...Happy Reading,!! ...
Di sebuah makam
Seorang pria menggunakan kaca mata hitam menatap lekat makam yang bertuliskan
nama Vania Larissa.
"Vania sayang aku datang lagi! ucap pria tersebut dengan tatapan sendu.
"Maaf sayang sampai sekarang aku masih belum bisa melupakanmu. " gumam Zayn
Zayn membuka kaca matanya. Dia menatap sendu makam wanita sekaligus ibu dari calon anaknya yang ikut tiada dalam kecelakaan itu. Zayn berkali kali merutuki kebodohannya, gagal melindungi istrinya hingga akhirnya Vania meninggal. Mengingat kejadian itu, Zayn merasa kembali tersayat hatinya akan luka itu.
"Jiwa dan ragaku hanya milikmu sayang. " Zayn nampak kembali terluka mengingat perpisahannya dengan sang istri disebabkan bukan karena orang ketiga melainkan takdir Tuhan yang tak bisa dia tentang. Mungkin sekarang Tuhan lebih menyayangi Vania daripada dirinya,hingga mengambil wanitanya itu dari sisinya.
"Tenanglah di sana sayang, aku pasti bisa menjalani hidup. "Zayn menghembuskan nafas berat.Kembali memakai kacamatanya,berlalu ke luar dari sana. Melajukan mobilnya meninggalkan area pemakaman.
🍁🍁🍁
di mansion keluarga O'Neil, pukul 08.00 pagi.
Zayn termangu. Menatap hamparan taman mansion orang tuanya penuh bunga lili. Ya mendiang istrinya, Vania sangat menyukai bunga lili hingga Zayn dan orang tuanyapun memutuskan menanam bunga lili di taman kediaman O'Neil. Zayn tersenyum getir, mengingat senyuman dan perhatian Vania padanya yang akan selalu membekas dalam jiwa dan raganya. "Only You My Wife. " gumamnya lirih.
Zayn berbalik, berjalan gontai memasuki rumah mewah bak istana tersebut. Setiap langkah kecilnya terasa berat, mengingat selalu ada kenangan dalam mansion orang tuanya tersebut bersama Vania. Hingga sampailah dirinya di ruang tamu, menjatuhkan dirinya di sofa dengan pandangan lesunya.
"Kamu pergi ke makam lagi nak! tebak seorang wanita paruh baya didepan Zayn.
"Ya Mommy. Zayn melirik wanita paruh baya tersebut sekilas. Mommy Farah langsung menghembuskan nafas berat, merasa lelah menasehati puteranya yang masih keras kepala.
"Nak relakan kepergian istrimu. Ini sudah lima tahun kamu sendiri dengan status dudamu harusnya kamu membuka lembaran baru. " Zayn duduk dengan tegak. Merasa tidak senang dengan ucapan mommy Farah barusan.
"Separuh jiwaku dibawa pergi oleh Vania mommy dan aku tak berniat untuk menikah lagi. Zayn menentang ucapan wanita paruh baya tersebut. Daddy menggeleng pelan, melihat bagaimana keras kepala puteranya itu.
Zayn bangkit dan pergi dari hadapan orang tuanya. Mommy Farah menatap sendu kepergian puteranya itu, sebagai seorang ibu dia ingin melihat puteranya bangkit dari keterpurukan.
Kehilangan seseorang dicintai memang berat rasanya, namun seiring sejalannya waktu harusnya bisa move on dan membuka lembaran baru. Sementara Zayn masih terbelenggu dalam masa lalu dan masih teringat dengan mendiang istrinya.
"Mana ada seorang gadis yang akan mendekatinya jika Zayn sendiri menutup diri. " gumam Mommy Farah. Daddy Erland segera menenangkan mommy, mengatakan semuanya akan baik baik saja.
🍁🍁
Di kamarnya, Zayn nampak berdiri di balkon. Memandang lurus ke depan dengan tatapan kosong, tak ada gairah di dalamnya. Selama ini demi melupakan mendiang istrinya, menyibukkan dirinya dengan pekerjaan kantor.
