PRAAAANK.... Suara gelas yang terjatuh dari tangan yang tak mampu menggenggamnya dengan erat seolah menunjukkan bagaimana perasaan sang pemilik gelas tersebut..
"Ibuuuuu... Pokoknya Bhina menolak perjodohan ini.." Gadis berusia 23 tahun itu mondar-mandir di hadapan kedua orangtuanya..
"Terus mana pria yang akan melamarmu?? Ingat usia kamu Bhina, kamu mau jadi perawan tua?" Ucap Devi seraya menyeruput teh di hadapannya..
"Ya Allah ibu, 23tahun itu masih muda loh Bu..masa ngatain anak sendiri perawan tua, jahat banget sih.. Jangan-jangan ibu adalah ibu tiri aku..katakan dimana ibuku yang sebenarnya katakan" Bhina mengguncang tubuh ibunya dan tentu saja dibalas dengan toyoran di kepala Bhina..
"Dasar somplak!! Coba ketemuan dulu deh sama calon mantu ibu, kamu pasti ga bisa nolak perjodohan ini.. Secara calon mantu ibu itu tampan dan juga udah mapan... Mantu idaman ibu" Devi menaik turunkan kedua alisnya..
"Ayaaaaahhhh" Rengek Bhina untuk mencari pembelaan dari ayahnya yang masih asyik dengan surat kabarnya.. Rahardian hanya menggidikkan bahunya karena ide gila istrinya itu tak bisa dibantah..
Melihat ayahnya yang juga satu kubu dengan ibunya, Bhina meninggalkan sepasang suami istri itu dengan langkah kaki yang sengaja dihentakkan...
🐾
.
🐾
.
🐾
Di sisi lain,
Satya Pradipta yang merupakan putra tertua dari keluarga Hartanto juga sedang uring-uringan dengan rencana gila maminya..
Bagaimana bisa maminya memojokkan dirinya sebagai seorang gay karena di usianya yang menginjak 30tahun belum juga menikah.. Sama halnya dengan Bhina, Satya menolak mentah-mentah perjodohan itu..
Ia tak pernah tahu siapa wanita yang akan dijodohkan oleh orang tuanya.. Bagaimana wajahnya, apakah selera maminya sesuai dengan seleranya atau tidak..
"Pokoknya siang ini kamu sama adik kamu ikut mami.. Tak ada bantahan!!!"
Satya yang memang tak bisa menolak keinginan maminya pun akhirnya lebih memilih untuk mengalah..
Satya membawa mami dan juga adik perempuannya ke sebuah mall yang dipilih maminya untuk bertemu dengan jodohnya.. Mami dan adik perempuannya sangat semangat hari itu, berbanding terbalik dengan Satya yang rasanya ingin kabur..
Mereka bertiga duduk dan memesan makanan sembari menunggu calon mantu datang.. Tak lama berselang, Devi yang merupakan sahabat anne datang bersama putri semata wayangnya Abhinaya Phinastika..
"BHIIIIII...." Teriak Shella yang merupakan adik Satya..
"Shelllllllllll... Kamu di sini juga, untung ada kamu" Bhina tertawa riang bertemu dengan sahabatnya..
Satya memandangi wanita yang juga adalah sahabat adiknya sejak masih TK.. Satya sebenarnya juga sudah mengenal Bhina sejak masih kecil.. Namun saat Satya memutuskan kuliah di luar negeri, ia tak lagi bertemu dengan Bhina sebab sejak menyelesaikan pendidikannya Satya lebih memilih untuk tinggal di apartemen miliknya... Terakhir bertemu saat adiknya masih duduk di kelas 5 SD..
"Mamiiiii kangeeeeeeennnn" Bhina memeluk Anne yang sudah seperti ibunya sendiri..
"Mami juga kangen, kamu kemana aja sih kok ga pernah main lagi?"
"Emang sombong banget dia mam sekarang, mentang-mentang jadi model jadi sok sibuk!!!" Shella protes dengan sahabatnya karena sudah jarang sekali mereka bertemu..
"Yaaa maap Shell.. nanti akhir pekan kita nonton yuk.. Film favorit kita deh" Bhina dan Shela cekikikan jika membayangkan film favorit mereka..
