NovelToon NovelToon

Mas Driver Ku

Bab 1

"Cantiknya Sarah Adelia anak Pak Bowo ....." ucapku sendiri sambil berlenggak lenggok didepan cermin di sebuah salon terkenal di sebuah mall Jakarta. Hari ini pertama kalinya aku pergi ke salon untuk meminta makeover rambut dan riasangku , karna hari ini hari spesial (mungkin) buatku.

Flashback On

"Rang ,Kamu pilih aja baju , tas, dan sepatu untuk seserahan nanti aku yang bayar" ucap Reza pacar ku selama 7 tahun ini saat kami dalam perjalanan ke sebuah mall.

"Beneran Beb kamu yang bayarin? Aku gak enak patungan lah minimal"

"Gak usah Sarang nanti juga kan uang ku uang kamu juga" balasnya sambil mengusap-usap kepala ku dan tersenyum kepadaku.

Aku sangat bersyukur memiliki Reza dalam hidupku dia adalah pacar pertamaku saat kami awal-awal kuliah di sebuah kampus Negeri di Kota Semarang hingga saat ini. Selama 4 tahun kuliah kami hanya pernah putus 1x dan itu hanya sebulan saja,hingga saat ini memasuki hubungan pacaran kami 7 tahun lebih kami masih awet, bahkan teman-teman kami merasa iri dengan hubungan kami yang terlihat harmonis dan romantis.

Reza Rahmawan, laki-laki turunan Jawa dan Manado, memang tipe ku dari bentuk muka yang menurutku sangat tampan dan manis, tinggi badannya yang sekitar 175 cm sedangkan aku 160cm tidak berbeda jauh bahkan sifatnya buat ku dia sosok yang sempurna. Ia mempunyai panggilan sayang untukku "Sarang", kepanjangan dari Sarah Sayang, atau arti cinta dalam bahasa Korea. Reza sangat romantis sekali dalam segala hal, ia tidak pernah lupa untuk menjemput atau mengantarku kekantor, membelikan kebutuhan ku padahal sudah aku larang bahkan perhatiannya juga kepada keluarga ku di kampung hal ini sudah Ia lakukan saat kami masih sama-sama "ngekos" waktu kuliah dulu. Ia pun sampai berusaha untuk masuk kekantor yang sama denganku agar bisa bertemu tiap hari dengan ku. Luar biasa bukan.

"Dress ini bagus deh Rang kamu cobain dulu" diambilnya sebuah dress berwarna putih agak kemerah muda dengan bagian luar transparan dan ada dress lagi dibagian dalamnya dengan motif bunga-bunga.

Aku pun sebenarnya sangat suka sekali dengan pilihannya, tapi saat kulihat harganya yang sampai 6 digit hanya untuk sebuah dress dan bisa bayar kos ku selama 3 bulan ini buat ku sungguh sangat berlebihan.

"Gak deh Beb ini mahal banget buat apa baju semahal ini" ucapku tapi tetap memperhatikan baju tersebut.

"Udah ambil aja sayang, aku kan kemarin habis dapat bonus dari kantor" ucapnya lagi dan membawa baju tersebut ke pelayan untuk dicarikan ukuran yang sesuai dengan ku, Ia bahkan tahu ukuran baju dan sepatuku.

"Bagus gak?" ucapku saat aku keluar dari kamar ganti dan menunjukkan ke Reza.

"Bagus banget sayang kamu makin cantik" pujinya dan mukanya terlihat berbinar sekali saat memujiku.

"Langsung bungkussss" ucapnya lagi.

Saat ini kami sedang berada di toko sepatu dan tas. Sudah pasti ini pertama kalinya aku masuk ke toko sepatu ini,karna harganya yang pasti mahal. Daripada memakai barang-barang mahal lebih baik aku kirimkan uangnya ke Bapak dan Adik-adikku untuk kebutuhan mereka.

"Pilih yang kamu suka" ucap Reza sambil melihat-lihat beberapa sepatu hak tinggi.

"Boleh yang ini?" ucapku sambil menunjukkan sebuah sepatu bertali berwarna hitam dengan heels mungkin sekitar 12cm.

