanyi...
Tapi aku belum mau membuka tanganku, aku takut sekaligus malu.
"Yak,, kau pikir aku mau melakukan apa pake tutup wajah segala. Dasar aneh" ucapnya.
Seenaknya sekali dia berkata. Kalau tidak mau ngapa-ngapain kenapa harus bersikap seperti itu. Huh dasar aneh...
Aku menurunkan kedua tanganku dan membuka mataku saat mendengar pintu ruangannya ditutup. Aku bernafas lega saat tau dia sudah masuk ke dalam ruangannya.
"Apa tadi dia bilang, aku aneh !! enak saja. Yang ada dia yang aneh" gerutuku sambil menghentak-hentakkan kedua kakiku dan duduk dikursiku.
***
Sudah waktunya makan siang, tiba-tiba ada seorang gadis cantik, anggun memakai setelan formal sepertinya dia karyawan disini juga.
"Hai" sapanya tersenyum padaku
"Hai," jawabku membalas senyumannya.
"Kamu sekretaris barunya pa Felix yah, kenalkan aku Clara dari divisi keuangan " ucapnya menjabat tanganku
"Aku Keysa, panggil saja Key. Senang bertemu denganmu Clara" ucapku
"Baiklah, apa pa Felixnya ada? Aku mau memberikan laporan kepadanya" sahutnya
"Ada, masuklah" ucapku padanya
Dia berjalan kedalam ruangan pa Felix dengan anggun. Sempurna sekali Clara itu. Aku kembali menyelesaikan pekerjaanku.
Tak lama Clara keluar dari ruangan Felix dan mengajakku untuk makan siang bersama. Dan aku menyetujuinya.
Kami memilih cafe sekitar kantor untuk makan siang. Setelah memesan makanan, dia mulai berbincang
"Disini makanannya enak banget lho" sahutnya antusias
"Oya? Sering yah makan siang disini?" tanyaku
"Heem sering banget, apalagi aku tinggal di apartemen deket sini" ucapnya dan aku hanya ber oh saja
"Gimana bekerja dengan pa Felix?" tanya nya padaku. Kenapa menanyakan si Ceo perfectionist itu.
"Pa Felix? Dia sangat menakutkan" ucapku apa adanya dan dia tertawa terbahak-bahak. Aku heran memang apa yang lucu?
"Memang apa yang lucu?" tanyaku
"Lucu saja dengar komentar kamu, tapi memang sih, dia sangat dingin dan tegas. Banyak sekali yang segan dan takut padanya, tapi banyak juga yang mengaguminya secara diam-diam" Jelasnya.
Tapi memang benar yang dia ucapkan pasti banyak sekali yang mengaguminya, soalnya dia sangat tampan bisa di katakan lebih malahan.
"Dia sering marah-marah sama aku dan seenaknya" keluhku
"Ya dia memang begitu orangnya, tapi disisi lain dia sangat baik. Percayalah, asal kamu bisa lebih dekat dan mengenalnya" ucapnya
"Orang sedingin es gitu bisa baik juga yah? Masa sih?" tanyaku tak percaya
"Kamu lihat saja nanti" ucap Clara terkekeh dan tak lama pesananpun datang. Kami segera menyantap makanan kami dengan lahap.
"Emmphhhh bueneur euneur eunak" ucapku disaat mulutku penuh makanan dan aku mengacungkan kedua jempolku dan Clara hanya terkekeh.
Kami makan dengan sangat lahap hingga makananku tandas.
"Wakhh,, enak sekali" ucapku antusias
"Gak sia-siakan aku ajak kamu kesini" ucapnya tak kalah antusias dan aku hanya mengangguk.
Kami kembali ke kantor setelah jam makan siang habis. Dan baru saja pantatku akan mendarat dikursi empuk ini, eh si Ceo galak itu sudah memanggilku lewat intercom. Aku langsung menuju keruangannya.
"Ada apa pak?" setelah sampai didepan mejanya
"Persiapkan dirimu, nanti malam kita berangkat ke Yogya mungkin selama satu minggu, ada undangan dari client dan untuk membahas masalah kontrak kerjasama juga disana" ucapnya masih memasang wajah datar.
"Malam ini pak?!" pekikku
"Iya, sekarang kamu boleh pulang dan nanti pukul 7 malam, saya tunggu kamu disini" ucapnya
"Kok disini pak? Kenapa tidak bapak jemput saya saja dirumah" ucapku dengan polos
"Memangnya kamu siapa saya? Saya harus jemput-jemput kamu. Pokoknya pukul 7 malam kamu sudah ada disini" ucapnya dengan tegas.