Satya hanya menggelengkan kepalanya melihat wanita yang satu server dengan adiknya itu..
"Kok mami kebetulan di sini juga sih?" Pertanyaan itu akhirnya lolos dari mulut Bhina..
"Iya, mami mau ketemu calon mantu mami... ya kan jeng??" Anne mencari dukungan dari Devi yang juga sahabatnya..
"Iya jeng, kayaknya memang mereka serasi banget ya jeng..." Devi mulai berhalusinasi membayangkan putrinya bersanding dengan calon mantu idamannya..
"Bhi, inget kak Satya ga??" Shella menunjuk laki-laki di sebelahnya.. Bhina mengernyitkan dahinya dengan perubahan penampilan Satya yang terlihat tampan dan berkelas..
"Hai kak Satya" sapa Bhina dengan ramah..
"Hai juga Bhi" Satya membalas dengan seutas senyuman..
Anne mempersilahkan Bhina dan juga Devi untuk duduk dan makan.. Anne dan Devi terlibat obrolan mengenai mantu idaman mereka... Topik itu membuat kuping Satya dan juga Bhina panas... Shela yang penasaran dengan calon mantu yang dimaksud pun segera menanyakan pada maminya "Mam, kok belum datang sih calon mantu idaman mami... aku penasaran"
Anne dan Devi malah cekikikan mendengar pertanyaan shella.. "Udah Dateng kok" celetuk Anne.. Satya semakin malas mendengar ucapan maminya...
"Mana?? Dari tadi ga ada yang nyamperin kita selain Bhina sama ibu" Shella celingak-celinguk mencari keberadaan wanita yang dimaksud maminya..
"Calon mantu idaman mami itu yaa Bhina.. sahabat kamu sendiri"
"APAAAAA????" Satya, Bhina dan Shella kompak berteriak..
"Uhuuuuuyyy.. kalau gitu Shella setubuh mam"
"Setuju somplak!! setubuh..setubuh.." Anne menoyor kepala putrinya yang memang punya kelakuan somplak..
Satya dan Bhina saling pandang seolah tak percaya dengan yang dikatakan mami Anne baru saja.. Apakah benar ia akan menikahi sahabat adiknya itu... Sungguh sulit dipercaya ide perjodohan ini...
Anne mengajak Shella dan Devi untuk mengunjungi butik yang ada di mall tersebut, sebenarnya ini adalah alasan saja agar Satya dan Bhina lebih leluasa untuk ngobrol berdua.. Satya masih terlihat santai sedangkan Bhina sangat canggung duduk berdua dengan Satya..
"Kak Satya apa kabar?" Bhina membuka obrolan walaupun sebenarnya ia malu..
"Baik.. kamu udah selesai kuliahnya?"
"Udah kak bareng sama Shella"
Bhina bingung mau ngobrol apalagi dengan manusia dingin dihadapannya itu, ia memang lulusan ilmu komunikasi tapi mengapa hanya dengan Satya dia kehabisan bahan pembicaraan.. Bhina memilih untuk diam dan melanjutkan makannya...
"Apa kamu setuju dengan perjodohan kita?" Kali ini Satya secara gamblang menanyakan hal itu pada Bhina.. Bhina menggelengkan kepalanya karena memang ia tak menginginkan perjodohan itu..
Baru kali ini gue ditolak sama cewek, biasanya juga cewek-cewek pada ngemis-ngemis buat dapetin cinta gue... Lah ini bocah malah nolak gue yang limited edition ini.. "Kita jalanin aja gimana?? Nanti setelah 3 bulan kamu selingkuh terus kita berpisah" Satya mulai menjelaskan mengenai idenya..
"Kok aku sih kak??Kakak aja kenapa yang selingkuh.." Bhina masih tak mengerti dengan rencana Satya..
"Kalau aku yang selingkuh nanti nama aku bisa dicoret dari keluarga Hartanto yang artinya kamu ga dapet harta Gono gini.. Lhah kalau kamu yang selingkuh kan beda secara kamu kan anak tunggal ga mungkin orangtuamu nyoret kamu dari keluarga"
"Gitu yaa??" Bhina tampak mempertimbangkan usul Satya..
"Jadi gimana??" Satya berharap Bhina setuju..
