NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikah Di Usia Muda

Part 1 Awal Penderitaan

Lusiana yang masih duduk di kelas 2 SMA harus merasakan hidup yatim piatu karena setelah di tinggal mama nya beberapa bulan lalu, kini Lusiana harus kehilangan papa nya akibat penyakit jantung nya.

Sebelum papa Lusiana meninggal, ia menikah dengan seorang perempuan yang bernama Naomi.

Dan semenjak Lusiana di tinggal papanya Naomi melarang Lusiana untuk melanjutkan sekolah nya, malahan Naomi menjual Lusiana kepada seorang pengusaha kaya raya yang bernama Tama, Hendrik selaku sekretaris Tama mengurus semua nya dan akhirnya Naomi membawa Lusiana ke sebuah tempat dengan dalih untuk makan bersama, tentu Lusiana akan merasa sangat bahagia.

Namun, ternyata mereka turun pada sebuah cafe, di tempat itu ternyata sang sekretaris telah menunggu kedatangan mereka tapi tidak terlihat Tama bersama sekretaris itu.

"Nanti ada seseorang yang duduk di meja no 16, kamu silahkan kesana dulu, mama mau keluar sebentar, nanti mama balik lagi ke sana" kata Naomi dengan nada lembut seolah olah seperti orang tua yang sangat baik pada anak nya.

"Memang nya mama ada perlu apa keluar?,

jangan lama-lama ya ma, aku takut sendirian disini"ucap Lusiana.

"Iya sebentar aja kok, udah kamu kesana dulu ya" tutur Naomi.

Lusiana menuju meja yang telah ditunjukkan oleh Naomi, disana ada sekretaris Hendrik yang telah menunggu.

"Dengan nona Lusina ?" tanya sekretaris Hendrik

"Iya saya Lusiana, bapak siapa?" tanya Lusiana kembali.

"Saya Hendrik sekretaris tuan Tama" tutur Hendrik.

"Tuan Tama siapa? aku nggak kenal sama tu orang, apa mungkin dia kenal dengan ku?, tapi aku tidak pernah kenal dengan nya" tanya Lusiana penasaran.

"Nanti nona akan kenal sendiri, ayok nona kita pergi dari sini" ujar Hendrik

"Hah... pergi kemana?, aku lagi nunggu mama aku dia lagi keluar sebentar, kan bapak janjian sama mama Naomi bukan, jadi kita tunggu mama bentar lagi ya" kata Lusiana mulai cemas

"Maaf nona tapi setau saya tuan Tama itu hanya mau bertemu dengan nona bukan dengan ibu Naomi" tukas Hendrik.

"Haa, gimana maksud nya ini pak?" kata Lusiana.

"Nona silahkan telfon aja ibu Naomi dulu, biar nona tau gimana penjelasan nya" jawab Hendrik.

Lusiana langsung mengambil ponsel di dalam tas nya dengan buru-buru ia memencet nomor naomi.

"Hallo, mama lagi dimana?, tolong jelaskan ma, apa maksud semua ini, atau jangan-jangan mama memang sengaja ninggalin aku sendirian disini" kata Lusiana dengan penuh rasa penasaran.

"Iya " jawab Naomi singkat.

"Tapi kenapa ma?" Lusiana mulai menangis.

"Pakai nanya kenapa lagi, ya karena uang lah, sejak papa mu tiada, aku tak punya pemasukan lagi, ya jadi satu-satu nya cara untuk aku mendapat kan uang, dengan menjual mu pada tuan Tama pengusaha kaya raya itu" jawab Naomi santai.

"Tapi ma" belum selesai lusiana melanjutkan pembicaraan nya Naomi langsung memutuskan telfon nya.

"Ya Tuhan, kenapa nasib ku begini, kenapa mama tega menjual ku, aku hanya ingin mati aja saat ini" teriak batin Lusiana yang tak mungkin sanggup menjalani hari-hari nya dengan orang asing, walaupun Naomi telah begitu jahat pada nya namun Lusiana tetap menghormati Naomi sebagai orang tua nya, sekarang ini hanya Naomi lah yang di miliki nya.

