Hiyaaaaaaat, haik! haik! terdengar di kejauhan suara teriakan seorang gadis yang sedang berlatih silat, kulitnya yang putih menjadi kemerahan tertimpa cahaya matahari pagi.
Rambutnya hitam bergelombang bak mayang mengurai, melayang kesana kemari mengikuti gerakannya yg lincah, wajah cantiknya berbanding terbalik dengan gerakannya yang sangat gesit bak seorang pria perkasa.
Itulah Dayang Suri, putri tunggal Panglima Kerajaan Swarna Bumi yang sangat terkenal kecantikannya di seantero Kerajaan Swarna Bumi sampai ke negeri negeri tetangga, hingga banyak putra mahkota yang ingin meminangnya menjadi permaisuri tetapi tak satupun diterima Dayang Suri.
Dayang Suri beralasan tak ingin meninggalkan ayahandanya seorang diri karena ibundanya yang telah meninggal karena melahirkannya.
Dayang Suri sangat berbeda dengan putri putri di kerajaannya, yang hanya memiliki keterampilan menyanyi, bermain alat musik, memasak, menjahit, menari, dan keterampilan lainnya yang menunjukkan kelembutan seorang putri.
Tapi dia putri yang ahli dalam ilmu silat, memanah, berkuda, dan bermain pedang. Sejak usianya 5 tahun Dayang Suri sudah dilatih ayahandanya ilmu ketangkasan agar putri bisa menjaga diri.
Panglima sangat keras dalam mendidik Dayang Suri, tak jarang putri terluka karena berlatih tapi panglima tak menggubrisnya, "Anakku tak boleh cengeng harus tangguh seperti aku", selalu itu yang dikatakannya agar putri bersemangat lagi.
Hari itu Dayang Suri pergi ke hutan untuk berburu melatih keterampilan memanahnya, seperti biasa Dayang Suri pergi sendiri, masuk hutan dengan kuda putihnya yg diberi nama Cantiqa.
Kuda Dayang Suri memang cantik seperti namanya, bulunya seputih kapas dengan surainya yg kuning keemasan, larinya sangat kencang tak heran Dayang Suri sangat menyayanginya.
Cantiqa selalu menjadi pilihan Dayang Suri kemana-mana meskipun dia masih mempunyai kuda lain di istal nya, si hitam, si tangguh, dan si coklat, semuanya adalah kuda kuda pilihan yang sangat terlatih sebagai kuda tunggangan perang.
Dayang Suri mengendap-endap bersiap memanah kijang buruannya yang sedang asik melepas dahaga di danau tanpa sadar bahaya tengah mengancamnya.
Dayang Suri bersembunyi di balik rindangnya pohon kasturi, dan cetak!!! sekali bidik panahnya langsung menembus tubuh sang rusa, rusa terkejut dan berlari menyelamatkan diri.
Dayang Suri tak tinggal diam, dia langsung melompat ke kudanya dan terus memacu Cantiqa mengejar kijang buruannya yang sudah berlumuran darah tapi masih terus berlari menyelamatkan diri.
Dayang Suri terus memacu Cantiqa hingga tak menyadari bahwa ia sudah memasuki kawasan hutang terlarang, tak ada yang berani memasuki hutan larangan karena rumor yang beredar siapapun yang memasuki hutan larangan tak pernah bisa kembali selamanya.
Karena di hutan itu terdapat kerajaan Bunian Kerajaan yang di huni makhluk-makhluk halus yang sangat mengerikan. Suri menghentikan kudanya karena tiba-tiba saja rusa buruannya menghilang.
Dayang Suri melihat kesana kemari tapi tak kunjung menemukan rusa buruannya. Tiba tiba dari arah semak semak keluar seorang pangeran tampan, "Apa ini yang kau cari?" tanya pangeran tampan itu pada Dayang Suri.
Dayang Suri terkejut dan langsung berbalik sambil memasang kuda-kuda siap menyerang, belum hilang rasa kagetnya putri langsung terkesima melihat pangeran tampan di hadapannya.
Wajahnya sangat tampan, tinggi 180cm berkulit putih, hidungnya mancung, alisnya tebal membuat tatapan matanya makin tajam memandang tak berkedip ke arah Dayang Suri yang diam mematung menatap pangeran gagah di depannya.