Hembusan angin menerpa wajah tampannya. Tak ada senyuman ataupun kebahagiaan di wajah Zayn, hanya ada kesedihan dan luka mendalam yang dia simpan selama ini. Zaynpun kembali ke dalam dan pergi ke kamar mandi.
30 menit berlalu
Selesai berganti pakaian, Zayn melirik arlojinya jam 09.00 pagi. Dia memilih duduk di ranjang sambil menatap foto mendiang Vania.
drt drt drt
Zayn meletakkan foto Vania ke atas meja. Dia mengambil ponselnya dan panggilan terhubung begitu saja.
"Halo Alfin ada apa? " tanyanya tanpa basa basi.
"Besok pagi Anda harus masuk kantor Tuan Zayn, Clien ingin meeting dengan Anda. "
"Baiklah. " Zayn memutus sambungan teleponnya.
Zayn menaruh ponselnya dalam saku. Dia bangkit, menyambar kunci mobilnya lalu ke luar dari kamar. Dia menuruni anak tangga, melewati ruang tamu tanpa menyapa kedua orang tuanya langsung ke luar dari mansion.
Zayn melajukan mobilnya kencang membelah jalanan pada pagi itu. Tak lama kemudian diapun sampai di sebuah toko bunga. Dua orang gadispun ke luar dan menyapa pembelinya tersebut. "Permisi tuan, Anda mau beli bunga apa!
"Bunga lili putih. " Salah satu gadis tersebut segera merangkai bunga hingga beberapa menit berlalu. Setelah selesai segera diberikannya pada Zayn dan Zayn langsung menerimanya. " ini uangnya. " ujar Zayn berlalu pergi dari sana.
Senja nampak terpaku, menatap kepergian pria gagah dihadapannya barusan. Dara tersenyum geli melihat reaksi Senja, segera menyenggol lengan sahabatnya tersebut. "Eh Dara, siapa pria tampan tadi. " cecarnya penasaran.
"Dia Zayn Barack O'Neil, pria tampan yang merupakan presdir dari O'Neil corp. Aku dengar dengar dia sudah memiliki seorang istri dan tuan Zayn sangat mencintainya. " Raut wajah Senja langsung berubah setelah mendengar penjelasan dari Dara.
"Jangan bilang kamu naksir dia Nja. Senja menggeleng, Dara menghembuskan nafas lega setelah melihat pengakuan Senja.
"Enggaklah Dar, aku nunggu dudanya saja. Lumayan 'kan kalau aku memiliki suami duda kaya, tampan dan seksi. Darapun kesal mendengarnya segera menyentil jidat Senja agar tersadar.
"Please deh Senja jangan gila kamu. " Darapun berlalu masuk ke dalam, mengabaikan sahabatnya yang tidak waras. Dia sebenarnya tahu status dari Zayn, namun memilih diam membiarkan sahabatnya itu berjuang meskipun itu mustahil hehe.
Dari kabar yang beredar, Zayn bukan pria yang mudah diluluhkan oleh wanita. Dara tak yakin sahabatnya itu mampu merebut dan meluluhkan pria berhati es seperti Zayn Barack O'Neil.
Sementara Senja duduk di kursi sambil menopang dagunya di meja. Hah dia merasa frustrasi, melihat pria tampan yang nyatanya sudah memiliki istri.
"Bagaimana kalau aku jadi simpanan pria itu. " ujarnya asal.
"Eh tidak tidak, bisa bisa aku dipukul ibu pakai sapu lidi karena merebut suami orang. " Senja menghembuskan nafas berat, mengingat sikap ibunya itu mana mungkin dia akan direstui dengan pria yang memiliki istri. Impian setiap gadis berbeda beda termasuk Senja yang memiliki mimpi menikah dengan duda.
Aneh memang! Tapi nyatanya ada dan itu hanya dimiliki oleh Lembayung Senja Kusuma. Entah dari mana datangnya pemikiran konyol tentang keinginannya itu.
"Senja. " panggil Dara dari dalam.
Eh iya Dara. " Senjapun bangkit, berlalu masuk ke dalam toko. Dia segera menghampiri sahabatnya tersebut dan mulai membereskan toko.
