NovelToon NovelToon

Sold

Katakan Cinta

"Elang..aku menyukaimu..dan aku rasa, aku sudah mencintaimu saat ini..well mungkin baru, tapi aku pastikan akan bertahan lama. Jadi..mau kah kamu menerimaku jadi gadismu?" ucap Bellaetrix atau yang akrab di panggil Bee olah teman-teman nya, karena memang tubuh nya kecil namun gadis itu penuh energik dan bawel, malah cenderung berisik seperti lebah yang terus berdengung, yang entah apa saja bisa jadi bahan cerita baginya, pada cowok tinggi yang kini berdiri di hadapannya.

Dengan keberanian penuh, Bee yang kini duduk di bangku sekolah menengah pertama, kelas IX, di salah satu sekolah swasta di kota sawit, yang dalam satu sekolahan mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di gabung satu yayasan, dengan area sekolah yang luas, mengajak Elang, cowok paling tampan se-sekolah-an ke belakang gedung perpustakaan, tempat paling aman dan sepi, hanya untuk mengungkapkan perasaannya pada pria itu.

Sepanjang malam, Bee sama sekali tidak bisa tidur. Gelisah antara mengungkapkan perasaannya atau memendamnya saja. Dia sudah menyukai Elang sejak masuk di sekolah itu. Walau pun saat itu Elang sudah kelas XI, yang tentu saja tidak ngeh akan keberadaan Bee.

Kepopuleran Elang membuatnya hanya bisa menatap pria itu dari kejauhan. Bahkan teman-temannya juga sudah mengingatkan agar dirinya tidak berangan ketinggian, namun seorang Bee tidak akan putus asa apa lagi mati kutu.

Dan di sini lah dia..bukan, mereka.

Rasa plong dalam dadanya membuat nya kini bisa bernafas dengan teratur. Namun setelah lima menit sejak dia menyatakan cinta pada Elang, pria itu tak mengatakan apa pun. Hanya menatap gadis berkawat gigi, dengan senyum geli, -eh tepatnya mengejek- pada Bee.

"Maaf Bee, aku ga bisa. Kamu tahu sendiri kan, aku lagi dekat sama Alea. Lagian kok bisa sih Bee kamu nembak aku, kita udah kenal dari bocah, main sama-sama, apa lagi kamu juga sering main ke rumah aku, kamu udah aku anggap kayak adik aku sendiri Bee.."

"Tapi aku ga mau jadi adik mu, aku mau kamu jadiin aku pacar, Lang.." pinta nya memelas seraya membentuk garis tak jelas di tanah dengan kakinya.

"Aku ga bisa Bee..maaf tapi kamu bukan kriteria ku"tolak Elang masih tertawa geli. Tak sedikitpun perduli dengan perasaan Bee yang seolah tercabik-cabik, lalu di buang di bawah tapak sepatu Adidas milik Elang. Hina!

"Tapi aku cinta sama kamu Lang, mau kah kamu mempertimbangkan nya?please..mau ya Lang.." Bee sudah menyatukan tapak tangan di depan dadanya, tanda memohon agar Elang mau mempertimbangkan perasaannya.

"Ok, gini deh, kamu sekarang kan masih SMP, aku bakal pertimbangkan kamu kalau udah SMA, gimana?"

Namun Bee seolah masih belum puas, tidak terima Elang tidak menerima cintanya saat itu. Wajahnya di tekuk kayak jeruk purut yang udah kisut di dianggurin seminggu di tempat cabe! Padahal persiapan mental dan tenaga udah dia lakukan semaksimal mungkin. Dari sarapan telur ceplok dua butir dan sepiring nasi goreng buatan bi Jum, udah dia lahap pagi tadi, agar punya tenaga buat nembak Elang. Demi perjuangan atau mendekati rakus sebenarnya ya..😂

"Jangan manyun dong Bee, ngertiin aku, malu lah aku Bee, kalau pacaran sama anak SMP" kali ini Elang sudi memegang pundaknya. Namun efeknya, ya Neptunus.. Bee udah sumringah, melepas senyumnya, membuang wajah jeruk purut nya tadi kebawah telapak sepatu sekolahnya.

"Ok, Lang, Aku bakal nunggu.."

