NovelToon NovelToon

Kisah Cinta "Arelya"

Prolog.

Langit sore yang terlihat cerah , Angin berhembus sepoi sepoi menyibakkan rambut panjang seorang Gadis yang tengah berlari kecil di jalan setapak menuju sebuah taman bunga di sebuah pedesaan.

Langkah nya terhenti saat melihat sebuah punggung kekar milik seorang pria yang terbalut kemeja merah yang terlihat kusut. Gadis itu segera menghampirinya dan memeluk punggung itu.

"Arelya.. kupikir kau tak kan menemuiku. " Sang pria itu membalik kan badan mengetahui siapa yang memeluk nya.

"Tidak mungkin aku tidak menemui mu Arjuna ku, apapun yang terjadi aku tetap akan menemui mu. " jawab sang gadis.

"Aku mencintaimu." ucap sang Pria kekar berwajah tampan itu mengecup panjang kening sang Gadis.

"Kau pikir aku tidak. Kapan kau akan melamarku Delvin? segera lah, aku takut Pria pilihan Ayah itu datang kesini untuk menikahi ku.. " gadis itu merengek.

"Aku sedang berusaha Arel, kau harus bertahan untuk ku, demi cinta kita" jawab Delvin sang pria itu.

"Aku akan bertahan Delvin, tapi kau tau bagaimana Ayah ku berkeras menentang hubungan kita" ucap Arelya.

"Percaya lah, aku akan segera melamar mu setelah aku mendapatkan pekerjaan yang layak. " ucap Delvin dengan wajah yang sangat serius.

"Baik lah, aku akan selalu sabar menunggumu, sekarang bawa aku menemui calon ibu mertuaku, aku sangat merindukan nya. " ucap Arelya.

"Baik lah, " jawab Delvin melangkah menggandeng tangan Arelya.

Mereka berjalan beriringan menyusuri jalan setapak dengan bergandengan tangan.

Berhenti di sebuah rumah kecil sederhana yang terbuat dari papan dan beratapkan asbes. Mereka melangkah menghampiri rumah itu.

Delvin membuka pintu,

"Delvin.. apa itu kau? " suara seorang perempuan dari dalam.

"Iya bu, lihat lah siapa yang datang. " sahut Delvin.

"Apa kau membawa Calon Menantu ku..? " jawab sang ibu tergopoh-gopoh keluar kamar dengan batuk batuk ringan menyertai langkahnya.

"Ibu.. apa kau sedang tidak enak badan.? " Arelya segera memeluk sang ibu.

"Tidak sayang.. ibu hanya masuk angin biasa.. " jawab sang ibu membelai Kepala Arelya.

"Kalau begitu duduk lah bu, aku akan membuatkan teh hangat untuk mu, " ucap Arelya membimbing Sang ibu duduk di kursi tua yang terdapat di ruangan tengah rumah itu, dan segera melangkah ke dapur.

"Ya Tuhan Delvin.. lihat lah calon menantu ku, ia begitu perhatian dengan ibumu" ucap Ibu Dewi ibu nya Delvin yang sangat membanggakan Arelya kekasih Putranya.

"Tentu saja bu, aku tidak akan salah dalam memilih Calon Menantu buat ibu ku tercinta." jawab Delvin dengan bangganya, seraya meraih tangan ibu nya.

"Kalau begitu, kapan kau akan melamar nya. Ibu sudah tidak sabar ingin segera melihat mu menikah dan memberi ibu seorang cucu sebelum ibu meninggal Delvin.?" ucap Ibu Dewi dengan mata yang berkaca kaca, menatap wajah Putranya.

"Ibu tidak boleh bicara begitu, Ibu akan panjang umur sampai melihat Cucu cucu ibu lahir didunia ini untuk menemani ibu."jawab Delvin seraya memeluk ibu nya.

"Delvin, ibu mu ini sudah lelah, dan harus merepotkan mu terus dengan biaya pengobatan ibu karena penyakit jantung ibu ini. Entah lah, apa Ibu mu ini masih bisa bertahan lama."ucap Sang Ibu menitikkan air mata.

"Ibu.. kau harus bertahan. Aku sedang berusaha mengumpulkan uang untuk biaya Operasi ibu, ibu harus kuat. Aku tidak akan sanggup jika harus kehilangan ibu. Siapa yang akan mendukungku lagi jika ibu pergi. " jawab Delvin menyeka air mata ibu nya yang sudah membasahi pipi keriputnya.