"Okay aku setuju" Bhina mengacungkan kedua ibu jarinya ke hadapan Satya..
Ini adalah awal dari perjalanan cinta mereka.. Cinta yang saling membutuhkan dan saling melengkapi satu sama lain..
Satya membanting tubuhnya di sofa ruang kerja miliknya.. Kali ini ia sangat pusing dengan permintaan maminya yang menurutnya sangat berlebihan.
"Kenapa lu sat?" Sapa Rendra yang merupakan asisten pribadi sekaligus sahabat baiknya..
"Pusing gue sama emak gue ren... Banyak bener permintaannya... Heran gue"
"Emang kenapa lagi sih? Mami kamu minta apaan?? Jangan bilang pergi ke acara arisan minta dijemput pakai helikopter lagi" Rendra tertawa terbahak-bahak membayangkan kejadian sebulan lalu..
"Lebih paraahhh!!! Gue dijodohin sama sahabat adek gue... Udah gue iyain eh sekarang ngelunjak minta cucu.. Mana gue udah bikin perjanjian cuma nikah 3 bulan lagi sama tuh bocah" Satya memandang langit-langit ruang kerjanya
"Sahabat adek elu??? Siapa??" Rendra terus memancing satya
"Bhina" Jawab Satya singkat
"Gilaaakkk.. Abhinaya Phinastika maksud lu????? Wanita secantik itu elu tolak??? Buat gue aja lah kalau gitu kapan lagi gue dapet bini model.. Ga kebayang gue bisa meluk seorang Bhina" Rendra memeluk bantal yang ada di sofa dan membayangkan sedang memeluk Bhina..
Satya melempar surat kabar ke arah sahabatnya yang selalu saja berpikiran mesum namun dengan cepat Rendra menangkisnya dan segera berlari keluar... Satya melirik jam tangan mewah yang melingkar di tangannya.. Hari ini maminya memintanya untuk menjemput Bhina di lokasi pemotretan dan membawanya ke rumah..
Satya segera menuju lokasi yang dikirimkan maminya, sesampainya di tempat itu ternyata sesi pemotretan Bhina belum lah selesai.. Kali ini Bhina dipasangkan dengan Arya, model yang juga artis yang sedang naik daun... Bhina dan Arya nampak sangat serasi dengan balutan busana pernikahan rancangan desainer terkemuka.. Bhina dan Arya adalah teman sekampus, sejak pertama kuliah Bhina sudah jatuh cinta pada Arya.. Bahkan ia terang-terangan mengungkapkan perasaannya namun tak pernah ada jawaban dari pria yang terlihat cool itu...
"Kakak udah nunggu lama?" Bhina menghampiri Satya yang tengah memainkan ponselnya..
"Belum.. kamu udah selesai?? Mami udah nungguin" Kata-kata Satya seperti angin lalu saat Arya lewat di hadapannya...
"Ayaaaankk ehh aryaaa maksudnya" Seperti kebiasaan lamanya yang sering menggoda Arya sontak membuat Satya terhenyak...
^^^Jadi dia suka sama si Arya...Baguslah jadi dia ga akan jatuh cinta sama gue...^^^
"Ehh Bhina.. udah mau pulang?? Dijemput siapa??" Arya melirik Satya yang ada di samping Bhina..
"Ohh ini.. dia kakaknya Shella" Bhina memamerkan barisan gigi putihnya, ia belum siap mengatakan bahwa pria di sebelahnya adalah calon suami dengan perjanjian khusus...
"Ohh Shella... Okay kalau begitu aku pamit duluan, masih ada job..See you Bhina..." Arya melambaikan tangannya..
"See you ayaaaankk..." Bhina membalas lambaian tangan Arya..
Satya yang sedari tadi menjadi penonton hanya menggelengkan kepalanya...Bagaimana bisa ia akan menikahi wanita yang masih kekanakan itu.. Sepanjang perjalanan Satya mencoba mengorek tentang Arya..
"Kalian pacaran??"
"Maksud kakak tuh Arya??"
"Hmmm"
Bhina menggelengkan kepalanya karena sesungguhnya memang mereka tidak berpacaran..
