NovelToon NovelToon

Cinta Sang Istri

Episode 1

Kisah berawal dari seorang remaja, yang bernama RAKA berumur 17thn dan masih sekolah SMA. Yang saat ini sedang dalam perjalanan menuju kampung halamannya. Karena, saat ini dia sedang liburan sekolah.

Didalam perjalanan, didalam bus, remaja ini memperhatikan pemandangan yang begitu ia rindukan... Gunung, Bukit, dan Hutan. Yang masih begitu sangat indah! dengan suasana yang mulai sejuk. Karena, kampung halaman remaja ini memang berada di daerah perbukitan.

Sesampainya di kampung halamannya, remaja ini langsung menuju rumahnya, sambil disambut para warga yang cukup mengenalnya.

"tok...tok..." suara pintu diketuk.

Lalu, tak lama dibuka oleh seorang Ibu dan disambut pelukan oleh Raka sambil berkata

"Ibu... Raka kangen sama Ibu, apa Ibu baik-baik saja?"

Ibu Raka pun hanya mengangguk, sambil ada air mata sedikit di sudut mata Ibunya.

"hayu.. hayu... masuk sayang! berangkat jam berapa kamu dari sana? kok, gak kabarin Ibu dulu sih, kalo mau datang!" berkata Ibu Raka sambil memegang tangan putranya.

"bukh"

Suara tas yang dilemparkan Raka ke kasur, sambil merebahkan tubuhnya yang sangat lelah dalam perjalanannya.

Besok paginya, Raka terbangun dan melihat jam menunjukkan jam 9 pagi. Raka langsung mencari Ibunya yang berada di dapur.

"Bu... Raka mau main yah mau ketemu Ryan" berkata Raka kepada Ibunya, sambil masuk ke kamar mandi.

"iya... tapi makan dulu, yah! yg sudah Ibu siapkan dimeja!" balas Ibu Raka, sambil memotong sesuatu didapur.

***

"Ryan..." panggil Raka dari kejauhan.

Ryan Pun menoleh dan dia tertawa, sambil berkata

"kapan pulang kamu...?"

"kemarin sore!" jawab Raka singkat.

Dan mereka pun berjalan bersama.

Ryan ini, teman masa kecilnya Raka, saat masih di SMP.

Mereka berjalan sampai di jembatan, mereka berhenti sejenak sambil ngobrol-ngobrol mengenang masa lalu mereka dan menceritakan pengalaman mereka masing-masing.

Sampai tiba pada malam hari, saat Ryan berada dirumah Raka, sambil bermain gitar...

"Laper nih! makan mie enak kali yah?" berkata Raka kepada Ryan.

"Boleh juga! tapi kamu yang beliin yah!" jawab Ryan sambil tertawa kecil.

"mmmhhh... iya-iya..." jawab Raka. Dan mereka pun tertawa bersama.

Sambil berjalan ke warung, mereka sambil mengobrol tentang wanita.

"Ryan, kamu dah pacaran belum?" tanya Raka.

"Belum, kamu sendiri bagaimana?" jawab Ryan.

"Sama dong." sahut Raka.

"Kenapa belum? bukannya, cewek kota     cantik-cantik, yah?" Tanya Ryan.

"iya gak juga sih, sama sajalah kalau soal cantik tidaknya, tergantung selera. Hanya saja saya belum dapat." jawab Raka.

"ohh gtu, yah sudah umur kita juga masih muda ngapain terlalu dipikirin sih..." sahut Ryan sambil menepuk pundaknya Raka.

Tak lama, mereka pun sampai di warung.

"beli...!" berkata raka agar penjaga warung keluar yang saat itu warung tidak ada yg berjaga.

Lalu tidak lama berselang, keluarlah seorang wanita yang cantik rupawan. Keluar sambil berkata

"iya...beli apa...?"

keadaan hening sejenak, saat Raka memperhatikan wanita ini.

Lalu...

"hei... hei... mau beli apa, 'katanya!'" berkata Ryan, sambil menepuk pundaknya Raka.

Lalu, tersentak kaget, Raka Pun menjawab sambil agak grogi...

"beli mie goreng, yah, satu!" jawab Raka setelah sadar dari terkejutnya itu.