"Maaf nona, jangan manangis lagi nona, nanti orang-orang berfikir saya berbuat jahat pada nona, tolong hapus air mata nona, nanti make up nona luntur" tutur Hendrik.

"Aku tidak peduli, aku sekarang hanya mau pergi, tolong! ! ! aku mohon izin kan aku pergi, aku mohon" kata Lusiana yang langsung merapatkan tangan ke dada supaya Hendrik merasa iba pada nya, namun apa daya Hendrik tak bisa berbuat apa-apa karena itu perintah tuan nya, dan gadis itu telah di beli oleh tuan nya.

"Maaf nona, saya tidak bisa berbuat apa-apa, ayok sekarang kita pergi ke rumah tuan Tama, sepertinya dia sudah menunggu dari tadi" kata Hendrik

"Aku tidak peduli! ! !" kata Lusiana

"Nona aku mohon jangan melawan, nanti tuan Tama bisa saja menyuruh orang-orang suruhan nya untuk me nyelakai Naomi, karena Naomi tidak bisa memenuhi janji yang di perbuat nya" tutur Hendrik.

Mendengar itu Lusiana terdiam dan mulai berhenti menangis, dia perlahan pergi meninggal kan tempat mewah itu menuju rumah sang pengusaha. Dan tibalah Lusiana di rumah Tama.

"Silahkan duduk nona" kata Hendrik mempersilah kan Lusiana untuk duduk di kursi empuk, Lusiana merasa sangat canggung dan air mata nya mulai bercucuran lagi mengingat kelakuan ibu tiri yang telah tega menjual nya.

Tak lama kemudian datang lah seorang laki-laki yang berpakaian rapi menambah ketampanan nya dan tegap ya itu lah sang laki-laki kaya raya itu yaitu "Tama".

"Mulai hari ini, kau tinggal di sini semua keperluan kau akan di siapkan oleh pelayan disini, dan jika kau butuh sesuatu panggil aja salah satu pelayan di sini" kata Tama dengan nada lantang.

"Maaf tuan saya hanya mau pulang, tolong izinkan saya pulang tuan, saya janji saya akan mengembalikan semua uang yang tuan berikan kepada ibu saya" kata Lusiana dengan nada memelas sambil merapatkan kedua tangan nya di dada.

"Apa?, apa saya nggak salah dengar barusan, kau mau mengambalikan semua uang yang saya berikan pada ibumu yang tamak itu?, sampai kau mati pun kau tak akan sanggup untuk mengembalikan nya, jangan banyak omong, terima saja kenyataan bahwa kau itu telah di jual jadi, kau itu sudah menjadi milik ku, dan tolong camkan ini sesuatu yang telah menjadi milik ku tetap akan menjadi milik ku selamnya" kata Tama dengan sombongnya

Mendengar perkataan yang di ucapkan membuat air mata Lusiana semakin deras mengalir, dia tak mampu lagi berkata kata, bibir nya terkatup sambil menahan sesak di dadannya.

"Cepat antar kan dia ke kamar nya, dan jangan lupa kunci kamar itu, sebelum aku pulang tidak ada yang boleh masuk ke kamar itu, kalian paham!!!!" bentak Tama kepada para pelayan nya.

"Paham tuan" jawab para pelayan dengan nada gemetar.

"Mari nona saya antar kan ke kamar nona" kata betri, salah satu pelayan yang bekerja di sana.

Lusiana berdiri dari tempat duduk nya dengan sempoyongan dan di bantu oleh Betri. Setibanya di kamar, Lusiana memberanikan diri untuk bicara pada Betri.

"Tolong bantu saya keluar dari sini ,saya mohon" tutur Lusiana memohon pada Betri.