Cih,, sombong sekali dia... Dasar mr. Pemaksa. Akupu bergegas keluar ruangan tidak ingin berlama-lama dengan makhluk sedingin es itu.
***
Waktu sudah menujukkan pukul 18.00 aku sudah siap untuk berangkat kembali ke kantor, tetapi papa masih belum pulang. Akupun segera menghubunginya.
"Hallo pa"
"......"
"Pa, Keysa mau berangkat ke yogya ada pekerjaan"
"......"
"Oke papaku sayang, aku berangkat yah. Keysa sayang papa,, muach muach" ucapku
"...."
"Siap bos" setelah menghubungi papa, aku langsung menuju ke kantor bersama p hadi.
***
Happy Reading
----------------------------------------------------------------------------
Keysa Pov
Sekarang aku sudah berada dimobilnya si ceo galak, dia sibuk menyetir dan aku mulai bosan karena tidak ada sepatah dua patah katapun keluar dari mulut seksinya itu. Aku terus mendengus karena kesal dan dia masih saja cuek. Terbuat dari apa sih ini orang sebenernya, bikin darahku naik saja. Mungkin lama-lama bekerja dengannya aku bisa langsung punya penyakit darah tinggi. Dia sangat membosankan...
Karena bosan, aku sesekali menyanyikan lagu kesukaanku. Toh suaraku bagus #pede abis,hhaa.
"Ck,, Suaramu mengerikan sekali" ucapnya terdengar dingin.
WHAT !!!! seenaknya dia bilang suaraku mengerikan yang ada sikapmu tuh yang mengerikan.
Karena saking bosennya aku mulai mengantuk dan akhirnya tertidur.
Felix Pov
Keliatannya dia bosan, lihat saja dia terus-menerus mendengus.
Lucu sekali !!
Aku senang sekali menggodanya sampai dia kesal. Lihat sekarang dia bernyanyi, suara sangat bagus dan merdu. Tapi aku tidak ingin terlihat menikmatinya.
"Ck,, suaramu mengerikan sekali" ucapku dengan datar dan mengulum senyumku agar tidak terlihat menggodanya.
Dia tidak menjawab dan hanya mengerucutkan bibirnya.
Hhaa kasian sekali....
Tapi kok hening sih sekarang, aku melihat kearahnya. Ah, ternyata dia sudah tertidur. Kasian juga, aku membiarkannya terlelap hingga tanpa terasa mobil kami sudah sampai didepan hotel untuk kami menginap. Aku melihat kearahnya yang masih terlelap.
Aku mendekatkan wajahku padanya dan merapikan rambut-rambut yang menghalangi wajahnya.
'Cantik' wajahnya jauh lebih cantik saat dia tertidur. Baru kali ini aku mengagumi kecantikan seorang wanita. Mata kecilnya dengan bulu mata yang lentik, hidung mancungnya dan bibir tipisnya yang merah merona selalu saja menggodaku saat dia berbicara.
Aku menyentuh bibir merahnya dengan ibu jariku, ingin sekali aku merasakan bibir ini. Aku mulai mendekatkan wajahku padanya hingga semakin dekat matanya terbuka dan terlihat sayu.
"Kok dimimpiku ada Ceo galak itu sih,, kenapa harus mimpiin dia" gumamnya dan terus menatapku tak lama dia kembali tertidur.
Apa tadi dia bilang ceo galak?
Seenaknya saja, dia membuat mood baikku hilang saja. Aku menjauhkan kepalaku dari hadapannya dan berteriak tepat ditelinganya.
"Woyyy bangun" teriakku rasain budeg budeg deh tuh telinga, seenaknya bilang aku ceo galak.
"Astaga" dia terbangun dan kaget. " aduh pa, bisa gak sih gak usah teriak-teriak sakit tau telinga saya" keluhnya memegang telingannya dengan mata yang sayu.
Kasihan sekali...
"Siapa suruh kebo,, ayo cepat turun. Saya cape mau istirahat" ucapku datar. Dia terlihat menggerutu, dan aku biarkan saja.
Aku berjalan memasuki hotel dan dia membuntutiku dari belakang. Setelah memberikan kunci kamarnya aku segera masuk ke kamarku untuk beristirahat, rasanya pegal sekali setelah menyetir sejauh ini.
***
Setelah sarapan kami langsung melakukan meeting dengan salah satu clientku. Dan hanya menghabiskan waktu 2 jam saja, meetingpun telah selesai.
"Sekarang kita mau kemana pa?" tanyanya
"Kita jalan-jalan saja, ayo" aku mengajaknya dan dia terlihat senang sekali seperti anak kecil yang baru saja di kasih permen.