"katanya mie rebus... terus kenapa beli satu lagi, mienya..." sambil menggerutu Ryan kepada Raka.

"ehh iya... mie rebus 2 yah, bukan mie goreng... maaf yah" berkata Raka kepada wanita penjaga warung itu.

"ohh, mie rebus 2. Baik, tunggu yah!" jawab wanita itu sambil tersenyum yang membuat Raka lebih terpana.

Setelah itu, mereka langsung kembali pulang ke rumah Raka, untuk memasak mie yang baru mereka beli. Dalam perjalan pulang, Raka menanyakan wanita itu kepada Ryan.

"wanita yg tadi itu siapa yah... kok aku baru melihatnya...?" Tanya Raka dengan antusias.

"ohh...itu Rani keponakan pak Rohim(pemilik warung). Jelas kamu belum tahu, karena dia tinggal disini setelah kamu pergi ke kota." jawab Ryan sambil sesekali melihat kearah wajah Raka.

"oh gitu... pantesan aku baru melihatnya... terus awalnya dia dimana...? kenapa sampai bisa tinggal disini...?" Raka terus bertanya tentang Rani.

"dia SMPnya di kampung Ibunya dulu, setelah Ayahnya meninggal, Ibunya harus pergi kekota, untuk mencari pekerjaan. Jadinya, dia dititipin sama pak Rohim, kebetulan Ayahnya dan pak Rohim adalah adik kakak." Ryan menjelaskan dengan santai pada Raka.

***

Sambil memakan mie yang sudah mereka masak. Raka Pun terus menanyakan tentang Rani, sampai akhirnya Ryan berkata "kamu kenapa bertanya tentang dia melulu sih! kamu suka yah? hayoo..." sambil menggoda Raka.

"hehe... tidak, saya hanya ingin tahu saja, soalnya dia tampak berbeda saja buat saya!" jawab Raka kepada Ryan. Dan obrolan pun berlanjut sampai mereka mengantuk dan tertidur.

Pagi harinya, Raka terbangun dan Ryan pun sudah tidak ada dirumahnya lagi. Raka tau, kalau Ryan pagi-pagi harus mencari rumput untuk ternak mereka dan kayu bakar untuk neneknya memasak... Karena, kehidupan Ryan tidak seberuntung Raka yang agak berkecukupan. Karena Ryan hidup, hanya dengan Kakek dan Neneknya saja. Karena orang tua Ryan sudah meninggal dunia saat Ryan masih SD.

Tak terasa, waktu pun berlalu dengan cepat dan tanpa sadar, liburan Raka Pun sudah mau berakhir. Saat Raka sedang makan malam bersama Ibunya...

"besok, kamu mau berangkat jam berapa nak...?" tanya Ibu sambil mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk Raka makan.

"berangkat kemana Bu...?" jawab Raka dengan wajah sedikit agak bingung.

"loh... kamu gimana sih... 'kan kamu bilang, liburan hanya seminggu. Berarti senin masuk, 'kan? terus, katanya kamu mau pulang hari sabtu, biar hari minggu bisa istirahat dulu..." Ibu menjelaskan sambil duduk di depan Raka.

"oh iya yah... Raka hampir lupa Bu... besok sore aja kali yah Bu... biar sampai dikota agak malaman, biar bisa langsung istirahat nantinya disana." Jawab Raka yang baru teringat akan liburan sambil siap untuk menyantap makanan.

"ya sudah kalau begitu... nanti setelah makan, belikan Ibu obat sakit kepala yah... di warung Pak Rohim." ujar Ibu sambil berdiri dan berjalan kedalam Kamarnya.

"baik Bu." ucap Raka.

Setelah makan, Raka langsung pergi ke warung Pak Rohim, untuk membelikan obat, untuk Ibunya. Tapi, saat mau tiba di warung, dari kejauhan, Raka melihat Rani dan Ryan, sedang duduk bersama di depan warung, sambil ngobrol. Entah apa yang diobrolkan oleh Ryan dan Rani. Tapi, karena didalam hati Raka, yang sudah mulai suka dengan Rani. Raka pun tidak berpikir jernih. Lalu Raka pun kembali dan pergi ke warung yang agak jauh, sambil berpikir kalo Ryan dan Rani ini berpacaran. Karena, kalau diingat-ingat lagi. Ryan ini tau banyak hal tentang Rani, saat dia bertanya tentang Rani selama ini.

