Albizar Rolanzi seorang cowok yang memiliki paras tampan dan memiliki tinggi badan 178 cm, yang terkenal karena sifat tengil nya dan juga pastinya sangat langganan keluar masuk BK.
Bizar memiliki, tiga orang sahabat yang selalu ada untuk dirinya, Damar Feroja seorang cowok tampan yang hobi bermain aplikasi toktik dan sangat heboh, Aldi Bastian si penyayang cewek alias playboy tingkat akut, Jordan kaserona si kalem yang selalu menjadi penasehat ke tiga sahabat nya, dan memiliki mulut yang pedas.
Disebuah sekolah yang cukup elit dan besar terdapat empat orang cowok yang sedang berdiri di bawah tiang bendera, siapa lagi kalau bukan empat curut yang selalu membuat onar di sekolah dan juga pastinya selalu membuat para guru pusing dengan kenakalan mereka, mereka berempat dihukum karena telat, itumah sudah menjadi makanan sehari-hari mereka, biasalah.
"Panas anjirr"gerutunya Damar
"Kabur yuk"ajaknya Aldi
"Ogah gue, nanti kalau hukumannya ditambah lagi gimana, lo mau nanggung hukuman gue?"ucap Jordan
"Ogah lah"
"Bizar, noh liat si Riska"ucap Damar yang melihat Riska sedang berjalan sambil membawa setumpuk buku
"Subhanallah bidadari gue, cantik bener dah"ucap Bizar, Bizar memang sangat menyukai Riska, tapi sampai saat ini dia masih belum bisa meluluhkan hati sang bendahara galak itu, Riska satu kelas dengan Bizar, dan dia memiliki keluarga yang harmonis dengan kekayaan yang cukup banyak.
"Alah ngeluluhin hatinya aja belum bisa"ejek Aldi
"Bacot banget lo, liat aja nanti"
Kini jam sudah waktunya para murid untuk beristirahat, dan hukuman ke empat cowok itu sudah selesai, kini mereka sedang berjalan menuju kantin.
"Eh ada Riska, hallo Riska"ucap Bizar yang melihat Riska sedang duduk sambil memakan somay dengan Lura sahabat nya, dan juga temannya Bizar
"Apa lo, mau bayar uang kas, mana sini"
"Buset, yang lo tanyain cuma uang kas doang, gak ada yang lain apa?"
"Nggak, tunggakan uang kas lo banyak banget tau gak, kaya sih tapi bayar uang kas aja gak mampu"
"Iya sayang nanti deh gue bayar"
"Sayang sayang mata lo peang, pergi sana"usir nya Riska
"Ngusir lo?"
"Iya, kenapa?"
"Untung sayang, kalau nggak udah gue panggang lo"ucap Bizar dia pun langsung pergi meninggalkan Riska dan berjalan menuju meja dimana teman-temannya sedang duduk santai sambil memakan bakso.
"Gimana rasanya di usir?"ejeknya Aldi
"Bacot banget sih lo, sahabat lagi susah bukannya dibantuin kek"gerutu Bizar sambil menyambar minuman milik Aldi dan langsung meminumnya sampai habis tidak tersisa.
"Itu minum gue go*lok"Aldi langsung memukul lengan Bizar cukup keras
"Bizar, ikut gue"ucap seseorang yang tiba-tiba muncul, dan itu adalah Albar kakaknya Bizar
"Apa?"
"Ikut gue, gue mau ngomong sama lo"
"Ngomong aja disini, apa susahnya"
"Albizar"ucap Albar yang sudah merasa kesal dengan kelakuan adiknya itu
"Apa?"Bizar langsung menatap Albar
"Gue ini kakak lo, kenapa lo gak pernah nurut sama gue hah?"Bizar hanya tersenyum miring mendengar perkataan Albar
"Bizar, ikutin dia"titahnya Jordan, Bizar memang sangat nurut dengan Jordan, dia juga sudah menganggap Jordan sebagai saudara nya sendiri, dia selalu ada disaat-saat Bizar merasa lelah dengan kehidupan nya di dunia ini.
Bizar yang mendengar Jordan, langsung berdiri dan berjalan mendahului Albar, kini mereka berdua sedang berada di taman sekolah.
"Ada apa?"tanya Bizar yang tidak mau basa basi lagi
"Kemana aja lo, udah empat hari lo gak pulang ke rumah?"