"Kalo yang ini ada pasangan dengan handbagnya Bu" ujar pelayan yang berdiri dibelakangku

"Coba lihat, bagus koq kamu coba dulu" jawab Reza

Saat aku mencoba sepatu dan handbag tersebut jiwa kewanitaan ku tidak bisa berbohong, cantik sekali sangat cocok ditubuhku ingin sekali aku miliki. Tapi kembali saat melihat harganya rasa-rasanya koq sayang sekali ya. Akupun terdiam didepan cermin didepan ku, aku tidak ingin memberatkan Reza karna nanti saat menikah dia berjanji yang akan membayar semua biaya pernikahan kami.

Reza memang bukan karyawan biasa meskipun dia sudah mencapai posisi manager Business Development diperusahaan tempat ku bekerja, diluar itu Reza merupakan anak tunggal dari pemilik beberapa restoran Masakan Jawa dengan tulang Iganya yang sudah terkenal di Indonesia. Ia memang sengaja setelah lulus kuliah mencoba bekerja ditempat lain tidak langsung menerusi usaha orang tuanya supaya banyak mendapat pengalaman. Jadi wajar saja jika Ia sanggup untuk membiayai pernikahan kami kelak, apalgai aku meminta pesta yang tidak terlalu mewah.

"Gimana Rang jadi ambil itu, apa kamu mau pilih yang lain?" tanya Reza sambil memelukku dari belakang dan menempelkan dagunya di bahuku

"Ihh malu Beb sanaan dikit" ucapku sambil mencubit tangannya yang melingkar dipinggangku.

"Iya aku ambil ini aja ya sayang, cocokkan sama dress yang tadi?" sambil kucopot sepatu yang kupakai dan menyerahkan ke pelayan tadi.

"Cocok banget kamu makin cantik" Reza mencubit pipi kanan ku dengan gemas

"Habis ini kita cari cincin lamaran ya?" kami keluar dari toko sepatu tadi, Reza membawakan paperbag berisikan tas ,sepatu dan dress yang dibeli tadi. Kami menuju ke toko cincin terkenal di mall ini.

"Cincin lamaran sama nikah jadi 1 aja, gak usah 2 , sayang klo beli sampai 2 x" jawabku karna memang aku tidak suka memakai perhiasan dan pastinya tidak ingin lebih memberatkan Reza.

"Ya udah kita pesan aja dulu yang ada nama ku sama kamu ya"

Kami berjalan bergandengan dan menuju toko perhiasan dilantai dasar. Ketika kami masuk langsung disambut oleh pelayan dan diarahkan ke bagian cincin pernikahan. Aku mencari cincin yang sederhana tidak terlalu banyak motif. Reza hanya menurut saja dengan pilihanku ,dia tidak terlalu ambil pusing dengan beberapa pilihan cincin yang aku minta tunjukkan oleh pelayan toko, dia hanya akan membayar saja semua design diserahkan ke aku.

Kupilih cincin emas putih untukku dengan 1 buah berlian kecil ditengahnya dan untuk Reza hanya cincin polos saja. Setelah dihitung harganya oleh pelayan didepanku, astaga mahal sekali, Reza tahu mukaku langsung berubah dan dia langsung merangkul bahu dan meremasnya sedikit untuk menenangkanku untuk tidak memikirkan soal biaya. Cincin ini akan jadi dalam waktu 5 hari karna aku meminta ada ukiran nama ku dan Reza dibagian dalamnya.

"Beb nanti kamis kan aku sudah pulang ke rumah Bapak, kamu yang ambil ya cincinnya dan kamu yang bawa ya saat lamaran hari Sabtu nanti" ucapku ke Reza.

Hari Sabtu ini memang rencananya Reza dan kedua orangtuanya akan melamarku secar sederhana saja ,bukan secara resmi dengan membawa keluarga besar ,hanya lamaran untuk mengatakan bahwa Reza dan aku serius untuk menikah yang rencananya ingin kami adakan di tahun depan. Setelah nanti membicarakan tanggal pasti nikahnya ,baru Reza akan melamarku secara besar-besaran di Jakarta agar keluarga besarnya bisa datang.

"Iya sayang sekarang kita makan dulu yuk aku lapar banget nih" ucap Reza sambil mengelus-elus perutnya.

Kamipun berjalan bergandengan tangan kembali dan memilih restoran udon untuk makan sore ini. Restoran ini jadi favorit kami berdua,selera makananku pun hampir sama dengan Reza,kami sama-sama penyuka Mie dan makanan pedas .