"Kalau begitu jangan hiraukan Biaya Operasi ibu, tapi segeralah melamar Arelya. Karena itulah satu satunya yang akan membuat ibu mu ini bahagia." ucap Sang Ibu lagi.

"Bu, aku sedang berusaha, sebaik nya ibu jangan terlalu memikirkan itu. Aku akan segera melamarnya , ibu doakan aku ya..? " jawab Delvin.

"Ibu.. ini teh hangat nya. Minum lah agar tubuh mu terasa hangat." Arelya melangkah dari dapur, dengan senyum manis ia menyodorkan teh hangat yang telah dibuat nya untuk ibu nya Delvin.

"Terimakasih sayang.. sungguh wajah dan hati mu sama cantik nya." jawab sang Ibu begitu mengagumi Arelya yang telah dikenalnya hampir tiga tahun ini.

Arelya memang sering sekali mengunjungi nya. Merawat Sang ibu saat sedang sakit. Bahkan Arelya sering memasak dan mencuci di rumah itu demi meringankan pekerjaan Ibu Dewi yang memang memiliki riwayat penyakit serangan jantung, Arelya sudah menganggapnya seperti ibunya sendiri.

"Delvin....!!!! Keluar kau...!!!" suara teriakan seseorang dari luar memecah kesunyian senja.

"Delvin.. siapa itu. Kenapa berteriak teriak seperti itu..? " tanya sang ibu yang terkejut mendengar teriakan itu.

"Delvin, itu suara Ayah ku. Sebaiknya kita menemuinya. " ucap Arelya.

"Ibu disini saja ya, Kami akan menemui Calon besan mu. " Delvin membelai kepala ibu nya yang hanya mengangguk dengan perasaan yang sedikit khawatir.

Mereka berdua melangkah keluar rumah menemui Sang Ayah Arelya yang terus berteriak.

Sang Ayah langsung menghampiri Delvin mencengkeram pundaknya dan menghadiahkan sebuah tinjuan keras diwajah Delvin.

"Sudah berapa kali ku peringatkan, tinggalkan Putri ku, dia ini sudah menjadi tunangan Pria lain.Dan mereka akan segera menikah..!!!" bentak Pria itu yang tak lain adalah Hamsyah Ayah dari Arelya.

"Sudah ayah... ini semua bukan salah Delvin, Arel yang menemuinya." ucap Arelya segera memegangi tubuh Ayah nya yang masih hedak menghajar Delvin.

"Dasar Anak tidak tau diri.. " Hardik Sang Ayah menampar pipi Putrinya.

"Tuan.. Saya mencintai putri tuan. Dan kami saling mencintai. Saya mohon Tuan, jangan melarang hubungan kami." Delvin bersimpuh di kaki Hamsyah.

"Apa..!!! Kenapa kau masih keras kepala. Arelya sudah bertunangan dengan Pria yang lebih baik dan mapan. Jadi kau berhentilah mengganggunya." jawab Hamsyah melepas tangan Delvin yang memegangi kedua kakinya.

"Tuan, saya akan menikahi putri Tuan, saya berjanji akan membahagiakan putri Tuan. Saya mohon Tuan." Delvin terus mengiba.

"Tidak.. aku tidak akan menikahkan putriku dengan mu. Walaupun kau nantinya menjadi orang yang sukses dan kaya sekalipun aku tidak akan merestui kalian berdua." jawab Hamsyah melayang kan tinju nya kembali. Dia benar benar kalap dan menghajar Delvin dengan bertubi tubi. Delvin sama sekali tidak melawan.

"Hentikan.. Cukup..!!! " bu Dewi berteriak dari teras rumah dan menghampiri mereka.

Hamsyah berhenti memukul Delvin dan menoleh ke arah bu Dewi.

"Kenapa Tuan menghajar Putra ku, Hanya karena Putra ku mencintai Putri anda, Mereka saling mencintai Tuan,..sebagai orang tua seharusnya kita mendukung mereka yang mempunyai ketulusan cinta. " ucap Bu Dewi lagi.

"Diam kau. Kau tidak mengerti permasalahan nya. Tolong jaga Putramu agar tidak lagi mendekati Putriku. Jika dia masih nekad, aku akan membuat kalian menyesal seumur hidup. " Jawab Hamsyah menahan Emosi.

