Mia memutuskan menikah dengan lelaki yang dicintainya yaitu Reino. Mia adalah karyawan di sebuah bank ternama milik pemerintah. saat ia memutuskan menikah ia baru saja di promosikan untuk naik jabatan. Mia menikmati jabatan barunya selama enam bulan kemudian ia mengundurkan diri dan menikah dengan Reino. alasan Mia cukup sederhana, ia ingin menikmati rumah tangga barunya dan tidak ingin di ganggu dengan pekerjaannya. ia ingin merasakan menjadi ibu rumah tangga seutuhnya.
Hari terakhir Mia bekerja, ia mengemasi barang-barang di meja kerjanya. Mia berpamitan pada semua staff kantor bank yang selama ini menjadi teman dan partner kerjanya. teman-teman Mia memberikan kado pernikahan yang cukup istimewa.
Hari pernikahan itu tiba. Mia merasakan kebahagiaannya bersama Reino. satu hari setelah pesta pernikahan Mia ikut Reino pindah ke luar kota. disana Reino membangun rumah sederhana untuk mereka tempati. Reino bekerja di sebuah perusahaan otomotif. gajinya cukup lumayan untuk kebutuhan rumah tangganya dengan Mia.
Kebahagiaan menghiasi hari-hari mereka sebagai pengantin baru. beberapa hari Mia di bawa Reino menginap ke rumah orangtua Reino. mengenalkannya pada anggota keluarga Reino termasuk keluarga besarnya. Mia mudah berbaur dengan mengobrol sebisanya dnegan para anggota keluarga.
Pagi itu Mia berada di rumahnya sendiri bersama Reino. ia sedang sibuk menata belanjaan setelah dari pasar pagi. Mia memutuskan membeli lemari pendingin dengan sisa gajinya. Mia ingin membantu Reino dalam pengeluaran rumah tangga mereka.
Reino pria yang pengertian dan sangat menyayangi Mia. ia memanjakan apa yang diinginkan oleh Mia. Reino sangat menyukai masakan Mia. setiap hari Mia memasak makan pagi dan makan siang sorenya mereka makan di luar sembari menikmati suasana kota.
"Sayang aku pergi dulu, hati-hati di rumah ya". Reino berpamitan pada Mia. ia akan berangkat bekerja. Reino mengecup kening Mia dan mulai menghidupkan mesin mobilnya.
Ketika di rumah sendirian,Mia mulai membersihkan rumah, mencuci baju dan piring, memasak dan menoton tv disiang hari. hari-hari Mia jalani dengan monoton. sampai pada bulan ke dua pernikahan mereka. Mia belum juga hamil. keluarga menanti momongan dari keduanya. terutama keluarga Reino. Mia mencoba progaram kehamilan. sembari menunggu kehamilannya, Mia memutuskan untuk mulai mencari pekerjaan. ia bekerja di perusahaan percetakan di kota itu. tidak sebesar bank tempatnya bekerja dulu. tapi Mia cukup senang. ia memulai kembali karier nya dari nol.
Setiap berganti bulan dan Mia mendapatkan masa menstruasinya ia akan cenderung stress. berarti program kehamilan yang di jalaninya belum berhasil. Reino selalu menenangkannya.
"Kenapa belum berhasil juga sayang?". Kata Mia terisak menatap dirinya di cermin. Reino memeluk Mia dari belakang. menenangkan istrinya itu.
"Tenang sayang masih banyak waktu". Kata Reino.
Hari-hari Mia dan Reino jalani dengan mengharap kehadiran seorang anak. setiap sore mereka keluar rumah mencari hiburan dan menghalau kesepian. acara kumpul keluarga menjadi momok untuk Mia. ia malas harus menjawab setiap pertanyaan tentang kehamilan yang menyudutkannya. Mia mulai menghindari acara kumpul keluarga. ia akan mencari banyak alasan pada Reino untuk tidak ikut berkumpul. tak jarang ini akan menjadi konflik antara Mia dan Reino. Reino marah karena mengira Mia tidak mau berkumpul dengan keluarga besarnya. sebagai lelaki Reino tentu tidak mengalami yang di alami oleh Mia. di tanya dengan nyinyir kapan hamil. kalau sudah begitu Mia hanya bisa menangis.
