NovelToon NovelToon

Membayar Karma Cinta

01 Prolog

Audrey Maureen, seorang wanita introvert yang biasa menghabiskan hari-harinya dengan bekerja di kantor. Di saat weekend, Audrey hanya menonton film, berbelanja sebentar dengan mamanya, atau menyelesaikan beberapa pekerjaan kantor yang belum selesai. Audrey memang harus bekerja ekstra keras setelah ia mendapat kedudukan sebagai supervisor keuangan di kantornya. Pengabdiannya selama lima tahun sebagai staff biasa tidaklah sia-sia. Audrey sangat mencintai pekerjaannya, karena cuma pekerjaan ini yang bisa membuat hidupnya berarti. Di saat bekerja, Audrey bisa menjadi dirinya sendiri dan sejenak melupakan semua kesedihannya.

Audrey sebenarnya seorang wanita yang sangat cantik. Dengan kulit yang putih, bibir mungil dan rambut panjangnya yang berwarna hitam kecoklatan. Walaupun sering memakai kacamata minus, sorot mata indahnya yang lembut tetap tidak bisa disembunyikan. Namun di usia 28 tahun, usia yang sudah cukup matang untuk menikah, Audrey belum memiliki seorang kekasih apalagi calon pendamping hidup. Apalagi dia seorang anak tunggal. Papanya sudah meninggal ketika Audrey kecil. Kini, Audrey hanya tinggal bersama mama dan opanya. Walau kerap digoda dengan pertanyaan oleh beberapa rekan kerja prianya, Audrey tidak menanggapi. Ia hanya tersenyum manis, yang semakin membuat pria-pria itu penasaran. Audrey memang sangat disiplin, fokus hanya pada pekerjaan, dan kadang memasang tampang dingin sebagai seorang pemimpin wanita di divisi keuangan, namun sebenarnya ia sangat peduli terhadap semua anak buahnya. Managernya, Pak Rizal sangat mengenal ketelitian dan keuletan Audrey dalam bekerja.

"Kamu akan membayar semua dosamu ini. Kamu gadis yang tidak tahu diri. Ingat kamu akan kesepian dan menderita seumur hidup!"

"Maafkan saya, Tante. Saya benar-benar minta maaf," tangis Audrey. Air matanya jatuh tak terbendung.

Audrey tersentak bangun dari tidurnya. Kepalanya masih terasa berdenyut-denyut karena kesedihan teramat dalam yang ia rasakan. Audrey mengambil tissue dan mengusap air mata yang mengumpul di kedua matanya. Mimpi ini benar-benar terasa nyata, seperti baru saja terjadi. Sudah lama Audrey tidak bermimpi tentang Mamanya Dave. Namun entah mengapa, hari ini mimpi yang sama datang lagi. Apa itu pertanda buruk? Apa benar kesalahan masa lalunya akan segera meminta pertanggung-jawaban darinya?Tidak mungkin, Audrey sudah membayar semuanya dengan tidak berpacaran dan tidak akan menikah. Dia sengaja menutup pintu hati untuk cinta. Sekarang fokus Audrey hanya untuk membahagiakan mama dan opanya. Tapi siapa tau apa rencana semesta untuknya.

02 Pertemuan Dua Sahabat

"Opa, Audrey mau buat kue. Opa mau sifon keju atau sifon coklat?" tanya Audrey kepada Opanya setelah selesai sarapan pagi.

"Opa belum pakai alat bantu dengarnya, Drey. Tolong bantu Opa pakai," sahut Bu Olin dari dapur. Dengan cekatan, Audrey memasangkan alat bantu di telinga Opanya. Sudah dua tahun ini, Opanya harus memakai alat bantu dengar karena usianya yang sudah 78 tahun membuatnya tidak lagi bisa mendengar suara dengan baik. Audrey kembali mengulang pertanyaannya dengan lembut.

"Opa mau sifon keju, Sayang," jawab Opanya lirih. "Oke Opa, tunggu ya Audrey akan buat yang spesial," jawab Audrey sambil tersenyum.

"Kamu cuma makan sarapan sedikit, Drey. Jangan bilang ke Mama, kamu mulai mimpi buruk lagi semalam, " tanya Bu Olin tampak khawatir. "Gak Ma, Audrey lagi pengen cepet-cepet buat kue. Terus Audrey mau selesaikan slide sebentar untuk rapat triwulan besok Senin," jawab Audrey tanpa memandang wajah mamanya. Audrey takut mamanya akan tahu kalau dia sedang berbohong.

