NovelToon NovelToon

Kakakku Suamiku

1. Prolog

Banyak cara untuk memperlihatkan rasa sayang dan cinta terhadap orang yang kita sayangi.

Tapi, benarkah rasa sayang dan cinta ini yang aku tujukan untuk mu ?

By : Saka  Adiputra Sanjaya Mahendra

*Kita tidak bisa memilih untuk jatuh cinta pada siapa. Karena cinta itu datang secara tiba-tiba dan tanpa permisi*.

*Maka dari itu teruntuk kamu yang mencintai ku. Aku akan mencoba membuka hatiku dan belajar mencintai mu*.

By : Jesica Aulia Mahendra

Coretan Arditha

................

*Dringgggg*

*Dringgggg*

*Dringgggg*

Terdengar suara alarm yang sangat keras tapi yang mempunyai kamar tidak juga bangun. Jesica, ya Jesica yang mempunyai kamar itu. Bukannya beranjak bangun dia malah menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Hingga terdengar suara ketukan pintu.

*Tok, tok,tok*.

"Dek udah bangun belum?" Suara seseorang yang mengetuk pintu kamar, sudah dengan setelan jas kantornya. Tidak ada jawaban dari dalam.

"Kalau kamu ngak buka pintu, Kakak masuk ni ?" Saka masih setia mengetuk pintu. Ya, yang mengetuk pintu kamar Jesica adalah Saka kakaknya.

" Ya Kak, Jesi udah bangun ni." Jesica terpaksa bangun. Karena dia tahu, bahwa Kakanya itu tidak akan pergi bila Dia tidak bangun.

Mendengar suara Jesica sudah menyahut, Saka pun beranjak pergi dari pintu kamar Jesica. Dan menuju kamarnya sendiri untuk menyempurnakan penampilannya, yang kebetulan kamar mereka berdua itu bersebelahan sama-sama berada di lantai atas.

................

Jesica Aulia Mahendra, putri dari Brian mahendra dan Yunita Prasasti. Gadis cantik itu kini usianya sudah menginjak 25 tahun. Di usia yang baru menginjak 23 tahun Jesica sudah menjadi CEO di perusahaan ayahnya yaitu Mahendra Company. Di saat banyak anak pengusaha sukses yang memilih untuk menikmati masa mudanya, berbeda dengan Jesica.

Jesi lebih memilih terjun ke dunia bisnis membantu ayahnya. Ayahnya sudah mencoba melarang. Ayahnya ingin, setelah wisudanya Jesi, Jesi menikmati masa mudanya. Seperti para gadis lainnya, tapi Jesi menolaknya. Sifat Jesica yang tegas, mandiri, supel, periang, baik dan lemah lembut membuat ayahnya bangga kepadanya. Dua tahun Jesi memimpin Mahendra Company, Mahendra Compaby menjadi berkembang lebih pesat.

Jesica bukanlah anak tunggal di keluarga Mahendra. Dia mempunyai Kakak laki-laki yang bernama Saka Adiputra Sanjaya Mahendra. Saka bukannya tak mau memimpin Mahendra Company. Tapi dia sudah memimpin perusahaannya sendiri yaitu Sakas Grup. Berbeda dengan Mahendra Company. Bila Mahendra company bergerak dalam bidang wisata dan perhotelan, berbanding terbalik dengan Sakas Grup. Sakas Grup bergerak dalam bidang produksi makanan instan. Bahkan merek-merek mi instan yang sangat popoler di kalangan anak kost itu pun bisa di pastikan 99% produk keluaran Sakas Grup.

Saka Adiputra Sanjaya Mahendra. Kini usia Saka sudah 27 tahun. Usia yang sangat ideal untuk seorang pria menikah. Tapi sampai sekarang Saka belum pernah mengenalkan seorang gadis pada kedua Orang tuanya untuk di nikahi. Sempat dia mempunyai kekasih yang bernama Maudi. Tapi hubungannya bubar karena ternyata Saka tidak mencintai Maudi. Saka masih mencintai cinta pertamanya, cinta yang sudah ada sejak Saka masih SMA.

Perempuan yang beruntung mendapatkan cinta Saka adalah Jesica. Ya Jesica adik dari Saka. Pada umumnya kakak akan menyayangi adiknya sesuai dengan batasannya. Tapi beda halnya dengan Saka, Saka sangat menyayangi Jesica layaknya seorang kekasih.