"Maaf nona, maafkan saya, ini sudah perintah tuan Tama saya tidak bisa melanggar nya, nona silahkan bersih-bersih dulu, semua peralatan nona sudah saya siapkan di dalam lemari itu, dan setelah selesai bersih-bersih, nona silahkan tunggu tuan Tama di sini dulu,

apa ada yang nona tanyakan sebelum saya pergi?" Tanya Betri pada Lusiana

Lusiana hanya menggelengkan kepala saja, dan Betri langsung pergi keluar dari kamar itu lalu mengunci nya. Lusiana melihat sekeliling kamar yang sangat luas itu di tambah dengan ukiran-ukiran cantik yang menghiasi dinding-dinding, yang menambah keindahan kamar itu membuat setiap mata memandang pastilah akan terpesona, namun tidak dengan Lusiana kamar yang indah dan luas terasa sempit seperti di jeruji besi saja karena ia tidak bisa kemana mana, hanya menunggu tuan rumah saja baru bisa dia keluar dari kamar, dan itupun kalau di izinkan nya.

Lusiana berjalan menuju lemari yang di tunjukan oleh Betri tadi, dan setelah di buka ada beberapa gaun mewah yang tersusun rapi, Lusiana mengambil salah satu gaun yang ada di dalam lemari lalu segera mandi dan mengganti pakaian yang lusuh itu.

Bersambung 🥰

part 2 Tinggal di Rumah Orang Asing

Karena terlalu capek dengan situasi yang sedang di hadapi, tiba-tiba Lusiana ketiduran di atas sofa di samping tempat tidur nya. Seketika itu Tama datang ke kamar lusiana, Tama begitu terpesona melihat Lusiana yang begitu tambah cantik saat sedang tertidur pulas, tama memandang wajah yang masih polos itu dengan seksama, sebenarnya terbesit rasa iba di hati Tama, namun apa boleh buat gadis malang itu telah di beli nya dari Naomi sang ibu tiri yang tamak harta itu.

Akibat jendela kamar belum di tutup maka, angin sepoy masuk ke kamar yang membuat rambut Lusiana menutupi sebagian wajah ayu itu, dengan segera tangan Tama Bergerak untuk merapikan rambut Lusiana supaya tidur nya lebih nyaman, namun tangan Tama terhenti ketika melihat wajah yang sangat ayu di depan matanya dan memegang pipi Lusiana, membuat Lusiana terbangun dari tidurnya.

"Ma..ma maaf tuan saya ketiduran"ucap Lusiana.

"Ya sudah nggak apa-apa, kau ikut dengan saya untuk makan malam, karena kau pasti lapar bukan? tuh makanan yang di siapkan oleh Betri masih utuh" kata Tama sambil menunjuk makanan di meja.

"Iya maaf tuan, tapi saya tadi belum lapar" kata Lusiana agak sedikit takut.

"Ya sudah, tapi saya nggak mau melihat kejadian ini lagi, apa yang di katakan Betri itu maka jangan sekali kali di bantah karena itu perintah dari saya, oke!" kata tama

"Iya, maaf sekali lagi tuan" kata Lusiana.

"Dari tadi kau minta maaf Mulu, mau makan atau tidak!" kata Tama dengan nada emosi.

"Iya tuan, tuan silahkan turun dulu nanti saya menyusul" tutur Lusiana.

"Eh, memang nya siapa yang mengijinkan kau turun sendirian, ayok kita turun bersama " kata Tama yang langsung memegang tangan Lusiana bergegas turun tangga.

Seketika Lusiana terkejut melihat sikap Tama yang memegang tangan nya, membuat Lusiana diam terpaku, dan segera melepaskan genggaman tangan nya dari Tama.

"Maaf tuan, bisakah tuan tidak menggenggam tangan saya?, saya merasa tidak nyaman tuan" ucap Lusiana kikuk.

"Tidak" jawab Tama singkat sambil meraih tangan Lusiana dan menggenggam nya kembali.

Lusiana tak mampu berkutik lagi, ia pasrah dan mengikuti kemauan Tama.