"Sudah Ayah, sudah. Aku mencintai Delvin, tolong jangan pisahkan kami Ayah.. " Arelya memohon.

"Ayo pulang..!! " Hamsyah menggeret tangan Arelya yang memberontak.

Hamsyah menarik paksa tubuh Arelya yang terus memberontak dan memasukkan nya ke dalam mobil. Dan segera membawa Arelya kembali ke rumah nya.

Sedangkan Delvin yang tidak bisa berbuat apa apa, terpaksa diam saat melihat kekasih nya diseret pulang oleh Tuan Hamsyah.

"Delvin.. " ibu Dewi tiba tiba ambruk di tanah.

"Ibu.. ibu kenapa.. " Delvin meraih tubuh ibunya, yang sudah tak sadarkan diri.

"Bu.. bangun bu... kau kenapa..? ibu..!!! " Delvin mengguncang guncang tubuh Ibunya yang sudah tak bergerak sama sekali.

Delvin segera mencari pertolongan warga. Tak lama kemudian beberapa warga datang dan mereka segera melarikan ibu Dewi kerumah sakit terdekat...

Bersambung....

********

Mohon dukungannya ya Reader... untuk karya baru ku ini. Semoga kalian terhibur.

**Dan jangan lupa mampir ke karya karya ku yang lain ya teman teman...

Cinta seorang gadis Hacker yang terlarang**

Dan kisah cinta terpendam antara seorang sekretaris pria dan Nona Presdirnya.

Juga kisah Gadis mafia dengan Tuan muda tampan yang bucin padanya.

Novel bergenre Mafia yang seru dan menegangkan.

Pengenalan Karakter.

Sesampainya di rumah, Hamsyah langsung menyeret Arelya kedalam rumah dan membanting nya di sofa tepat di dekat Umairah istrinya yang sedang duduk di sana.

"Urus putrimu ini yang sudah membuat malu orang tua.!!" Hamsyah berkata dengan nada tinggi.

"Ayah.. aku tidak berniat membuat malu kalian, aku hanya mencintainya dengan tulus" ucap Arelya berdiri.

Plakkkkk....!!!!

Hamsyah menampar pipi Arelya membuat gadis itu terjatuh dipangkuan ibu nya dan menangis.

"Dasar anak tidak tau diri, kau ini sudah menjadi tunangan orang, masih saja menemui pria lain. " bentak Hamsyah dengan sangat marah.

"Tapi aku tidak mau menikah dengan nya ayah..!!! " Arelya masih saja membantah.

"Arelya..kau ini benar benar keras kepala, Kau pikir siapa pria itu, apa dia bisa membahagiakanmu.. Dia sungguh jauh bila dibanding kan Arkey Putra dari keluarga Yedies.!! " jawab Ayah nya dengan kesal.

"Tapi yah... aku tidak mencintainya.!! "jawab Arelya masih kokoh.

"Kau pikir hanya dengan cinta kau bisa hidup bahagia. Kau lupa dari mana semua ini kita dapat, biaya sekolahmu pengobatan ibu mu dan juga semua biaya hidup kita. Kalau bukan karena keluarga Yedies entah sudah seperti apa nasib kita. " ucap Hamsyah.

"Bawa Putrimu ke kamar nya Umairah, jangan biarkan dia pergi selangkah pun dari kamarnya. Aku akan menghubungi Arkey meminta untuk mempercepat pernikahan mereka..!! " ucap Hamsyah kepada istrinya.

"Ayah... aku tidak mau menikah dengan nya.. Tidak mau...!!! " Arelya terus merengek, namun Hamsyah tak lagi menggubrisnya., ia segera berlalu dari sana.

"Sayang.. sudah lah. Sebaik nya kau istirahat dulu dikamar. " ucap sang Ibu membimbing Putrinya yang masih menangis ke kamarnya.

"Ibu.. tolong aku. Aku tidak mau menikah dengan pria yang tidak aku cintai..! " Arelya menangis dipangkuan ibunya.

"Sayang.. kali ini dengarkan Ayah mu, semua ini Ayah mu lakukan karena dia sangat menyayangi mu, dan tidak mau jika anak gadisnya satu satunya salah memilih seorang suami. " jawab Umairah mencoba menjelaskan.

"Tapi Bu,.. Delvin itu Pria yang baik, dia sangat mencintaiku." ucap Arelya dalam Isak nya.