Saka sempat menduga bahwa dirinya itu gila karena mencintai adiknya sendiri. Dia sempat berkonsultasi dengan Psikolog bahkan dengan Psikiater. Tapi menurut Psikolog dan Psikiater yang menanganinya megatakan, bahwa tidak ada masalah pada dirinya. Hingga pada akhirnya dia menyerah. Dia membiarkan perasaannya mengalir seperti air untuk Jesica. Saka berharap air itu untuk segera mengering dan tidak ada lagi.

Beberapa hari sebelum hari Ulang tahunnya yang ke 27 tahun, Saka tidak sengaja mendengar percakapan Orang tuanya. Orang tua Saka pada waktu itu sedang berdiskusi untuk memberitahukan Saka mengetahui fakta besar tentang dirinya. Yaitu fakta bahwa dirinya bukanlah anak kandung dari Orang tuanya, yaitu Brian Mahendra dan Yunita Prasasti. Dia bingung harus mengekpresikan dirinya seperti apa. Marah karena dia dibohongi oleh Orang Tuanya, senang karena secara otomatis dia bukan saudara kandung Jesica atau terharu dan bahagia karena ternyata Ibu kandung dari Saka merawatnya sedari kecil. Ternyata Ibu kandung Saka adalah pembantu di rumah keluarga Mahendra. Bukan hanya pembantu melainkan merangkap menjadi pengasuh Saka dan Jesica sewaktu kecil.

Setelah mencari tahu lebih dalam tentang orang tua kandungnya, lewat orang kepercayaannya. Saka mengetahui fakta bahwa ia adalah anak hasil dari pemerkosaan. Saka lebih mempriotaskan masalalu tentang Ibunya dan Saka mendapatkan informasi bahwa ia ternyata putra tunggal dari Alexander Sanjaya pengusaha sukses yang terdapat di negara tetangga.

Ibu Sri nama dari Ibu kandung Saka. Ibu Sri merupakan TKW dari indonesia yang bekerja di negara tetangga. Dia mengalami pemerkosan olek anak dari majikannya, sewaktu masih bekerja di luar negri.

Beberapa bulan setelah kasus itu, ternyata Ibu Sri hamil. Ayah dari si bayi ingin bertanggung jawab dengan Ibu sri. Tetapi dilarang keras oleh orang tuanya. Orang tuanya beralasan bahwa ia harus menyelesaikan pendidikan S2 nya terlebih dulu baru boleh menikah. Sewaktu di perkosa usia Ibu sri masih berusia sekitar 22 tahun, sedangkan usia ayah si bayi berusia 26 tahun.

Ibu Sri memutuskan untuk melarikan diri. Karena bila dia tidak pergi majikan sekaligus nenek dan kakek dari di bayi memaksa ingin mengaborsi kandungannya. Dia ingin mempertahankan kandungannya jadi dia memutuskan untuk pulang kampung. Yang kebetulan pada waktu itu dia menjadi TKW bukan lewat Yayasan, melainkan mengurus kepergianya sendiri dan mencari pekerjaan di luar negeri secara mandiri. Jadi Ibu Sri bisa leluasa untuk kabur.

Sesampainya di indobesia, disaat menuju kampung halamannya Ibu Sri tidak sengaja bertemu dengan Yunita istri dari Brian. Yunita hendak pulang dari Mall tapi malah bertemu dengan orang asing, yaitu Ibu Sri.

Singkat cerita Ibu Sri bekerja menjadi ART di rumah Yunita. Dan anak yang Ibu Sri kandung di adopsi menjadi anak angkat keluarga Mahendra. Dan setelah dilahirkan diberi nama Saka Adiputra Sanjaya Mahendra. Yunita di vonis sulit mempunyai keturunan. Tetapi setahun setelah kehadiran baby Saka Yunita dinyatakan hamil oleh dokter dan melahirkan seorang bayi cantik yaitu Jesica.

Hingga usia Saka 27 tahun, Ibu Sri masih bekerja di keluarga Mahendra. Dan di saat Saka mengetahui faktanya bahwa Ibu Sri adalah Ibu kandungnya, saka langsung menghanbur memeluk Ibu Sri. Tanpa di ketahui oleh Ibu Sri sebab dan karena apa Saka memeluknya.

Saka masih merahasiakan bila dia sudah mengetahui bahwa Papa Brian dan Mama Nita bukanlah Orang tua kandungnya. Dia ingin tau sejauh mana orang tuanya itu akan membohonginya.

Bersambung

2. Rencana liburan

Semua anggota keluarga sudah berkumpul di meja makan. Dan terdapat Bik Sri sedang menata makanan dimeja makan. Setelah selesai menata makanan di meja Bik Sri hendak berjalan ke Dapur tapi di cerah oleh Saka.