"Bukan urusan lo"ucap Bizar cuek
"Albizar, gue ini kakak lo, dan lo itu adik gue, lo tanggung jawab gue, setidaknya lo pikirin perasaan Mama sama Papa"
"Hah, mereka aja gak pernah mikirin gue, gak pernah khawatir sama gue, mereka selalu nyalahin gue dengan apa yang nggak gue perbuat, apa-apa salah gue, jadi mau gue hidup ataupun mati mereka gak bakalan peduli sama gue"Bizar langsung melenggang pergi meninggalkan Albar
"BIZAR, ALBIZARRR"teriak Albar, tapi Bizar tidak memperdulikan teriakan Albar.
Terimakasih ya, yang udah mau mampir ke karya aku😊 semoga kalian suka sama ceritanya 🌹😊Jangan lupa like and vote nya.
Albizar dan Albar sebenarnya memiliki seorang adik perempuan yang bernama Azara, Albizar dan Azara hanya terpaut usia satu tahun, tapi karena suatu insiden, dia harus pergi meninggalkan mereka selamanya.
Sepuluh tahun yang lalu, tepatnya waktu itu Albizar masih berumur tujuh tahun, saat itu dia mengajak adiknya Zara untuk bermain bersama di taman, seperti anak seusianya mereka bermain dengan sangat bersemangat, terpancar jelas raut kebahagiaan di wajah mereka.
Albizar dan Azara yang sedang asik bermain bola, tapi tiba-tiba Zara menendang bola tersebut lumayan keras sampai bola itu berada ditengah jalan raya.
"Kak biar aku aja yang ambil bolanya"ucap Zara dan langsung berlari untuk mengambil bola tersebut, tak disangka saat Zara mengambil bola tersebut ternyata sebuah mobil truk melintas dengan kecepatan yang lumayan tinggi dan Bizar yang melihat nya berusaha menolong adiknya, tapi ternyata dia kalah cepat dengan mobil truk tersebut, Bizar benar-benar menangis histeris saat melihat keadaan adik nya yang terbaring lemah di tengah jalan.
Dan semenjak itu juga kedua orang tua Bizar selalu menyalahkan Bizar atas kematian Zara, dimulai dari situlah Bizar merasakan beratnya hidup tanpa kasih sayang kedua orang tuanya, kadang-kadang dia selalu mendapat siksaan dan pukulan dari ayahnya, tapi apa yang bisa dia lakukan, waktu itu dia masih sangat kecil dan belum mengerti apa-apa, dia hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang begitu buruk.
Kini Bizar sudah beranjak menjadi remaja tampan, dia selalu berusaha bersikap ceria untuk menutupi semua luka yang dia rasakan. Terkadang dia merasa bahwa hidupnya tidak pernah diinginkan oleh kedua orang tuanya, tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya Albizar pernah melakukan percobaan bunuh diri, saat dia berusia 15 tahun, tapi untung saja Jordan menyelamatkan dirinya, Jordan dan Bizar memang sudah berteman dari mereka masih kecil, sedangkan dengan Aldi dan Damar mereka berteman sejak SMP.
Saat Jordan mengetahui keadaan Albizar yang begitu memprihatinkan, dia merasa sedih dan berusaha untuk tetap ada untuk Bizar, dia berusaha agar Bizar tidak pernah merasa kesepian, kedua orang tua Jordan pun mengetahui tentang kondisi Bizar, dan mereka pula yang selalu mengantar Bizar untuk konsultasi kepada psikiater.
Tanpa orang lain ketahui, Bizar harus selalu mengkonsumsi obat-obatan, dia kadang kala selalu merasakan cemas yang berlebihan dan itu sangat menggangu dirinya.
Hanya Jordan dan kedua orang tua Jordan yang mengetahui tentang semua keadaan yang dialami oleh Bizar, sedangkan Damar dan Aldi, mereka hanya mengetahui bahwa Bizar memang tidak memiliki hubungan harmonis dengan kedua orang tuanya.
Bizar kini baru saja pulang kerumahnya, setelah selama empat hari dia menginap di rumah Jordan.