"Kirain pacaran, tadi aku denger kamu panggil ayank"
"Hehe.. Bercanda kak cuman, mana mungkin lah dia noleh ke aku.... Cintaku bertepuk sebelah tangan"
"Kasian bener lu ya.. jangan-jangan elu mau dijodohin sama gue karena cinta elu selalu bertepuk sebelah tangan ya??"
ih kenapa sekarang dia ngomongnya pake lu gue sih.. "Bukannya kakak juga gitu??? terima perjodohan karena ga ada yang mau nikah sama kakak???"
"Enak aja!! Gini-gini juga banyak yang ngejar-ngejar gue" Satya dengan mode sombongnya
"Udahlah kita terima nasib kita aja deh kak..Kita jalanin perjodohan kita dengan lapang dada, kali aja nanti Arya menyadari kekhilafannya dan mohon-mohon ke aku biar ga jadi nikah sama kakak"
"Diiihhh kepedean banget sih lu.. Harusnya elu bersyukur dijodohin sama gue... Gantengan juga gue kalau sama Arya.. Mapan?? Jangan ditanya lagi"
Tiba-tiba ponsel Satya berbunyi, Rendra menghubunginya karena ada klien penting yang hanya mau di handle oleh Satya... Terpaksa Satya harus memutar balik mobilnya ke kantornya.. Bhina yang memahami pekerjaan Satya pun tak banyak bicara, ia tak ingin menjadi beban untuk Satya...
Mobil Satya tiba di kantor, Satya mengajak Bhina untuk menunggunya di ruang kerja... Kedatangan Bhina kali ini disambut dengan tatapan tak percaya oleh para karyawan... Semua karyawan bisa menyaksikan secara langsung kecantikan Bhina dari dekat... Bhina tersenyum ramah pada setiap orang yang ditemuinya ..
"Elu tunggu sebentar ya, gue ada urusan penting"
Bhina hanya mengangguk dan mengikuti langkah Satya menuju ruangannya...
Ceklek
Satya dan Bhina terkejut saat mereka masuk ternyata kliennya dan juga Rendra ada di ruang kerja Satya... Satya sudah memasang wajah seperti siap memakan Rendra hidup-hidup.. Bukannya dibawa ke ruang meeting malah dibawa ke ruang kerjanya...
"Senang bertemu denganmu Bhina" Klien Satya itu menyapa Bhina serta cipika-cipiki dengan Bhina..
"Senang bertemu denganmu juga Mr. Daniel" Bhina tersenyum ramah..
Satya melengos melihat Bhina dan Daniel cipika-cipiki.. "Sat, cantik bener calon bini elu.. tar kalau udah 3 bulan kabarin aku ya.." Rendra berbisik di telinga Satya, tentu saja langsung di hadiahi sebuah injakan di kaki Rendra..
Daniel menyetujui kerjasama di bidang fashion dengan perusahaan Satya dengan persyaratan Bhina yang menjadi model dari rancangan yang mereka luncurkan.. Seperti layaknya Rendra, Daniel juga mengidolakan Bhina sehingga kehadiran Bhina saat itu sangat menguntungkan bagi perusahaan Satya...
"Gilaaakkk,, elu Dateng ke sini perusahaan kita jadi hokki nih bhin dapet tender besar" Rendra tertawa puas karena projectnya berhasil..
"Selamat untukmu kak rendraaaaa..." Bhina mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Rendra namun segera ditangkap oleh Satya... Satya menarik tangan Bhina agar menjauh dari Rendra...
"Ciieee cemburu nih Tuan Satya" Rendra segera berlari keluar karena Satya sudah memegang penanya hendak melempar Rendra..
Satya menjadi salah tingkah di hadapan Bhina untung saja telepon dari maminya bisa menyelamatkannya..
"Hallo mam"
Dimana sih? Lama banget..
"Masih di kantor mam, tadi ada klien penting tiba-tiba datang"
Mami ada di butik Tante Marie.. Cepat bawa mantu mami ke sini
"Iya mam otw"
Satya mematikan panggilannya dan mengajak Bhina ke butik milik teman maminya.. Hari ini mereka dijadwalkan untuk memilih model baju pengantin serta melakukan pengukuran untuk keduanya.. Satya dan Bhina kembali menuruni gedung perkantoran dengan lift pribadi Satya.. Satya melihat bahwa semua karyawannya mendekat dan ingin sekedar berjabat tangan dengan idolanya.. Bhina pun menyambut satu per satu tangan mereka... Satya yang tak sabaran itu menarik tangan Bhina dan cepat-cepat membawanya ke mobil...