"Bik makan di sini aja barengan sama kita!" Ucap saka. Menatap penuh harap ke Bik Sri.

"Ahh, tidak Tuan Saka. Saya makan di dapur saja." Jawab Bik Sri yang sudah mau melangkahkan kakinya.

"Nggak apa - apa kok Bik, makan di sini aja bareng sama kita." Kini gantian Jesica yang meminta. Tidak hanya meminta lewat ucapan tapi jesika juga memegang tangan Bik Sri, yang kebetulan ada di sebelahnya yang hendak melangkahkan kakinya menuju dapur.

"Tapi saya merasa tidak enak Nona Jesi." Jawab Bik Sri. Dia merasa tidak enak karena di hanyalah seorang pembantu. Yang menurutnya seorang pembantu itu tidak pantas makan di satu meja dengan majikannya.

"Nggak papa kan Ma? Pa? kalau Bik Sri makan bareng kita disini? " Saka bertanya pada Papa Brian dan Mama Nita.

"Ngak papa kok sayang. Mari bik Sri makan bersama kita disini." Mama Nita menyetujui permintaan anak-anak nya.

" Ehh, iya Nyonya." Bik Sri pun sudah tidak bisa menolak karena Mama Nita langsung yang meminta.

Akhirnya Bik Sri mendudukan pantatnya di kursi sebekah Saka. Karena hanya kursi itu yang kosong.

Hening

Hening

Hening

Tidak ada yang membuka topik pembicaraan. Semuanya hanya fokus dengan makanan di piringnya masing-masing. Hanya sesekali terdengar suara dentingan sendok.

Sepertinya memang sudah menjadi aturan yang tidak tertulis di rumah keluarga Mahendra. Bahwa bila sedang makan itu tidak boleh ada yang berbicara satu pun.

Hingga setelah semuanya selesai memakan sarapan nya Saka membuka topik pembicaraan.

Sedangkan Bik Sri sudah kedapur membawa piring kotor untuk di cuci.

"Pa, Ma perayaan anniversary pernikahan Papa dan Mama tahun ini, kita liburan kemana?" Saka bertanya. Dia sudah tidak sabar untuk liburan karna lelah bergelut dengan pekerjaan dan pekerjaan. Kebetulan anivesary pernikahan orang tuanya sebentar lagi.

"Ohh, Iya papa lupa Saka. Untung kamu ngingetin Papa." Jawab Papa Brian sembari menepuk jidat nya.

"Ihhh, Papa masak anniversary pernikahan sendiri papa lupa sih !"

Mama Nita merajuk karena suaminya itu selalu lupa. Padahal Mama Nita itu orang yang suka di kasih surprise dan suasana romantis. Tapi bisa di hitung dengan jari berapa kali Papa Brian memberi surprise.

"Faktor U Ma." Jesi ikut mengompori Mamanya supaya lebih merajuk lagi, sembari tersenyum penuh arti.

"Enak aja kamu Jes, walau Papa udah tua tapi tetap tampan kan?" Pria paru baya itu tidak terima dikatsi tua oleh anaknya. Walaupun sudah derdapat kerutan di bagian keningnya. Ya siapa lagi Pria paru baya itu kalau bukan Papa Brian.

"Iya deh iya. Kalau urusan tampan Papa memang masih tampan." Jawab Mama nita bergelayut manja di lengan suaminya.

"Memangnya berapa usia Papa tahun ini?" Kini Mama Nita yang bertanya. Mama Nita ingin mengetes suami nya. Ingatkah suaminya itu dengan umurnya sendiri?

Papa Brian gelagapan mendapat pertanyasn dari Istrinya itu. Dia pun berfikir dengan cepat dan menjawab dengan asal pasalnya di lupa umurnya sendiri.

"Kalau ngak salah 57 tahun." Menjawab dengan hati ketar ketir.

"Tuh kan faktor U. Usia papa tahun ini itu 58 tahun." Jesica kini yang menjawab. Mama Nita pun cemberut karena benar suaminya itu sudah mulai menjadi pelupa alias bahasa trennya 'Faktor U'. Jesika dan Saka pun tertawa lepas melihat ekspresi Mama Nita yang cemberut.

Dan Saka menghentikan tawanya menatap Jesica yang berada di sebelah nya.