"Eh Dara kayaknya aku mau ngelamar kerja di perusahaan pria tampan itu deh. Dara langsung menoleh kearahnya, merasa tidak yakin dengan keputusan Senja. Senja mengulum senyumnya menepuk pundak Dara dengan pelan.
"Apapun yang terjadi Lembayung Senja Kusuma tak akan menyerah Dara sampai mendapatkan pekerjaan. " Dara menghela nafas pelan, menatap sahabatnya sambil mengangguk.
"Asalkan kamu enggak berbuat aneh aneh Senja. Senja tergelak, mendengar nasihat Dara yang terlihat mengkhawatirkannya.
"Ya paling cuma caper sama si presdir tampan itu saja Dara. " batin Senja terkikik geli.
Dara langsung mendekat, memberikan pelukan pada Senja dan Senjapun membalasnya. Keduanya saling memberi support satu sama lain hingga persahabatan mereka awet hingga sekarang. Dara melepaskan pelukannya, tersenyum tipis kearah Senja. "Thanks ya Dara, kamu sahabat terbaik aku dan aku beruntung Tuhan mengirimkanmu padaku sebagai sahabat melebihi saudara kandung. "
"Sama sama Senja. "
Tbc
...Happy Reading! ...
Kini Senja telah pulang ke rumah. Dia berniat mengutarakan keinginannya pada Ibu dan ayahnya.
"Bu, sepertinya besok aku akan melamar pekerjaan di sebuah perusahaan. " Seorang wanita paruh baya kini duduk di sebelahnya, meraih tangan Senja dan mengenggamnya erat.
"Nja, ibu akan selalu dukung kamu nak selama hal itu positif dalam hal kebaikan. Senja mengulum senyumnya, mendengar penuturan bijak wanita yang telah melahirkan dirinya.
Ayah terharu melihat puterinya sangat mandiri. Sebagai kepala keluarga, dirinya merasa malu karena tidak bisa memberi nafkah pada kedua perempuan kesayangannya.
"Tapi ingat ya Senja jangan godain boss kamu. " ledek Ibu dengan senyum meledeknya.
Senja mencebikkan bibirnya. Tak lama diapun ikut tertawa mendengar nasihat ibunya yang ternyata hanya menggoda dirinya. Ayah hanya bisa menggeleng, melihat kelakuan ibu dan anaknya itu.
"Ibu ih kasihan puterimu ini 21 tahun masih saja jomblo, siapa tahu bekerja di kantor nanti Senja menemukan jodoh Senja. " Senja menaik turunkan alisnya menggoda kedua orang tuanya.
Tawa pasangan paruh baya tersebut langsung pecah, mendengar ucapan puteri mereka yang sangat konyol. Senja terkikik geli dengan ucapannya sendiri. Tapi dia merasa penasaran dengan pria yang membeli bunga lili itu. "Abang Tampan, Senja akan mengejarmu. " batin Senja dengan semangat berapi api.
drt drt suara bunyi ponsel
Senja merogoh ponsel bututnya dari dalam saku.
"Halo Dara ada apa? " tanya Senja dengan raut penasaran.
"Eh ada lowongan pekerjaan lho Nja. " Senja nampak berbinar mendengar pernyataan sahabatnya.
"Cepat katakan!
Terdengar decakan pelan diujung sana, Senja tergelak berhasil membut sahabatnya itu merasa kesal. "Ya sudah tunggu aku, aku dalam perjalanan ke rumah kamu. "
Senja memutus sambungannya. Senyum bahagia tak luntur di bibirnya, membuat ayah dan ibunya merasa heran. Senja beralih menatap orang tuanya secara bergantian sambil berkata. "Dara akan ke sini Bu, " seru Dara.
30 menit berlalu
Setelah memarkirkan motor maticnya, Dara bergegas masuk ke dalam rumah Senja. Dia menyapa kedua orang tua dari sahabatnya itu. Senja tentu sangat senang melihat kedatangan Dara. Darapun mengeluarkan sebuah kartu nama dan menyodorkannya pada Senja.
Senja mengambilnya, membacanya dengan lekat setelah itu kembali melirik Dara. "Jadi lowongan pekerjaan yang kamu maksud adalah jadi pembantu. " cetus Senja memastikan.