"Gila ya, berasa jadi bodyguard gue" Satya berdecak kesal..
"Resiko jalan sama orang terkenal mah gitu" Bhina sombong tiada tara..
Satya memutar bola matanya dan melajukan mobilnya dengan sangat kencang.. Ia memang sengaja melakukannya untuk mengerjai wanita di sampingnya itu... Tentu saja Bhina meremas tangannya karena panik.. Karena tak tahan lagi, Bhina memeluk lengan kekar Satya...
Deg..deg..deg...
Jantung Satya bekerja dengan sangat keras saat Bhina memeluk lengannya.. kenapa sama gue? kenapa gue jadi deg deg an gini dipeluk ni bocah... gawat kalau dia dengar detak jantung gue.. bisa diketawain habis-habisan gue..
Perlahan Satya menurunkan laju kecepatannya "Pengen banget ya peluk-peluk gue" Satya mengejek Bhina yang masih meringkuk ketakutan..
"Cih, sembarangan kalau ngomong.. aku ga mau mati konyol ya sebelum aku nikah sama ayank aku"
"Emang ayank lu mau sama janda?" Satya tertawa terbahak-bahak..
"Huwaaaaaaa..." Bhina menangis mendengar kalimat Satya..Satya menjadi panik melihat Bhina menangis..
"Kenapa lu?? Tar dikira orang-orang gue udah bikin elu nangis"
"Ya emang kakak udah bikin aku nangis!! Gimana nasib karir aku nanti.. Bayangkan seorang Abhinaya Phinastika yang baru saja melangsungkan pernikahan tiba-tiba saja pernikahannya kandas karena orang ketiga" Bhina memperagakan gaya salah seorang pembawa acara infotainment lengkap dengan tatapan mata yang tajam serta wajah yang sinis..
Satya tertawa terbahak-bahak melihat wanita yang disebut calon mantu idaman maminya itu.. "Nanti gue kasih harta gono-gini yang banyak biar dikata karir lu hancur tapi kan lu masih bisa hidup tujuh turunan dari harta gono-gini yang gue kasih"
"Enggak ahh.. ga perlu, aku ikhlas bantuin kakak..yaa biarpun janda tapi kan rasa perawan" Bhina tersenyum lebar saat mengungkapkannya..
"Yakin lu ga mau harta gue??"
Bhina mengangguk mantap karena dia juga tak pernah kekurangan materi dalam hidupnya.. Hati Satya berdenyut nyeri saat mengetahui bahwa wanita di sampingnya itu tak menginginkan hartanya sama sekali... Dia rela mempertaruhkan karirnya hanya demi anak dari sahabat ibunya..
"Terus gimana sama karir elu nanti??" dengan hati-hati Satya bertanya..
"Hmmm... rejeki ga akan kemana kak.. Kalau di sini aku ga bisa berkarir..emang kayaknya sih udah waktunya buat aku go internasional" Bhina menopang wajahnya dengan satu tangannya serta membayangkan rencananya..
Kenapa dia gemesin banget ya Allah... Batin Satya menjerit tatkala melihat ekspresi Bhina...
Bhina dan Satya sudah tiba di butik Tante Marie.. Para pegawai butik itu menyapa mereka dengan ramah terlebih Bhina yang sudah akrab dengan mereka..
"Halo sayang, Tante kaget dengar kamu mau nikah sama Satya" Marie menyapa Bhina yang sedang asyik mengobrol dengan pegawainya..
"Ahh itu... ahh iya Tan" Bhina menggaruk kepalanya yang tidak gatal seolah tak memiliki jawaban atas pertanyaan desainer kondang itu..
"Jadi kapan ni kamu bisa bantu Tante?? Berulang kali Tante menghubungi pihak manajemenmu tapi katanya kamu lagi terikat kontrak"
"Iya Tante, Bhina lagi nyelsein kontrak.. Aku juga pengen banget gabung sama tim Tante lagi.."