Bersyukur dengan yang terjadi hari ini. Sepertinya Reza memang jodoh ku yang sudah dipersiapkan oleh Tuhan untukku.

tbc

-------------------------------

Jangan lupa like dan komen ya 😉

Bab 2

Setelah selesai berbelanja , Reza dan aku pun pulang kekosan ku. Kosanku tidak jauh dari tempat ku bekerja ,hanya berjalan kaki sekitar 20 menit . Tetapi Reza sebisa mungkin akan menjemput dan mengantarku kekantor. Kosan ku ada di lantai 3 , kamar yang paling kecil tanpa AC dan hanya cukup dengan 1 bed single , lemari baju dan sebuah meja belajar.

Reza berkali-kali menyuruhku pindah ke tempat yang lebih baik, Ia bahkan menawarkan untuk menambahkan biaya sewanya, tetapi aku tidak mau memanfaatkan Reza meskipun kami berpacaran cukup lama dan berniat untuk menikah.

Aku benar-benar tulus mencintai Reza tanpa melihat kekayaan keluarganya yang cukup berbeda dengan ku. Awal kami berpacaran Reza tidak pernah cerita seperti apa kondisi orang tuanya bahkan Ia memakai motor butut setiap hari kekampus. Aku tidak pernah mempermasalahkannya karna pakai motor butut pun ,kesayanganku ini tetap terlihat ganteng.

Setelah Reza akan diwisuda bersamaan denganku juga, barulah Ia bercerita tentang kekayaan keluarganya. Sungguh aku pikir dia anak dari orang biasa seperti aku ,ada rasa minder seketika saat itu juga, bagaimana tanggapan orangtuanya saat bertemu dengan ku. Tapi saat bertemu orang tuanya mereka menyambutku dengan hangat terlebih mama nya, aku tidak mempermasalahkan tentang perbedaan kami ini dan menjalani hubungan kami tanpa beban.

Bapakku hanya seorang pensiunan security disebuah perusahaan di daerah Jogjakarta, ia jarang pulang dulu karna kerjanya yang harus shift. Sedangkan ibuku sudah meninggal dunia saat aku masih bersekolah di bangku SMA kelas 2, meninggalkan kedua orang adikku Tama dan Putri yang masih duduk di bangku SD.

Kemudian adik-adikku diasuh oleh Budeku yang tinggal disebelah rumahku selama Bapak bekerja dan aku kuliah. Aku memang memilih ngkos karna perjalanan dari rumah kekampus sekitar 3 jam, cukup melelahkan jika dilaju tiap hari.

Kuliahku pun karna beasiswa yang diterima sedangkan untuk biaya hidup Bapak mendapat sedikit bantuan dari perusahaan tempat kerjanya. Akupun bekerja sebagai penjaga toko buku sewaan saat berkuliah dulu lumayan untuk menambah uang jajan dan biaya beli buku atau fotocopyan materi kuliah.

Saat kuliah dulu pun, Reza sering membantuku membelikan makanan dan beberapa buku. Aku selalu melarangnya karna aku takut uangnya akan habis apalagi kami jauh dari orang tua.

Setelah lulus kuliah Reza mengajakku untuk kerja di Jakarta, karna orangtuanya menyuruh dia kembali ke Jakarta. Akupun. sedikit ragu saat itu tapi Reza meyakinkan ku akan menjagaku dan menemaniku. Akhirnya aku mencoba beberapa lamaran dan akhirnya diterima dikantorku saat ini sebuah perusahaan properti.

Reza setelah lulus kuliah S1 diminta orangtuanya untuk melanjutkan pendidikan masternya diluar negeri. Tetapi ia menolak dan ingin langsung bekerja.

Mamanya kemudian menemuiku dan meminta bantuankku agar Reza mau kuliah lagi. Dengan bujuk rayuku dan mengatakan bahwa pendidikan itu penting untuk karir dan pengembangan bisnis keluarganya akhirnya dia mau tetapi ia memilih tetap kuliah di Jakarta karna sudah berjanji untuk menemaniku di sini. Selama berkuliah kembali Reza sedikit membantu usaha orang tuanya, mempelajari usaha yang nantinya akan dia teruskan. Sambil setiap hari selalu menjemput dan mengantarku kekantor.

Setelah lulus barulah Ia mencoba melamar pekerjaan dan kebetulan posisi manager Business Development dikantor ku kosong. Reza pun mencoba dan akhirnya diterima.

Bangga sekali aku memiliki Reza menjadi pacarku, saat dia di wisuda S2 aku datang sebagai pendamping bersama orang tuanya. Setelah lulus ia berhasil menjadi manager di usia mudanya. Sedangkan aku masih menjadi staff finance hingga saat ini.