Senyum Mu manis sekali Dek. Maaf kan Kakak yang mencintai Mu. Suatu saat Kakak akan mengungkapkan perasaan Kakak ke Kamu. Apakah Kamu akan menerima Kakak? Atau Kamu malah membenci Kakak? Apapun resikonya Kakak akan perjuangin Kamu. Karena Kakak itu bukan Kakak kandung Kamu. Sah-sah saja kan? karena darah yang mengalir di tubuh Kamu dan tubuh Kakak ini darah yang berbeda. Kita tidak ada ikatan darah. Melainkan hanya ikatan batin yang menghubungkan antara Kakak dan Kamu karena kita sudah terbiasa bersama sejak kecil. Batin Saka sembri menatap Jesica yang sedang tertawa lepas.

Karena merasa belum puas meledek Mamanya. Saka pun melanjutkan meledek mamanya.

"Nggak apa - apa udah tua, yang penting Papa masih kuat kan urusan ranjang Ma?" Tanya Saka menahan tawa.

"Ihhhh, Kamu ini." Kini Mama Nita memasang wajah malu karena terus di ledek anaknya.

"Tenang Ma. Kalau urusan ranjang berapa ronde pun Papa kabarin." Papa Brian berkata dengan bangga dan membusungkan dadanya.

"Stop, stop. Ini kenapa di meja makan pikirannya pada mesum sih?" Jengkel Jesica, karena bukannya membahas tentang perayaan anniversary . Papa, Mama dan Kakanya malah membahas hal mesum.

"Jangan kotori otak suci Jesi sama pikiran mesum kayak gitu." Jesica cemberut dan mencebiksn bibirnya.

"Ihhhh, Adik Kakak gemes banget sih." Saka mencubit pipi Jesica.

"Aduhhh. Kakak sakit." Rengek Jesica.

"Aduh -du, mana - mana yang sakit sayang ? Haa mana?" Saka menirukan suara anak kecil.

"Ihhhhh, Kakak. Ngak suka, ngak suka gelaaayyyyy." Jesica menepis halus tangan Kakaknya yang akan menyentuh pipinya. Sontak semua yang ada di meja makan tertawa mendengar gaya bicara Jesica yang menirukan gaya bicara orang -orang di media sosial yang sedang viral.

"Jes, sejak kapan anak Ayah gaya bicaranya kayak gini ? Ayah ngak punya anak kayak gini ya. Anak Ayah itu gaya bicaranya berwibawa, ngak lemah gemulai kayak gini. Bisa hancur Mahendra Company kalau pemimpinnya kayak gini." Ayah memelengoskan wajah nya.

"Mama juga ngak punya Anak yang letoy kayak gini." Mama ikut - ikutan.

" Tapi Kakak tetep sayang kamu kok Dek. Biarlah Papa dan Mama aja yang ngambek. Kakak ngak tega kalau harus lihat Adik Kakak tersayang ini tambah ngambek."

"SAKA." Teriak Papa Brian dan Mama Nita bersamaan.

"Kok kamu ngak bisa diajak kerja sama sebentar aja buat ngerjain balik Jesica." Gerutu Mama Nita, sedangkan Papa Brian memilih untuk duduk diam dan cemberut.

"Saka ngak tega Ma sama Adik Saka yang paling cantik ini."

Jesica mendengar pembelaan dari Saka pun tersenyum tanda kemenangan.

Keluarga Mahendra pun kembali membahas topik utama, yaitu rencana liburan perayaan anniversary pernikahan Papa Brian dan Mama Nita.

"Jadi kita mau liburan kemana ? " Tanya Saka, menatap kedua orang tuanya

Papa Brian dan Mama Nita pun mengangkat kedua bahu nya. Pertanda mereka tidak mempunyai ide untuk liburan kemana. Lalu Saka menatap Jesica adiknya.

"Bali gimana?" Ucap Jesica meminta pendapat.

"Yes." Semua menjawab dengan kompak.

Setelah selesai berdiskusi keluarga Mahendra pun memulai aktifitasnya masing - masing. Mama kumpulan teman - teman sosialitanya.

Papa olahraga. Jesica berangkat ke Kantor dengan Kakaknya. Kebetulan arahnya seaarah jadi Saka bisa setiap hari mengantarkan adiknya ke Kantor pusat Mahendra Company. Setelah mengantar adiknya Saka menuju kantornya yaitu Sakas Grup.

Bersambung.