Siapa dia aku tak pernah melihatnya sangat gagah dan tampan putri berkata dalam hati.
Terima kasih sudah membaca, mohon masukannya ya supaya bisa lebih baik, jangan lupa "like" dan "💖" biar jadi vitamin buat aku semangat nulis😍😍😍😍
Bunian \= makhluk halus
Pohon Kasturi \= Pohon khas kalimantan sering disebut mangga kalimantan karena tumbuhan ini adalah tumbuhan endemik pulau kalimantan dengan nama latin mangifera casturi (kerajaan swarna bumi ngga ada di kalimantan ya reader ini cuma bisa bisanya aku aja, pas di gogling ternyata buah khas kalimantan)
Ehem! Pangeran Indra Buana berdehem, memecahkan lamunan Dayang Suri. "Aku tahu aku memang tampan, tak perlu kau mengatakannya"
Kata pangeran Indra Buana dengan angkuhnya, "Cih! sombong sekali, siapa juga yang bilang kamu ganteng" jangan terlalu jumawa kisanak di luar sana banyak yang lebih ganteng tapi tidak sombong seperti kisanak!" jawab Dayang Suri dengan wajah kesal.
Pangeran Indra Buana tersenyum kecut mendengar jawab Dayang Suri yang sangat ketus dan gaya bicara yang ceplas ceplos tanpa jeda, dia jadi geleng-geleng kepala sambil berkata dalam hati.
"siapakah gerangan perempuan cantik ini?dari kerajaan mana dia? sungguh berbeda dari putri putri kerajaan yang selalu genit mencari perhatianku, sepertinya dia juga ahli dalam bela diri, menarik sekali".
"Ehem3x kali ini Dayang Suri yang mendehem memecah lamunan Pangeran Indra Buana, "Aku tahu aku cantik tapi tak perlu juga kisanak terpesona sampai menganga begitu bisa-bisa meleleh nanti air liurmu kisanak ha.. ha.. ha.."
Dayang Suri merasa sangat konyol melihat ekspresi Pangeran Indra Buana, dan dia sangat senang sekali bisa mengerjai Pangeran Indra Buana,
" Siapa suruh sombong padaku, kau belum tahu banyak pangeran yang lebih ganteng darimu saja kutolak, he.. he.. he.. Dayang Suri berkata dalam hati sambil tersenyum licik penuh kemenangan.
"Dasar perempuan sialan, kau sungguh tidak tahu sopan santun, sudah masuk wilayahku tanpa izin bukannya minta maaf tapi malah berani-beraninya menghinaku, apa kau tahu aku adalah Pangeran Indra Buana Putra Mahkota Kerajaan Buana Gemilang!"
Pangeran Indra Buana menatap Dayang Suri dengan amarah yang sudah hampir meluap, matanya memerah dan tangannya mengepal menahan amarahnya, "Sayang sekali kau perempuan kalau lelaki kau sudah mati sejak pertama menginjakkan kaki di tanahku!".
"Lancang sekali tuanku mengaku kalau ini wilayahmu! jawab Dayang Suri dengan berani, "ini wilayah Kerajaan Swarna Bumi dan apa kau tahu aku adalah Putri Dayang Suri, Putri Panglima Perang Kerajaan Swarna Bumi, Panglima Hang Tuah yang terkenal itu, memangnya kalau aku perempuan kenapa, kau fikir aku takut padamu, ayo kita bertarung kita buktikan siapa yang lebih tangguh" Dayang Suri memasang kuda-kuda siap bertarung menantang Pangeran Buana.
Tanpa mereka sadari ada dua pasang mata yang memperhatikan mereka dari balik semak-semak, ternyata mereka adalah Raja Surya Buana dan Permaisuri Intan Buana, mereka memperhatikan putranya dan seorang putri yang tak dikenal sedang adu mulut.
Raja Surya tersenyum melirik Permaisurinya, "Apa adinda sependapat denganku?" tanya Raja Surya Buana pada Permaisuri Intan Buana dengan senyum penuh makna. "Benar sekali kakanda" jawab permaisuri dengan senyum mengembang.