Sampailah kami dikamar ku di lantai 3 ini, kosanku ini tidak melarang lawan jenis untuk masuk kedalam kamar. Mbak pembersih kos ku pun sudah hapal dengan Reza karna setiap hari dia selalu mampir.

Selama dikamar kosan kami tidak pernah melakukan hal-hal aneh. Paling kami hanya tidur sambil berpelukan saja sambil sedikit-sedikit berciuman.

Dimeja belajarku terdapat foto anniversary kami dari tahun pertama hingga ke 7 .

"Tahun depan fotonya jadi foto pernikahan kita ya sayang" ucap Reza sambil memandangi foto-foto tersebut.

"Gak sabar untuk pelukan sama kamu tiap hari" setelah meletakkan belanjaan tadi Ia langsung menarikku untuk duduk dipangkuannya dan memelukku dengan erat.

Ini posisi kesuaanku, berpelukan dengan Reza seperti melepas beban yang ada dihidupku. Sesulit apapun masalah yang aku hadapi, menjadi terasa ringan saat Reza memelukku dan aku bisa mencium bau tubuhnya.

"Tiap hari juga pelukan gini Beb" ucapku sambil menciumi lehernya.

"Maunya peluk terus kikuk kikuk lah yang, kalo sekarang kan aku gak bisa apa-apain kamu hehe" ucapnya dan menempelkan bibirnya dibibirku. Ehm nikmat sekali rasanya, aku benar-benar wanita yang beruntung.

Setelah tertidur sekitar 1 jam dengan posisi aku memunggungi Reza dan ia memelukku dari belakang, aku terkaget karna suara telepon Reza. Kulihat ponselnya dan terlihat nama Mama. Kubangunkan Reza tapi Ia tetap tidak bangun, ku jawab saja telepon itu

" Halo Tante , maaf Reza sedang dikamar mandi" jawabku memberitahu Mama Reza

"Sarah tolong kasih tahu Reza untuk pulang ya sekarang" jawab Mama Reza dari seberang sana. Dari nada suara yang aku dengar suara Mama nya seperti sedang menangis. Ada masalah apa ini aku harus segera membangunkan Reza.

"Beb bangun Mama barusan telepon kamu disuruh pulang sekarang" ku goncangkan bahunya agar Reza bangun tapi yang da Ia malah memelukku semakin erat.

"Ntar lagi masih ngantuk"

"Bangun Reza Mama telepon itu aku gak enak nanti aku disangka nahan-nahan kamu" ucapku sambil melepaskan pelukannya ,aku tidak berani bilang jika Mamanya sedang menangis ,aku khawatir ia akan menyetir dengan tergesa-gesa. Aku tahu ia sangat sayang ke Mama nya, Ia selalu bilang hanya 2 orang wanita yang Ia cintai pertama Mama nya dan kedua aku.

Reza tidak bangun juga akhirnya kupencet saja hidungnya agar dia bangun.

Seketika ia kesulitan bernafas dan akhirnya Ia bangun juga

"Yang kamu mau aku mati apa" marahnya dan langsung duduk di pinggiran kasur.

"Jangan dong sayang kita kan belum nikah, nanti aku gak dapat warisan" candaku sambil mencium pipinya.

"Pulang ya besok jemput aku pagi kita sarapan mie ayam di Belanda"

"Iya siaaap" sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan. Kemudian langsung mencium bibirku dan kami berciuman cukup lama , rasanya tidak ingin berhenti kalau sudah begini. Aku salut sama Reza dia tidak pernah meminta lebih untuk melakukan ke tindakan yang lebih jauh paling mentok dia meremas-remas bukit kembarku saja. Aku diamkan saja toh masih memakai baju ini.

Kemudian aku menarik bibirku dan menyudahinya.

"Udah pulang sana" kembali ku kecup bibirnya.

"Iya, kamu gak usah antar aku kebawah, istirahat aja ya dan jangan lupa shusi yang tadi dibeli dimakan takut basi"

"Iya iya,salam untuk mama dan papa ya dari calon mantu" aku tersenyum ke Reza dan ia mengecup keningku

"Siap komandan" kemudian Ia pergi dan menutup pintu kamar ku.

Aku kembali kekasur dan memeluk gulingku yang wanginya sudah khas dengan Reza.