"Iyap dan kamu tahu siapa calon majikanmu itu Senja. " Darapun menggantung kalimatnya membiarkan sahabatnya itu penasaran.
"Emang siapa! Rasa penasaran Senjapun mencuat, Dara tersenyum geli mendengarnya. Lalu membisikkan sesuatu di telinga Senja.
"Wah benarkah! Senjapun mengontrol dirinya dihadapan orang tuanya. Ayah dan Ibupun menggeleng, memilih pergi dari sana membiarkan mereka mengobrol dan tak ingin ikut campur.
Pucuk dicinta Ulampun tiba
Darapun mengotak atik ponselnya setelah itu menyodorkannya pada Senja. Senjapun terlihat bingung, namun segera melihat dan membaca artikel dalam ponsel Dara. Terkejut tentu saja. Ternyata pria yang diincarnya berstatus Duda hal itu membuat semangatnya semakin meletup letup.
"Kenapa kamu enggak bilang Dara! pekiknya kesal.
Yang ditanyapun hanya nyengir lebar. Senja merasa jengkel dengan sahabatnya tersebut, namun tak dipungkiri saat ini hatinya tengah berbunga bunga. Bagaikan tersiram air ditengah padang pasir wkwk. Darapun menghentikan tawanya, menatap lekat sahabat terbaiknya tersebut. "Apa kamu yakin Nja mau merebut hati pria es kutub utara itu. " ucapnya ragu ragu.
"10000% sangat yakin. Meskipun tertolak, aku akan terus berjuang meski harus melewati lembah, melewati arus sungai dan gunungpun akan aku daki. Darapun menggeleng melihat betapa semangatnya sahabatnya itu.
"Dasar spesies langka. Mana ada cita cita menikah dengan duda dasar aneh. cibirnya. Senja tak mempedulikannya, saat ini mood dan hatinya tengah baik saat ini.
Senjapun kembali melirik Dara lalu tersenyum tipis dan berkata. "Pertama tama sepertinya aku harus mengenali bagaimana sikap pria itu deh Dar dan bagaimana kehidupannya. "
"Ya Kamu benar Nja. "
"Eh kita jalan yuk siapa tahu dapet ide. " Darapun mengangguk. Senja beranjak dari duduknya dan langsung ke kamarnya.
15 menit kemudian
Senja telah siap dengan dress motif bunga dan rambutnya di kepang satu dibelakang. Darapun menghampiri sahabatnya itu, memberikam jempol atas penampilannya. "Ya sudah kamu pamit gih sana sama bibi dan paman. " ujarnya.
"Ayah, Ibu, Senja pamit ya. " teriak Senja.
Darapun berdecak kesal. Dia langsung menggeplak kepala sahabatnya itu dan berkata. "Tidak sopan Senja. " gerutunya.
Tak lama kemudian Ibu dan Ayah menghampiri keduanya. Darapun berpamitan pada orang tua Senja begitu juga Senja. "Ayah, Ibu aku pamit ya dan doakan aku pulang bawa calon mantu buat kalian bye bye. "
Senja menarik tangan sahabatnya dan langsung ke luar. Ibupun berkacak pinggang, melihat kelakuan anak gadisnya itu. Sementara Ayah tertawa terbahak bahak terbiasa melihat kelakuan konyol puterinya. "Bocah sableng itu hish, mana ada pria yang mau sama Senja. Senjanya aja kelakuan kayak kucing bar bar begitu. " gerutu Ibu tak habis fikir.
"Enggak usah heran Bu. Ibu sama Senja 'kan 11 12 sikapnya, emang ibu lupa ya. " sindir ayah sambil tertawa. Ibupun hanya nyengir dan mereka kembali mengobrol di ruang tamu.
💕💕
Darapun melajukan motor maticnya dengan Senja duduk di belakang. Keduanya nampak tertawa membahas hal hal lucu hingga tiba di taman kota. Keduanya duduk di sana, Senja menatap sekitar taman dengan tatapan kesal melihat orang orang pada pacaran. Diapun jadi membayangkan seandainya dirinya berpacaran dengan abang duda, pasti akan menyenangkan pikirnya.
