NovelToon NovelToon

Melody

Prolog

Erlang Bagaskara. Seorang pemuda tampan dengan kekayaan yang melimpah. Dengan parasnya yang mempesona, tidak ada satupun yang mampu menolaknya. Bisa di katakan, hampir semua wanita bertekuk lutut di buatnya.

Namun, hanya satu wanita yang mampu mematahkan hati bekunya. Dia! Wanita di malam itu yang sudah mencuri ciuman pertamanya, lalu pergi meninggalkan tanpa berniat tanggung jawab. Sudah hampir tiga tahun dia mencari keberadaan wanita itu, tapi sampai kini hasilnya tetap nihil. Wanita itu seolah datang untuk cinta, dan pergi untuk jatuh.

April Lia. Wanita asal Malang ini pergi merantau ke kota Bandung untuk memulai hidup baru tanpa bergantung pada Kakak dan juga kedua orangtuanya.

Memiliki paras cantik dengan balutan hijab membuat dia terlihat plus di mata para lelaki. Namun, siapa yang bisa mendekati wajah tembok itu? Cantik, datar, dan bisa bela diri. Sekali gombal, mautpun datang.

Naura Abrelia Adiwarna. Teman yang menusuk dari belakang. Memiliki wajah cantik dengan jiwa playgirl yang melekat. Mendekati April demi membalaskan rasa iri hatinya karna para mantannya yang terus mengejarnya justru berpaling pada April yang terkenal datar dan dingin itu.

Dia berencana membalaskan rasa amarah dan iri hatinya dengan membuat wanita itu rusak dan kehilangan harga dirinya. Membiarkan wanita yang di cap sebagai wanita baik baik perlahan terhapuskan dengan kebusukkannya.

Rifki Bramantyo. Pria yang akrap di panggil Kiki ini memiliki paras tampan bak model iklan sarung mas. Yap! Alias narsis tingkat tinggi. Pria yang mengaku memiliki banyak fans ini adalah sahabat sekaligus asisten pribadi Erlang Bagaskara.

Nana ayunda. Si polos kerapat yang mampu membuat wajah beku seorang April berubah menjadi lembut sekaligus jengkel. Wanita yang irit bicara itu harus memaksakan mulutnya untuk menjelaskan dengan detail agar seorang Nana paham.

Nana merupakan sahabat yang paling April sayangi karna perempuan itulah satu satunya yang mau berteman dengannya di saat masak ospek mahasiswa baru di Universitas ITN. Yah, bukan karna orang orang tidak ingin mengajaknya berteman, hanya saja dirinya yang terlalu menjauhi kerumunan. Dan dengan tekat seorang Nana, wanita itu mampu membuat hati beku seorang April pecah.

Daniel Kurniawan. Pria kharismatik dengan senyum memabukkan. Idol kampus ini memiliki segalanya. Wajah tampan, pewaris RoD hotel, dan tak lupa dia orang yang humoris dengan senyum maut.

Pria yang paling di incar Naura ini justru melabuhkan hatinya pada gadis dingin yang menyelamatkannya dari para begal yang ingin merampoknya. Yah, dia April Lia.

Bagaimanakah jadinya jika dua orang yang memiliki kesamaan ini menikah? Apa yang terjadi dengan alur rumah tangga mereka jika keduanya sama sama irit bicara?

Bukankah negatif bertemu negatif akan menjadi positif? Dengan banyaknya pelakor di luaran sana, mampukah mereka mempertahankan rumah tangga tanpa di dasari rasa cinta itu?

Cinta pertama yang berujung pada pelabuhan terakhir. Bisakah Erlang melukannya? Apakah dia akan tetap menunggu cinta pertamanya itu atau memantapkan hati untuk mencintai wanita yang telah menjadi istrinya?

Dan bagaimana dengan April? Mampukah dia menurunkan egonya yang tak pernah mempercayai kata cinta dan belajar mencintai lelaki yang telah di takdirkan oleh tuhan untuknya.

..." Cinta? Heh. Kalian percaya itu cinta? Bagiku. Cinta tak lebih dari racun yang mampu membunuh seseorang secara perlahan. "...

...^^^April Lia~^^^...

..." Kata orang, jatuh cinta itu indah. Nyatanya, hanya kata cinta yang mampu merangkainya. Dan jatuh tetaplah pada kodratnya. "...