3. Cerita Segel botol dan Sambal

Dua hari kemudian

keluarga Mahendra disibukkan dengan bersiap-siap untuk pergi berlibur ke Bali. semuanya sangat bahagia karena akan berlibur ke Bali. Karena sudah lama keluarga Mahendra tidak berlibur. Terakhir berlibur sewaktu anniversary tahun lalu pernikahan Papa Brian dan Mama Nita.

Semuanya sudah bersiap-siap dengan menarik kopernya masing-masing. Papa Brian, Saka dan Jesica terkejut melihat koper Mama yang begitu besar dan ada dua.

"Mah mamah mau pindahan apa mau liburan ? Kita liburan cuma tiga hari, itu kenapa Sampai segitu besarnya koper Mama ? Mana ada dua lagi." Celetuk Saka mewakili pertanyaan Papa dan Adiknya.

"Mamah itu mau bersenang-senang di sana. Mama nggak mau bau keringat jadi Mama bawa baju banyak. Bila perlu Mama sehari ganti baju 5 kali biar enggak bau keringat. 7 kali aja deh. Supaya Mama senantiasa selalu wangi. Dan Papa tidak akan berpaling dari Mama." Jawab konyol Mama Nita. Saka dan papa Brian sudah ingin menanggapi jawaban Mama Nita, tapi langsung disela oleh Jesica.

"Ya udah sih Kak , biarin aja Mama mau bawa koper berapapun. Biarkanlah dia bersenang-senang selama 3 hari karena hari anniversary pernikahan nya itu."

Sahut Jesica membela mamanya. sebenarnya Jesica juga ingin bertanya Mengapa mamanya membawa koper sebanyak itu dan sebesar itu. Tetapi diurungkan niatnya Karena Kakaknya Saka sudah bertanya dan mendapat jawaban nyeleneh Dari Mamanya. Bila sampai dia bertanya akan terjadi perdebatan antara dia dan Mamanya dan menunda keberangkatan ke Bandara.

"Iiih, Jesica Mama makin luv deh sama kamu."

keluarga Mahendra pun keluar dari rumah dan mulai memasukkan koper - koper nya ke mobil. Lalu berangkat ke bandara untuk terbang menuju Bali.

Skip

Setibanya di Bandara Ngurah Rai keluarga Mahendra tidak langsung menuju villa tempat dia menginap. Melainkan pergi ke restoran terlebih dahulu untuk makan siang.

Terlihat semuanya sudah duduk di meja restoran dan menikmati makanan di piring nya masing-masing. Jesica terlihat kesusahan membuka segel air minum mineral. melihat adiknya yang kesusahan Saka pun mencoba menawarkan bantuan untuk membuka segel air minum mineral dan langsung diterima oleh Jessica.

"Dek Bisa nggak bukannya ? Sini Kakak bantuin bukaknya, kalau nggak bisa."

"Nggak bisa Kak. Hehehe.Tolong bukain ya tanganku licin ini. Soalnya kena minyak waktu makan pakai tangan." menyodorkan botol minum ke Saka. Yang kebetulan mereka duduk bersebelahan.

"Ni." Saka memberikan botol minum yang segel nya sudah terbuka. dan diterima dengan senang hati oleh Jesica.

"Makasih Kakak ku sayang. Kakak memang Kakak ter the best menurut Jesica." Menerima botol minum.

Hal sepele yang membuatku bahagia. Tadi Jesica menyebutku 'Kakak Tersayang'. Andaikan tidak ada embel-embel kakak di belakangnya pasti aku sangat bahagia ketika kamu manggil aku 'Sayang'. Saka membayangkan bila dirinya dipanggil sayang oleh Jesica.

l

"Boy, Mama juga mau dong dibukain botol minumnya sama kamu. Masa cuma Jesica yang kamu bukain botol minumnya." Mama Nita membuat suara lucu mungkin.

"Papa juga mau dong Boy." sambung papanya yang masih mengunyah makanan.

"Ini kenapa kok pada manggil Saka Boy sih ?Panggil Saka aja ngapa ?" Saka merasa tidak nyaman dia dipanggil Boy.

"Kan ceritanya rayu-rayu gitu loh Saka. Masa kamu enggak tahu sih? Kamu ini." Geram Mama Nita.

"Ini untuk Papaku sayang dan Mamaku sayang. Tapi udah ya jangan panggil-panggil Saka Boy lagi. Saka geli dengernya. Terus nada bicaranya dibikin normal aja, enggak usah kayak tante-tante lagi ngerayu, Saka geli." menyodorkan dua botol minum air mineral pada Papa dan Mamanya nya yang segelnya sudah dibuka.

"Makasih Saka." Ucap Papa Brian dan Mama Nita bersamaan.