Pagi pun tiba, jam menunjukkan jam 8 pagi. Raka bersiap-siap untuk pergi dari kampung halamannya dan kembali ke kota. Karena liburannya yang sudah berakhir. Pagi itu, Raka memutuskan untuk pergi pagi-pagi saja. Karena, atas apa yang telah ia lihat semalam.

"Nak..." Ibu berkata kepada Raka dengan wajah heran. Karena melihat anaknya sedang membereskan pakaian dan bersiap untuk pergi.

"kamu mau pergi sekarang...? bukannya nanti sore kata kamu...?" bertanya Ibunya kepada Raka.

"Raka berangkat sekarang saja Bu... Raka baru ingat, ada janji sama teman dikota" jawab Raka singkat kepada Ibunya...

Lalu, Raka pun kembali ke kota.

Siang harinya, Ryan datang ingin menemui Raka, untuk mengajaknya bermain seperti biasanya...

"Raka...Raka...?" panggil Ryan didepan rumah Raka.

Lalu, Ibu Raka pun keluar..

"Raka, sudah pulang tadi pagi Ryan! memangnya, dia gak pamitan sama kamu...?" Ucap Ibu Raka dengan memasang wajah bingung.

"ohh, sudah pulang yah Bu... ya, sudah kalau begitu Ibu... saya pamit." Jawab Ryan dengan Raut wajah yang sedikit kecewa.

Dengan wajah heran dan bertanya-tanya dalam pikirannya. Kenapa, sahabatnya ini pergi tanpa berpamitan dengannya.

Ryan Pun berjalan pulang ke rumahnya.

Semenjak itu, Raka dan Ryan tidak pernah bertemu kembali. Dikarenakan Raka yang tidak pernah kembali ke kampung halamannya dan tidak lama berselang Ibu Raka pun menyusul anak dan suaminya ke kota.

Episode 2

Setelah 5 tahun berlalu...

Raka, yang saat ini telah bekerja di salah satu perusahaan. Ada anak buahnya yang sedang melaporkan pekerjaannya kepada Raka. Ternyata, Raka saat ini sudah menjadi manager dalam salah satu perusahaan Batu Bara terbesar saat itu.

Waktu terasa cepat berlalu, dan jam pun sudah menunjukkan jam 5 sore. Saat itu Raka yang masih berada dalam kantornya, yang masih mengerjakan pekerjaannya.

"tok..tok.." suara pintu diketuk dari luar

"masuk!" jawab Raka dari dalam kantor.

Dan ternyata itu sekretaris Raka, yang mau izin pulang kerja, sambil mengingatkan bahwa sekarang sudah jam 5 sore.

Diketahui bahwa Raka ini seorang yang selalu lupa akan sesuatu, bila dia sudah serius saat mengerjakan sesuatu pekerjaan, apapun itu.

"Maaf Pak... sekarang sudah jam 5 sore! saatnya pulang kerja!" sekretaris itu berkata kepada raka.

"oh...iya maaf... ya sudah, kamu tunggu saya di bawah yah! sebentar lagi saya menyusul!" jawab Raka sambil menepuk dahinya dan melanjutkan pekerjaannya, yang memang saat itu hampir selesai.

Berselang waktu, sekretaris itu pun keluar dan saat menekan tombol lift, ada yang memanggilnya...

"Ratna... hei... tunggu aku!?" panggil seseorang wanita, yang baru keluar dari salah satu ruangan.

"yah! hayuk!" jawab Ratna singkat.

Ternyata, itu temannya Ratna yang bernama Dian. Saat mereka ngobrol di dalam lift, karena saat itu kebetulan hanya mereka berdua, yang berada di dalam lift tersebut.

"Lakimu mana kok tumben gak barengan! lagi berantem yah?" goda Dian.

"Pak Raka maksudmu? dia masih di kantornya, katanya... dikit lagi pekerjaannya selesai tanggung. Biasalah... dia kalau sudah serius yah gitu deh..." jawab Ratna.

"iya sih... tapi dia hebat yah, masih muda, sukses, dan belum nikah... andaikan aku jadi kamu Ratna!" ucap Dian.