***

"Lama amat, kita udah nungguin sampe mati kebosanan, jamuran, jadi ****** di sini" ucap Lala, teman sebangkunya. Para remaja labil ini berencana buat nangkring di mall sepulang sekolah. Tya dan Caca, serta Lulu tentunya di suruh nunggu di depan gerbang, dekat pos sekuriti, sementara Bee menjalankan mission impossible nya di belakang gedung perpustakaan.

"Maaf, sorry-sorry deh..aku traktir Mekdi ya?" sogok nya menghalau badai amarah Genk d'MBG..(d' most beautiful girls - itu sih mereka berempat aja yang ikrarkan diri sebagai yang tercantik, yang terheboh nan berisik, iya!)

"Mau nyogok nona?" salak Tya, member yang paling jago karate, dengan Body tinggi bak bodyguard untuk yang tiga lainnya.

"Hehehehe...tepat sekali..seratus buat Tya" ucap Bee cengengesan.

"Hadeh..malah main tebakan, kamu kira ini kuis? udah ayo cabut, aku lapar banget ini!" ajak Lala ga sabaran.

Biasanya keempatnya naik mobil Bee, namun entah mengapa, seminggu yang lalu papanya menarik mobil miliknya, yang sempat mendatangkan protes berkepanjangan dari Bee, pasalnya dia ga merasa melakukan kesalahan apa pun hingga harus di hukum. Jadi setelah mobil di tarik, Bee selalu di jemput oleh Lala, yang sedikitpun tak keberatan merangkap jadi supir pribadi dadakan Bee.

Setelah ganti baju, dan itu pun di mobil, (Hadeh) ke empatnya melenggang menuju bibir pintu salah satu Mall tertua dia Pekanbaru. "Kita kemana dulu ini?langsung nocan alias nongki cantik atau mau shopping dulu ke matahari?" kali ini Caca buka suara, cewek yang paling imut dan pendiam -kalau bisa masuk kategori pendiam ya- diantara mereka.

"Kita langsung aja deh, ke Pizza Hot" jawab Tya melangkah lebih dulu ke eskalator, karena ada di lantai dua. Tanpa menunggu waiting list, keempatnya di persilahkan masuk, dan tentu saja memilih duduk di pojok dengan sofa empuk.

"Jadi cerita ke kita, tadi kamu kemana?" todong Lala setelah menyerahkan buku menu pada si mbak cantik yang melayani pesanan mereka.

"Kemana?Oh..tadi sakit perut, ke WC.."

"Ga usah bohong, ke WC kok lama amat?" Tya menyalak lagi, membuat Bee sedikit ciut.

"Aku tadi sakit perut ty, jadi boker nya lama an"

Sejujurnya dirinya ga siap buat jujur. Pasalnya mereka berempat udah janji buat ga suka sama lawan jenis, hingga memakai pakaian putih abu-abu. Apalagi ada Caca, adik sepupu Elang, ya ga mungkin dia bisa bilang pergi nembak abangnya, bisa si smack down Tya dirinya. Oh..no!

Interupsi dari Tya akan terlontar, andai saja minuman yang mereka pesan belum datang, namun Bee harus berterima kasih pada si mbak, karena mengantar pesanan tepat pada waktunya. (pada waktu menghindari penjelasan, maksudnya).

Setelah puas ngobrol, ngacak-ngacak barang di matahari, (nyoba in iya, beli kagak, dasar ABG labil), keempatnya memutuskan pulang, karena rumah searah, bukan searah lagi, tetanggaan, se-erte..se-erwe.., jadi Lala ga harus capek mutar-mutar nganterin satu-satu. Urutan nya, Tya, Caca, dan terakhir Bee yang rumah nya memang depan-depan an dengan Lala.

Ketahuan

"Papa mana bi? Bee menghempaskan tubuhnya, menikmati sejenak kelembutan sofa import itu, sambil merenggangkan kakinya yang begitu terasa lelah.

"Udah berangkat ke kebun non" saut bi Jum dari arah dapur, membawa ember bekas pengepel-an lantai.