...Erlang Bagaskara~...

Wanita penyelamat

Tap

Tap

Tap

" Hosh hosh hosh "

" Hei mau lari kemana cantik? Ayo sini, main sama abang! " teriak orang orang yang kini tengah mengejarku.

Aku terus memaksakan kakiku untuk berjalan meski tubuhku sudah mulai terangsang. Melawanpun tidak ada gunanya, saat ini aku benar benar sudah tidak berdaya.

Aku menyandarkan tubuhku di gang kecil yang minim akan cahaya, mencoba mengatur nafasku yang semakin tak beraturan. Menahan sekuat tenaga rasa panas yang menjalar di sekujur tubuhku yang berbalutkan hijab.

Masih teringat jelas di otakku, bagaimana dengan kejinya Naura memberikan obat perangsang di dalam minumanku. Aku telah membantunya untuk menggagalkan acara pertunangannya dengan rekan bisnis sang papa, namun sekarang apa balasannya? Dia justru menjebakku.

Inikah yang di namakan air susu di balas dengan air tuba?

" Ketemu!! " aku terjingkrat kaget saat orang orang mesum itu menemukan persembunyianku. Ya, Allah tolong hambamu ini ya Allah.

" Hehee kamu mau lari kemana lagi baby hm? " gelak tawa orang orang itu menggema di dalam gang. Dengan tenaga yang tersisa, aku bangun menatap mereka dengan mata sayu. Sungguh! Rasa panas ini benar benar menyiksaku.

" Aduh, udah gak sabar ya hm? " ledek pria yang memiliki kumis tebal dengan telinga yang di tindik. Dia berjalan mendekat kearahku, sedangkan aku dengan sigap memasang kuda kuda.

" Mari sini sayang... "

Bug

Saat tangan orang itu ingin menggapai tanganku, dengan sigap aku menendang perutnya. Ya Allah, tenagaku semakin menipis. Berilah pertolongan pada hambamu ini, jangan biarkan mereka menyentuh hamba ya Allah.

" Sssttt tendangannya kuat juga. Abang jadi semakin ingin memakanmu sayang... " ejeknya sembari memegang perutnya yang kutendang. Dari lirikan matanya, aku tahu akan ada hal yang tak di inginkan terjadi. Terbukti dengan dua orang lainnya yang kini berjalan mendekat kearahku.

" Hah hah.. menjauh dariku atau.. Hah hah... atau kalian akan tahu akibatnya! " ancamku dengan satu tangan tertumpu pada tembok di gang kecil itu.

" Aduh jangan ngancam gitu dong neng. Kitakan jadi semakin bersemangat! " tanpa kuduga, keduanya menyerang bersamaan. Dengan cepat aku menghajar mereka meski tenagaku sangat sangat terkuras. Apapun itu demi melindungi kehormatanku, akan aku lakukan.

" Hah hah.. Tolong!! Tolong!! Hah hah.. " aku keluar dari gang dengan tertatih tatih setelah berhasil membuat sedikit celah untuk meminta bantuan.

Grep

" Mau kemana?! " si pemuda kumis itu mencekal tanganku kuat dan mendorongku kuat hingga tak sengaja membentur pompa air.

Mataku berubah sayu, namun sayup sayup aku mendengar seseorang tengah berkelahi. Sebelum kesadaranku habis, sempat terucap di mulutku sebuah kata.

" Tolong... "

***

Gelap, sunyi, sepi. Itulah yang kurasakan saat ini. Sejauh mata memandang, hanya ada gelap yang terlihat. Bahkan untuk melihat tubuhku saja, aku tidak bisa. Aku di mana? Tempat apa ini?

" Terima kasih dok "

" Sama sama nyonya. Kalau begitu saya permisi memeriksa pasein yang lain dulu. " sayup sayup aku mendengar seseorang tengah berbincang, hanya saja aku tidak jelas mendengarnya.

" Kasihan sekali kamu nak. Cepatlah sadar, tante menunggumu. " itulah kata terakhir yang kudengar, sisanya hanya hening dan sunyi. Aku sendiri juga tidak tahu saat ini aku sedang di mana, dan apa yang terjadi di luar sana. Siapa pemiliki suara yang menungguku.

Perlahan aku membuka mataku saat sebuah cahaya merambat mengusik indra penglihatanku. Ku lihat sekeliling. Nuansa ruangan serba putih dengan bau obat obatan yang menyeruak. Apa aku di rumah sakit?