"Kenapa kamu gak istirahat hari ini? Ini Sabtu khan hari libur. Jangan bawa pekerjaan terus ke rumah. Selesai buat kue kamu istirahat aj di kamar. Jangan kerja terus-terusan, gak baik untuk anak gadis. Mama juga takut kamu malah sakit kalau selalu kecapean."

"Iya Ma, Audrey janji akan istirahat nanti setelah selesai buat slide."

Membuat kue juga menjadi salah satu hobi Audrey untuk bisa melupakan kenangan buruknya. Audrey bisa dibilang cukup berbakat dalam hal membuat kue. Tak heran kue buatannya selalu menjadi favorit Opanya.

"Ini Opa kuenya udah matang. Audrey potongin buat Opa ya." Audrey dengan telaten menyuapi Opanya. Tangan Opanya yang mulai gemetar membuat Audrey tidak tega melihat Opanya makan sendiri.

Setelah selesai menyuapi Opanya, Audrey mencium tangan Opanya lalu menuju ke kamar. Audrey menyalakan laptop sambil mencari flashdisknya di dalam laci meja. Ia pun langsung memulai pekerjaan untuk membuat slide presentasi rapat triwulan. Pak Rizal sudah mempercayakan pekerjaan ini kepada Audrey dan dia harus melakukan semuanya dengan baik.

"Kenapa pikiranku jadi gak fokus begini," keluh Audrey kesal sambil meremas rambutnya. Biasanya dengan mudah Audrey bisa menyelesaikan pekerjaan semacam ini. Tapi kali ini dia hanya berhasil menyelesaikan tiga slide, itupun dengan dalam waktu hampir dua jam. "Mungkin bener kata Mama, aku harus istirahat sebentar," pikir Audrey. Audrey merebahkan kepalanya sebentar di atas meja sambil memejamkan mata. Namun, ia merasa tidak mengantuk sama sekali. Akhirnya, Audrey memutuskan untuk berselancar di dunia maya. Sudah beberapa minggu, Audrey tidak membuka akun media sosialnya karena kesibukan kerja yang luar biasa. Toh Audrey memang tidak suka memposting apapun di media sosial. Tapi tidak ada salahnya, ia mencari tahu kabar teman-temannya. Audrey membuka akun facebook miliknya seperti biasa lalu melihat update dari teman-teman sekolah dan rekan kerjanya. Yang paling dirindukan Audrey adalah sahabat masa kecilnya saat SD, yaitu Sofia. Beberapa tahun yang lalu saat masih kuliah, Audrey sempat chatting dengan Sofia di media sosial untuk melepas rindu. Dari foto-fotonya, Audrey tahu bahwa Sofia menjadi seorang model karena parasnya yang menawan dan tubuhnya yang sangat sempurna. Ada seorang pria tampan yang sering berfoto bersamanya, pasti itu kekasih Sofia. Tapi entah kenapa sekarang akun Sofia tiba-tiba tidak aktif. Audrey menyesal karena belum sempat menanyakan nomor telepon Sofia.

Sofia memang sahabat terbaiknya. Hanya Sofia yang mau menjadi teman setia Audrey di bangku SD. Sifat Audrey yang introvert membuatnya agak sulit mencari teman. Audrey masih ingat kalau dia sering duduk sendirian saat jam istirahat sekolah. Lalu wajah cantik Sofia datang menghampirinya. Sofia menawarkan diri untuk menemaninya dengan senyum yang tulus dan akhirnya mereka menjadi sahabat baik. Dimana ada Audrey disitu ada Sofia dan sebaliknya. Teman-teman sekelasnya menjuluki mereka Duo Kembar, karena kemana-mana selalu berdua. Sayangnya, waktu kelulusan mereka harus berpisah. Sofia melanjutkan pendidikan SMPnya di luar negri bersama orang tuanya. Audrey hanya bisa merindukan Sofia.

Kali ini, Audrey memutuskan untuk coba mencari lagi keberadaan Sofia di media sosial. Namun matanya mendadak terpaku ketika melihat nama Sofia Hadinata muncul di permintaan pertemanan. "Sofi, ternyata kita masih sehati. Kamu tau kalau aku sedang mencarimu. Kamu malah menemukanku dulu," ucap Audrey lirih. Audrey segera menerima permintaan pertemanan dari Sofia dan mengirimkan pesan. "Sofi, aku kangen banget sama kamu. Kamu ke mana aj? Kamu ganti akun ya? Kamu ada waktu khan? Ayo kita chatting," tulis Audrey. Tak disangka, Sofia membalas pesan Audrey dengan cepat.