Mulut mungil Bee hanya bisa membulat tanda paham. Rumah itu semakin sepi. Papa nya belakangan ini jarang di rumah, sibuk dengan kebun sawit mereka yang memang beratus-ratus hektar. Dulu papa nya merantau dari Jakarta ke pekan baru, awalnya bekerja di kebun sawit milik orang, hingga sedikit demi sedikit dia bisa menabung, lalu kemudian dia diminta untuk mengurus kebun milik pengusaha itu, dengan catatan bagi hasil, hingga akhirnya Hutomo bisa membeli lahan sendiri, menanami hingga jadi sebesar sekarang. Memiliki lahar yang luas, hingga mampu memberikan pekerjaan bagi banyak orang, ya walau pun belum bisa di sebut PT.

Banyak yang berubah dari sikap papanya akhir-akhir ini, walau pun semenjak mama nya meninggal, Hutomo juga sudah berubah sikap padanya. Dulu, sebagai anak tunggal Bee selalu di manja, segala permintaannya di penuhi, hingga membuat sikap nya sesuka hati. Hingga suatu hari mama nya terkena kanker darah, yang akhirnya merenggut nyawa wanita paling dicintainya.

Semenjak itu, papa nya berubah, tak ada lagi senyum manis untuk Bee, pelukan manja serta kecupan di kening setiap mau tidur atau berangkat sekolah. Gadis itu seolah dibiarkan nya lepas, terserah bagaimana ingin menjalani hidupnya. Se bebas-bebasnya Bee, anak itu tetap tahu menjaga diri, tidak lantas jadi ABG labil yang sok-sokan ingin mencari jati diri dengan pergaulan bebas. Bee masih dalam batas aturan normal. Beruntungnya, kedekatan nya dengan almarhum mama nya, yang selalu menikmati waktu bersama di rumah, membuat Bee tidak betah harus nongkrong berlama-lama di luar rumah.

Kembali pada Hutomo, pria itu memang tidak menikah lagi, walau ada segelintir orang di lingkungan mereka yang kadang suka bercanda, mengatakan melihat papa nya jalan sama si A, si B, atau janda-janda lain yang sama sekali dia tidak kenal. Namun semuanya tidak menggangu Bee, menurutnya, jika papa nya ingin menikah lagi, dia tidak akan melarang, toh papa nya butuh teman. Bee sudah mengerti arti hasrat dan rasa suka. Bahkan di pelajaran biologi, di kelas Bu Malik, Bee juga belajar tentang hubungan biologis.

Sssssshhht..tak hanya itu, Bee bersama ke tiga teman gesrek nya bahkan sudah dua kali menonton film blue, di laptop Tya saat orang tua Tya sedang tak ada di rumah.

Jadi, Bee paham betul kalau seorang pria membutuhkan wanita untuk menuntaskan hasrat nya begitu pun sebaliknya.

Kembali lagi ke papa..sudah sebulan lebih dia berubah drastis, bahkan sebulan ini dia sama sekali tak bicara pada Bee. Saat meminta kunci mobil, justru bi Jum yang menyampaikan, dan Bee menurut saja." Buat apa katanya bi?" tanya Bee saat menyerahkan kunci mobilnya.

"Kurang tahu non, tapi kata bapak, suruh minta kunci, perlu katanya"

Saat pulang tadi mobil yang biasa nangkring di garasi sudah tidak ada. Itu hadiah ulang tahun nya tahun lalu dari kedua orang tuanya. Walau belum punya SIM, Sesekali Bee akan melarikan mobil Honda jazz itu ke sekolah, walau pastinya akan di tegur oleh guru BP, hingga setelah hari pertama membawa, Bee akan parkir di warung samping sekolahnya yang memang sudah akrab dengan mereka berempat.

Bee tertidur pulas di ruang keluarga, dengan tv yang menyala hingga bi Jim harus membangunkannya"Pindah non, ke kamar, nanti badannya sakit tidur di sini"

"Papa belum pulang bi?" hanya gelengan hingga membuat Bee menghela nafas berat, sebelum menyeret langkah kakinya menuju anak tangga yang akan membawa nya ke kamar. Papa nya jika tidak pulang akan menginap di rumah mereka yang ada di tengah ladang sawit. Kalau di hitung selama setahun ini, papa nya sudah lebih sering tidur di kebun dari pada di rumah menemaninya.