Tidak sabar batin ku untuk jadi istri Reza. Cinta pertama ku dan terakhir.

tbc

--------

Jangan lupa like dan komennya

Bab 3

Pagi ini aku bangun pagi sekali, jam 4 pagi aku sudah tidak bisa tidur lagi. Ternyata aku semalam ketiduran setelah membayangkan bagaimana nanti indahnya menjadi istri Reza,lelaki pujaan ku selama ini. Setelah itu aku langsung mandi dan mengeringkan rambutku, kupilih baju pagi ini dengan atasan kemeja putih dan rok berwarna khaki. Setelah itu ku WA Reza untuk menyuruhnya memakai baju senada juga. Ini salah satu kebiasaan ku setiap pagi menginfokan baju yang akan kupakai dan sebisa mungkin Reza akan menyamaiku. Tapi pesan nya hanya centang 1.

"Mungkin ponselnya mati" kulanjutkan untuk mengaplikasikan makeup ku yang natural ini kembali.

Sudah jam 1/2 7 tidak ada respon dari Reza. Kutelepon ke ponselnya tapi tidak bisa. Biasanya jam segini dia sudah sampai didepan kos. Ku cek kejendela untuk melihat kedepan kos ku apa ada mobil Reza didepan, tidak ada juga.

Tidak lama ponsel ku berbunyi. Kulihat ada pesan masuk dari Reza.

"Rang maaf aku gak masuk hari ini. Kamu berangkat sendiri gak apa-apa ya?"

Kucoba telpon tapi tidak diangkat

"Iya sayang kamu kenapa? Sakit?" balasku khawatir

"Gak apa-apa cuma sedikit gak enak badan"

"Nanti pulang kantor aku kerumah kamu ya"

"Gak usah, jauh kasihan kamu besok juga sehatan" jawabnya lagi

"Maaf jadi gak bisa jemput dan temenin kamu makan pagi ini, kamu makan yang lain aja ya yang ada dikantin" balasnya lagi

"Iya gak apa-apa kamu cepet sehat ya. Kangen gak ada kamu dikantor 😘" balasku dan segera memesan ojek online untuk mengantarku kekantor.

"Hati-hati ya yang. Love u so much ❤️"

Kulihat pesannya dan aku segera memakai sepatu ku kemudian menuruni tangga kosan ku.

Pagi ini seperti biasa setiap hari Senin Divisi Accounting tax dan finance berkumpul untuk briefing sebelum memulai pekerjaan. Karna Departemen Accounting akan dilakukan pemeriksaan audit external dan membutuhkan data-data dokumen pembayaran, maka hari ini tugasku akan lebih banyak digudang. Karna dokumen pembayaran Dept Finance yang menghandle.

Setelah mendapatkan rekapan nomor dokumen yang dibutuhkan aku segera pergi ke gudang dokumen , satu persatu dokumen yang dibutuhkan aku cari beberapa dokumen sudah berdebu. Baju ku yang berwarna putih sedikit terkena noda tersebut.

"Yahhh kotor deh baju nya" ucapku sambil mencoba membersihkan noda yang menempel.

Tanpa terasa jam istirahat tiba, teman satu tim ku Vina datang dan mengajakku makan siang.

"Sarah lu gak makan?" ucap Vina didepan pintu gudang

"Eh udah jam makan siang ya, ya ampun gak berasa banget disini" aku menutup odner yang kupegang dan meletakkan kembali ke dalam rak kemudian berjalan kemeja ku untuk melihat ponselku dan mengambil tisu basah membersihkan tanganku yang kotor terkena debu.

Tidak ada kabar dari Reza sudah sembuh belum ya dia, batinku.

"Vin mau makan dimana ikut dong gue" sambil mencari dompet ku didalam tas

"Tumben gak sama mas pacar kemana dia lagi tugas" ujar Yeni temanku juga didivisi Finance.

"Pak Reza lagi gak masuk, gak enak badan" aku selalu memanggil Reza dengan Pak jika ada dikantor karna jabatannya lebih tinggi dari ku.

"Ohh kecepian dong biasanya berduaan terus" goda Vina

"Iya kangen pengen cepetan di kawinini eh dinikahin" balas ku sambil bergaya manja.

Memang benar sih aku sudah tidak sabar jadi istri Reza hehe.

Sambil berjalan menuju kantin perusahaan yang terletak dibelakang gedung aku mencoba menghubungi ponsel Reza tetapi tetap tidak tersambung.

Kukirim pesan saja ke ponselnya.

"Beb gimana badan kamu sudah enakkan?" tulisku dan ku kirim pesan ku

Masih centang 1.