"Masih inget pulang juga kamu, kalau memang kamu udah gak betah tinggal dirumah ini, silahkan kamu pergi aja, kelakuan cuma kelayapan gak jelas aja, kamu bisanya cuma malu-maluin keluarga, apa gak cukup kamu buat Zara meninggal"ucap Risti Mama nya Bizar, Bizar tidak memperdulikan ucapan Risti dan langsung berjalan menuju kamarnya, saat didalam kamar, Bizar langsung terduduk lemas di depan pintu
Sakit itu yang Bizar rasakan, kenapa? kenapa dia harus merasakan semua ini, dia berusaha sekuat mungkin untuk tidak menangis, tapi nyatanya air mata itu tidak bisa ia bendung lagi, Albizar dia hanya bisa menangis dalam kesendirian nya, ingin rasanya dia mengakhiri hidupnya, tapi dia masih tetap waras dan mengingat bahwa perbuatan itu salah, dia tidak ingin kejadian dua tahun lalu terulang lagi.
Sedangkan dilantai bawah, Albar yang baru saja sampai di rumah langsung menghampiri Risti yang sedang memasak di dapur.
"Mah, aku laper"ucap Albar
"Sini sayang, Mama udah masak makanan kesukaan kamu"ucap Risti sambil tersenyum, berbeda sekali saat dia berbicara dengan Bizar
"Mah, Papa pulang"teriak Sandi, Papa nya Albar dan juga Bizar
"Ini Pah, diruang makan"teriak Risti, sandi langsung berjalan menuju ruang makan
"Wahhh, enak nih kayaknya, Papa udah lapar banget nih"di sela-sela acara makan mereka bertiga, terlihat Bizar yang datang menghampiri mereka, dan langsung mendapatkan tatapan tidak suka dari kedua orang tuanya
"Bizar, kapan lo pulang?"tanya Albar, Bizar yang sedang malas berbicara, tidak menjawab pertanyaan Albar dan langsung duduk disamping Albar
"Gak punya mulut kamu, dasar anak gak tahu sopan santun"ucap sandi, Bizar yang posisinya sedang makan, berusaha untuk menahan amarahnya
"Anak gak tahu malu, masih berani kamu makan disini?"ucap Risti, Bizar benar-benar merasa marah, dia langsung bangkit dan membanting piring yang berisi makanan nya, dan langsung pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"Bizar"panggilnya Albar, dia berusaha mengejar Bizar tapi ditahan oleh Papa nya
"Pah, Mah, kalian apa-apaan sih, dia itu adik aku, anak mama sama papa juga, apa mama sama papa gak kasihan liat Bizar hah, cukup mah, pah, cukup"ucap Albar dan diapun langsung pergi menuju kamarnya karena selera makannya sudah hilang.
Sedangkan Bizar kini sedang berjalan entah kemana tujuannya diapun tidak tahu.
Brak
Albizar terserempet mobil, untungnya dia hanya mengalami luka kecil saja, orang yang mengendarai mobil tersebut langsung turun dari mobilnya untuk melihat keadaan Bizar.
"Kamu gak apa-apa nak, aduh maafin tante yah, tante gak sengaja, tadi tante lagi terima telepon dari anak tante"ucap wanita paruh baya tersebut
"Iya tante gak apa-apa kok"ucap Bizar ramah
"Beneran, mana lihat lukanya, kita kerumah sakit aja yah"
"Nggak usah tan, saya nggak apa-apa kok, cuma luka kecil"
Kruyuk kruyuk (suara perut Albizar yang kelaparan)
"Duh, ni perut gak bisa dikondisikan banget, jadi malu kan gue"gerutu Bizar dalam hati
"Kamu belum makan nak?"tanya wanita paruh baya tersebut
"Hehehe, belum tan"Bizar hanya cengengesan
"Ya udah sebagai permintaan maaf tante, kamu ikut aja ke rumah tante, nanti kita makan di sana aja yah"ajaknya
"Beneran gak apa-apa nih tan?"
"Iya gak apa-apa, ayo"Bizar pun langsung masuk kedalam mobil wanita paruh baya tersebut.
Terimakasih ya, yang udah mau mampir ke karya aku😊 semoga kalian suka sama ceritanya 🌹😊Jangan lupa like and vote nya.
Mobil yang dikendarai oleh wanita paruh baya itu pun sudah terparkir di halaman rumah yang lumayan luas.
"Ayo nak, kita masuk"ajak Seli, sang wanita paruh baya yang tidak sengaja menabrak Bizar
"Maaf tan, apa saya gak ngerepotin?"ucap Bizar yang merasa tidak enak
"Nggak apa-apa kok, tante gak merasa direpotkan, lagi pula kan tadi tante yang salah udah nabrak kamu"Seli pun langsung menarik tangan Bizar agar ikut masuk ke dalam rumahnya
"Astaghfirullah Mih, kamu kok tega sih sama Papi kamu bawa berondong ke rumah, siapa dia"ucap Robi, suami dari Seli, Bizar yang mendengar ucapan Robi hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Apaan sih kamu, jangan mulai deh"
"Ya terus kamu ngapain bawa berondong ke rumah?"