Bee tahu, kepergian mama nya yang tiba-tiba menorehkan luka yang dalam di hati Hutomo. Saat pulang ke rumah, pernah suatu malam, saat Bee hendak mengambil air hangat di dapur papa nya sedang minum anggur dalam kegelapan tanpa ada cahaya lampu yang memang sengaja di padamkan nya. Setelahnya hingga mabuk pun, Bee pernah melihat Hutomo dengan minuman keras nya.

***

"Wajah mu masam amat, kenapa lagi?" tegur Lala saat pelajaran bahasa Inggris selesai, menunggu pergantian guru matematika.

"Ga papa La, cuman mikirin papa aku. Sekarang dia semakin jauh sama aku. Ga perdulian, bahkan mungkin dia udah lupa punya anak" jawabnya malas, meletakkan kepalanya di meja dengan tanan sebagai alas.

"Hei..gitu kamu ya, udah ga solid lagi ke kita, main rahasia-rahasia an ya" Tya menghentak kursi, biar biar bisa duduk di sampingnya. Niat untuk sekedar memejamkan mata batal, hingga Bee menegakkan tubuhnya."Apa lagi sih Ty?"

"Ga usah ngeles dan pura-pura ga tahu, kamu nembak Elang kan?" sahutnya nyolot.

Tentu saja Lala ikut menatap tajam pada Bee. Untungnya, hanya tinggal sedikit murid di dalam kelas, sebagian keluar untuk sekedar ke WC atau bahkan curi start ke kantin.

Tak bisa mengelak, sudah terkunci, Bee akhirnya menjawab dengan cengengesan. "Hehehe..kok tahu?" tanya nya dengan tampang bloon nya.

"Noh.." Tya menunjuk Caca yang sudah melipat tangan di dadanya.

"Ca..?" Bee menyipitkan sebelah matanya.

"Elang kasih tahu aku. Dia sampai hampir mati ketawa terus saat cerita tampang ku yang culun, yang nekat nembak dia. Aduh...please dong Bee, Elang itu selebriti sekolah kita, maaf bukan ngerendahin kamu, mana mungkin sih dia ngelirik?" terang Caca.

Kemarin Elang memang datang ke rumahnya, hanya untuk mewartakan kepedean sekaligus kebodohan Bee yang nembak di balik gedung perpustakaan. Bahkan Elang sampai menuturkan semua hal jelek yang dia lihat pada penampilan Bee. Tentu sebagai sahabat, Caca tidak terima, walau mereka sepupu, Caca marah dan mengusir Elang untuk segera pulang. Dia kesal, Don Juan itu seenaknya menghina sahabatnya. Namun yang paling membuat kesal, Bee bahkan tidak cerita pada mereka kalau selama ini dia menyukai Elang.

"Mau ngomong apa lagi?" tuntut Tya kesal.

"Iya maaf, aku salah. Aku ga berani cerita, karena kita udah janji, ga bakal cari pacar sampai SMA, sementara aku suka nya udah sampai ke ubun-ubun. Maafin aku ya kesayangan ku.." ucapnya menyatukan telapak tangan di depan dada.

Ketiga sahabatnya saling melihat satu sama lain, seolah dari gerik mata menanyakan, ini anak mau diapa in karena udah bohong. Namun karena Lala dan Caca sama-sama mengangguk, Tya pun paham.

"Ok, kita maafin, ini terakhir kalinya kamu ga jujur sama kita.." ucap Tya masih seram.

"Ah..syiaaaap.."

"Eits, tidak semudah itu, Munaroh, kamu harus traktir kita makan Mekdi sepuasnya.." sambung Tya lagi yang disambut manggut-manggut Lala dan Caca.

Hero

Kali ketiga Bee melirik jam di pergelangan tangannya. Udah hampir jam tujuh, Lala belum tampak wujudnya. Bee sudah mondar-mandir di depan rumah, memantau rumah di seberang jalan sana, namun belum ada tanda-tanda.

Dari arah rumahnya, Bee masih bisa melihat mobil Agya milik Lala terparkir di depan rumah mereka, yang tandanya Lala belum berangkat, tidak melupakannya, seperti dugaannya karena keterlambatan gadis itu menjemput dirinya.

