Nama ku adalah Yenako Kimoro, nama ku aneh kan??
Bagaimana tidak, karena nama itu aku selalu dibully temanku saat disekolah. Aku di bilang anak seorang penjajah lah, aku dibilang orang asing lah, tidak punya papa lah, banyak kata kata yang mereka lemparkan padaku. Aku selalu sendiri dan tidak punya teman.
Papa ku berasal dari Jepang,bernama Yushiku Kimoro, sedang mamaku berasal dari Indonesia dari daerah Bali bernama Ni Ketut Arumi. Bagaimana mereka bertemu sampai akhirnya menikah? Aku pun tidak tahu.
Aku lahir di Jepang, dan tinggal disana sampai usia 12 tahun. Aku dan mamaku pindah ke Indonesia. Mama harus merawat ibunya karena sedang sakit. Aku tidak mau ditinggal mama pergi, jadi aku diajak. Sedang papaku tidak bisa pergi karena harus mengurus usahannya.
Nenek dan Kakekku tinggal di Jakarta. Kakek mengurus usaha di Jakarta. Dan om Made(kakak mama) mengurus usaha yang ada di Bali.
Aku dan mama tinggal di Jakarta. Aku pun bersekolah di salah satu sekolah swasta di Jakarta. Mama mendaftarkanku masuk sekolah SMP. Aku menjalani beberapa tes dan lolos. Awal masuk aku baik baik saja. Aku lancar berbicara Bahasa Indonesia. Mamaku selalu melatihku bicara Bahasa Indonesia saat kami tinggal di Jepang. Jadi aku tidak kesulitan.
Namun beberapa bulan berikutnya semua menghindariku. Aku tidak tahu kenapa. Beberapa dari mereka membenciku. Apa salahku? Aku tidak pernah mengganggu mereka. Meski aku di jauhi aku tetap bertahan di sekolah hingga lulus. Aku berhasil menjadi siswi terbaik di sekolah, dengan nilai terbaik.
Mamaku mendaftarkanku di Sekolah SMA swasta elit. Lagi lagi dan lagi.. aku di Bully. Aku di dibilang hantu, karena kulitku yang putih. Tapi kan aku manusia, bukan hantu. Saat aku di bully, seorang gadis datang menolongku. Dia adalah Niken. Dia mau menjadi temanku. Dan hanya dia yang mau menerimaku.
Kami bersahabat sejak aku masuk SMA, sampai kita lulus. Tak ku sangka Niken kuliah di Universitas yang sama dengan ku. Kami beda jurusan. Niken mengambil jurusan hukum dan aku mengambil jurusan kedokteran. Kami pun masih beteman baik bahkan sampai kami lulus dari Universitas.
Usiaku kini sudah menginjak 23 tahun. Aku diterima bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta. Papa selalu datang menemuiku sebulan sekali. Papa membujukku kembali. Aku tidak mau. Aku sudah kerasan tinggal disini.
Mamaku telah kembali ke Jepang saat aku masuk SMA. Mama hanya 3 tahun tinggal di Jakarta. Mareka terus menerus meminta aku kembali ke Jepang. Tapi aku tetap gigih tidak mau. Saat libur aku pulang ke Jepang. Bagaimanapun aku juga merindukan kakek nenekku di Jepang.
Aku mengambil cuti 2 minggu untuk berlibur dengan pacarku, Dia seorang yang tampan dan menawan, blasteran Indonesia Belanda bernama Derenwin Luiso. Aku biasa memanggilnya Erwin.
Kami akan ke Roma. Aku sangat senang.
"Aku seneng banget kamu bisa pergi nemenin aku" aku merangkul erat lengan Erwin.
"Sayang, apapun untukmu" menjawabku dengan senyum tampan.
"Ahh.. so sweet, i love you" jawabku tersenyum.
"I love you too, baby
Di Roma kami bersenang senang, Aku dan Erwin sangat menikmati perjalanan kami.
Harapanku bersama Erwin pupus sudah, kejadian buruk menimpaku.
Aku mendengar suara ketukan pintu, aku pikir itu Erwin. Dia mungkin kesepian dan butuh teman. Aku buka pintu kamarku dan aku kaget mulut dan hidungku di bungkam dengan kain.
Kepala pusing, mataku berat.
Saat aku membuka mataku, aku sudah ada di ranjang, aku mengusap mataku. Aku kaget ini bukan ranjang kamarku.