"maksudnya, jadi aku apa?" Ratna sambil melihat wajah temannya.

"yah, punya kekasih kaya Pak Raka gitu... hehehe" ucap dian kembali sambil menggoda Ratna.

"hush... ngawur saja kamu, kalau ngomong! andai ada orang lain yang dengarkan, gak enak nanti sama Pak Rakanya! Lagian juga, siapa yang pacaran sama beliau!" jawab Ratna dengan wajah agak kesel sedikit.

"iyah... iyah... kamu selalu saja menjawab dengan jawaban yang sama... bukanlah... gak mungkinlah... mimpilah... ini... itu dan sebagainya." ucap dian sambil tersenyum menggoda Ratna.

"hahahaha" mereka tertawa bersama, sambil berjalan menuju lobby. Dan, mereka berdua duduk di sofa yang ada di lobby, sambil meneruskan obrolannya.

Disaat itu pun, Raka yang sudah mulai selesai dengan pekerjaan, sedang merapikan beberapa berkas dan bersiap pergi keluar kantornya, Dan menuju lift untuk turun kebawah menyusul Ratna.

Saat pintu lift akan tertutup dia melihat seorang yang lewat didepan pintu lift memakai seragam kurir dan memakai topi, wajahnya tampak gak asing buat Raka, dia ingin menghentikan pintu lift itu tapi sudah terlambat.

Pintu lift pun tertutup dan mulai turun.

Di Dalam lift Raka terus memikirkan seorang kurir tersebut. Sampai dia tiba di lobby.

"Ratna... ayo!?" panggil Raka singkat kepada sekretarisnya.

"Oh... baik pak!" jawab Ratna.

Dan Ratna pun izin pamit, kepada temannya itu. Dan langsung menuju tempat berdirinya Raka.

Tidak lama berselang, datang sebuah mobil berwarna hitam mewah, yang berhenti tepat di depan Raka dan Ratna.

Lalu dibukakan pintu oleh keamanan gedung perkantoran itu, sambil berkata.

"Selamat Sore, Pak?" ucap satpam kepada Raka.

"Sore!" jawab Raka singkat sambil memberikan uang tips sebesar 50rb dan langsung masuk kedalam mobil tersebut.

Diketahui pula, bahwa Raka ini, salah satu orang yang sangat baik di lingkungan perkantoran itu.

Walaupun dia seorang manajer, tapi dia tetap mau mengobrol dan berbincang- bincang sama pegawai-pegawai disana, apapun pekerjaannya.

Malah, sempat dia keliatan merokok bersama tukang sampah di halaman kantor.

Karena Raka ini seorang perokok yang kuat.

Saat dijalan, yang belum cukup jauh dari kantornya, karena dikota dan jam pun sudah waktunya jam pulang kerja.

Seperti biasanya, jalanan pun sangat macet. Saat Raka melihat ke kaca samping, tanpa sengaja, dia melihat lagi orang pengantar paket itu.

Dan kebetulan, orang itu pun menoleh ke kaca mobil, yang ternyata Raka berada didalamnya.

Sontak akhirnya Raka pun mengenalnya, dan dia adalah Ryan.

Teman masa kecilnya dulu.

Saat Raka mau membuka jendela, Ryan Pun bergegas jalan. Karena, Ryan saat itu belum tau bahwa dirinya diperhatiin dari dalam mobil.

"Ratna!? catat plat nomor motor kurir itu!?" sambil menunjuk ke arah Ryan yang sudah mulai agak menjauh.

"hah! ba-baik pak!" jawab Ratna, terkejut sambil membuka tas, mengambil buku dan mencari alat tulis.

Lalu, Ratna punya inisiatif untuk memfoto dengan Handphone yang dimilikinya. Tapi karena sudah agak jauh dan terburu-buru hasil fotonya pun agak kurang jelas.

"Ada apa yah Pak? apakah harus saya kejar Pak...?" ucap dari supir Raka.

"Tidak apa-apa! tidak usah dikejar! lagi pula ini sedang macet, nanti akan mengganggu pengguna jalan lainnya!" jawab Raka kepada supirnya.

"Baik Pak kalau begitu!" jawab supir singkat.