Di meja makan, semua makanan telah di hidangkan oleh Betri, yang duduk di meja makan hanya ada Lusiana dan tama untuk makan malam.

Saking kelaparan nya Lusiana segera melahap semua makanan, seperti orang yang sudah tidak makan satu Minggu saja.

"Kau kelaparan?" tanya Tama melihat Lusiana makan dengan lahap.

"Ini enak tuan, sungguh Betri sangat pintar memasak ya, baru pertama kali saya makan makanan se enak ini" ucap Lusiana.

"Kau bisa makan masakan Betri tiap hari, jadi kau mau makan apa saja, tinggal bilang saja biar Betri yang menyiapkan segala nya" tutur Tama

"Sungguh tuan?" kata Lusiana.

"Iya, kau anggap aja disini seperti rumah kau sendiri, bukan kah saya sudah bilang semua kebutuhan kau akan saya penuhi" tukas Tama.

"Kalau begitu, bolehkah saya melanjutkan sekolah saya lagi tuan? soal nya kemaren saya tidak di izinkan ibu untuk sekolah lagi, jadi udah 2 hari saya nggak masuk sekolah,

boleh ya tuan? kata Lusiana memohon kepada Tama.

"Ya silahkan, tapi ingat jangan coba-coba untuk kabur dari saya"jawab Tama.

"Iya tuan, saya tidak mungkin kabur dari tuan, karena saya telah di jual bukan?" kata Lusiana yang membuat mata nya sudah berkaca-kaca.

"Saya nggak suka melihat wanita cengeng, jadi jangan teteskan air mata kau itu di depan saya, kau bebas melakukan semua kegiatan yang ingin kau lakukan sesuai dengan waktu yang telah saya tetap kan, kalau sampai di langgar siap-siap saja untuk menerima hukuman" kata Tama dengan penuh ancaman.

"Hendrik tolong siapkan semua kebutuhan sekolah Lusiana, dan juga siap kan juga driver dan bodyguard untuk dia" perintah Tama pada Hendrik.

"Baik tuan segera akan saya siap kan" jawab Hendrik.

Lusiana sangat bersemangat untuk berangkat kesekolah, karena ia sangat merindukan suasana sekolah.

Walau kenyataan nya hati Lusiana masih teriris dengan keadaan saat ini, karena semenjak ia tinggal di rumah Tama, Naomi tidak pernah menjenguk nya, jangan kan menjenguk menelfon saja Naomi tidak pernah.

Lusiana kembali terduduk di atas sofa tatkala seluruh ingatan akan perlakuan Naomi terlintas di benak nya, kini Lusiana berusaha untuk menerima kenyataan, tinggal di tempat orang asiang entah berapa lama, dan entah apa yang Tama lakukan terhadap dirinya, pasrah dan berdoa itulah yang membuat Lusiana agak tenang menghadapi situasi yang rumit ini.

"Ok baik Lusiana, come on, tak usah bersedih lagi" kata Lusiana untuk menyemangati dirinya sendiri.

"Wahh, nona kelihatan bersemangat sekali hari ini" Tanya Betri.

"Iya, kan hari ini aku berangkat sekolah lagi, jadi harus semangat dong" jawab Lusiana dengan wajah sumeringah nya.

"Selamat pagi nona"sapa Hendrik yang tiba-tiba sudah muncul di hadapan Lusiana, padahal hari masih sangat pagi, entahlah mungkin dia memang ada urusan penting dengan tuan Tama.

"Selamat pagi tuan hendrik" balas Lusiana.

Saat itu semua nya sudah tersedia di meja makan, entah jam berapa Betri bangun untuk menyiapkan hidangan sebanyak ini.

Tak berapa lama kemudian Tama keluar dari kamar nya dia masih menggunakan piyama tidur nya, entah apa alasan nya turun, apa mungkin hanya sekedar melihat Lusiana berangkat sekolah atau memang ada alasan lain.