Aku melihat disampingku, seorang pria asing.
Aku melihat bajuku dilantai, aku meraba selimut yang menutup badanku, aku mengintip dalam selimut.
Aku menangais kencang, aku pergi ke Roma dengan Erwin kenapa berakhir disini dengan orang asing?? aku bersama siapa?? Aku terus menangis.
"Hei, diamlah! aku akan menikahimu, kau bisa jadi istriku"
kata pria disampingku.
"apa?? menikah?? istri??" aku kaget.
Apa aku mimpi?? ini mimpi buruk.
"ahhhhh aku pasti sudah gila" aku mengacak acak rambutku frustasi.
Bagaimana bisa aku menikah dengan orang yang tidak aku kenal? Wajahnya memang tampan tapi lebih cocok jadi pamanku. Dia lebih tua dari Erwin.
Aku harus bagaimana??.
Hiks ..
Hiks..
Hiks..
[Selamat Membaca😘]
°•Yenako•°
Aku dan Erwin dalam perjalan ke rumahku. Kami akan ke Roma untuk berlibur, aku sudah mengambil cuti 2 minggu di rumah sakit tempatku berkerja.
Erwin: kamu senang?
Yenako: terntu saja aku senang.
Erwin adalah kekasihku. Usia ku dan Erwin hanya selisih 2 tahun. Saat ini Erwin berusia 25 tahun dan aku 23 tahun.
Erwin sedang dalam masa percobaan bekerja di perusahaan papanya.
Aku baru 1 tahun berpacaran dengan Erwin. Dan Erwin tak pernah macam macam dengan ku. Paling jauh kami hanya berciuman.
Erwin itu tipe orang yang romantis. Dia orang yang baik dan hangat. Aku menyukainya. Dia selalu menjagaku. Kami pun sampai di rumah ku.
Yenako: kamu masuk dulu, bertemu kakek dan nenekku.
Erwin: Tentu, calon cucu menantu harus sopan. (Tersenyum)
Yenako: jangan terlalu percaya diri, siapa yang ingin menikah denganmu?
Aku berjalan masuk ke rumah, Erwin mengikutiku.
Yenako: Kakek, nenek.. (aku memeluk dan mencium mereka, seperti biasa)
Erwin: Hallo oma opa
"Hallo tampan" kata nenek.
"Kamu semakin tinggi dan gagah" kakek memuji
Erwin: Hahaha.. oma opa bisa saja (sedikit malu)
Yenako: Kek, nek, Yena mau ambil koper dulu ya
Aku berlari menyusuri tangga rumah menuju kamarku. Aku masuk dalam kamar, meraih koper dan menariknya keluar kamar. Saat akan turun tangga aku melihat Erwin naik dan meraih koperku. Dia membawakan koperku turun.
Aku berpamitan pada kakek dan nenek.
Kami pun pergi ke bandara.
Erwin: kamu sakit?
Yenako: aku hanya sedikit pusing, mungkin karena tadi tidak sarapan.
Erwin: (terkejut) Apa?? Kamu belum sarapan??
Mobil berhenti di minimarket, Erwin keluar dari mobil dan masuk kedalam. Aku tak menghirauka, kepalaku pusing. Jadi aku memilih untuk tidur.
Pintu mobil terbuka, Erwin masuk ke dalam mobil. Mobil kembali berjalan. Erwin membawa bungkusan. Dia membelikanku roti. Dia mengambil roti dan membuka bungkusnya, lalu menyuapkan roti padaku. Aku tersenyum dan mengambil roti di tangannya. Erwin memegang tanganku.
Erwin: Aku mau suapain kamu. (tersenyum tampan)
Yenako: Hmm.. (melahap roti dan mengunyah)
Erwin menatapku, dia mengelus lembut kepalaku dan mencium keningku.
Erwin: Jangan sampai sakit, aku akan sedih jika kamu sakit
Aku hanya mengangguk mengiyakan. Aku makan habis roti itu dan minum air putih yang diberikan Erwin. Dia merangkulku, menyandarkan kepalaku dibahunya.
Erwin: Tidurlah, sampai bandara aku bangunkan
Yenako: Iya.. (menutup mata)
Aku mendengar suara Erwin memanggilku. Aku membuka mataku.
Yenako: Emh.. aku lemas, dan malas
Erwin: Ayo,kita sudah sampai. Kita harus cepat masuk
Erwin menggandeng tanganku, supirnya membawakan barang barang kami. Didalam pesawat aku kembali tidur. Erwin memegang tanganku erat.
