Karlina Adinata adalah seorang gadis yang cantik dan cerdas, dia adalah putri satu-satunya pasangan Hendra Adinata dan alm Susan Adinata. Selain cantik dan cerdas Karlina juga memiliki watak yang keras kepala seperti alm ibunya dan ini lah yang kadang membuat ayahnya kesal terhadap nya.
"Lina," Hendra memanggil putri nya dengan panggilan kesayangan nya.
"Ya..ada apa Ayah?" Lina mendekat ke arah ayahnya duduk.
"Sore nanti ada teman ayah datang ke sini bersama istri dan anak nya, dia ingin melihat mu dan memperkenalkan anak nya pada mu....ku harap kau menurut kali ini Lina jangan buat Ayah malu untuk kesekian kali nya lagi pula kau sudah cukup dewasa sudah saat nya kau memiliki pendamping hidup agar ada yang bisa menjaga mu kalau sampai terjadi sesuatu terhadap Ayah."
"Tapi Ayah aku kan masih kuliah, masih semester 5 dan usia ku juga masih 20 tahun masih terbilang muda untuk menikah...aku masih ingin fokus kuliah dan bersenang-senang dengan teman-temanku," kata Lina sambil mengerucutkan bibirnya.
"Kau masih bisa kuliah kok walaupun sudah menikah makanya di simak dulu jangan protes dulu sayang," Hendra berkata sambil tersenyum.
"Baiklah, tapi aku tidak janji akan menerima walaupun aku wanita tapi aku tidak mau di paksa...aku akan lihat dulu dan mengenal orang nya kalau aku tidak suka atau kurang suka aku tidak mau ya Ayah," kata nya sambil melenggang pergi meninggalkan Ayahnya
'Dasar gadis keras kepala' batin Hendra sambil memijit pelipisnya.
* * *
Sore hari nya Hendra dengan di temani adik ipar nya Siska menyambut teman beserta istri dan anak nya tersebut. Setelah berbasa-basi Hendra menyuruh Siska untuk memanggil Lina yang masih ada di kamarnya.
Tak lama Lina pun datang bersama Siska di ruang tamu dengan penampilan yang sedikit berbeda dari biasa nya karena Tante nya telah mendandani nya dengan riasan yang tipis tapi elegan dan dengan memakai dress selutut berwarna biru muda Lina tampak semakin cantik.
"Wahh ini Lina cantik sekali kau nak," seru Helen yang langsung tertarik dengan Lina begitu pertama kali melihatnya. Lina pun segera menyalami Helen dan James suaminya, dan dia sekilas melirik seorang laki-laki yang duduk di samping James dan dia sudah menebak siapa laki-laki itu.
'hmm ini pasti orang yang akan di jodohkan denganku' batin Lina.
Dia langsung mengambil tempat duduk di samping Ayah nya tanpa menyalami laki-laki yang dia lirik tadi.
Seketika Helen tersenyum lebar melihat tindakan Lina lalu dia pun berkata, "oh iya Lina kenal kan ini putra Tante , Robert namanya" katanya sambil tersenyum sumringah.
"Robert," laki-laki itu berkata sambil mengulurkan tangannya ke arah Lina.
"Lina," Lina menerima uluran tangan Robert.
"Hendra sesuai dengan percakapan kita beberapa waktu yang lalu bahwa kedatangan kami kemari adalah untuk menjodohkan anak-anak kita agar hubungan kita semakin erat dan hubungan persahabatan kita ini menjadi sebuah keluarga," kata James memulai percakapan.
"Ya tentu aku sudah membicarakan hal ini pada Lina dan dia bilang ingin mengenal lebih dekat dulu dengan calon nya," kata Hendra sambil melirik ke arah Robert.
"Tentu om aku juga ingin mengenal Lina lebih dekat lagi," kata Robert.
"Kalau gitu bisa kita bicara sebentar berdua saja," kata Lina tiba-tiba.
"Boleh," sahut Robert.