"Tadi aku gak sengaja nabrak dia, terus sebagai permintaan maaf, aku ajak dia buat makan di rumah"jelasnya Seli
"Ohhh"
"Maaf yah nak, kaluarga tante memang seperti itu, orangnya pada heboh"ucap Seli pada Bizar, Bizar hanya tersenyum
"Hallo om"siapanya Bizar
"Iya, sini nak, ikut om, kita makan bareng"Bizar langsung mengikuti langkah dari Robi
"Kamu umur berapa? kayaknya kalau dilihat kamu seumuran sama anak pertama om deh"
"Saya 17 tahun om"mereka kini sudah berada di ruang makan
"Ohh, tuhkan bener, kamu seumuran sama anak pertama om, anak om cewek cantik lagi, kayaknya cocok sama kamu"Bizar hanya tersenyum
"Papihhhhhhhhh"teriak Riska, yah ternyata orang yang menabrak Bizar itu adalah ibunya Riska, dan sekarang Bizar sedang berada di rumah Riska
"Sini sayang, papi ada di ruang makan"Riska langsung berlari menuju ruang makan
"Lo, ngapain lo dirumah gue?"tanya Riska yang melihat Bizar sedang duduk bersama papi nya
"Ohh, jadi om sama tante, kedua orang tuanya Riska yah om"ucap Bizar sambil tersenyum
"Iya kamu kenal sama anak om?"
"Iya om, saya suka sama anak om, tapi dia galak, susah banget buat meluluhkan hatinya"ucap Bizar tanpa merasa canggung, padahal dia berbicara tepat di depan kedua orang tua Riska, maminya yang mendengar bahwa Bizar menyukai anaknya Riska hanya tersenyum.
"Hahaha, iya kamu harus sabar yah, dia emang kayak gitu"ucap Robi sambil tertawa renyah
"Apaan sih Pih, bikes aku"Riska langsung duduk
"Apaan tuh bikes?"tanya Robi
"Ihhh Papi mah kudet, bikes itu bikin kesel"
"Bukan Papi yang kudet, tapi bahasa kamu yang ribet"
"Udah jangan pada berantem, ayo makan, adik kamu mana Ris?"tanya Mami Seli
"Aku disini mih"ucap Rizki yang baru saja tiba
"Bentar, kok kayak ada yang salah yah"ucap Rizki
"Apaan?"tanya Robi
"Nah ini, siapa dia Pih?"tanya Rizki menunjuk ke arah Bizar
"Dia temennya Kakak kamu"ucap Seli
"Ohhh, hallo kak, gue Rizki orang yang paling ganteng di rumah ini, Papi mah lewat"ucap Rizki dengan sombongnya
"Dasar"ucap Robi
"Gue Albizar, panggil aja Bizar"
Begitulah suasana keluarga Riska, begitu harmonis, semua anggota keluarga Riska sangat menyenangkan, jauh berbeda dengan keadaan keluarga Bizar.
Bizar hanya bisa tersenyum getir melihat suasana rumah Riska yang begitu hangat, andai saja dia dan keluarganya bisa seperti ini pasti sangat menyenangkan.
Setelah selesai makan, mereka mengajak Bizar untuk mengobrol di ruang keluarga.
"Ngomong-ngomong kamu tadi pas tante gak sengaja nabrak kamu, kamu habis darimana nak?"tanya Seli
"Saya tadi cuma lagi males di rumah aja tan, jadi sekedar jalan-jalan aja"
"Ohhh"
"Kak Bizar sering-sering main kesini dong, kakak asik banget, gak kayak kak Riska galak"ucap Rizki, Rizki masih berusia 15 tahun dan masih duduk di bangku SMP kelas 3
"Apa kamu bilang?"ucap Riska yang tidak terima
"Jadi dia emang galak yah, disekolah juga dia kayak gitu, apalagi kalau pas nagih uang kas, behhh galak bener dah"
"Iya kak, kak Riska emang galak, tapi dia tetap kakak aku yang paling aku sayangi"ucap Rizki
"Iya bagus, kamu harus jagain kakak kamu, kamu harus baik sama dia"Bizar menasehati Rizki
"Pasti kak"
"Bisa-bisanya gue nasehatin Rizki buat baik sama Riska, sedangkan gue sama Albar aja bener-bener jauh, kadang gue juga pengen banget bisa deket sama Albar, tapi entah kenapa hati gue selalu sakit saat liat dia"ucap Bizar dalam hati
Karena hari sudah mulai gelap, Bizar pun pamit untuk pulang.