"Drey, aku juga kangen banget sama kamu. Maaf ya aku ganti akun. Akun lamaku sudah dihapus karena ada yang hack. Drey, aku minta nomor handphonemu. Aku pengen telpon kamu dan ngobrol panjang lebar."

"Oke Sofi, ini nomor handphoneku tolong dicatat jangan sampai hilang. Aku juga minta nomor handphonemu ya," balas Audrey.

"Aku telpon kamu sekarang ya Say, kamu ada di rumah khan? Lagi gak sibuk? Nanti kamu bisa langsung save nomorku kalau aku sudah selesai telpon," jawab Sofia tampak bersemangat.

"Bisa, bisa ini khan weekend Sofi. Aku lagi di kamar sekarang, kamu bisa telpon."

Audrey langsung bahagia ketika handphonenya berdering. "Hallo, ini Sofi khan?" tanyanya tidak sabar.

"Iya Say, ini aku Sofia. Akhirnya aku bisa denger suara kamu lagi. Pasti kamu sekarang cantik banget deh, suaramu aj merdu. Kenapa kamu gak pernah upload foto di media sosial, Drey? Aku pengen banget lihat gimana wajahmu sekarang."

"Kamu tau khan aku gak suka foto. Aku pasti kalah cantik dari kamu. Terakhir aku lihat dari foto-fotomu, kamu jadi model majalah khan. Keren banget Sofi."

"Aku memang jadi model dulu Say di luar negri, tapi sekarang udah nggak lagi semenjak aku pulang kesini dua tahun lalu. Aku juga cari kamu supaya bisa ketemuan, tapi susah banget nemuin kamu di media sosial. Oh, ya Drey kamu sudah punya pacar atau malah sudah menikah?"

"Belum, aku gak punya pacar. Aku lagi fokus dengan kerjaan. Beberapa bulan lalu, aku baru dipromosikan naik jabatan, Drey. Jadi aku mau fokus ke karir dulu supaya bosku gak kecewa."

"Ah, alasan klise itu, Drey. Bagaimanapun ya cewek butuh cinta dari seorang cowok. Suatu hari kerjaan akan hilang, tapi cinta sejati akan selalu menemanimu. Sudahlah, aku jadi kayak novelis aj," tawa Sofia. "Drey, aku pengen ngajak kamu ketemuan besok, bisa gak?"

"Apa sih yang gak bisa buat kamu, Sofi. Besok hari Minggu pasti aku bisa."

"Say, ternyata kamu bisa ngegombal juga. Tapi lebih baik kamu mengatakan itu pada seorang cowok ganteng. Jangan sama cewek," ledek Sofia. "Oke besok kita ketemu jam 11 di Kafe Zora. Besok aku pakai dress warna pink, sepatu pink, tas pink dan lipstik pink juga. Kamu inget khan aku fans warna pink. Siapa tau kamu lupa wajahku."

"Siap Bu Sofia, saya pasti datang tepat waktu. Kalau saya besok pakai blouse putih dan celana jeans. Jadi Bu Sofia gak akan salah mengenali saya," jawab Audrey membalas ejekan Sofia.

"Sip, Thank u so much, Drey. Aku mau bicara hal yang penting sama kamu. Please datang ya. Makasih, Say. Sampai jumpa besok, bye."

"Makasih juga, Sofi. Aku janji pasti datang. Bye."

Rona bahagia memenuhi wajah Audrey. Namun, Audrey merasakan sedikit kejanggalan pada suara Sofia. Apa itu sekedar perasaannya saja atau memang suara Sofia seperti berubah sedih ketika mengatakan ada hal penting yang hendak dibicarakan dengannya besok. Audrey menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikirannya itu. Dia hanya ingin fokus pada pertemuannya dengan Sofia yang telah begitu lama dinantinya.

03 Calon Suami

Audrey masuk ke kafe dengan terburu-buru. Wajahnya cemas membayangkan Sofia mungkin sudah menunggu terlalu lama. Jalan raya yang sangat ramai membuat taksi online yang dinaiki Audrey kesulitan menembus kemacetan. Audrey memasang kacamatanya untuk melihat lebih jelas ke sekeliling kafe. Ia ingin segera menemukan dimana Sofia berada. Lambaian tangan dari seorang wanita cantik berbaju pink menghentikan langkah Audrey.

"Itu Sofia," gumam Audrey senang. Sofia berdiri dan merentangkan kedua tangannya untuk menyambut kedatangan Audrey. Dua sahabat itu saling berpelukan melepas rindu.