Sontak saja ke empat orang tua yang ada di sana tersenyum sambil berpandangan penuh arti satu sama lain.
Lina pun berjalan ke arah taman belakang rumahnya di ikuti dengan Robert. Sesampainya di sana Lina mempersilahkan Robert untuk duduk di kursi taman dan dia pun duduk di seberangnya.
"Maaf kalau cara ku ini kau anggap lancang tapi aku perlu bicara dari hati ke hati padamu sebelum perjodohan ini di mulai karena aku ingin menikah dengan orang yang aku kenal walaupun orang tua kita sudah lama saling mengenal tapi kita anak nya kan belum," kata Lina panjang lebar.
"Ok tidak apa apa Lina aku sama sekali tidak keberatan, kamu ingin memulai dari mana untuk mengenal ku?" tanya Robert tersenyum sambil menatap Lina lekat dan dia pun tanpa sadar secara fisik sudah tertarik dengan Lina karena kecantikannya maka dia juga ingin mengenal lebih dekat wanita yang ada di depannya yang terlihat jauh lebih muda dari nya.
"Mmm...kalau boleh tahu berapa usiamu karena kau terlihat jauh lebih dewasa dari aku kalau aku 20 tahun," Lina berkata malu-malu.
"Aku 34 tahun...lumayan jauh juga ya perbedaan usia kita tapi itu kan sudah biasa laki-laki yang lebih tua bahkan wanita yang lebih tua pun banyak sekarang," sahut Robert sambil tersenyum.
"Wah kalau gitu aku sama aja menikah sama om-om dong dan kamu ga keberatan nikah sama anak kecil?" tanya Lina polos.
"Biarpun kamu anggap aku ini om-om tapi kan om-om yang ganteng dan kamu...aku rasa bukan anak kecil lagi, 20 tahun awal menuju dewasa...dan aku siap mengajari kamu apa saja untuk menuju dewasa itu," kata Robert sambil tersenyum dan menaikkan kedua alisnya.
Sontak Lina merona mendengar jawaban Robert yang blak-blakan dan entah kenapa dia yang biasa nya malas bicara panjang lebar dengan lawan jenis apa lagi dengan orang yang akan di jodohkan dengannya...ya sebelumnya Lina memang pernah beberapa kali hendak di jodohkan oleh ayahnya tapi dia menolak. Dan sekarang dia malah ingin mengenal lebih dekat dengan orang yang akan menjadi suaminya ini, apa karena Robert tampan? mungkin.
"Tapi aku masih semester 5 apakah kamu mau menunggu aku selesai kuliah?" tanya Lina langsung tepat sasaran.
"Setelah perkenalan ini kita memang tidak langsung menikah, kita gunakan waktu untuk saling mengenal tapi mengenal nya tidak harus sampai kamu selesai kuliah Lin, kelamaan itu kamu tahu sendiri usia ku kan bisa-bisa nanti keburu tua baru punya anak... walaupun sudah menikah kamu bisa melanjutkan kuliah aku tidak akan membatasi kegiatan mu aku ingin kamu menikmati menjadi istri ku," Robert berkata panjang lebar.
"Serius nih...apa aku masih bisa pergi dengan teman-teman ku?" tanya Lina
"Kalau teman perempuan boleh tidak untuk teman laki-laki...oh ya apa kamu punya pacar?" tanya Robert.
"Sebelumnya punya tapi sekarang sudah putus," sahut Lina
"Bagus kalau gitu, karena aku tidak mau ada laki-laki lain dalam hubungan kita," tegas Robert
"Kamu sendiri gemana?" tanya Lina
"Sama kayak kamu, sudah putus juga 3 bulan yang lalu...jadi kita sama-sama single ini," kata Robert.
"Ok kita coba saling mengenal ya tapi kalau kamu ada kebohongan maka batal perjodohan kita ini kalau aku sih jujur lho," Lina berkata sambil tersenyum manis.