"Om, tante, Bizar pulang yah"pamitnya
"Mau om anterin?"
"Nggak usah om, nanti ngerepotin lagi, Bizar bisa naik taksi aja"
"Nggak kok, om malah seneng bisa anterin kamu pulang, udah om anterin aja yah"akhirnya mau tak mau Bizar pun pulang diantarkan oleh Robi
Saat di perjalanan, mereka berbincang dengan tanpa rasa canggung sedikit pun, tidak terasa mobil yang dikemudikan oleh Robi sudah berada di depan rumah Bizar, Bizar langsung pamit untuk masuk kedalam rumahnya, dan tidak lupa mengucapkan terimakasih pada Robi.
Tapi baru saja Bizar akan membuka gerbang rumahnya, Papanya langsung menghampiri nya dan langsung memukul wajah Bizar, dan posisinya saat itu Robi masih belum pergi.
"Anak tidak tahu di untung"ucap sandi, kemudian dia langsung memukul kembali Bizar, Bizar tak membalas pukulan dari Papa nya, dia hanya diam tanpa suara.
"Mau sampai kapan kamu seperti ini, liat Albar, dia pintar, tidak seperti kamu"sebenarnya Bizar juga memiliki otak yang pintar, hanya saja kedua orang tuanya tidak pernah tau, dan mungkin tidak pernah ingin tau, Bizar selalu mendapatkan nilai paling tinggi dikelasnya, tapi tidak ada tuh Papa dan Mama nya membanggakan dirinya.
Sandi merasa marah, karena dia baru saja mendapatkan telepon dari sekolah kalau Albizar, kembali membuat ulah disekolah.
Bizar hanya tersenyum getir sambil menahan air mata yang sudah ingin menetes.
"Apa yang Papa tau tentang aku hah, APA? PAPA GAK PERNAH PEDULI SAMA AKU, YANG PAPA PIKIRKAN DAN BANGGAKAN HANYA ALBAR, KENAPA PAH, KENAPA?"teriak Bizar, Robi yang melihat nya merasa kasihan kepada Bizar, ternyata dia memiliki begitu banyak beban dalam hidupnya
"KARENA KAMU SUDAH MEMBUNUH ZARA"teriak Sandi, lalu dia langsung pergi meninggalkan Bizar
"ITU HANYA KECELAKAAN, AKU JUGA SEDIH ATAS KEMATIAN ZARA PAH"Sandi kini sudah masuk kedalam rumah
"AKHHHHH"teriak Bizar sambil mengacak-acak rambut nya merasa sangat frustasi, dia langsung menumpahkan air matanya saat itu juga, bahunya bergetar kuat karena tangisannya.
Robi yang melihat keadaan Bizar merasa sangat sedih, bagaimana seorang ayah bisa memperlakukan anaknya seperti itu. Robi langsung turun dari mobil dan menghampiri Bizar yang masih tertunduk sambil menangis.
"Bizar"ucap Robi sambil menepuk punggung Bizar, Bizar langsung menatap Robi
"Om"Robi langsung memeluk Bizar, layaknya seorang ayah, Bizar langsung menangis sejadi-jadinya dipelukan Robi
"Om, Bizar bisa minta tolong gak?"
"Tentu nak"
"Anterin Bizar ke rumah temen Bizar"Robi menganggukkan kepalanya, Robi pun langsung mengantarkan Bizar ke rumah Jordan, beberapa baju dan barang-barang milik Bizar sudah ada di rumah Jordan, maka dari itu, tidak masalah jika dia pergi kerumah Jordan tanpa membawa apapun, karena saking seringnya Bizar menginap di rumah Jordan, dia sudah dianggap anak oleh kedua orang tuanya Jordan, dan Bizar pun memiliki kamar sendiri di rumah Jordan.
Terimakasih ya, yang udah mau mampir ke karya aku😊 semoga kalian suka sama ceritanya 🌹😊Jangan lupa like and vote nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!