"Nah gitu dong. Kan Saka seneng dengernya."

Setelah drama Membuka segel botol minum itu, semuanya melanjutkan makannya. Hanya ada keheningan. Hingga Papa Brian buka suara.

"Jes, kamu yakin tambahin sambel sebanyak itu ? Kamu harus inget kalau kamu itu paling ribet kalau lagi kepedean. Papa nggak mau ya kalau pengunjung Restoran ini pada heboh ngeliat kamu kepedesan. Kamu harus jaga citra dong. Karena semua yang ada disini itu kenal kamu sebagai CEO Mahendra Company." Tegur Papa Brian karena Ia melihat Jesica menambahkan banyak sambal di ayam geprek nya.

Mendengar Papanya menegur Jesica, Saka yang awalnya fokus pada makanannya pun langsung menengok ke tempat Jesica berada.

"Dek, bener kata Papa. Kamu jangan banyak-banyak nambahin sambel." Saka menasehati Jesica.

"Iya. Papa dan Kakakku sayang aku cuma nambahin satu sendok ni." Jesica yang awalnya sudah menambahkan sambal sebanyak tiga sendok terpaksa menguranginya dan jadinya hanya menambah satu sendok.

"Nah gitu dong. Nurut jadi adek." Tangan Saka terulur menyentuh kepala Jesica dan mengacak - acak rambutnya.

"Ihhh, Kakak kan jadi berantakan rambut ku." Gerutu Jesica yang tak terima rambutnya diajak- acak Kakanya.

Papa Brian dan Mama Nita hanya saling pandang dan saling berbalasan senyum melihat tingkah kedua anaknya.

......................

Lima menit Kemudian.

Wajah Jesica yang awal nya putih bersih sudah berubah bersemu merah. Matanya sudah mulai berair dan hampir meneteskan kristal bening dari pelupuk matanya. Keringat sudah bercucuran di dahinya. Bahkam mulutnya sudah mengeluarkan suara hu-ha, hu-ha. Tapi itu semua tak menghentikan niatnya untuk menghabiskan ayam geprek yang sudah ia pesan. Bila di dunia kartun mungkin kini sudah keluar semburan api dari telinga dan mulutnya.

Papa, Mama dan Kakaknya terus memperhatikan Jesica makan. Sesekali mereka memperingati untuk tidak memakannya tapi tak dihiraukan oleh Jesica.

Hingga dia berhasil menghabiskan makanannya, Papa dan Mamanya masih memperhatikan ia makan. Sementara Saka, dia pergi ke Toilet. Hingga terdengar suara.

" Pa...papa minum." Raina langsung mengambil botol air mineral Papanya.

"Ma...mama, minta jus nya." Mama Nita nya pun langsung memberi gelas jusnya.

Semua minuman yang ada di meja Keluarga Mahendra sudah habis di teguk Jesica. Tapi rasa pedas nya tidak juga berkurang. Tanpa pikir panjang Jesica langsung berjalan ke arah meja pengunjung lainnya, dan langsung meminum minuman yang ada di meja pengunjung itu.

Pengunjung yang minuman nya di rebut Jesica pun hanya bisa memasang wajah bengongnya. Menatap Jesica dengan penuh tanda tanya.

"Dengan Nona Jesica Aulia Mahendra. CEO Mahendra Company ?" Tanya pengunjung itu mengenali Jesica.

Belum sempat Jesica menjawab sudah ada suara yang memanggilnya.

"Jesi, Dek kamu ngapain di sini ?" Ternyata Saka yang memanggilnya.

"Maaf bila adik saya meminum meminum Anda. Nanti akan ada pelayan datang mengganti minuman anda. Dan anda tidak perlu membayar, karena sudah saya bayar sebagai ucapan maaf saya dan adik saya yang sudah meminum minuman anda tanpa izin, dan saya permisi." Ucap Saka panjang lebar, lalu pergi berlalu meninggalkan pengunjung itu yang masih bengong. Sembari terus menarik tangan Jesica.

" Tuan Saka Adiputra Sanjaya Mahendra. CEO Sakas Grup ? Ya tuhan mimpi apa aku semalam ? bisa bertemu orang yang sangat berpengaruh di negri ini. " Masih terkejut karena bertemu dengan Jesica, pengunjung itu di buat terkejut lagi dengan bertemu Saka. Pengusaha muda yang sukses. Sungguh pengunjung itu tidak menyangka bisa bertemu dengan orang-orang penting seperti Saka dan Jesica.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!