"Eh Senja kenapa kamu bengong. " Senjapun menoleh dan menatap sahabatnya itu dengan raut jengkelnya. Dara menaikkan sebelah alisnya bingung melihat raut muka sahabatnya.
"Ish Dara kamu membuyarkan lamunan indahku bersama abang Duda. " Darapun terbahak mendengarnya. Dia tak menyangka sahabatnya itu tengah berhalu ria dengan duda incarannya itu.
Senja menghembuskan nafas pelan. Kinj otak cantiknya tengah memikirkan cara supaya dirinya bisa merebut hati sang duda. Diapun menoleh kearah Dara dan menatap lekat sahabatnya. "Baiklah besok aku akan datang kealamat itu dan bekerja sebagai pembantu di sana. " putusnya.
"Baiklah aku dukung kamu Senja. Besok aku akan antar kamu ke sana oke. Senja tersenyum lebar mendengarnya, lalu mengangguk kecil. dia sudah tak sabar bertemu dengan duda pujaan hatinya itu.
Kini keduanya menikmati pemandangan di taman kota sambil melihat orang pacaran. Darapun dengan usil menjahili Senja mengenai statusnya yang masih jomblo. "Nja kamu enggak pengen pacaran kayak mereka. " ledek Dara.
"Nunggu Mas Duda hatinya meleleh karena terpesona sama kecantikan aku dan jatuh cinta padaku. ucapnya penuh percaya diri. Darapun tergelak mendengar ucapan narsis dari Senja.
"Emang ya kamu Senja, dasar spesies langka. "
Senja tak tersinggung, malahan dia kini cengengesan mendapat julukan itu dari Dara sahabatnya. Dara menepuk jidatnya pelan melihat kelakuan absurd sahabatnya itu. Namun dia salut dengan Senja yang selalu menghadapi permasalahan hidupnya dengan santai seperti tak ada beban.
"Ohya Dara, entar kalau aku sudah resmi menjadi nyonya Zayn Barack. Kamu aku jodohin deh dengan tukang kebun keluarga O'Neil. " celetuknya asal.
Darapun menatapnya tajam. Lagi dan lagi dia kembali memberi jitakan di kepala Senja. Sedangkan Senja hanya terbahak bahak melihat raut kesal Dara. "Dasar Miss Halu kamu Senja. " cebiknya.
"Dih iri saja kamu Anandara. " balas Senja sambil terkekeh.
TBC
Uhuy kolaborasi Senja dan Mentari wkwkwk pasti gokil nih haha
Eh ngomong ngomong di sini Mentari hamil anak keduanya dan anak pertamanya namanya siapa ya hayooo 😂😂😂💕😘
Katakanlah Senja gila. Ya terserah apapun julukannya, apa yang dilakukannya tidak ada yang melarang. Dan bagian pentingnya pria yang diincarnya bukan suami orang.
Saat keduanya hendak beranjak dari taman, Tatapan Senja beralih kearah seorang suami yang mengejar istrinya, wanita itu dalam keadaan hamil. Hal itu sontak membuatnya terkekeh geli begitu juga dengan Dara.
Haduh suami suami takut istri
Wanita hamil tersebut menghampiri Senja dan juga Dara. Senja nampak terlihat bingung dengan wanita hamil di hadapannya.
"Em maaf Nona kenapa Anda terlihat kesal dan pergi meninggalkan suami Anda. " ucapnya penasaran.
Wanita tersebut menghembuskan nafas berat, kemudian duduk di bangku dan tersenyum kearah Senja. "Huh Enggak papa dan maaf ya aku ganggu kenyamanan kalian. Perkenalkan aku Mentari dan tadi suamiku Rafandra. " ucapnya dengan senyuman ramah.
"Satu lagi panggil aku Mentari saja oke. "
Senja dan Darapun mengangguk dan berkata. "Aku Senja dan ini sahabatku Dara. "
"Iya salam kenal. "
Mentaripun mulai mengoceh membahas permasalahannya dengan suaminya dihadapan Senja dan Dara. Senja yang notabene gadis absurd tentu saja langsung tertawa terbahak bahak mendengar cerita Mentari. Dara merasa canggung langsung menjitak sahabatnya agar berhenti tertawa namun Senja mengabaikan peringatannya.