"Ok deal," sahut Robert sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Lina.
Setelah pertemuan sore tadi malam nya Lina sulit untuk memejamkan mata, sudah tiga puluh menit dia bolak-balik miring ke kiri dan ke kanan tapi tetap belum bisa tidur ingatan nya melayang pada percakapan di taman tadi sore bersama Robert yang diam-diam dia perhatikan secara detail sosoknya tersebut
Robert sosok laki-laki yang tampan dengan wajah blasteran karena Tante Helen ibu Robert memang berkewarganegaraan Amerika. Dia memiliki sorot mata yang tajam, rahang yang kokoh, bibir tipis, hidung mancung dan tubuhnya yang tinggi dan atletis. Lina membayangkan semua itu dalam pikirannya yang membuat dia tidak bisa tidur malam ini.
Di lain sisi Robert pun sama pikirannya melayang pada pertemuan pertama nya dengan Lina, dia masih ingat gadis yang usianya terpaut jauh dengan nya itu memiliki wajah yg cantik dengan sorot mata yang teduh, rambut hitam lurus yang menjuntai sepundak, tubuh ramping dan padat sangat sesuai dengan dress biru yang di pakai nya saat itu yang menampilkan kaki jenjang yang menjadi daya tarik tersendiri untuk Robert.
Dia tersenyum sendiri ketika mengingat bahwa usia Lina masih 20 tahun sama seperti usia keponakan nya yang artinya dia harus beradaptasi dengan Lina dan seperti nya menyiapkan stok sabar yang banyak mengingat Lina anak satu-satunya yang pastinya ada sifat manja walaupun dia melihat bahwa Lina termasuk gadis yang keras kepala dan itu menjadi tantangan buat nya untuk menaklukkan Lina walaupun dia akui pengalaman menaklukkan wanita selama ini tidak di ragukan lagi.
* * *
drrtt...drrtt...drrtt
Ponsel Lina berdering pada saat kuliah berlangsung menyebabkan Lina mengabaikan panggilan dari ponsel nya. Setelah dia lihat siapa yang menelepon senyum tipis segera terbit dari bibirnya dan Lina pun segera mengirimkan pesan ke no tsb yang tadi menelpon nya
"Maaf aku sedang kuliah sekarang...ada apa"? tanyanya
"Kamu kuliah sampai jam berapa"? tanya Robert si empunya no telp tersebut
"Hari ini sampai sore kuliah nya", Lina mulai menebak dalam hati apakah Robert akan menjemput nya
"Kalau gitu malam kamu ada acara ngga....aku mau ngajak kamu makan malam"
"Nggak ada", aku Lina
"Kalau gitu nanti malam jam 7 aku jemput ya....oh ya kamu suka makan makanan apa biar aku pesan tempat dari sekarang"
"Aku suka makanan Jepang"
"Ok....see you", balas Robert sambil memberikan emoticon jempol.
Setelah mengakhiri pesan nya Lina tersenyum sendiri dan tanpa dia sadari tingkah nya itu tak luput dari perhatian Widya sahabatnya.
"Cieee yang senyum-senyum sendiri lagi happy kaya nya cerita dong kepo nih ada apa", Widya mulai merapat ke tempat Lina dengan mode siap untuk mendengarkan cerita dari sahabat nya.
"Gw di jodohin sama anak sahabat bokap gw Wid", aku Lina malu-malu.
"Ohhh...terus orang nya gemana, kalau di lihat dari ekspresi Lo sih kaya nya Lo seneng nih", tebak Widya sambil nyengir
"Gw ga tau sih ini di bilang seneng atau bukan cuma orang nya ganteng hehehe".
"Itu dua orang yang di belakang kalau mau ngobrol silahkan di luar", seru dosen tiba-tiba yang sontak membuat Lina dan Widya menutup mulut mereka rapat-rapat.
"Lo utang cerita ya Ama gw", bisik Widya
* * *
Sore hari setelah kuliah selesai Karlina di bawa ke kantin oleh Widya untuk cerita mengenai perjodohan nya.