"Pagi tuan" Ucap lusiana dan Hendrik.

Tama hanya mengangguk.

"Hari ini sesuai dengan perjanjian, kau di perbolehkan untuk berangkat sekolah, tapi kemanapun kau pergi kau di antar oleh sopir, jangan menaiki kendaraan umum" jelas Tama.

Lusiana hanya mengangguk pertanda ia memahaminya.

"Ya sudah, habis kan sarapan kau dan segera berangkat sekolah" tutur Tama.

"Hari ini saya akan keluar kota dengan Hendrik karena ada urusan bisnis, nanti malam saya akan kembali, dan semua urasan kau di sekolah akan di laporkan oleh Tomo (sopir pribadi sekaligus ajudan Lusiana yang telah di siapkan Hendrik) " tukas Tama.

"Di sekolah aja masih di awasi, apa mungkin ke toilet juga di awasi, yang benar saja, saya juga tidak mungkin bisa kabur kok" gumam Lusiana dalam hati.

Setelah selesai sarapan dan berpamitan pada Tama, Lusiana bergegas menuju parkiran dimana Tomo telah menunggu dari tadi.

"Selamat pagi nona cantik" sapa Tomo.

"Pagi, ah bapak bisa aja memuji nya "jawab Lusiana.

"Pujian itu memang pantas kok buat nona, nona memang cantik seperti bidadari" puji pak Tomo lagi.

"Saya semangkin tersanjung ni pak, sudah jangan memuji saya lagi, nanti saya bisa terbang lho" gurau Lusiana.

"Nona bisa aja, pagi-pagi udah ngelawak aja, ayok kita berangkat sekarang nona? "kat pak Tomo.

"Ayo berangkat sekarang pak" jawab Lusiana

"Maaf nona, seperti nya saya akan mengawasi semua kegiatan nona di sekolah dari jarak jauh, mungkin nona akan sedikit terganggu tapi ini sudah perintah tuan Tama" jelas pak Tomo.

"Iya pak, saya sudah tau, tuan Tama sudah menjelaskan nya juga pada saya, tapi bapak tidak akan mengawasi saya ketika saya ketoilet kan" tanya Lusiana lagi yang membuat pak Tomo terkekeh.

"Hahahahah, nona ada-ada aja, mana mungkin saya mengawasi nona koteilet, nanti saya di gebukin lagi, di kira ngintip" kekeh pak Tomo.

"Hmmm, ngomong-ngomong terimakasih ya pak, saya senang bisa bertemu bapak, seperti nya saya menemukan figur seorang ayah, setelah sekian lama saya di tinggal oleh ayah saya" tutur Lusiana.

"Iya, nona boleh anggap bapak seperti ayah nona sendiri kok, bapak juga senang memiliki anak seperti nona Lusiana, mungkin nasib kita sama nona, anak saya meninggal waktu umur nya masih 10 tahun karena kangker otak, kira-kira sekarang ia sudah se umuran nona dan mungkin sama cantik nya dengan nona"kata pak Tomo.

"Semoga anak bapak tenang ya di surga sana "jawab Lusiana.

Bersambung 🥰

part 3 Kembali Bersekolah

Setiba nya di sekolah, Lusiana langsung bergegas menuju kelas nya, dari kejauhan terdengar suara yang tak asing bagi Lusiana.

"Hey Lus, tunggu.." teriak Leo teman dekat Lusiana.

Ya, Leo menyimpan perasaan pada Lusiana sejak dulu, namun belum pernah ia utarakan pada Lusiana.

"Eh Leo, apa kabar? udah lama ya gue nggak ketemu loe" ucap Lusiana dengan girang.

"Loe kemana aja sih? nggak masuk-masuk sekolah, nggak ngabarin juga, gue telfon handphone loe nggak aktif " rentetan pertanyaan Leo.

"Iya maaf, kemaren gue sedikit ada masalah sih, loe tau kan bokap gue meninggal, jadi gue butuh waktu untuk nenangin diri aja" ucap Lusiana berbohong.