Selang waktu berlalu, ternyata yang dilihat Raka memang benar. Itu adalah Ryan yang saat ini sudah bekerja juga di kota, menjadi kurir pengantar paket.

Tibalah Raka dan Ratna di rumah,

sambil keluar dari dalam mobil, Raka meminta Ratna, untuk mengingatkan jam 9 malam, dia akan bertemu dengan seseorang.

"Ratna, nanti tolong ingatkan saya jam 9, yah! saya ingin bertemu seseorang!" ucap Raka sambil berjalan memasuki rumahnya.

"Baik Pak!" jawab singkat Ratna, lalu berjalan dibelakang Raka, sambil melihat punggung Raka.

Saat ini Ratna dan Raka memang tinggal dalam satu rumah yang memang, rumah itu cukup besar.

jam 9 malam pun tiba,

"tring...tring...tring..."

Ponsel Ratna pun berbunyi, tanda pengingatnya sudah menunjukan jam 9. Saatnya untuk mengingatkan Raka akan janjinya.

Ratna pun bergegas menghampiri kamar Raka, dan mengetuknya, tapi tidak ada jawabannya. Lalu, Ratna membuka pintu, ternyata kamar Raka kosong.

Ratna pun mencarinya ke setiap ruangan, namun belum juga Ratna menemukan Raka di sana.

Sampai saatnya, Ratna teringat tempat favorit Raka, bila saat dalam masalah.

Lalu, Ratna pun segera kesana sambil agak berlari kecil. Dan saat membuka tirai yang menutupi ruangan tersebut, Ratna melihat Raka yang sedang berdiri sambil menatap ke arah danau itu, lalu Ratna pun teringat saat masa dimana Raka, menolongnya dan akhirnya Ratna berada di dalam rumahnya saat ini.

Saat itu, sedang malam bulan purnama dan langit malam yang sedang cerah. Namun tidak bagi Ratna, yang saat itu hati dan pikirannya sedang kacau, karena banyak masalah dan beban yang ditanggungnya cukup berat.

Sampai-sampai dia memutuskan untuk bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya ke danau tersebut, karena dia tidak bisa berenang.

Namun tanpa disangka, saat itu Raka yang sedang berdiri seperti saat ini melihatnya, dan langsung berenang untuk menolongnya. Lalu membawanya ke rumah.

Saat Ratna tersadar, dia sudah terbangun di dalam rumah tersebut, dan Raka berdiri di sampingnya sambil berkata.

"apa yang sudah kamu lakukan?" tanya Raka kepada Ratna.

Lalu, tidak lama datanglah seorang ibu-ibu membawakan teh hangat untuk Ratna dan Raka.

Saat Ratna mau menjawab, lamunan Ratna pun tersadar karena Raka memanggilnya...

"Ratna? apa sekarang sudah jam 9?" tanya Raka, yang jelas mengejutkan Ratna.

"I-Iya Pak! sekarang sudah jam 9, Pak!" jawab Ratna sambil terkejut.

Lalu, Raka datang menghampirinya dan berlalu sambil berkata

"Saya pergi dulu yah! kamu tidur saja, besok pagi, jangan lupa bagunkan saya seperti biasanya!" ucap Raka kepada Ratna, sambil berlalu pergi menjauh dari Ratna.

Ratna hanya menganggukan kepalanya saja, sambil melihat punggung Raka yang mulai jauh dari pandangannya. Dan, ingatannya pun kembali lagi dimana saat Ratna ditanya oleh Raka...

"apa yang sudah kamu lakukan...?"

Episode 3

Ratna hanya menangis, dan mulai berkata...

"Kamu siapa? kenapa, kamu selamatkan saya?" tanya Ratna kepada Raka.

"Aku Raka, dan aku bukan siapa-siapa!" jawab Raka sambil berjalan mendekati Ratna, dan memberikan tisu yang ada di meja kepada Ratna.

"Kamu, tadi mau bunuh diri apa memang kecelakaan?" Raka menanyakan kembali kepada Ratna, sambil duduk disamping Ratna.

Ratna hanya terdiam sambil menangis.

"Yah sudah, kalau kamu belum mau cerita, tidak apa-apa! kamu tidur saja, mungkin esok akan lebih baik!" Raka berkata sambil mulai berdiri dan ingin meninggalkan Ratna sendiri, didalam kamar tersebut. Tapi tiba-tiba.