Kami menuju sebuah pertokoan, banyak sekali yang berjualan barang-barang yang berjajar dipinggir jalan. Kami berjalan-jalan sambil menikmati suasana sekitar. Dia terlihat senang hingga kami duduk disebuah taman.
Banyak sekali anak kecil sedang bermain disini, Dia berlari kesebuah gerobak kecil dan membeli sesuatu, ternyata dia membeli manisan kapas dan membawakan satu buatku.
"Ini untuk bapak" sahutnya seraya menyodorkannya padaku
"Aku tidak mau" ucapku karena memang aku tidak pernah memakannya.
"Ya sudah" dia memakannya dengan semangat hingga beberapa menempel dibibirnya. Sepertinya enak
"Aku mau" ucapku
Dia melihatku heran "enak saja, beli saja sana" ucapnya dan meneruskan memakannya.
"Yak,,, bukannya tadi kamu bilang buat aku satu" ucapku tak terima
"Kan tadi bapak bilang gak mau, ya sudah,," ucapnya dengan cuek membuatku kesal dan langsung saja aku rebut manisan kapas itu dari tangannya dan segera beranjak. Dia mendekatiku dan mencoba menggapainya ditanganku yang aku angkat keudara
"Siniin ih" dia terus melompat hingga kehilangan keseimbangannya dan terjatuh menabrak badanku. Aku yang belum siappun ikut terjatuh.
Dan emmmphhh bibirnya tepat sekali mengenai bibirku. Dia terlihat melotot dan segera menjauhkan bibirnya dari bibirku.
"Manis" ucapku menyeringai, dia semakin melotot dan berdiri menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Tak butuh waktu lama akupun ikut berdiri dan merapihkan pakaianku.
"Terima kasih sudah berbagi" bisikku tepat ditelinganya dan beranjak meninggalkannya. Baru beberapa langkah dia berteriak
"Aaaahhhhh tidakkk" teriaknya membuatku terkekeh dan terus berjalan
***
Aku memasuki sebuah toko kerajinan diikuti olehnya yang masih cemberut. Aku melihat-lihat beberapa barang yang sangat bagus hasil dari kerajinan disini. Banyak sekali simbol dari kebudayaan disini dan Indonesia, dia juga terlihat antusias memilih barang-barang yang ada.
Hingga pandanganku tertuju pada sebuah kerajinan dari kayu berbentuk 2 manusia yang sedang berpegangan tangan. Aku mengambil patung itu yang terlihat sangat bagus. Akupun segera membelinya.
Hari sudah mulai sore, kamipun mengunjungi tempat makan disana. Kami segera memesan makanan dan dia memesan banyak sekali makanan.
"Apa tidak salah?" sahutku heran
"Aku sedang kelaparan" ucapnya
"Kau ingin memerasku" ucapku lagi
"Yak,,, pesan makanan segitu mana bisa menghabiskan uangmu yang triliunan itu" ucapnya
Aku hanya terdiam dan memainkan hpku, dia terlihat bosan dan melirik kekanan dan kekiri ternyata. Hingga pandangnya terhenti pada satu titik, aku ikut melihat apa yang sedang dia lihat, ternyata seorang anak kecil yang sedang menangis, terlihat ibunya sudah kewalahan menenangkan anak itu dan Keysa beranjak menghampirinya. Aku terus memperhatikannya.
"Adik yang tampan kenapa menangis?" ucapnya tapi anak itu tidak menjawab dan terus menangis.
Dia mengambil sesuatu dari tas kecilnya. " lihat kakak punya ini, kamu mau?" ucapnya menunjukkan permen lolipop.
"Mau" ucap anak itu
"Akan kakak berikan, tetapi berjanji dulu gak akan nangis lagi" ucapnya
"Janji kak" ucap anak itu
"Anak yang manis, ini kakak kasih bonus untuk kamu" Keysa menyerahkan dua buah permen lolipop pada anak itu.
Dan ibu anak itu juga ikut senang dan berterima kasih. Dia kembali ketempat duduknya. Dia sangat istimewa.
Diapun mulai melahap makanan yang baru saja datang. Aku terheran-heran melihat makannya yang sangat lahap, semua makannya disantap habis.
"Kamu ini perempuan, tapi makan kok kayak kuli bangunan" ucapku heran
"Enak saja nyamain cwe secantik aku dengan tukang bangunan,, bapak saja yang lambat makannya" jawabnya cuek dan melanjutkan makannya tanpa malu. Aku menggeleng-gelengkan kepala, merasa heran badan sekecil itu mampu menampung makanan sebanyak ini.
"Kenapa gak dihabisin pa?" tanyanya
"Sudah kenyang" ucapku datar
"Irit sekali" gerutunya. Aku jadi keyang sendiri melihatnya makan sebanyak itu.