Merekapun akhirnya keluar dari persembunyiannya, dengan sekali lompatan mereka sampai di tengah-tengah pangeran Indra Buana dan Putri Dayang Suri keliatan sekali kalau sepasang raja dan ratu ini memiliki ilmu kanuragan yang tak bisa dianggap enteng. "Ayahanda? Bunda?" pangeran sangat terkejut seraya menghatur sembah pada ayah dan bundanya.
Permaisuri Intan Buana menyentuh pundak putranya "berdirilah anakku, permaisuri berbicara dengan lembut pada Pangeran Indra Buana, Pangeran pun berdiri dengan kepala tertunduk malu pada ayah dan bundanya, "Beginikah caramu memperlakukan tamu anakku?" tanya Raja Surya Buana pada Pangeran Indra Buana, Raja berbicara sambil menatap tajam pangeran Indra Buana.
"Maafkan ananda ayahanda, tapi putri ini yang sudah duluan bersikap tidak sopan pada ananda" jawab pangeran sambil menatap Dayang Suri dengan pandangan yang seakan-akan ingin mencabik-cabik Dayang Suri. "Enak saja, Pangeran duluan yang mulai!" jawab Dayang Suri tak kalah ketus pada Pangeran Indra Buana.
"Sudah-sudah" jawab Permaisuri Intan Buana melerai Pangeran Indra Buana dan Dayang Suri yang sudah memulai lagi pertengkaran mereka. "Kalian ini seperti anjing dan kucing" kata Ratu Intan sambil tersenyum penuh arti pada Pangeran Indra Buana dan Dayang Suri.
Hai readers, ☺ aku sengaja ambil setting kerajaan biasa, bukan cina atau eropa, karena yang sudah banyak aku baca selalu aja latarnya kerajaan cina, biar beda aja gitu gaesss, cintai produk dan budaya sendiri dulu baru budaya laen he3x walaupun hanya dunia hallu 😁 happy reading, ku tunggu komen mu, oh iya jangan lupa like kalo suka, kalo ngga jangan dihina ya cukup diem2 aja, karna komen pedas bikin hati panas, mood nulis bisa meluap gaesss, tq n i love you muach3x😘😘😘
Permaisuri : "Maafkan putraku yang kurang sopan ini putri" Permaisuri berbicara dengan lemah lembut pada Dayang Suri.
Dayang Suri : "Maafkan hamba juga yang mulia permaisuri" jawab Dayang Suri sambil tertunduk, tak sanggup menatap Permaisuri Intan Buana yg begitu lembut bertutur kata.
Permaisuri : "Ananda berasal dari kerajaan mana dan bagaimana bisa sampai ke kerajaan kami"
Dayang Suri : "Hamba Dayang Suri yang mulia, hamba datang dari kerajaan Swarna Bumi, dan hamba sedang berburu rusa hingga tersesat di hutan ini"
Permaisuri : "Kau berburu?" tanya permaisuri tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya, bukankah para wanita di kerajaanmu tidak melakukannya? bukankah mereka hanya menyanyi, memainkan alat musik, wamenjahit, memasak, dan melakukan keterampilan wanita lainnya? tanya Ratu sangat ingin tahu.
Dayang Suri : "Benar yang mulia, para putri bangsawan di kerajaanku semua melakukan keterampilan itu tapi aku putri tunggal Panglima Perang Kerajaan kami, ayahandaku ingin aku bisa beladiri supaya bisa melindungi diriku sendiri.
Permaisuri : Siapakah namamu putri?
Dayang Suri : "Nama hamba Dayang Suri yang mulia, panggil saja Suri"
Permaisuri : "Dayang Suri? bukankah Dayang itu pelayan? maaf kalo aku menyinggungmu putri" permaisuri berbicara dengan sangat hati-hati
Dayang Suri : "tidak apa-apa yang mulia, yang mulia benar dayang adalah pelayan istana, ayahanda hamba sengaja memberi nama itu karena dia ingin agar hamba selalu ingat bahwa hamba anak pejabat kerajaan yang harus melayani rakyat bukan dilayani, dan juga agar hamba selalu rendah hati.