"Ibu tau Nak,.. Delvin memang pemuda yang baik, tapi menurut kami Arkey itulah yang terbaik untuk menjadi pendamping mu, percaya lah Arelya. " Jawab ibu nya dengan lembut.

"Ayah tidak menyukai Delvin karena dia orang miskin kan bu, jika saja Delvin sekaya Arkey mungkin Ayah akan menyetujui hubungan kami. " ucap Arelya.

"Tidak Arel, kau salah. Kami tidak lah memandang harta semata. Tapi karena kami sangat mengenal siapa Arkey dan orang tuanya. Ibu Arkey adalah sahabatku, dan Ayah Arkey adalah Sahabat Ayah mu, Kami seperti saudara sehingga Ibu dan Ayah nya Arkey menginginkan kau jadi menantu mereka agar kami bisa menjadi satu ikatan kekeluargaan. Itu sebabnya mereka sudah menunangmu sejak kamu masih kecil. " jelas Umairah pada Putrinya.

"Apa kau tau, Ibu nya Arkey sudah meninggal sejak Arkey berusia dua belas tahun, dan Ayah nya Arkey sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Arkey hidup sebatang kara hanya ditemani ibu dan adik adik tirinya yang kita juga tidak tau apakah mereka benar benar tulus padanya. Jadi hanya kita lah sekarang harapan Arkey yang benar benar bisa tulus padanya. "

"Jadi, kau harus setuju dengan keinginan Ayah mu, percayalah, tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya. Kami percaya Arkey bisa menjadi suami dan menantu yang baik. Dan pesan terahir mereka adalah kami harus menikahkan kalian. "ucap Umairah panjang lebar.

"Tapi bu...!! "

"Tidur lah Arel, dan berpikirlah dengan jernih. Ibu tau kau tidak mencintainya, tapi ibu yakin ketika kau sudah menjadi istrinya kau akan jatuh cinta padanya. " jawab Ibu nya keluar dari kamar dan mengunci pintunya dari luar.

Arelya hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Ia membayangkan wajah malang kekasih nya yang sangat dibenci Ayah nya.

Delvin.. tolong aku. Aku tidak mau berpisah dengan mu. Aku tidak mau menikah dengan orang lain..

Hati Arelya terus meratap. Namun apa daya tak ada yang mampu menolongnya. Ia tidak pernah tau jika Delvin saat ini tengah dirundung kesedihan karena ibu nya harus masuk ruang UGD karena penyakit jantung nya kambuh akibat ulah Ayah nya yang memaki dan menghajar Delvin didepan matanya.

Visual "Arelya Devita"

Arelya Devita, Putri dari pasangan Hamsyah dan Umairah. Seorang gadis cantik yang periang.

Visual "Delvin"

Delvin adalah pemuda tampan yang pemberani, Ia hanya tinggal bersama ibu nya yang bernama Dewi, seorang janda karena Suaminya meninggal saat Delvin masih kecil. Ibu nya lah yang membesar kan nya seorang diri menjadikan ia tumbuh menjadi sosok pria yang tegar,pemberani dan bertanggung jawab.

Hanya saja nasib nya memang belum juga beruntung. Ia belum juga mendapat kan pekerjaan yang layak, dan masih bekerja menjadi kuli panggul di pasar.

Visual "Arkey Yedies"

Ia adalah Putra Tunggal dari Yusef Yedies, seorang Pengusaha kaya raya dari Istri pertama nya yang bernama Lucia, Lucia meninggal dunia ketika Arkey berusia dua belas tahun. Kemudian Yusef Yedies menikahi seorang janda beranak dua bernama Renita.

Renita dulu nya adalah asisten rumah tangga mereka, karena Renita terlihat begitu tulus menyayangi Arkey yang saat itu memang sangat kehilangan Ibu nya, dan terlihat sangat dekat dengan Renita dan kedua anaknya., maka Yusef Yedies memutuskan untuk menikahinya.

Visual "Natt"

Natt, adik tiri Arkey yang seumuran Arelya.

Seorang gadis yang sangat manja pada ibunya dan juga Arkey, Natt yang hobbi Shoping barang barang mewah.

Visual "Revalco"

Pemuda ini adalah adik dari Natt, juga adik tiri Arkey, seorang yang pemalas, bisa nya hanya menghambur hambur kan uang kakaknya demi kesenangan nya sendiri, judi dan perempuan sudah menjadi hari harinya.

.

Beralih Ke Mansion mewah milik keluarga Yedies.