Akhirnya Mia hamil setelah menunggu satu tahun. ia bahagia sekali tapi juga bingung karena Mia ingin bekerja. kalau ia hamil pasti ia tidak bisa bekerja. Reino tidak akan memperbolehkannya. kabar bahagia itu di sampaikan juga pada keluarga. Reino ia terlihat bahagia dan terharu. ia menelpon orangtuanya dan menyampaikan kehamilan Mia.
Keluarga Reino sering datang dan menengok Reino serta Mia. acara kumpul keluarga tak terhindarkan. Mia sebenarnya butuh tenang di kehamilannya tapi ia mulai legowo. lagi pula Mia tidak bisa mengritik keluarga Reino karena itu akan membuat masalah dan jadi pertengkaran.
Dikehamilan tua, kesulitan keuangam mulai di alami Mia dan Reino. Reino juga tulang punggung keluarga yang harus membantu kedua orangtuanya. Mia sadar hal itu, ia ingin sekali bekerja selesai melahirkan anaknya. di kehamilan tua Mia pertengkaran dengan Reino mulai terjadi. hal sepele bisa menjadi pemicunya.
"Maaf". Kata Reino lirih. ia sangat menyayangi Mia dan calon anaknya itu. ia sadar sudah membuat Mia bersedih. padahal ia sudah melalui proses mengandung yang berat. Mia bahakan tidak pernah protes pada Reino. ia selalu menuruti perkataan Reino.
Di usia kehamilan ke tujuh bulan, Mia mengalami permasalahan. kandungan protein cukup tinggi dalam urine nya. tangan dan kakinya bengkak. Reino membawa Mia ke rumah sakit bersalin karena Mia akan melahirkan.
Mia melahirkan di temani semua anggota keluarga termasuk keluarga Raino. Mia melahirkan melalui jalan operasi karena ada masalah dengan beberapa hal yang mempengaruhi kondisi tubuhnya.
"Sakit". Rintih Mia di dekat Reino yang menggenggam tangannya. ketuban sudah pecah dan darah sudah kekuar. Reino panik dan memanggil dokter.
Akhirnya tengah malam Mia melahirkan secara caesar. ia melahirkan putri kecil nan cantik di panggil Sisi. setelah melahirkan Mia harus memulihkan kondisi fisik dan mentalnya yang kelelahan karena berjuang menahan sakit yang luar biasa saat pembukaan. Ibu mertuanya tidak henti bicara. ia menyindir Mia tidak kuat karena melahirkan secara operasi. tidak seperti anak perempuannya yang kuat dan tegar bisa melahirkan secara normal.
"Fisik mu besar dan terlihat kokoh tapi ternyata lemah". Kata sang ibu mertua. Mia menangis menahan semua omelan dan cacian itu. sementara ibunya sendiri sibuk mengurus adik mia dan ayahnya hingga tidak bisa terlalu lama menunghui Mia. Mia kecewa tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. saking stressnya air susu Mia tidak keluar. padahal ia harus menyusui bayinya. ibu mertuanya kembali mencibirnya. bahkan kali ini lebih parah, sang ibu membicarakannya dengan tetangga kamar sebelah. menjelaskan kalau Mia lemah dan teriak-teriak kesakitan saat akan lahiran.
Mia mencoba mengambil minum air putih tapi ia tidak bisa bergerak karena jahitan di perutnya masih sakit. ia mencoba meminta tolong pada ibu Reino karena yang ada di sana hanya ibu Reino. tapi ibunya itu sibuk berbicara dengan kamar sebelah. sekali lagi kejadian itu menghantam mental Mia yang baru lahiran. belum lagi sikap sinis ibu Reino pada Mia yang di anggapnya lemah dan menyusahkan. Mia bertahan dengan sikap ibu mertuanya. di rumah ia semakin tertekan karena tidak bisa menyusui anaknya. Ibu Reino tidak pernah bersikap baik semenjak Mia melahirkan Sisi putrinya. hanya sinis yang selalu di perlihatkan. Mia tidak tahu Reino benar-benar mengetahui perilaku ibunya atau ia pura-pura tidak tahu. Mia menderita baby blues syndrome yang parah. di mulai dari tidak peduli pada bayinya dan ia sering menangis tanpa sebab. terkadang ibunya datang menghiburnya dan menginap. tapi ibu Reino tidak menyukai jika ibu Mia menginap karen ia merasa Mia terlalu di manjakan oleh ibunya.