Permaisuri : "Luar biasa" permaisuri bergumam dan tersenyum penuh arti pada Baginda Raja Surya Buana yang dari tadi hanya terdiam mendengarkan percakapan istrinya dan Dayang Suri.
Sementara itu Pangeran Indra Buana terus memandang Dayang Suri tak berkedip, Pangeran begitu terpesona dengan kecantikannya.
"Tak kusangka ada putri secantik dia, baik budi bahasa dan menguasai ilmu beladiri, sempurna" bisik pangeran dalam hati.
Raja Surya : "Hari telah gelap kita harus segera pulang, sepertinya akan turun hujan malam ini, sebaiknya ananda mengantar putri pulang hingga ke perbatasan, Ayahanda tak ingin putri tersesat lagi, bagaimana pangeran?" tanya Raja Surya pada Pangeran Indra Buana yang masih tenggelam dalam pesona Putri Dayang Suri, "Pangeran! Raja Surya meninggikan suaranya sambil menepuk bahu Pangeran Indra.
Pangeran Indra : "Ya ayahanda, dia cantik sangat cantik"
Ha.... ha... ha... Raja Surya Buana dan Permaisuri Intan Buana tertawa bersamaan mendengar jawaban putranya, mereka tahu anandanya telah jatuh cinta.
Raja Surya : "Antarkan Putri pulang hingga ke perbatasan, pastikan putri tiba dengan selamat di kerajaannya" Raja Indra tersenyum menatap putranya.
Pangeran : "Baiklah ayahanda, ananda menjunjung titah yang mulia, Pangeran mundur sambil menangkup kedua tangannya di atas kepala sebagai tanda hormat kepada raja dan permaisuri"
Pangeran Indra : "Mari Putri" Pangeran berbicara tanpa memandang wajah putri Dayang Suri, Pangeran sangat malu sehingga tak sanggup memandang wajah Suri. Putri pun tidak berkata-kata lagi, dia mengikuti pangeran Indra membungkuk menghatur sembah pada raja dan Permaisuri.
Permaisuri : "Tunggu" permaisuri menghentikan langkah Dayang Suri dan Pangeran Indra, "Datanglah ke kerajaan kami putri kami akan menjamu putri di istana kami"
Dayang Suri : "Baiklah yang mulia, dengan senang hati, tapi bagaimana hamba kesana? hamba tidak tahu arah ke Kerajaan Buana Gemilang", jawab Dayang Suri dengan bingung.
Raja : "Putri datang saja ke perbatasan, nanti putraku akan menjemputmu di sana.
Dayang Suri : "Baiklah Raja dan Permaisuri, terima kasih telah menolong hamba, hamba mohon diri"
Pangeran Indra dan Putri Dayang Suri menuju kuda masing masing dan memacu kuda mereka tanpa berkata kata lagi, hingga tiba di perbatasan Kerajaan Swarna Bumi, Pangeran Indra memindahkan Rusa buruan Suri ke atas kuda Suri dan berlalu tanpa mengatakan apa pun.
Putri Dayang Suri : Tunggu!
Pangeran Indra menghentikan langkahnya, dan menatap Dayang Suri.
Putri Dayang Suri : "terima kasih"
Pangeran hanya diam tak menjawab
Putri Dayang Suri : "Apa kau membenci ku? hingga tak mau menjawab ucapan terima kasih ku?"
Pangeran Indra : "Benci?"
Hanya itu jawaban pangeran Indra, Putri Dayang menjadi kesal, dan dia berteriak melihat Pangeran Indra yang melaju kencang memacu kudanya " Hati-hati pangeran kau bisa benar-benar cinta padaku nanti".
"Pangeran sialan awas kau nanti"! putri masih meracau, memaki pangeran Indra karena sangat kesal diacuhkan, putri terus memaki sambil memacu kudanya. sementara itu Pangeran Indra tersenyum senang mendengar ucapan Dayang Suri,
"Benci? Benar benar cinta, ha.. ha.. ha.. Aku memang sudah benar-benar jatuh cinta padamu putri, dan kupastikan kau hanya milikku". Sepanjang jalan pangeran tersenyum membayangkan Putri Dayang Suri. "Ah aku bisa gila karenamu putri".
terima kasih sudah mampir reader tersayang💖
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!