Lusiana tak mungkin menceritakan kelakuan Naomi terhadap nya pada Leo.

"Loe yang sabar ya, iya gue udah dengar sih, maaf gue nggak bisa datang ke pemakaman bokap loe kemaren, soal nya gue lagi ke puncak melihat vila baru papa" kata Leo.

Leo juga termasuk dari golongan keluarga terpandang, papa nya mempunyai perusahaan dan aset lain nya, namun tak sekaya Tama yang menguasai berbagai cabang bisnis di Indonesia.

"Iya nggak papa kok, ya mau gimana lagi sedih lama-lama juga nggak guna, toh hidup terus berlanjut" jawab Lusiana.

"Nah gitu dong, senang gue dengar nya lihat loe semangat gini, eh tunggu loe harus segera temui buk Martha (wali kelas Lusiana) deh, minta ujian susulan" kata Leo.

"Iya, nih gue mau langsung ke ruangan buk Martha nanyain masalah ujian gue yang ketinggalan" jawab Lusiana.

"Kalau gitu gue temanin loe ya" kata Leo sambil menggenggam tangan Lusiana.

Lusiana segera melepas genggaman tangan Leo karena sedari tadi pak Tomo terus menatap ke arah mereka, Lusiana takut pak Tomo akan mengadukan kejadian itu pada Tama.

"Lho kenapa? kok loe lepas genggaman tangan gue, biasa nya Loe fine-fine aja tuh "tanya Leo penasaran.

"Hmmm, yok kita ke ruang buk Martha" kata Lusiana tanpa memperdulikan pertanyaan dari Leo.

"Leo mengikuti Lusiana, dan ada sedikit yang mengganjal dari Lusiana hari ini, kenapa tiba Lusiana di antar oleh sopir biasa nya dia selalu pakai ojek online untuk berangkat sekolah, dan aneh nya kenapa sopir itu memperhatikan gerak gerik Lusiana dari tadi" gumam Leo di dalam hati nya

"Eh Lus, tumben loe di anterin sopir?" selidik Leo.

"Hmmm itu, panjang deh ceritanya kapan-kapan gue ceritain ke Loe ya" jawab Lusiana supaya Leo tak bertanya lagi.

*Ruangan buk Martha*

"Selamat pagi buk" sapa Lusiana dan leo.

"Eh Lusiana, kemana aja kamu, kok beberapa hari ini nggak masuk sekolah?, dan nggak ngabrin ibuk lagi?" tanya buk Martha.

"Maaf buk, Lusi nggak ngabarin ibuk, Lusi habis kemalangan, papa meninggal buk" jawab Lusiana.

"Maaf ya ibuk nggak tau, kamu yang sabar ya, semoga papa kamu tenang di alam sana ya" ucap buk Martha sambil memegang pundak Lusiana.

"Amin, makasih buk" kata Lusiana

"Ya, sama-sama" jawab buk Martha.

"Gini buk, saya udah ketinggalan ujian buk, boleh saya minta ujian susulan buk?" tanya Lusiana.

"Tentu saja boleh dong, kan kamu nggak masuk punya alasan yang jelas, tentu ibuk memberi kamu izin buat ujian susulan, nanti kamu temui guru guru dari setiap mata pelajaran dengan ibuk ya" jelas buk Martha

"Baik buk, terimakasih ya buk, kami permisi dulu" kata Lusiana.

"Oh ya silahkan, sebentar lagi jam kelas juga mau di mulai" kata buk Martha.

Hari itu dimulai lah kehidupan Lusiana seperti biasanya, dia mulai bersekolah dan melupakan sejenak masalah yang di hadapinya saat ini.

Tiga hari berlalu, Lusiana telah selesai mengikuti semua ujian susulan nya.

Bel pulang sekolah pun berbunyi, dengan segera Lusiana menuju parkiran karena sedari tadi pak Tomo telah berdiri di parkiran.