"Aku ingin bunuh diri!" ucap Ratna singkat.

Lalu Rakapun terdiam sesaat, lalu bertanya

"Kenapa?" dengan suara yang pelan.

"Aku sudah lelah dengan semua ini, dalam percintaan, dalam kehidupan, dalam keluarga pun, aku sudah lelah!" jawab Ratna sambil menangis.

"Apa, kamu mau bercerita? aku akan bersedia mendengarkan, bila kamu tidak keberatan?"

Raka membujuk Ratna dengan perhatiannya.

Ratna hanya mengangguk dan mulai bercerita.

Singkat cerita, Ratna dalam hidupnya selalu susah, pacarnya yang ia sangat cintai ternyata selingkuh. Dan dalam pekerjaan, dia baru saja diberhentikan, yang kebetulan dia difitnah oleh rekan kerjanya. Yang ternyata, selama ini dia itu adalah selingkuhan pacarnya.

Dan Ayah, Ibunya belum lama ini meninggal dunia, dalam kecelakaan. Itulah yang menyebabkan ratna sudah lelah dalam hidup ini dan ingin mengakhiri hidupnya.

Raka yang mendengarkan Ratna bercerita, hanya bisa terdiam dan lalu berdiri sambil berkata.

"Besok kita akan berbicara lagi! untuk sementara waktu, kamu istirahat dulu!" sambil melihat ke arah Ratna dengan perhatiannya.

Ratna hanya mengangguk dan mulai tertidur.

Lalu, kembali ke Raka yang sedang menemui seseorang.

Ternyata, seseorang itu adalah wanita. Diketahui, selama ini Raka, memang sedang mencari pasangan hidupnya dengan dibantu rekan kerja atau relasinya. Dia selalu mencari wanita yang bisa membuatnya jatuh hati.

Dan tempat pertemuan itu selalu sama, dan tidak pernah berubah ataupun berganti tempat. Yaitu Restoran sederhana yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Oleh sebab itu, pegawai restoran tidak asing lagi dengan sosok Raka, yang terkenal kaya tapi sederhana, dan mau makan di restoran sederhana itu.

Dan baru diketahuilah, kenapa Raka selama ini belum menjalin hubungan sama wanita manapun. Karena yang menilai, bukanlah Raka sendiri, tapi semua karyawan restoran itu dan dibantu juga oleh cctv.

Untuk melihat tingkah laku dari wanita yang ada di restoran itu.

Raka bisa berbuat seperti itu, karena pemilik restoran itu adalah seorang Bapak-bapak tua, yang selalu menemani Raka dan menasehatinya bila dalam masalah.

Saat Raka sampai di restoran tersebut,

Raka pun disambut oleh karyawan disana dengan membukakan pintu, sambil menggelengkan kepalanya, yang bertanda bahwa wanita itu tidak cocok dengan Raka.

Dan Raka pun hanya tersenyum membalas tanda dari karyawan restoran tersebut, sambil masuk dan menemui wanita itu.

"Malam... sudah lama menunggu yah, maaf yah, tadi ada kendala di jalan!" Raka berkata sambil tersenyum kepada wanita itu.

Lalu tanpa disangka wanita itu pun marah-marah kepada Raka.

"Aku, sudah 1 jam disini! dan masih menunggu! dan kamu, hanya tersenyum saja tanpa memberikan aku apa-apa!?

Sebagai permintaan maafmu!" dengan wajah ketus, wanita itu berbicara kepada Raka. Dan berharap Raka akan berlutut di hadapannya, sambil meminta maaf.

Tanpa disangka, Raka lalu merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil lalu menaruhnya di depan wanita itu.

Tanpa berkata dan hanya tersenyum. Saat dibuka, ternyata kotak kecil itu berupa cincin dan ada secarik kertas kecil, yang bertuliskan I'M SORRY.

Lalu wanita itu pun senang dan disangkanya itu adalah lamaran untuknya. Lalu saat cincin itu akan dipakai oleh wanita itu. Raka berkata...