"Orang tua gw sama sahabat nya itu sepakat bahwa pernikahan kami akan di laksanakan 5 bulan lagi nah selama itu kita berdua melakukan pendekatan untuk mengenal lebih jauh karakter kita masing-masing supaya pas nikah nanti ga canggung lagi gitu", jelas Lina
"Terus lo udah suka sama calon lo itu"?
"Ga tau deh suka apa ngga tapi yg jelas gw tertarik sih sama dia soalnya dia ganteng, blasteran gitu...calon mertua cewek gw bule"
"Ohhh..terus dia masih kuliah juga atau udah kerja"? tanya Widya kepo
"Udah kerja lah dia salah satu pewaris perusahaan keluarga nya dan dia jauh lebih dewasa dari gw usia kita terpaut 14 tahun"
"Whattt", seru Widya...."jadi Lo ibaratnya nikah sama om-om dong Lin"
"Ya gitu deh Wid... om-om kaya dan ganteng", kata Lina sambil tertawa
"Dan Lo sugar baby nya gitu hahaha".
"Enak aja Lo...gw istrinya lah nanti lagian wajar dong kalau suami yang lebih tua dari istrinya", kata Lina sambil mengedipkan mata.
"Iya dah Bu bos..eh baru calon ya"
Lina mencubit gemas sahabatnya itu
"Awww sakit ih galak amat sih", sahut Widya pura-pura
"Terus gemana sama si Arya"?
"Kan gw udah putus sama dia bulan lalu"
"Yakin udah putus Lo sama dia"? tanya Widya.
"Iya lah kita bulan lalu udah sepakat kok putus... emang kenapa"?
"Tadi pagi gw denger si Arya bilang sama Rudy kalo dia masih sayang sama Lo kemarin itu cuma ribut aja wajar lah kalau pacaran ribut...gitu katanya"
"Ah biarin aja dia anggap gitu, kan itu mau nya aja biar gw mau balikan sama dia...gw udah tutup buku sama dia", kata Lina dengan tegas.
"Ya udah berarti Lo hati-hati ya soalnya takutnya si Arya jadi nekat", kata Widya menunjukkan wajah khawatir nya.
"Thanks ya Wid...yuk pulang udah sore"
"Yuk"....
"Eh tapi lo mau ga temenin sebentar ke mall, gw mau beli baju nih buat nanti malam"
"Emang nanti malam di rumah Lo mau ada acara ya? kok mendadak sih persiapan nya Lin mau ada acara ntar malam, beli baju nya sekarang", kata Widya sambil memicingkan mata.
"Emang acaranya dadakan Wid...tadi Robert baru ajakin gw untuk makan malam, itu yang tadi dia telp tapi ga gw angkat kan pas kuliah tapi gw lsg chat dia sih trs dia ajakin dinner gitu", jelas Lina sambil tersipu
"Cieee kencan pertama ni yeee....yuk gw anterin ke mall tapi Lo jangan lupa ya kalau masih ada stok, kali aja ada adik nya satu lah buat gw"
"Sorry Wid dia anak cowok satu-satunya adiknya cewek hehehe"
"Sepupu nya deh kalo gitu hahaha"
"Siappppp".
Tanpa mereka sadari dari tadi ada seseorang yang mendengar kan percakapan mereka di kantin, dari ekspresi dan kepalan tangan nya terlihat jelas ada kemarahan dan kekecewaan bercampur jadi satu ...dia adalah Arya seseorang yang tadi di perbincangkan oleh Lina dan Widya.
'Ohh jadi lo mau menikah 5 bulan lagi Lina dengan seseorang yg lebih pantas untuk jadi om lo, pantas aja lo ga mau balikan sama gw...kita lihat nanti apa Lo tetep mau nikah ama tuh cowok apa ngga' batin Arya sambil tersenyum miring.