Marie menyuruh dua pegawainya untuk membawakan gaun mewah rancangannya untuk bisa dicoba oleh Bhina.. Anne yang melihat Bhina menjajal gaun sangat takjub dengan penampilan calon mantu idamannya itu...
"Sat, gimana Bhina cocok ga pakai gaun itu?" Anne sangat antusias menunjukkan calon mantunya itu pada putranya..
Satya yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya pun mendongak... Susah payah ia menelan salivanya melihat calon mantu idaman maminya... Cantik banget sih..
"Eheeemmmm.. Bagus..." Satya salah tingkah saat melihat Bhina, ia kembali memainkan ponselnya sambil sekali-sekali mencuri pandang..
Anne sangat kesal pada putranya yang dari tadi hanya menjawab bagus pada semua gaun yang dicoba oleh Bhina.. Memang semuanya bagus, tapi Anne butuh pertimbangan dari sekian banyak gaun yang bagus.. Akhirnya Bhina memantapkan hati memilih salah satu gaun berlengan panjang dengan desain simple namun taburan Swarovski membuatnya terlihat mewah...
Anne menyuruh Satya dan Bhina untuk memilih cincin untuk pernikahan mereka di toko perhiasan yang terletak di sebuah Mall.. Bhina dan Satya hanya menurut saja apa kemauan Anne.. Mereka segera pergi dari butik dan menuju toko perhiasan..
Satya dan Bhina berjalan menuju lantai 3 mall itu.. Namun tiba-tiba ekspresi muka Satya berubah seperti sedang menahan amarah sembari menatap seorang wanita yang tengah bergandengan dengan seorang pria.. Satya menarik pinggang Bhina untuk merapatkan tubuh mereka... Bhina terkejut dengan tindakan Satya yang menggenggam erat pinggangnya seolah mereka seperti pasangan yang harmonis.. Bhina mendelik ke arah Satya namun Satya malah berbisik "Udah nurut aja nanti gue turutin semua kemauan lu"
"Ga ngerti deh aku sama ka-" Belum sempat Bhina menyelesaikan kata-katanya sepasang kekasih datang menghampiri mereka..
"Satya, kamu udah punya pacar lagi?" sapa wanita itu..
"Ardelia kamu disini juga.. Ahh iya calon istri lebih tepatnya" Satya semakin mengeratkan pelukannya sedangkan Bhina menunjukkan ekspresi senyum yang tampak sangat dipaksakan..
"Wow, ga percaya aku kamu bakal nikah sama Abhinaya.. kapan kalian menikah?" Ardelia tampak menyesal melihat laki-laki yang dulu ia selingkuhi mendapat wanita yang lebih cantik darinya..
"Iyalah.. Bulan depan kan sayang??" Satya memandang Bhina agar turut menjawab..
"Iya bulan depan" Bhina membenarkan jawaban Satya yang memang pernikahan mereka akan di gelar bulan depan..
"Apa itu tak terlalu cepat untuk kalian?" Karena hubungan Ardelia dan Satya baru saja berakhir dua Minggu yang lalu..
"Tentu saja tidak, kami ingin pacaran setelah menikah" Satya menangkup wajah Bhina dan mencium sebelah pipinya..
Deg
Jantung Bhina serasa berhenti berdetak, wajahnya merona, hatinya berbunga-bunga... Ia merasakan ribuan kupu-kupu terbang di perutnya.. Perasaan yang tak pernah ia rasakan saat sejak pertama ia menyukai Arya..
Ardelia berpamitan karena tak ingin melihat kemesraan sang mantan di hadapannya.. Bhina masih terdiam tak percaya melihat laki-laki yang disebut calon suaminya itu mencium pipinya..
"Kenapa?? Mau dicium lagi??" Kata-kata Satya membuyarkan lamunan Bhina... Bhina yang tersadar langsung memukul dada bidang Satya...
"KAKAK!!!!!!!!!" Sejak saat itu Bhina diam saja pada Satya.. Tak sepatah katapun ia ucapkan, di toko perhiasan ia hanya memilih cincin yang menurutnya bagus dan ingin segera pulang..
Bhina berjalan seolah tak menghiraukan keberadaan Satya di dekatnya.. Ia menuju lobby dan menuju sebuah taksi.. Tangannya sudah menarik handle pintu taksi namun dicegah oleh Satya..