Baru lah saat Bee ingin menghubungi Lala, gadis itu tampak keluar dari rumahnya, dan menyebarang menuju arah rumahnya. "Sorry, aku telat.."

"Lama amat sih La, ntar kita di setrap, lagi kalau telat. Udah ayo buru, mana mobilnya?"

"Nah itu dia, mau aku bilang, mobil udah di tarik, mau di jual, buat nambah modal mama buka resto katanya" ucap Lala tertunduk sedih.

"Ya ampun La, kok ga bilang dari tadi. Terus udah tahu gitu, kenapa kamu lama keluarnya?"

"Aku kan ngerengek dulu Bee, siapa tahu mama berubah pikiran, tapi nyatanya Zonk!"

"Ya udah yok, naik ojol aja!" putus Bee langsung mengarah ke aplikasi di ponselnya. Sebelum ke sekolah, mereka singgah dulu ke rumah Caca dan Tya yang tentu saja heran karena mobil lain yang datang menjemput mereka. Maka saat di mobil menuju sekolah, penjelasan Lala kembali bergema.

"Ya udah deh, emang kita bisa apa?" sahut Caca lesu.

"Ga usah sedih dong girls, kan ada Ojol, atau biar hemat, kita naik busway" ucap Bee menenangkan teman-temannya.

Jam istirahat adalah saat-saat paling membahagiakan buat para siswa. Begitu bel tanda istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan dari kelas masing-masing menuju kantin. Seperti predator yang kelaparan, semua menghambur memburu penjual jajanan.

Sekolah KUSUMAH, memang terdiri dari sekolah dasar hingga SMA dalam lingkungan yang sama, hanya di bedakan gedung-gedung kelas nya saja. Sayap sebelah kiri gedung SMP, sebelah kanan Gedung SMA, lalu di Utara kantor guru dan tata usaha, maka di bagian selatan, untuk sekolah dasar. Keseluruhan kantin di sekolah ini ada lima. Jadi saat istirahat yang pastinya bersamaan, kecuali anak sekolah dasar, semua murid dari setiap kelas berhamburan menyerang makanan yang di jajakan.

Bukan apa, pasal nya selain karena lapar, untuk mendapatkan bangku dengan posisi yang muantap juga harus cepat, kalau tidak, siap-siap aja untuk ngebakso sambil berdiri.

"Kita beruntung banget, kelas dekat kantin. Nih ya, lompat jendela juga nyungsep di kantin, buat dapat tempat duduk gampang" celoteh Tya yang diikuti tawa yang lainnya.

Saat menunggu pesanan mereka, mata Bee menangkap sosok yang selalu mampu mengirimkan getar ke hati nya setiap melihat pria itu. Kali ini Elang bersama Desi, anak cheerleader. Dengan mesranya, Elang menggenggam tangan Desi menuju kantin.

Dengan ragu-ragu, Bee melirik, kearah mereka, dengan wajah sedih, menundukkan kepalanya. Caca yang ikut menyaksikan pasangan sok iyes itu, menyikut Tya agar ikut melihat ke arah yang di tunjuk nya lalu melihat ke arah Bee.

"Udah, ga usah di pikirin, dia ga pantas buat mu" cibir Tya kesal dengan sifat Don Juan Elang. Mungkin kalau di survei, tiga per empat dari jumlah siswi di sekolah ini, pernah dia pacarin. Ya memang, Elang tampan, tubuhnya juga atletis, dan yang membuat gadis-gadis terpincut, Elang vokalis band yang sudah cukup terkenal di kota ini, dengan posisi sebagai pentolan band, vocalis sekaligus gitaris. Suara yang merdu serak-serak khas cowok macho dengan wajah tampan, menjadi pesona komplit dari seorang Elang Hermawan.

"Iya Bee, dia itu cowok be*ngsek, jauh dari cita-cita kita, punya cowok romantis dan penyayang, kayak Christian Grey.." sambung Caca penyuka film romantis barat.

"Habis gimana dong, aku suka nya sama Elang.." bisik Bee ingin menangis. Dia kadang kesal karena ketidak berdaya dirinya yang tidak mampu melupakan Elang, walau pun pria itu sudah menolak nya.