" Sssttt di mana ini? "

" Kamu sudah sadar sayang? " aku menoleh kearah suara. Seorang wanita paruh baya berjalan menghampiriku dengan senyum yang begitu anggun. Siapakah wanita ini?

" Perkenalkan. Nama tante lucy angela. Kamu bisa panggil tante, tante lucy. Kemarin malam tante menyelamatkan kamu dari para preman preman itu. " seolah tahu kebingunganku, wanita bernama lucy itupun menjelaskannya.

" Sssttt benarkah? Terima kasih banyak tante. " ucapku tulus. Tapi, ini kok jidatku sakit banget ya? Apa gara gara terbentur tadi malam? Entahlah, yang penting aku selamat.

" Oh ya, nama kamu siapa sayang? " tanya beliau membuyarkan lamunanku. ku tatap tante lucy dengan senyum tipis.

" April tante "

" Emm April. Nama yang cantik, sama kayak orangnya. " puji beliau, dan aku hanya mampu tersenyum canggung. Kalau cowok aku biasa di gombalin, lah ini? Moga aja beliau gak lesbi. Astagfirullah! Istigfar ril, gak boleh su'uzon.

" Tante bisa aja. "

Gosip

Hari ini aku sudah di perbolehkan pulang. Setelah berpamitan dan mengucapkan terima kasih pada tante lucy, oh dan tak lupa juga kami bertukar nomor ponsel. Setelah itupun kami pergi ketempat masing masing.

Tujuanku kali ini pulang kekontrakan lalu mandi, dan pergi kuliah.

Dan sesuai rencana, setelah selesai bersiap siap, akupun pergi ke kampus menggunakan angkutan bus. Tiba di peberhentian, aku turun setelah membayar ongkos dan berjalan memasuki gedung jurusan teknologi.

Beberapa pasang mata yang melihatku langsung menjauh seolah aku adalah benda kotor penuh kuman yang harus di jauhi. Aku menghiraukannya. Dengan wajah datar, aku menelusuri koridor kampus dengan puluhan pasang mata menatapku tajam dan juga beberapa ada yang sinis.

Tap

Menghentikan langkah, aku menghela nafas pelan sembari melirik kearah samping. " Masalah baru akan di mulai " gumamku berlalu begitu saja tanpa berniat melepaskan berita yang ada papan meding kampus itu.

Aku pasang telinga tuli dengan earphone yang kusumbang di telinga dengan volume penuh agar tidak mendengar cibiran, cacian serta hinaan yang orang orang berikan padaku.

Bodo amat. Terserah mereka, toh mulut mulut mereka bukan mulutku. Kurang kerjaan banget ngurusin mulut orang sedangkan mulut sendiri saja terkadang masih belum bisa di urusin.

Aku menarik kursi paling depan dan mengeluarkan beberapa buku untuk materi pembelajaran yang akan di sampaikan Mr. Wardi.

" Liat deh dia! Gak tahu malu banget! Udah ketahuan busuknya masih aja berani kekampus. "

" Ya iyalah dia berani, orang urat malunya udah putus. "

" Aku kira luarnya menggambarkan dalamnya juga. Nyatanya, hijab yang ia pakai tak lain untuk menutupi kebusukannya. "

Bug

Aku menutup buku kasar sembari menghela nafas. Sekuat kuatnya lagu yang aku dengar, jika orang orang sengaja ingin membuatku tersudutkan, mereka dengan mudah mengencangkan volume suara mereka agar terdengar di telingaku.

Aku bangkit dari kursi dan sesaat menghunuskan tatapan tajam pada orang orang itu sebelum akhirnya pergi membawa tas dan buku buku milikku pergi menuju perpustakaan.

Di perjalanan aku tak sengaja berpapasan dengan Naura cs. Ingin mengabaikan, justru dengan cepat mereka menghalangi jalanku sengaja.

" Wah wah wah.. berani juga ya lu kuliah setelah lu udah gak virgin lagi. Emm gimana? Enak gak? Mau aku kenalin sama temanku? Kayaknya dia bakal suka deh sama kamu yang gak seberapa ini. " ejeknya meremehkan.

" Temanmu cassanova ya? Kalo iya, apa bedanya lo sama dia. " ucapku dengan intonasi setenang mungkin.