"Bhi, lu kan berangkat sama gue.. pulangnya juga sama gue lah"
"Aku bisa pulang sendiri!!"
"Maaf bhi..maaf deh buat lu marah..lu mau apa gue turutin.. mobil baru??"
"Ga mau!!!"
"Terus maunya apa biar lu ga marah lagi??"
"Ice cream"
"APAAAAA???? Lu meragukan kekayaan gue?? ditawarin mobil malah minta ice cream..."
"Jadi enggak?? Kalau enggak aku pulang nih.."
"Iya iya"
Satya kembali mengajak Bhina ke dalam untuk membeli ice cream.. Bhina duduk menunggu Satya yang sedang membelikan ice cream pesanannya... Satya datang dengan ice cream 3 rasa di genggamannya... Bhina menerima seperti anak kecil yang kegirangan karena dibelikan ice cream..
Bhina menikmati ice creamnya dan menyodorkannya pada Satya "Cobain deh kak ini enak banget"
"Enggaklah buat lu aja"
"Dikiiit aja"
Akhirnya Satya mengalah dan mencicipi ice cream yang ditawarkan oleh Bhina... Mereka berdua menikmati ice cream bersama...
"Lu tadi kenapa marah??"
"Kakak nyium aku... harusnya ayank aku jadi yang pertama, ini malah kakak yang nyosor duluan... Kasian kan ayank dapet second nanti"
Satya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban polos calon istrinya itu...."Serius lu belum pernah dicium??? pipi doang lho pipi doang"
"Belum kak, aku kan ga pernah pacaran.. Yang aku suka malah ga suka sama aku sih"
Bagus deh kalau gitu..Entah mengapa Satya bahagia mendengar calon istrinya tak pernah berpacaran..
"Btw kenapa tadi aku deg-degan ya waktu dicium kakak?Besok kalau ayank aku nyium aku deg-degan juga ga ya kak?"
ya Tuhan Bhinaaaaa pertanyaan macam apa ini... Sama gue juga deg-degan waktu cium lu.. "Ya enggaklah, deg-degan cuma berlaku kalau gue yang cium"
"Hmm aneh, masa iya orang yang aku suka ga bisa bikin aku deg-degan"
"Ya iyalah orang yang nyium aja limited edition gini gimana ga deg-degan elu-nya"
Bhina menggidikkan bahunya dan mengajak pria yang akan menjadi masa depannya itu untuk segera pulang.. Ini untuk pertama kalinya Satya mengantarkan Bhina pulang ke rumah..
Di rumah Bhina, ibunya sedang mondar mandir menunggu putri dan calon mantu idamannya itu datang.. Pucuk dicinta ulam pun tiba... Yang dinanti-nanti sudah datang.. Bhina dan Satya turun dari mobil.. Satya menghampiri ibu Bhina dan mencium tangannya..
"Aduh, calon mantu ibu gantengnya kelewatan emang.." Devi terkagum-kagum dengan wajah bule Satya yang diwarisi dari maminya...
"Ibuuuuu apaan sih!!! Malu-maluin aja sih" Bhina uring-uringan mendengar ibunya yang kecentilan..
Satya yang menjadi objek pembahasan hanya cengar-cengir mendengar obrolan unfaedah ibu dan anak.. Bhina meninggalkan Satya dan ibunya di depan... Ibunya nampak sedang berbicara panjang lebar dengan Satya.. Entah apa yang mereka bicarakan... Setelah selesai, Satya berpamitan pulang... Bhina memandang Satya yang akan pulang dari jendela kamarnya...Tanpa sengaja Satya juga melihat ke arah kamar Bhina...
"Kakak hati-hati di jalan" Bhina melambaikan tangannya sambil tersenyum.. Satya tanpa sadar juga melambaikan tangannya ke arah Bhina lalu masuk ke dalam mobil..Setelah melihat mobil Satya menjauh hingga tak terlihat lagi, Bhina membaringkan tubuhnya di kasur empuk miliknya... Ia membolak-balikkan tubuhnya karena masih membayangkan Satya yang menciumnya tadi.. Begitupun dengan Satya yang tersenyum dan mengusap bibirnya saat membayangkan dirinya mencium pipi Bhina..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!