Di ruangan di lantai 25 sebuah gedung perkantoran tampak seorang laki-laki muda dan tampan duduk sambil memandangi sebuah foto seorang wanita, "kamu sungguh tidak mengenali aku ya, dua tahun lalu aku pertama kali melihat mu dan kupikir tidak akan pernah bertemu atau melihat mu lagi tapi ternyata takdir berkehendak lain", ujarnya sambil tersenyum.
Laki-laki itu adalah Robert dia berbicara sendiri sambil memegang foto yang tak lain adalah foto Karlina yang 3 bulan lalu di perlihatkan oleh ibu nya saat memberitahu bahwa dia akan di kenalkan dengan putri sahabat ayahnya yang tak lain adalah Karlina gadis yang telah mencuri perhatian nya 2 tahun yang lalu.
# flashback on #
Sore itu 3 bulan yang lalu Helen menghampiri putranya yang baru memasuki rumah, "baru pulang sayang", sapa nya.
"Iya ma, sepertinya mama happy bener hari ini ada apa"?
"Mama mau kasih lihat ini ke kamu", katanya sambil memberikan sesuatu kepada putra nya.
"Apa ini"?
"Buka aja amplop nya", sahut Helen tersenyum sumringah
Robert sangat terkejut saat membuka amplop yang diberikan oleh ibunya, "foto siapa ini ma"?
"Duduk sini mama mau kasih info ke kamu", kata Helen sambil menarik tangan putra nya untuk duduk di sofa.
"Ini adalah foto anak dari sahabat papa kamu"
"Lalu...., belum sempat Robert melanjutkan kata-katanya papanya datang dari arah kamar.
"Aduh mama si Robert kan baru pulang kenapa langsung di ajak ngomong bukan nya di suruh mandi dulu"
"Pa...aku udah ga sabar ini mau sampai kan ke Robert soal rencana kita", sahut Helen
"Ada apa sih ma..pa"? tanya Robert
"Kamu mandi dulu aja sana nanti kita bicara", sahut James menepuk bahu Robert.
"Udah sekarang aja ga apa-apa kok jadi penasaran soalnya mama udah kasih lihat foto seseorang tapi ga langsung cerita", Robert menatap ibu nya yang tersenyum simpul.
"OK kalau gitu kamu dengar dulu ya baik-baik jangan di sela dulu omongan papa, seandainya kamu ga setuju ga apa-apa nanti kamu utarakan setelah papa cerita".
"Iya pa"
"Begini..papa punya sahabat karib dari masih kuliah dan dulu kami pernah tercetus omongan kalau seandainya punya anak, kami akan jodohkan agar terjalin hubungan yang lebih erat lagi.... sebelum nya waktu kamu masih usia 12 tahun pernah kami ajak untuk berkunjung ke tempat sahabat papa itu untuk mengenalkan anak masing-masing tapi sebulan kemudian anak sahabat papa itu sakit dan meninggal, akhirnya batal rencana kami...dan beberapa waktu yang lalu papa bertemu dengan sahabat papa itu di RS dengan seorang gadis muda yang ternyata putri bungsunya yang sekarang menjadi putri satu-satunya lalu papa ada ide untuk mewujudkan kembali rencana kami semula", jelas James panjang lebar.
"Dan gadis yang papa maksud yang ini kan", sahut Robert sambil menunjuk kan foto yang di berikan Helen tadi.
"Ya... bagaimana kamu bersedia"? tanya James
Sambil tersenyum Robert menjawab, "Ya aku mau".
'Aku pikir tidak akan pernah bertemu dengan mu lagi... finally I found you' batin Robert
# flashback off #
Dan sekarang Robert telah mulai melakukan pendekatan terhadap Lina dengan cara mengajak nya makan malam dan dia senang akan reaksi Lina walaupun dia tidak melihat wajah nya tapi Robert bisa merasakan bahwa Lina pun senang akan ajakan nya nanti malam.
tok...tok .. tok....