"Non, bapak boleh tanya nggak?" kata pak Tomo.

"Ya silahkan pak, kenapa mesti minta izin dulu" jawab Lusiana.

"Uhmm, laki-laki yang bersama non tadi, pacar non ya?"tanya pak Tomo penasaran.

"Hahahahah, oh Leo itu teman baik saya dari dulu pak" jawab Lusiana sambil terkekeh.

"Bapak kira pacar non, siapa tau kan? kata pak Tomo.

"Memang nya kenapa pak?" tanya Lusiana.

"Nggak, takut nya kalau tuan tau nanti non di marahi" kata pak Tomo.

"Apa hak dia pak? ini urusan pribadi saya, seharus nya dia nggak usah ikut campur privasi saya" kata Lusiana tak terima.

"Iya bapak tau, tapi kan non tau sendiri seperti apa sifat tuan Tama" tukas pak Tomo.

Tiba tiba ponsel Lusiana berdering, dan ternyata Tama yang menelfon. dengan segera Lusiana mengangkat nya, karena takut Tama marah.

"Hei, kenapa kau lama sekali mengangkat telfon nya"ucap Tama kesal.

"Perasaan aku langsung mengangkat nya, dasar pria aneh marah-marah nggak jelas, mungkin darah tinggi nya lagi kambuh kali ya" umpat Lusiana dalam hati nya.

"I..iya , maaf tuan, ada apa tuan?" tanya Lusiana.

"Sesampai nya di rumah, kau segera siap-siap karena nanti malam kau harus ikut makan malam dengan ku, karena aku ada pertemuan dengan kolega ku nanti malam" kata Tama.

"Ta.. tapi tuan?" belum selesai Lusiana berbicara Tama langsung memotong nya.

"Sudah jangan beralasan, ini perintah! dan semua keperluan sudah tersedia di kamar kau, dandan lah secantik mungkin, dan ingat jangan sampai melakukan kesalahan, nanti malam kau akan ku jemput kerumah" kata Tama.

"Baik tuan"jawab Lusiana singkat.

Setiba di kamar Lusiana terkejut melihat mini dress yang tergeletak di atas tempat tidur nya, karena sebelumnya nya ia tak pernah memakai mini dress, ia bingung harus kah ia akan tetap memakai baju ini, tentu ia tidak akan merasa nyaman, apalagi di lihat banyak orang, tapi harus bagaimana ia tetap harus memakai baju itu walau terpaksa.

"Ya Tuhan, baju apaan ini, mana mungkin aku berpakaian seksi seperti ini pergi dengan orang asing" dengus Lusiana

Lusiana terus berputar putar di depan kaca, baju itu pas di tubuh nya, di tambah lagi polesan riasan wajah membuat nya kelihatan tambah elegan. Setelah selesai berdandan Lusiana pergi keluar kamar untuk menunggu di jemput Tama.

Tepat jam 7 malam Tama datang dengan menggunakan mobil sport nya yang berwarna hitam itu, Tama juga begitu tampan dengan stelan jas yang senada dengan dress yang di pakai Lusiana .

"Silahkan masuk" kata Tama pada Lusiana yang telah menunggu nya sedari tadi.

Di perjalanan mereka tak saling bicara, hanya terdengar riuk pikuk jalan raya yang di lalui pengemudi.

Pada sebuah restoran mewah yang sering di datangi kaum konglomerat dan pejabat pejabat tinggi lainnya mobil sport itu di parkirkan Tama.

Tama menggandeng tangan Lusiana menuju kedalam restoran itu, semua mata tertuju kepada mereka berdua karena untuk pertama kalinya Tama membawa perempuan di dalam pertemuan penting ini, walau pun banyak gadis yang tergila gila padanya namun tak ada yang di sukai Tama.

"Tetap genggam tangan ku, dan jangan lepaskan" bisik Tama di telinga Lusiana.

Seketika Lusiana merinding mendengar ucapan Tama.

Bersambung 🥰

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!