Walau dengan rasa sakit, Bee melihat kemesraan Elang bersama Desi, di sudut kantin. Dengan penuh keceriaan, Desi menyuapi bakso yang di terima Elang dengan semangat. Betapa sempurna nya penderitaan mu Bee..

Sepulang sekolah semua sepakat untuk mengerjakan tugas kelompok di rumah Caca. Kalau Bee pakar eksakta, Caca justru pujangga mereka. Nilai bahasa Indonesia selalu di pegang Caca sebagai yang tertinggi.

Namun saat break, karena lelah memikirkan konsep cerpen yang akan mereka buat sebagai tugas akhir sebelum mengikuti ujian akhir, Elang datang. Tya dan Caca lagi di belakang buat cemilan untuk mereka, sementara Lala ada di kamar mandi. Tinggal lah Bee yang ada di ruang tamu saat pria itu datang. "Hai Bee..lagi main apa belajar kelompok nih?" tanya nya melirik meja yang penuh buku berhamburan.

"La-gi buat tugas kelompok Lang..Caca ada di dapur" terang nya tak bisa mengalihkan pandangannya dari sosok jangkung itu.

"Hari ini kamu beda deh, makin cantik" ujarnya kini duduk seenak nya di samping Bee. Yang membuat Bee merasa tak nyaman, pasalnya takut Elang akan mendengar suara detak jantungnya yang bertabuh kencang.

"Kok menjauh sih Bee?kamu ga nyaman aku duduk di dekat mu?" ucap Elang, saat melihat Bee sedikit menjauhkan duduknya.

"Bukan gitu Lang.." tertunduk. Tuhan, penyiksaan banget dia di dekat ku, tubuh ku gemetaran...

"Bee.." dengan tanpa aba-aba, Elang menyentuh pipi sehalus kulit bayi itu, mengusapnya lembut. "Kamu cantik..aku terpesona..tetap lah menjadi Bee ku yang cantik..aku menyukainya.." bisik nya di telinga Bee sebelum akhirnya bergerak menuju dapur.

Bee masih berusaha menenangkan degub jantungnya. Apa yang di lakukan Elang sungguh berpengaruh pada dirinya. Sangat besar malah. Dari dapur terdengar sayup-sayup pembicaraan Caca dengan Elang. Tampak suara Caca terdengar menyalak pada Elang yang hanya meladeni dengan tertawa renyah. " udah, aku pamit, cuma mau nyampein titipan mama sama tante Ida" ucap nya di tengah ruangan antar dapur dan ruang tempat Bee berada hingga dapat mendengar dengan jelas.

Sejak kapan Bee menyukai Elang? Ok baik, ini kisah nya. Elang dan keluarga nya pindah ke lingkungan mereka dari kota Medan. Papa nya yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil, di pindahkan ke kota Pekanbaru. Saat itu Bee duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar, dan Elang kelas lima.

Tak hanya bertemu di sekolah, Elang dan Bee juga tetangga se- RT. Jadi saat mama dan papa nya sedang pergi bekerja, Elang dan kedua adiknya akan di titip di rumah Tante Ida, mama nya Caca yang adalah adik mama nya Gilang.

Semenjak itu, mereka jadi sering main bersama, hingga suatu hari, saat main kerajaan, Bee yang terpilih jadi ratunya, dan tentu saja si tampan Elang yang jadi raja nya. Se simple itu? ya, Bee cepat tersentuh dengan cara Elang memperlakukannya bak tuan putri, saat teman cowok seumurannya menganggapnya aneh.

"Ga usah di pikirin Bee, mereka cuman sirik, dan ga bisa melihat kecantikan mu di balik behel dan rambut merah kepang dua mu" begitu kata Elang membela nya saat anak-anak lain mengatainya. Wajar kalau Bee begitu klepek-klepek sama Elang.

Semenjak saat itu, bagi Bee, Elang adalah Hero nya. Namun semenjak masuk remaja, SMA tepatnya, Elang jadi jauh, malah tak melihatnya lagi. Namun Bee tetap pada tempatnya, menunggu Elang hingga pria itu menoleh dan sadar akan keberadaannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!