"Itu tanda permintaan maaf ku dan saya harap, kamu tidak marah lagi sama saya, karena kita tidak akan bertemu lagi!" sambil tersenyum dan berdiri lalu meninggalkan wanita itu sendiri, yang terkejut mendengar perkataan itu dari Raka.

Raka Pun langsung memacu mobilnya dan kembali pulang kerumahnya. Wanita di restoran itu akhirnya menangis dan lalu pergi.

Kembali dalam ingatan Ratna.

Besok paginya, pintu kamar Ratna diketuk oleh Raka dan bertanya.

"Apa kamu sudah baikan?"

Lalu Ratna menjawab dari dalam kamar

"Iya! aku akan keluar sebentar lagi!"

Lalu mereka pun makan bersama dan Raka memberikan amplop berwarna coklat.

"ini uang dan surat kontrak kerja yang harus kamu tanda tangani bila kamu setuju!" ucap Raka kepada Ratna.

Lalu Ratna membuka amplop tersebut dengan wajah bingung, lalu Ratna membaca kontrak kerja tersebut dan terkejut sambil berkata.

"i-ini bukan mimpikan? a-apa aku akan dijadikan budak kamu?" ucap Ratna dengan wajah yang masih bingung seakan tidak percaya.

Raka hanya tersenyum dan berkata.

"Baca lagi! kontraknya dengan teliti, apa ada tulisan disana, yang menyatakan 'kau dijadikan budak' atau ada kalimat yang 'merendahkan' kamu?"

Ratna hanya menggeleng dan masih tidak percaya.

"Lalu, uang sebanyak ini untuk apa!? aku tidak akan menjual diriku sampai kapanpun. Makanya aku lebih baik, mengakhiri hidup dari pada harus menjual diri!" jawab Ratna yang mulai sedikit agak curiga kepada Raka.

"Uang itu adalah gaji pertamamu, bila kamu setuju dengan kontrak kerja itu. Dan bila kamu tidak setuju, anggap saja uang itu hadiah untukmu, dan kau boleh membuangnya atau berikan ke siapa saja yang kamu mau!" jawab Raka kepada Ratna dengan tegas, sambil berlalu pergi keluar rumah, lalu memasuki mobil dan berlalu pergi.

Ratna yang ditinggal sendiri di meja makan itu pun terdiam mendengar ucapan dari Raka.

Seakan ada harapan, tapi dia masih ragu dan tidak percaya semua ini adalah nyata.

Lalu tiba-tiba, datang seorang ibu-ibu, yang semalam mengantarkan teh hangat untuknya yang mau membereskan meja makan.

"kamu, sudah bangun nak?" ucap Ibu-ibu itu kepada Ratna.

"iya ibu, maaf merepotkan dan saya berterima kasih atas tehnya yang semalam ibu." jawab Ratna dengan nada sedikit malu.

"iya, sama-sama, nak..." ucap Ibu-ibu itu kembali.

"maaf bu, boleh saya bertanya, Raka ini siapa yah? kok, tiba-tiba menawarkan saya pekerjaan, dan memberikan uang sebanyak ini kepada saya?" tanya Ratna pada Ibu-ibu itu.

"Tuan Raka emang begitu nak! bila dia, ingin membantu... yah, membantu saja, tanpa harus ada alasannya.

Ayahnya juga dulu seperti itu, tapi perbedaanya saat Ibu tuan Raka meninggal. Mulai saat itu rumah ini menjadi sunyi dan tidak berselang lama Ayah tuan Raka pun meninggal jadi itulah yang membuat sekarang, tuan Raka seperti sekarang.

Diam dan tidak banyak bicara" ibu-ibu itu menjelaskan kepada Ratna.

Ratna yang mendengarkan cerita itu pun terdiam sesaat, lalu dia menyadari bahwa didunia ini bukan hanya dia saja yang menderita kesepian...

Mulai saat itulah Ratna diam dirumah itu dan bekerja, bersama Raka.

Lalu....

"krrrriiiiiiiinnnngggg"

Jam weker Ratna pun berbunyi dan jam menunjukkan jam 7 pagi. Lalu Ratna bangun dan bergegas mandi untuk bersiap membangunkan Raka seperti biasanya, karena itu adalah salah satu tugasnya dalam kontrak kerja yang saat itu diberikan oleh Raka...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!