"ya sudah mungkin dia masih tidur dan butuh istirahat" gumam ku dalam hati

Aku melanjutkan makan siang ku bersama Vina dan Yeni. Kantin pasti penuh , kami harus cepat-cepatan mencari bangku yang kosong. Karna tadi pagi aku belum sarapan dan sedari pagi aku mencari dokumen rasanya aku lapar sekali, kupesan Nasi Padang dengan rendang dan peyek udang. Menu kesukaan Reza. Kemudian kufoto dan kukirim ke aplikasi pesan WAnya.

Dengan caption " Nasi padang menunggu kesembuhan kamu"

Masih centang 1 juga.

Selesai istirahat kulanjutkan pencarian dokumen ku. Akhirnya jam 3 sore dokumen yang diperlukan terkumpul semua dan kuserahkan ke Departemen Accounting.

Kuperiksa kembali ponsel ku tidak ada balasan dari Reza, tumben sekali pikir ku tidak biasanya dia sakit seperti ini. Biasanya dia akan manja saat sakit dan memintaku untuk menjenguknya, tapi kali ini ia melarang.

Aku pulang sengaja berjalan kaki, menghabiskan waktu sambil melihat-lihat daerah kosan sekitarku. Karna tidak ada lagi yang akan ku lakukan setelah sampai dikosan mungkin hanya memasukkan baju kotor ke laundry dekat kos. Kemudian aku berhenti di warung penjual bakso dan kubungkus 1 porsi bakso dengan sambal yang cukup banyak.

Setelah sampai dikosan kubuka bakso yang tadi aku bawa ku letakkan didalam mangkok dan kufoto ke Reza.

Captionnya : Cepet sembuh yang ditunggu sama bakso pedas 🤤

Setelah kukirim aku tidak langsung memakannya tapi aku malah pergi kekamar mandi untuk mandi. Selesai mandi kulihat ponsel ku lagi belum terkirim juga pesan itu.

Sudah sesore ini tidak ada respon dari Reza.

"Kenapa ya Reza. Aku telpon ke hp mama nya aja deh" gumam ku khawatir

Kucoba hubungi ponsel mamanya dan sama tidak aktif juga. Kenapa ini aku khawatir sekali,ingin sekali aku ke rumahnya. Tapi kutahan sampai besok saja.

Setelah memakan bakso tadi aku bergegas ke laundry dekat kos karna sudah hampir tutup. Kumasukkan baju kotor ku seberat 5kg, biasanya aku masukkan di hari minggu tapi karena kemarin aku pergi seharian dengan Reza aku baru sempat hari ini.

Sambil berjalan kekosan aku hubungi Bapak ku sudah seminggu ini aku belum kasih kabar ke beliau.

Setelah beberapa nada sambungan akhirnya tersambung.

"Pakkkkk" ucapku langsung

"Ndokk piye kabarmu, jadi pulang minggu ini? Bapak wes kangen karo anak wedokku" jawab Bapak

"Jadi to Pak . Aku kamis naik kereta dari sini sampai stasiun Solo nanti siang hari?"

"Mas mantu ku ikut juga kan? Bapak sudah kangen juga" canda bapakku

"Nyusul Pak nanti sama Papa Mama nya"

Kemudian aku bergantian berbicara dengan adik-adikku, mereka bercerita tentang kesibukkannya masing-masing. Tidak terasa mereka sudah mulai besar dan Tama ternyata sudah punya pacar.

Diakhir telpon

"Yowis ati-ati ya Ndok"

"Nggih Pak" kuputuskan sambungan telpon dan tanpa terasa hampir 1 jam aku menelepon Bapak dan adik-adikku. Lumayan menghilangkan sedikit kerinduanku.

Kuperiksa WA ku dan belum ada jawaban juga dari Reza. Kemudian aku ambil sikap berdoa dan memohon kesalamatan untuk dirinya dan keluarganya karna perasaan kusungguh tidak tenang. Selama kami berpacaran Reza tidak pernah putus komunikasi setiap hari. Bahkan saat dia sakit ataupun ada tugas dari kantor setidaknya dia akan update mengenai kabarnya.

Kemudian karna sudah mengantuk akhirnya aku putuskan untuk tidur saja dan menunggu kabar Reza besok hari.

"Semoga kamu baik-baik aja ya Za" gumamku sebelum tidur.

tbc

---------------

jangan lupa like dan komen

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!