Pak Gun berjalan tergesa menuju kamar Tuan muda keluarga Yedies.

Ia mengetuk pintu. Dan seseorang segera membukanya.

"Pak Gun.., ini sudah malam, kenapa menemuiku. Tidak kah bisa besok saja kau membahas soal Perusahaan.?" ucap Arkey dengan lembut.

"Tuan muda, ini bukan masalah pekerjaan. Tapi mengenai Nona Arelya. " jawab Pak Gun, orang kepercayaan keluarga Yedies.

"Ada apa dengan Calon Nona muda mu.?" tanya Arkey sedikit cemas dan mempersilahkan Pak Gun duduk.

"Pak Hamsyah baru saja menghubungi ku, beliau ingin saya segera mempersiapkan Pernikahan Tuan muda dan Nona Arelya. Pak Hamsyah ingin mempercepat hari pernikahan kalian., bila perlu besok Tuan. " Pak Gun menjelaskan.

"Kenapa begitu, apa Arelya sudah siap..? " jawab Arkey, karena setahunya Pak Hamsyah menginginkan pernikahan mereka setelah Arelya benar benar sudah siap.

"Menurut Pak Hamsyah,siap atau tidak nya Nona Arel tidak jadi masalah lagi, yang jadi masalah adalah pemuda kekasih Nona Arel. Pak Hamsyah khawatir pemuda itu nekad membawa lari Nona Arel, sebab itulah beliau meminta kita untuk mempercepat pernikahan nya. " jelas Pak Gun yang memang sudah diajak musyawarah oleh Ayah nya Arelya.

"Baik lah Pak Gun, bagaimana baiknya menurut kalian saja. Kalau aku akan siap kapan saja untuk menikahi Arelya." jawab Arkey tersenyum lebar. Ia memang mencintai Arelya sejak kecil, meskipun mereka jarang sekali bertemu tapi Arkey bisa mengetahui semua tentang Arelya secara detail, bahkan tentang hubungan nya dengan pria yang bernama Delvin.

Namun Arkey tetap percaya kalau Arelya tidak akan menikah dengan siapapun kecuali dengannya.

"Saya akan mempersiapkan segala sesuatu nya Tuan. Lusa kita berangkat ke kampung Pak Hamsyah." ucap Pak Gun melangkah.

Sebelum menutup pintu Pak Gun menoleh kembali.

"Tuan Muda.. Kita akan pergi berdua saja, dan hanya ditemani beberapa orang kepercayaan saya, saya tidak ingin Nyonya dan adik adik Tuan ikut pergi." ucap Pak Gun.

"Terserah Pak Gun saja, atur lah bagai mana baiknya. " jawab Arkey bisa mengerti jika Pak Gun tidak menyukai Ibu dan adik adik tirinya.

Pak Gun adalah Orang kepercayaan Yosef Yedies, ia bahkan yang mengontrol penuh semua harta peninggalan Keluarga Yedies yang jatuh sepenuhnya atas nama Arkey Yedies Putra Tunggal Yosef Yedies.

Pak Gun sangat membenci Ibu dan adik adik tiri Arkey, menurutnya mereka hanya lah benalu dan Serigala berbulu domba. Pak Gun tidak pernah mempercayai mereka, semua kebaikan dan ketulusan mereka kepada Tuan muda nya hanya lah semata mata karena ingin menguasai Tuan mudanya. Tapi Arkey tidak pernah mempercayai nya. Ia selalu saja menurut dengan ibu nya dan terlihat begitu menyayangi mereka.

///******/***********/*********/************//

**Hai... aku Any anthika.

Sekedar mengingatkan... jangan lupa tinggalin jejaknya ya Reader... jangan lupa juga jadikan karya ini karya Favorit mu...

Salam hangat**.....

Ijab Kabul.

Entah sudah berapa lama Delvin berada diruang tunggu, Ia tampak sangat khawatir, berkali kali bangun berjalan ke sana kemari dan duduk kembali.

Sampai pintu terbuka dan seorang Dokter keluar dari sana.

"Saudara Delvin. " Dokter itu memanggil.

"Saya Dok,.. bagaimana keadaan ibu saya Dok.?" Dengan cemas Delvin menghampiri sang Dokter.

"Ibu anda ingin bertemu anda, silahkan..!" Dokter mempersilahkan Delvin masuk.