"Ahh kenyang" ucapnya dan meminum minuman dihadapannya
"Ya lah gak kenyang gimana, orang makanan sebanyak ini habis semua" ucapku dengan sinis dan dia malah mengangkat kedua bahunya masa bodoh.
Kami melanjutkan perjalanan kami menuju hotel. Ditengah perjalanan ada seorang pedagang gelembung sabun. Dia membelinya dan meniupi air sabun itu dari alatnya hingga mengeluarkan banyak gelembung-gelembung ke udara.
"Wah indah sekali" ucapnya senang dan terus bermain gelembung itu tanpa terasa bibirku tertarik keatas menunjukkan sebuah senyuman yang jarang sekali aku perlihatkan kepada siapapun termasuk seorang wanita. Tapi dia mampu membuatku tersenyum dengan sendirinya.
Setelah lama kami kembali ke hotel untuk beristirahat.
***
Selesai sudah pertemuanku dengan beberapa client dan sekarang aku sedang menikmati udara sore hari ditaman hotel dan tak lama Keysa datang dengan berlari seperti biasanya dan langsung mengatur nafasnya yang ngos-ngosan dihadapanku.
"Ck, gemar sekali berlari" ucapku datar
"Maaf pa tadi saya lagi ketoilet dulu" ucapnya
"Heem,, duduklah" suruhku dan dia duduk disampingku
"Pa, besok kita free kan?" tanyanya padaku
"Jangan panggil aku bapak kalau diluar kantor panggil Felix saja" ucapku tak terima
"Kenapa pa?" malah bertanya lagi
"Aku belum bapak-bapak dan bukan bapak kamu jadi panggil Felix saja" ucapku santai
"Tapi kan bapak memang sudah tua" ucapnya membuatku emosi.
Apa dia bilang aku sudah tua, keterlaluan sekali !! aku memelototinya dan dia hanya nyengir kuda dan ada rasa takut dimatanya.
"Fe..lix yah Felix tidak terlalu buruk" ucapnya sebari memperlihatkan giginya yang rapi
"Hmmp" aku hanya mengeram dan kembali sibuk dengan gadgetku.
"Pa,, eh maksud saya Felix besok kita free kan" tanyanya
"Hmmp" ucapku malas menjawabnya
"Jadi besok aku bisa yah keliling kota ini" ucapnya. " ini pertama kalinya aku datang ke Yogya, dan aku ingin berkeliling di kota ini" ucapbya antusias
"Aku akan mengantarmu" ucapku singkat.
Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Tapi untung saja aku dan Keysa duduk ditempat yang teduh jadi tidak sampai kehujanan. Tapi tiba-tiba Keysa hendak beranjak dan segera aku tahan pergelangan tangannya.
"Mau kemana?" tanyaku
"Aku mau hujan-hujanan" ucapnya enteng benar-benar anak kecil
"Mau ngapain sih? Nanti sakit, aku masih butuh kamu disini. Pekerjaan kita masih banyak" terangku
"Aku tidak akan sakit, percayalah" ucapnya dan akupun melepaskan genggamanku.
Dia berlari ketengah dan tubuhnya langsung diguyur air hujan. Dia merentangkan kedua tangannya dengan wajah yang dihadapkan kelangit hingga air hujan menerpa wajahnya. Dia berputar-putar dan berteriak menari-nari dan seketika tertawa. Benar-benar gadis ceria. Sudah cukup lama, tetapi dia tetap tidak ke pinggir juga, aku mengambil jaketku untuk melindungi diri dan menghampirinya
"Ayo cepat kepinggir nanti kamu sakit" ucapku sedikit teriak
"Aku masih ingin disini Felix,, rasakan deh... Rasanya bebas dan tanpa ada beban,, semua beban hilang" jelasnya dan menarik jaketku hingga badanku terguyur air.
Dia menarik tanganku dan mengajakku berdansa, aku terus mengikutinya dan mengamati setiap inci wajahnya yang terlihat ceria dan tanpa beban. Aku hanya bisa tersenyum.
"Senyumanmu manis sekali" ucapnya tiba-tiba
"Masa?" tanya ku
"Serius, senyummu manis. Dan gantengnya langsung nambah jadi 100%" pujinya dengan polos
"Ck,, murahan sekali rayuanmu" ucapku terkekeh
"Enak saja, aku bukan perayu ulung. Aku berkata jujur"jawabnya tak terima
Kami tertawa dan bercanda bersama dibawah guyuran air hujan. Aku merasakan bebas dan bahagia tanpa ada beban apapun. Gadis ini menunjukkan sebuah kebahagiaan yang di dapat secara sederhana.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!