♡♡♡♡♡
[ROMA]
°•Yenako•°
Setelah perjalan yang panjang dan melelahkan. Akhirnya kami sampai. Erwin membawakan koperku masuk dalam kamarku.
Erwin: Kamu istirahat dulu, nanti kita akan pergi jalan jalan. Kamar kita bersebelahan. Jika ada apa apa kamu panggil aku ya (berkata lembut)
Yenako: Oke, kamu juga istirahat ya
Aku mengantarnya ke pintu. Aku menutup kembali pintu kamarku dan berlari ke ranjang. Aku sangat lelah, aku menutup perlahan mataku dan terlelap tidur.
Lama aku tidur, aku membuka mata dan menatap jam di meja hotel. Sudah jam 5 sore. Aku bangun dan merenggangkan otot ototku. Aku membuka jaketku, dan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah mandi aku keluar dan berganti pakaian. Aku menyisir rambutku, pintu kamar ku dikrtuk.
Tok.. tok.. tok..
Aku berjalan dan membuka pintu.
Yenako: Erwin, masuklah (Erwin masuk ke dalam kamar)
Erwin: Kamu baru mandi??
Yenako: Yaaa..
Erwin: Kamu sudah siap, aku akan ajak kamu jalan jalan
Yenako: Selalu siap (mengembangkan senyum cantik)
Erwin: Kamu sangat lucu Maruko (menggoda)
Yenako: Aku Yenako, bukan Maruko (kesal)
Erwin: Hahaha.. iya iya, aduh jangan suka marah, nanti cantiknya hilang bagaimana? (mengusap wajah Yenako)
Yenako: Jangan pegang pegang, aku masih kesal padamu.
aku mengambil hpku dan pergi kekuar kamar. Erwin mengejarku,
Erwin: Hei, Yena tunggu
Yenako: tidak mau..
Aku berjalan cepat menuju Lift. Aku menunggu di depan lift. Erwin merangkulku dan memcubit pipiku pelan.
Erwin: Berani ya jauh jauh dari aku
Yenako: berani lah, aku bukan anak kecil tau
Erwin: Hmm.. ntar di culik tau rasa lho
Yenako: mau cari mati menculik anaknya Tuan Kimoro??
Aku dan Erwin masuk dalam lift. Kami turun ke bawah. Pintu lift terbuka, kami keluar. Erwin menggandeng tanganku erat, kami keluar dari hotel menuju taman kota. Aku melihat air mancur.
Erwin: jika malam akan ada kembang api
Yenako: Ah benarkah?? Ayo kita kesini nanti malam (senang)
Erwin: Oke oke, ayo kita beli cemilan dulu
Erwin dan aku berkeliling melewati pedang pinggir jalan. Kalo di Jakarta disebutnya PKL. Aku duduk dengan Erwin.
Erwin: Kamu mau apa
Yenako: Aku mau kentang goreng, aku sedang diet.
Erwin: tidak perlu diet! Badan tinggal tulang masih diet, tunggu disini. Aku belikan (mengomel)
Erwin pergi dengan mengomel. Emang apa salahnya diet? Dasar peria. nanti wanita nya gendut di tinggal selingkuh! Kurus diomelin. Maunya apa dong?
Aku juga mengomel sendiri seperti orang gila.Erwin datang membeli kentang goreng, roti isi, hotdog, dan minuman.
Yenako: Banyak sekali?
Erwin: agar kamu gendut
Yenako: aku tidak mau gendut. (menggelengkan kepalaku)
Erwin: Kamu terlalu kurus honey (kesal)
Yenako: Nanti aku gendut, kamu selingkuh.
Erwin: Mana ada, aku mencintaimu. Cuma kamu. M-A-R-U-K-O (menekan pipi Yenako)
Yenako: YENAKO, bukan MARUKO
(menatap tajam Erwin,kesal)
Selalu bilang Maruko Maruko!! Seenaknya ganti ganti nama orang, belum pernah bertemu papa. Nanti kalau bertemu papa hmmm.. abis mulut dicincang dengan pedang samurai.
Erwin: Kamu masih sakit?
Yenako: sudah baikan. Kamu tenang saja
(memegang tangan Erwin)
Erwin: Aku takut kamu sakit (mencium punggung tangan Yenako)
Yenako: Aku baik sayang, ayo kamu juga makan, ayo buka mulut.. (menyuap Erwin kentang)
Erwin membuka mulutnya dan menggigit kentang di tanganku. Dia tersenyum padaku. Dia menyuapku roti isi. Aku melahap roti isinya. Erwin mengeluarkan ponselnya.