Mentari mengulum senyumnya. Dia sangat senang menemukan satu spesies yang sama seperti dirinya. Konyol, tidak jaim, absurd dan juga bar bar dan sepertinya mereka akan sangat cocok dan kompak jika bersahabat pikirnya. Tak lama kemudian seorang pria tampan dan gagah tengah mengatur nafasnya yang ngos ngosan. "Astaga Yank aku capek ngejar kamu, kamu malah enak enakan duduk di sini. " gerutu Rafandra.
"Itu hukuman kamu, keluar kamar cuma pake kolor aku malu tahu dihadapan keluarga dan para tamu kemarin. " geram Mentari dengan nada menyindir. Rafandra tertawa melihat raut cemberut istrinya, Dia bantu istrinya berdiri kemudian mendaratkan kecupan di bibirnya.
Senja dan Dara melotot melihat adegan ciuman live dihadapan mereka. Keduanya nampak gigit jari mengingat status jomblo mereka yang tak kunjung berubah. "Ya tuhan bukakan hati abang duda, agar aku bisa bermanja ria dengannya. " jerit Senja dalam hatinya.
Setelah ciumannya terlepas, Mentari menepuk dada suaminya dan menatap tajam kearahnya. Rafandra nampak memasang wajah tanpa dosanya mengabaikan kehadiran Senja dan Dara. "Jangan lari lari lagi oke kamu sedang hamil anak kedua kita Yank. " tegurnya.
"Maafkan aku! Rafandrapun mengangguk, merangkul bahu istrinya. Mentari kembali menoleh dan tersenyum pada Senja dan Dara.
"Mas kenalkan mereka sahabat baru aku Senja dan Dara. " Rafandra mengangguk, lalu memperkenalkan dirinya dihadapan kedua gadis tersebut. Senja langsung klop setelah mengenal Mentari sepertinya dia akan meminta trik dari sahabat satu spesiesnya itu wkwk.
"Eh udah jam 03.00 sore, ayo kalian mampir saja ke rumah Kami Nja, Dar. " Mentari menatap keduanya secara bergantian. Senja dan Dara saling melirik satu sama lain setelah itu mengangguk.
"Kalian duluan, kami naik motor akan mengikuti dari belakang. " Rafandra mengangguk, mereka pergi ke parkiran dan masuk ke mobil Mobil melesat jauh disusul Dara yang melajukan motor maticnya.
45 menit berlalu
Senja dan Dara sampai di kediaman Rafandra. Mereka semuapun masuk ke dalam dan beristirahat di ruang tamu. Senja nampak terpukau dan kagum dengan mansion milik Mentari tersebut.
"Rumah kamu bagus juga ya Tar. " puji Senja dengan senyuman manisnya. Mentari mengangguk menyetujui ucapan Senja.
"Kamu bisa menginap di sini Nja, Dara. " Senja hanya nyengir dan memgangguk kecil. Dia terlihat canggung dihadapan Mentari dan Rafandra.
"Enggak deh Tar, soalnya jiwaku pasti akan menjerit kalau melihat adegan nyosor live lagi. " Rafandra tertawa mendengar ucapan Senja, Mentari melirik tajam suaminya itu. Senja dan Dara tersenyum geli melihat pasangan suami istri di depannya yang sangat lucu dan unik.
"Mommy, Daddy. " suara teriakan membuat Mentari dan Rafandra menoleh. Keduanya tersenyum lebar, Rafa merentangkan tangannya melihat puteranya berlari menghampiri mereka.
Hup Rafandra segera mengangkatnya, menaruhnya di atas pangkuan. Putera pertama mereka berusia lima tahun saat ini dan bernama Dirga. Senja merasa gemas dengan bocak cilik di depannya. "Dirga sayang ayo sapa kedua aunty ini. " seru Mentari pada puteranya.
Dirga menatap Senja dan Dara dengan mata bulatnya sambil berkata. "Halo Aunty cantik namaku Keanu Dirgantara Romanov. " sapa Dirga dengan senyum dibibir kecilnya.