Dengan segera Delvin menghampiri Ibunya yang terbaring lemah di ranjang dengan beberapa selang ditubuhnya.

"Bu,.. bagaimana keadaan ibu..? " Delvin segera memeluk ibunya.

"Delvin... Maaf kan ibu nak, selalu merepotkan mu,." ucap Bu dewi dengan suara terputus putus.

"Ibu tidak merepotkan ku, sungguh." jawab Delvin mengecup kening ibunya.

"Delvin.. berjanjilah pada ibu, kau harus menikah dengan Arelya. Dia gadis yang baik. Dia pasti bisa menjagamu dengan baik. " ucap ibunya dengan menahan nafas.

"Iya bu, Delvin janji. Ibu jangan bicara dulu ya." jawab Delvin.

"Maaf kan ibu ya nak, ibu tidak bisa menemanimu lagi..!! " Ibu Delvin terlihat menahan nafas.

"Ibu, ibu bicara apa, Ibu harus sembuh dan terus menemani Delvin.. " Delvin mulai meratap. Ia menggenggam tangan ibunya yang mulai melemah.

Ibu Dewi tidak lagi berbicara, ia hanya menatap wajah Putranya. Pandangan nya mulai memudar... dan Ibu Dewi akhirnya menutup mata nya.

"Bu.. ibu.. kau kenapa..?? " Delvin terus memanggil ibunya yang mulai tak bergerak.

"Ibu.. bu..., Dokter... dokter.. Tolong ibu ku dokter...!!! " Delvin berteriak teriak memanggil Dokter menyadari ada yang tidak beres dengan keadaan ibunya.

Dokter dan para suster datang, segera menyuruh Delvin keluar ruangan dan segera memberikan pertolongan. Berkali kali alat pemicu jantung di letakkan di dada nya. Namun usaha dokter sia sia. Bu Dewi menghembuskan nafas terakhirnya.

Delvin masih setia menunggu di luar dengan perasaan tak menentu, sampai Dokter membuka pintu, ia segera menghampirinya.

"Dok, bagaimana keadaan ibu ku,." tanya Delvin panik.

"Maaf, Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, Tapi Tuhan berkehendak lain. " jawab Dokter sontak membuat Delvin terkejut.

Ia segera berlari kedalam ruangan. Benar saja ia melihat seorang suster sedang menutupi tubuh ibunya dengan kain putih sampai kewajah nya.

"Ibu.. " Delvin segera memeluk ibunya.

"Ibu.. bangun bu, bangun....!!" Delvin mengguncang guncang tubuh Ibunya.

"Bu.. ku mohon bangunlah. Jangan tinggal kan aku bu...!!!" Delvin menangis sejadi jadinya. Ia memeluk erat tubuh ibunya yang telah tak bernyawa.

"Yang tabah ya..?" Suara seorang Suster menenangkan nya.

"Kenapa Ibu tinggalkan aku bu,... aku sudah tidak punya siapa siapa lagi didunia ini bu....., Jangan pergiiiiiii.....!!!!! " ratapan panjang Delvin memecah kesunyian malam.

.

.

Pagi itu, di rumah Arelya tampak beberapa orang sibuk menata ruangan. Dan beberapa yang lain sibuk menghidangkan aneka makanan. Sedang kan Arelya terus terisak saat seorang perias pengantin sibuk merias wajahnya. Dan mengganti pakaian nya dengan gaun pengantin.

Ingin rasanya ia berlari sejauh mungkin, tapi bagaimana bisa semua orang seperti sengaja mengawasinya.

Tak lama terlihat beberapa mobil mewah berhenti didepan rumah. Beberapa orang keluar dari mobil tersebut, salah satu dari mereka seorang pemuda yang tampan dan gagah mengenakan setelan jas rapi, berjalan didepan sendiri diiringi mereka.

Pak Hamsyah dan kerabat langsung menyambut mereka dengan suka cita. Mempersilah kan mereka masuk.

"Selamat datang Nak Arkey. " Hamsyah menyapa dengan hormat.

Arkey menunduk, menghormatinya kembali.

"Silahkan.. Acara akan segera dimulai. " ucap Hamsyah segera membawa mereka masuk dan mempersilah kan Arkey duduk didepan Penghulu yang memang telah menunggunya.

"Bu, apa Arelya sudah siap..? " bisik Hamsyah pada Umairah istrinya.

"Sepertinya sudah, biar aku yang memanggilnya. " jawab Istrinya bangkit dan segera menyusul Arelya.