" Maksud apa ha?! " bentak Mira anteknya Naura. " Teman bukan? Katanya, kalo teman satu sifatnya begini, maka yang satunya gak akan beda jauh. " jawabku biasa saja.

" Lo!! "

" Sorry ya, gue sibuk. Waktu gue terlalu mahal untuk meladeni cicak busuk kayak kalian. Selamat tinggal, MANTAN TEMAN!! " aku pergi dan dengan sengaja menyenggol bahu Naura angkuh.

Kau pikir kau saja yang bisa bersikap seperti itu? Jika aku ingin, aku bisa jauh lebih angkuh darimu dengan sangat natural. Sampai sampai orang akan menganggapku seorang anak konglomerat. Kalo kalian tanya kenapa aku bisa? Ya karna aku belajar!!

" Aril " aku kembali menghentikan langkahku saat mendengar suara lembut seseorang memanggilku. Aku tau dia siapa, hanya saja aku sedang malas meladeninya, jadi aku kembali melanjutkan langkahku menuju tujuan utama. Yaitu, perpustakaan.

" Aril tunggu!! "

" Apaan sih Niel?! " Yah, dia adalah Daniel Kurniawan. Seniorku yang merupakan idola kampus karna memiliki paras tampan dan kekayaan yang berlimpah. Tapi, tak sedikitpun hatiku tertarik dengan ketampanan maupun kekuasaannya itu. Yang ada aku justru muak. Orang terlalu memandang fisik, bukan hati serta ketulusan.

" Ikut aku kekantin, Nana udah nungguin. " tanpa meminta persetujuanku, pria itu dengan cepat menarik pergelangan tanganku menuju kantin.

" Apaan sih, gue bisa jalan sendiri. " menepis kasar, aku berjalan meninggalkannya. Aku kesal setiap hari melihat orang itu terus saja mengikutiku, dan itu membuat semua orang semakin beranggapan aneh tentangku.

Dan kalian tahu bukan, apa yang di sukai orang irit bicara sepertiku? Yah! Ketenangan. Aku hanya ingin berkuliah dengan tenang, wisuda, kerja, dapat duit, berangkatin orang tua naik haji. Sederhana bukan? Tapi, sepertinya harapanku itu benar benar harus di kubur. Ketenanganku mulai terusik dan menjadi sorotan para penggosip. Dan aku benci itu. Aku benci menjadi sorotan orang orang. Aku hanya butuh ketenangan.

KE-TE-NA-NGAN!!

Camkan itu!!

" Ada apa? " tanyaku to the point saat melihat wajah sendu Nana yang kini tengah menusuk nusuk mie tanpa minat.

" Huaaa Arilll " aku sudah menyiapkan tubuhku untuk kuat di terjang Nana dan menjadi tempat penampungan air dadakan untuk teman polosku si Nana.

" Huft, siapa lagi yang mati kali ini? " tanyaku pelan. Malas sebenarnya, tapi demi menghargai seorang teman, paksa terpaksa harus memulai pembicaraan dulu.

" Aril... hiks hiks tadi.. tadi.. hiks tadi aku gak sengaja keinjek semut. Trus trus, semut yang lain gigit aku karna marah anggota keluarganya di bunuh. Hiks ka-karna kesakitan, aku bunuh mereka semua coba. Huaaaa aku udah bunuh satu keluarga semut!! " tangisnya semakin pecah, membuatku mau tak mau harus memijat pelan keningku yang nyut nyutan.

Punya teman polos gini amat yah...

" Ohh semut.. Mati semua ya? Semoga mereka tenang di alam sana dan gak dendam sama lu. " gumamku.

" Huaaaa " lah makin kenceng dia nangisnya. Aku salah ngomong ya? Au ah, bodo amat.

" Udahlah, mereka cuma hewan. Emang udah jadi takdir mereka seperti itu. Lagi pula kamukan gak sengaja, insyaallah Allah gak akan marah kok. " tuturku. Sungguh! ini sudah melebihi tutur kataku dalam seharian penuh. Biasanya sehari bisa di hitung dengan jari berapa kali aku berbicara, tapi berkat manusia polos ini, aku harus menerobos batas bicara.

Untung teman, kalau enggak. Udah aku buang keluat, biar aja dia di makan paus. Biar tahu rasa.

***

Bersambung...

See you..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!