"Oh hati aunty meleleh Dirga. Halo tampan, nama aunty Senja dan ini Aunty Dara. " Dirga mengangguk kecil. Hal itu membuat Dara dan Senja ikut merasa gemas padanya. Mentari tersenyum geli melihat tingkah absurd Senja.
Senjapun mendekatkan bibirnya di telinga Dara lalu berbisik. "Jadi pengen punya anak Dar. " bisiknya pelan. Mata Dara membulat, segera saja dia jitak kepala sahabatnya itu.
"Nikah dulu Dodol. " gerutunya. Senjapun hanya nyengir, menampilkan raut tak berdosanya Rafandrapun berdecak, menggelengkan kepalanya melihat gadis didepannya memiliki sikap sama persis seperti Mentari istrinya.
Darapun menengok jam tangannya. Setelah itu kembali melirik Mentari dan Rafandra secara bergantian. "Udah sore nih, kami pulang dulu ya. " pamitnya.
"Eh tapi kalian belum minum lho. " balas Mentari.
Senja menggeleng. Dia tersenyum memberi kode agar tidak usah repot repot. "Enggak papa nanti di jalan kami bisa beli jika kami haus
Tari. "
"Kalian hati hati. " Senja mengangguk. Bangkit dan berlalu pergi dari sana disusul Dara. Mereka berduapun pergi meninggalkan mansion Rafandra dengan motor matic Dara.
Dalam perjalanan pulang Dara memilih diam mendengarkan ocehan Senja. Senja menepuk dahinya pelan, merutuki kebodohannya saat ini. "Eh kenapa tadi aku tidak minta nomornya Tari sih. " keluhnya.
"Wkwkwk makanya di otak itu jangan mikirin si Duda mulu Senja. " Dara terkekeh melihat sahabatnya yang lupa daratan karena terpesona dengan duda incarannya. Senjapun mencebikkan bibirnya, merasa jengkel dengan Dara yang malah meledeknya.
Hingga tak lama kemudian mereka tiba di rumah Senja. Senjapun turun dari motor, melambaikan tangannya menatap kepergian Dara. Setelah itu berbalik, melangkahkan kakinya sambil bersenandung kecil memasuki rumahnya.
"Yuhu Ayah, Ibu, puteri kalian yang paling cantik pulang. " teriaknya.
Ibupun ke luar dari dapur.Dia langsung menghampiri Senja dan menjewernya. Senjapun meringis kesakitan dan memelas kearah sang ibu. "Sakit Bu. " rengeknya.
"Senja kamu itu perempuan, yang kalem dan anggun kenapa sih. Kalau para pria tidak ada yang mau sama kamu gimana. " omel Ibu sambil melepaskan jewerannya.
Senja menggosok gosok telingannya. Dia mencebik kearah ibunya dan berkata. "Lagian ya Bu, Senja lebih milih bersikap kayak gini daripada polos tapi hatinya punya niat jahat 'kan berbahaya. " ujar Senja dengan santai.
"Mungkin Senja akan melajang selamanya. " celetuknya. Ibu langsung melotot, Senja mengangkat jemarinya membentuk huruf v kearahnya setelah itu duduk di ruang tamu.
Ibu langsung mendekat, mengelus kepala Senja dengan lembut. Sebagai ibunya, ibu merasa belum memberikan yang terbaik untuk puterinya itu. "Maafin Ibu ya nak, Ibu tidak bisa memberikan apa yang diberikan ibu lain pada anaknya. " sesal Ibu Ratih.
Senja mengenggam tangan ibunya, menatap wanita yang melahirkannya dengan tatapan lembut. "Apa yang Senja miliki saat ini lebih dari cukup kok Bu asalkan Senja selalu sama Ayah dan Ibu. "
"Malahan Senja yang merasa sungkan, belum mampu memberikan mantu dan cucu untuk Ibu dan ayah. " Ibupun berdecak, namun tak lama merekapun tertawa bersama sama. Ayahpun ikut bergabung bersama mereka dan gelak tawa mewarnai sore itu di ruang tamu.
TBC
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!