"Masuk", sahut Robert dari dalam ruangan.
"Halo Robert apa kabar", suara seorang wanita yang sangat dia kenal tiba-tiba menggema di ruangannya.
"Maaf Pak tadi saya sudah mencegahnya untuk masuk ke ruangan Bapak tapi dia malah menerobos masuk", sahut sekretaris nya dengan takut.
"Tidak apa tinggalkan kami berdua dan tutup pintunya", ucap Robert pada sekretaris nya.
"Baik Pak".
Setelah pintu di tutup dan sekretaris nya telah menghilang di balik pintu Robert mempersilahkan wanita yang tiba-tiba datang itu untuk duduk di sofa.
"Ada apa kau datang kemari", tanya Robert.
"Aku ingin menyampaikan padamu soal hubungan kita Rob...aku sudah berusaha menghubungi mu tapi kau telah memblokir no ku...jadi ya aku kemari agar bisa bicara dengan mu", sahut wanita itu sambil berusaha untuk memegang tangan Robert tapi kemudian ditepis oleh Robert.
"Hubungan yang mana lagi, hubungan kita sudah berakhir 3 bulan yang lalu Sofia...aku ingatkan kembali kalau-kalau kamu lupa"
"Tidak aku tidak menganggap hubungan kita berakhir itu semua hanya keputusan sepihak dari mu sejak awal 3 bulan yang lalu saat kau bilang hubungan kita berakhir aku sudah bilang kalau aku tidak mau aku merasa tidak ada masalah pada hubungan kita Rob..."apa ada wanita lain yang membuat kau berpaling dariku"?
"Dengar Sofia...aku sudah bilang padamu bahwa hubungan kita sudah berakhir aku tidak ingin berhubungan lagi dengan mu dan aku tidak ingin menyakiti mu lebih lama".
"Maksud mu apa"? tanya sofia dengan bibir bergetar karena dia sudah merasa akan ada omongan yang menyakitkan yang keluar dari mulut Robert.
"Maaf....selama ini aku..ah sudah lah Sofia aku tidak ingin mengatakan nya karena ini akan menyakiti mu", sahut Robert.
"Katakanlah aku siap mendengar nya", ujar Sofia yang sudah mulai berkaca-kaca
"Baiklah... sebelumnya aku minta maaf kalau sesungguhnya aku tidak mencintaimu, aku hanya... menjadikan mu pengisi waktu luang ku", ujar Robert dengan perlahan Karena dia tahu ucapannya pasti akan menyakiti wanita di depan nya itu yang sudah mulai berkaca-kaca.
"Kau... kurang ajar kau Robert setelah semuanya ini kau bilang tidak mencintai ku lalu selama ini kau anggap aku apa hanya teman tidur mu hah"? ujar Sofia di sela tangisannya.
"Maaf"
"Siapa dia"?
"Siapa yang kau maksud"?
"Jangan pura-pura bodoh Rob...kalau kau tidak mencintai ku pasti ada wanita lain yang kau cintai...siapa dia aku ingin tahu"?
"Untuk apa kau ingin tahu...ada atau tidak ada wanita yang ku cintai itu bukan urusanmu jadi kau tidak perlu repot-repot untuk cari tahu"
"Alasan aja kan kalau kau bilang tidak mencintai ku...itu hanya pengalihan kalau kau sudah bosan dan ingin yang baru...dasar player", ujar Sofia berapi-api.
"Terserah apa pun yang kau katakan tapi apakah kau ingat selama kita berhubungan apakah aku pernah bilang cinta atau apakah ada perhatian ku padamu yang menunjukkan rasa sayang atau cinta padamu... seingat ku tidak, aku datang padamu di saat aku membutuhkan mu", sahut Robert santai.
Seketika Sofia berdiri dan berjalan menghampiri Robert dan...
Plakkk
Setelah Sofia meninggalkan ruangan nya Robert mengelus pipinya yang panas sambil berkata lirih, "maafkan aku Sofia".
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!