Erwin: Ayo kita mengambil foto disini.
Aku mendekatkan wajahku pada Erwin. Kami berforo bersama, kami mengambil beberapa gambar.
Erwin: Kamu cantik Yena
Yenako: pasti, Yenako.. (menyombongkan diri sendiri)
Erwin: (mencium kilas pipi Yenako) Aku mencintaimu, jika aku lolos dan bisa jadi direktur perusahaan. Ayo kita menikah
Yenako: tidak mau, umurku masih muda. Menikah nanti saja jika aku sudah siap. Umur 30 mungkin?
Erwin: umur 30 terlalu tua, kita tidak bisa punya banyak baby.
Yenako: dua anak cukup
Erwin: Program Indonesia itu, kalau di Luar negri mau belasan sah sah saja. Oh ya, kamu tidak ingin pulang ke Jepang?? Tidak rindu papa mamamu?
Yenako: pasti rindu. Jika aku balik ke Jepang, kamu bagaimana?? "
Erwin: Ya aku pindah, urus kantor cabang disana.
Yenako: Sungguh? Ah.. tapi nanti dulu, aku tunggu direktur rumah sakit sulu. Mau cuti saja ditahan tahan, tidak boleh.
Erwin: apa direkturmu menyukaimu?
Yenako: Iya, aku di ceramahin, Dia bilang begini (Yena cantik, hati hati dengan para pria. semua lelaki itu buaya, kecuali saya, saya kan selalu menjaga kamu dan melindungin kamu, saya sampai takut kulit mu yang putih mulus tergores) aneh kan??
Erwin: Kamu terlalu cantik Yena
Yenako: sungguh?
Erwin: tentu saja, yang bicara kamj jelek matanya buta. Sepertiku yang buta, karena silau melihat kecantikanmu
Yenako: Hahaha.. kamu lucu banget sekali, Belajar dari mana melawak?
Erwin: Lihat tv, hahaha... (tertawa keras)
Yenako: Hahahaha.. (tertawa)
Astaga, aku sangat senang. Erwin selalu membuat ku tertawa. Selesai makan kami kembali melihat air mancur dan kembang api. Wow.. indah banget! Aku puas lihatnya. Karena sudah malam kami kembali ke hotel.
Erwin: kamu masih lapar? (Tanya Erwin)
Yenako: tidam, apa kamu lapar?? (Balik bertanya)
Erwin: tidak sayang, aku masih kenyang. kita istirahat aja. Besok jalan jalan lagi, oke??
Yenako: Oke.. (tersenyum senang.)
Kami sudah sampai di depan kamar. Kamar ku 106. Dan kamar erwin 105. Erwin mencium bibirku lembut. Aku melepas ciuman mencium pipi Erwin kilas.
Yenako: Bye sayang, mimpi indah yah (mengedipkan satu mata)
Erwin: Kamu juga mimpi indah sayang, selamat malam.. (mencium kilas kening Yenako)
Aku masuk kedalam kamar, Erwin juga.
Aku menutup dan mengunci pintu kamar, lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci muka. Selesai cuci mukandan mengeringkan, aku keluar dan naik ke ranjang, aku menyandarkan badanku ke bantal. Rasanya nyaman. Aku menutup mataku, dan tertidur.
Thankyou😘😉
Jangan lupa beri like dan isi kolom komentar.
°•Yena•°
Aku mendengar suara pintu kamarku diketuk. Aku bangun dan mengusap mataku beberapa kali.
"Aduh siapa sih? Pasti nih Erwin"
Dengan langkah malas aku berjalan ke arah pintu. Aku buka kunci kamar dan aku buka lebar pintu kamarku.
"Ada apa sih? Kamu .."
Mukutku dan hidungku dibekap, aku sempat memberontak. Kenapa ini? Kepalaku pusing dan magaku terasa berat tidak bisa dikendalikan. Pandanganku menjadi gelap.
Aku bangun dan msmbuka mataku. Aku langsung bangun mslihat sekitar. Ini dikamar tapi bukan kamar ku. Lalu ini kamar siapa?? Aku melihat baju, bra, dan cd ku. Aku langsung mengintip dalam selimutku. Aku melihat samping ranjangku. Aku melihat seorang pria dewasa tidak memakai baju.