Umairah memasuki kamar Arelya. Ia menatap Putrinya yang masih terisak.

"Arel, apa kau sudah siap..? " sapa Ibunya.

"Bu.. Aku tidak siap bu,. kenapa secepat ini.? " jawab Arelya memegang tangan ibunya.

"Ayo lah Nak, mereka sudah menunggumu. Jangan membuat malu kami..!! " ucap Umairah.

"Hapus airmatamu, Ayo kita keluar dan tersenyumlah." ucap ibunya lagi.

Dengan sangat berat, Arelya melangkah mengikuti ibu nya. Ia masih berharap waktu akan berpihak padanya, dan pernikahan ini akan batal.

Arelya sempat melirik wajah pria yang telah duduk menunggunya itu.

Umairah segera membimbing putrinya dan mendudukkan nya tepat disamping Arkey.

Tubuh Arelya terlihat gemetaran menahan gejolak hatinya yang ingin berontak saat sang Penghulu mulai membuka acara.

"Apa kalian sudah siap.? Ijab kabul akan segera kita mulai. " ucap Sang Penghulu.

"Mereka pasti sudah siap Pak, sebaiknya acara segera dimulai saja." sahut Hamsyah yang duduk di samping Arelya Putrinya.

"Baik lah kalau begitu." jawab Sang Penghulu memulai acara.

Tak lama terdengar Ikrar Ijab Kabul yang menggetarkan hati bagi yang mendengar nya, terutama Arelya yang hampir menjerit saat mendengar suara saksi menyerukan kata SAH.. SAH...!!

"Mulai saat ini kalian berdua telah SAH menjadi suami istri." ucap Sang Penghulu mengakhiri acara.

Ya Tuhan... aku benar benar menjadi istri Pria ini... Maaf kan aku Delvin. Maafkan Aku.... Hati Arelya meratap.

Saat Acara selesai Arelya langsung berlari kekamar dan menumpahkan semua air mata nya. Ia menangis kembali,meratapi nasib nya.

Sampai sore hari Arelya masih tak beranjak dari ranjangnya, bahkan sudah berapa kali ibu nya membujuk nya agar keluar menemui keluarga Arkey, namun Arelya tetap tak bergeming.

"Arelya..!! Bersiap lah. Sore ini juga Suamimu akan memboyongmu ke rumahnya." Hamsyah sendiri yang kini mendatangi Arelya.

"Tidak Ayah, aku tidak mau ikut..? " jawab Arelya menatap Ayah nya.

Plaaakkkkk....!!!

Hamsyah menampar pipi Putrinya.

"Jangan membuat ku malu Arel, kau sudah resmi menjadi istri Arkey, jadi kau harus menurut dengannya. Ayo... berkemaslah. Jika tidak, aku benar benar akan marah...!!!" ucap Hamsyah deng emosi meluap luap.

Mau tidak mau Arelya akhirnya pasrah dengan nasib nya. Dengan malasnya ia mulai berkemas di bantu oleh Ibunya.

"Arelya Putri ku, sekarang kau sudah menjadi istri Arkey, seorang pemimpin sekaligus pemilik Perusahaan besar berkelas. Jadi kau.. harus bisa menjaga sikap. Percaya lah.. Kau akan bahagia." ucap Ibunya.

Arelya hanya diam, tak merespon Ucapan ibunya.

"Mungkin saat ini kau membenci kami, tapi kelak kau akan mengerti dengan sendirinya." ucap Ibunya lagi.

Mereka melangkah keluar kamar dan menuju kehalaman rumah, di sana Hamsyah, Arkey, Pak Gun dan beberapa orang telah menunggu.

"Paman.. Saya akan membawa Arelya. Maaf, saya tidak bisa berlama lama disini." ucap Arkey kepada Hamsyah yang kini sudah menjadi Ayah mertuanya.

"Tidak masalah Nak, Putri ku kini sudah menjadi Istrimu, jadi kau lebih berhak atas dirinya. Dan aku percaya Kau bisa menjaga nya dengan baik. " sahut Hamsyah.

"Kalau begitu saya permisi Paman." Ucap Arkey berpamitan.

.

Mobil mereka melaju meninggal kan rumah Hamsyah dengan membawa serta Arelya menuju Bandara...

****/******/******/******/******/******/*****

*bersambung......

Tinggalin jejak nya sayang*.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!