"Sorry ya aku telat. Tadi di jalan macet banget," ucap Audrey. Ia melihat Sofia sudah menghabiskan setengah gelas jus strawberrynya. Tanda kalau Sofia sudah menunggu cukup lama.

"It's okay Say. Aku memang agak bosan, tapi aku yakin kamu pasti datang. Kamu mau pesan apa? Disini steaknya enak lho. Aq pesenin steak tenderloin satu ya. buat kamu. Minumnya es jeruk. Aku ingat kamu paling suka es jeruk khan?" tanya Sofia penuh semangat.

"Iya Sof kamu masih inget aj kesukaanku. Kamu gak pesan steak juga?

"Gak Say, aku cukup minum jus buah."

"Kamu pasti lagi diet ya. Padahal badanmu udah langsing begitu," kata Audrey seraya memandang tubuh Sofia yang terlihat kurus.

"Tadinya aku memang ingin diet supaya bentuk tubuhku pas dengan gaunku. Sebenarnya aku mau menikah sebulan lagi, Drey."

"Apa? Kamu mau menikah. Selamat Sof, aku turut bahagia."

Secara refleks, Audrey kembali memeluk sahabat baiknya itu. Pelukan mereka terhenti saat pelayan datang mengantarkan minuman untuk Audrey.

"Siapa pria beruntung itu? Pasti dia ganteng dan baik. Tipe cowok idamanmu."

"Namanya Rein. Reiner Hilario Bratawijaya. Kamu pasti tau nama itu, fotonya sering jadi cover majalah bisnis."

Audrey mencoba mengingat-ingat siapa Reiner Hilario. Benar, Reiner Hilario penerus bisnis properti Bratawijaya Group. Dia juga masuk peringkat pertama dalam daftar CEO termuda dan terkaya yang berhasil mendirikan perusahaan startup Zeus sebelum usianya 30 tahun. Reiner sangat disegani di kota ini. Audrey teringat dia pernah melihat foto Reiner di majalah yang dipinjamkan oleh managernya. Reiner memang sosok pria idaman setiap wanita. Wajahnya yang sangat tampan, perpaduan wajah oriental dan bule membuat fotonya seakan menghipnotis siapa saja yang melihatnya.

"Sebenarnya aku yang beruntung karena bisa jadi kekasih Rein. Kami berpacaran sejak kuliah. Aku sempat menjalani LDR karena Rein pulang kesini untuk membangun bisnisnya. Sedangkan aku masih stay di luar negri. Setelah aku pulang, kami bisa bersama lagi. Walaupun sangat sibuk, Rein selalu meluangkan waktunya untukku. Aku sangat bahagia karena enam bulan yang lalu Rein melamarku." Mata Sofia nampak berkaca-kaca ketika menceritakan kisah cintanya dengan Rein.

"Jadi kamu ngajak ketemuan untuk mengundang aku ke acara pernikahanmu ya?"

"Tidak, aku bukan hanya mengundangmu, Say. Tapi aku akan mengajak kamu terlibat di acaranya. Kamu akan segera aku perkenalkan dengan Rein. Kalau kamu gimana, apa benar kamu belum punya pacar? Kamu belum berubah ya Drey, masih terlalu cool sama cowok? Atau kamu terlalu workaholic?"

Sofia masih ingat bagaimana sikap Audrey saat SD dulu. Audrey suka bersikap dingin terhadap teman-temannya, sedikit berbicara, dan juga seorang murid teladan di sekolah. Audrey hanya bisa bersikap hangat terhadap Sofia. Mungkin sekarang Audrey juga hanya memprioritaskan pekerjaan dibanding masalah cinta.

"Aku memang gak punya pacar Sof. Aku pernah berpacaran satu kali, tapi..." Audrey menghentikan ceritanya. Di dalam hati, Audrey masih ragu apakah ia akan bercerita tentang kisah pahitnya. Kesalahan yang ia sesali seumur hidup."

"Tapi kenapa? Kalian putus?"

"Iya, dia cinta pertamaku. Nanti kalau ada waktu akan kuceritakan."

"Oke, nanti kita curhat di rumahku aj, Drey. Sekarang kamu habiskan dulu steaknya. Oh ya, selesai makan aku mau ngajak kamu ke butik cobain gaun untuk pernikahanku nanti. Pokoknya aku ajak kamu ngedate seharian ini."

"Siap Bos. Saya akan mengantarkan bos kemanapun bos mau," jawab Audrey menggoda Sofia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!