Mia mengalami baby blues syndrom yang parah. ia terbaring di kamarnya dan tidak mau memegang Sisi. ibu mertuanya tak henti sinis padanya. Mia merasa kesal dan sakit hati. ia membatin semuanya dan setiap malam ia menangis. suaminya Reino yang baik hati memijitinya ketika pulang bekerja. ia sabar dengan kondisi yang di alami istrinya. semua konflik memuncak ketika suatu pagi ibu Reino memarahi Mia yang sedang duduk diatas kasur. Reino sudah berangkat bekerja. ibu Reino mengatakan hal-hal tak pantas yang membuat hati Mia hancur. Mia menangis sejadinya memeluk Sisi yang masih bayi. ia mengingat kata-kata bak pedang yang menghunus dadanya. baik Mia atau ibu mertuanya sengaja tidak menceritakan pertengkaran mereka pada Reino. Mia tidak mau menambah beban masalah pada Reino. semakin hari Mia semakin merasa tidak berguna karena tidak bisa menyusui anaknya. ia tertekan dan terpuruk ketika ibu Reino memutuskan pulang ke rumahnya dan membiarka Sisi diasuh sepenuhnya oleh Reino dan Mia. jahitan di perut Mia masih terasa nyeri, ia bahkan belum bisa menggendong bayinya. Mia bingung dan panik ia tidak tahu bagaimana cara mengatasi semua yang sedang di alaminya. hingga di dengarnya Sisi menangis keras, di tatapnya mata bulat anaknya dan bibir mungil Sisi. Mia tersentak ada dorongan kuat sebagai seorang ibu untuk bisa bangkit. ia harus kuat dan bangkit demi Sisi dan Reino. Mia membuat susu formula untuk Sisi ia lalu menggendong Sisi dan menimangnya sampai Sisi terdiam dan tidur lelap. Begitu Sisi tertidur, Mia bergegas ke dapur mencuci tumpukan piring kotor di dapur. setelahnya Mia mulai membersihkan rumah, menyapu dan mengepel pelan-pelan agar bekas jahitan di perutnya tidak sakit. ia merendam pakaian Sisi dan mencucinya. Mia mandi keramas, mengganti bajunya dengan daster yang bersih dan berdandan tipis. wajah pucatnya kini terlihat segar dan lebih bersemangat. Mia memesan makanan di warung makan sebelah rumahnya. karena stock di kulkas kosong jadi ia tidak memasak. sore hari Reino pulang bekerja dengan wajah lelah. ia memarkir kendaraanya dan berjalan lesu menuju rumah. Reino membuka pintu rumah. ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. terlihat bersih dan rapi. bau harum pewangi ruangan menyeruak segar. Reino melangkah menuju kamar dilihatnya Mia sedang mengganti baju Sisi yang habis di mandikan. diliriknya meja makan yang sudah terhidang sayur dan gorengan untuk makan malam. Reino terharu ia melangkah memeluk Mia dan mencium keningnya.
"Terimakasih sayang". Kata Reino menahan tangisnya.
"Aku sudah bisa mengatasi semua, mulai sekarang aku akan merawat kalian berdua dengan baik". Kata Mia.
Malam hari Reino dan Mia menikmati makan malam. Sisi sedang tidur pulas di balik selimut bayi nya. Sebelum tidur Mia membersihkan diri meminum obat anti nyeri dan mengolesi luka bekas jahitan dengan salep. ia membuat susu formula untuk Sisi dan menyiapkan termos berisi air panas, susu formula dan beberapa dot yang sudah di cuci bersih. Mia mengganti popok Sisi dan mulai tertidur di samping anaknya. Reino mengamati wajah Mia dan Sisi yang terlihat damai. hatinya bahagia dan mengembang. Reino menyelesaikan pekerjaannya di rumah. ia kembali ke ruang kerjanya menyalakan laptop dan mulai mengetik data. melihat Mia semangat ia juga merasa bangkit dan semangat. Reino berjanji dalam hatinya ia akan selalu menjaga dan membahagiakan Mia dan Sisi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!