Aaaahhh...
Tangisanku pecah, aku takut. Bagaimana ini? Aku mengangis memeluk selimut.
"Berisik banget sih!! Gangguin orang tidur aja, nggak usah nangis lah, aku akan tanggung jawab, aku akan menjadikanmu istri ku"
Kata pria disampingku dengan santai.
Aku berhenti menangis dan menatapnya pria itu tajam. Aku kerutkan keningku.
"Apa?? Istri??"
Aku kaget, bagaimana bisa aku menikah dengan pria asing? Aku pasti sudah gila, aku harus bagaimana? Aku putus asa.
Pria itu bangun dan membuat aku kaget.
"Aku akan menikahimu, kau akan hidup layak denganku"
"Tunggu paman, sepertinya ini ada salah paham, aku nggak kenal sama paman, dan aku nggak kekurangan uang sampai harus jadi istri paman supaya hidup layak" aku bicara dengan nada kesal.
"Lalu? Kenapa kau menjual dirimu pada Peter?" Paman itu menatapku dingin.
"Peter? Siapa Peter? Aku tidak kenal"
Aku membantah.
Aku melihat paman itu mengambil hp nya dan melakukan panggilan video.
"Boss.. maaf, anak buahku salah membawa barang"
"Apa??" Paman itu terkejut.
"Ini dia sedang ada bersamaku sekarang, anak buah ku salah kamar. Kamar yang dipakai gadis ini adalah kamar 109. Maaf boss.. akan aku kirim barangnya sekarang"
"Tidak perlu! Kau ambil saja bayaranmu"
Paman itu melempar hpnya.
"Siapa namamu?" Paman itu bertanya.
"Yena"
"Nama lengkapmu" suaranya meninggi.
"Yenako Kimoro"
"Ini bukan kesalahanku jika kau berada disini! Aku juga sebenarnya tidak melakakan apapun padamu semalam" menjelaskan.
"Tidak melakukan apapun?"
Aku teringat, pasti akan ada noda darah jika aku melakukannya. Aku dengan cepat berdiri dan melihat ranjangku, tidak ada noda apapun. Eh benar, paman ini tidak bohong.
"Tapi paman, bagaimna kau jelaskan tentang ini?"
Aku memungut bajuku dan menunjukan pada paman itu.
" ya aku hanya ingin lihat saja, aku mabuk semalam, tapi aku masih bisa mengontrol diriku" paman itu menyandarkan badanya ke bantal.
" dasar paman mesum!!"
Aku membawa bajuku ke kamar mandi. Aku menyalakan shower dan mandi. Hari ini benar benar sial!!
Aku keluar dari kamar mandi. Aku melihat paman itu masih duduk beesandar bantal.
Aku akan kembali ke hotelku, yang perlu aku lakukan adalah pergi dari sini. Paman itu berdiri dan berjalan ke arahku. Astaga paman itu hanya memakai boxer.
Dia berdiri di depanku. Aku hanya menunduk tak menatapnya. Dia mengangkat daguku. Aku terpaksa melihat kearahnya. Wajahnya tampan. Warna matanya coklat dan bercahaya. Paman yang tampan. Aku menepis tanganya dan menjauh.
Aku melangkah pergi, tanganku ditarik. Aku dipeluk dari belakang.
"Kamu tidak bisa pergi, kamu sudah menjadi milikku"
Aku melepas tangannya dan membalikan badan.
" aku tidak merasa menjadi milikmu paman! Aku sudah punya kekasih. Kita anggap saja semua ini hanya kesalah pahaman"
Aku pergi melangkah.
"Apa kamu tau kita dimana? Kita ada di inggris sekarang"
Aku menghentikan langkahku. Paman mendekatiku dan mengejekku.
"Kamu yakin mau pergi keluar? Jika kamu menurut aku akan mengantarmu pulang dengan selamat"
Paman itu mendekatkan wajahnya ke wajahku. Jantungku berdebar. Paman ini sangat tampan. Aku memalingkan wajahku. Dan hanya diam.
"Kamu tunggu, aku akan mandi"
Paman masuk dalam kamar mandi. Aku duduk di sofa dan bersandar. Aku memikirkan nasib burukku. Tak lama paman keluar dan bersiap. Bahkan dia tidak malu berganti pakaian di depan seorang gadis seperti ku.
[Selamat Membaca😘]
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!