Langkah kaki jenjang menapaki perusahaan besar JL group,gadis cantik dengan hidung mancung,bulu mata lentik dan bibir tipis jangan lupakan rambut panjang nya yg ia kuncir kuda.
"Ameera kau terlambat"panggil seorang gadis bername tag Aisyah.
"Hufhhhh,,,aku ke siangan"cengenges gadis bernama Ameera,agar sang sahabat ber jilbab hitam itu tak marah.
"CK, masuk ke devisi mu sana!"ketus Aisyah lalu berlalu pergi.
Ameera hanya bisa menghela nafas kasar,andai saja ia tidur tepat waktu tak mungkin kan dia akan telat.
Dia berjalan ke arah ruang divisi nya dengan meminum air mineral kemasan dingin yg barusan ia beli.
"Dor!!"aktivitas menegak air minum nya terganggu akibat teriakan seseorang dengan reflek gadis cantik itu menyemburkan air minum di mulutnya.
Lalu menatap horor laki laki di sebelah nya,yg tak lain adalah Frans sahabat satu devisi nya.
"Frans"bentak amerra.
"Oh oke oke sorry"kekeh Frans,ia tak tau bahwa menganggu minum seorang gadis yg telah berlari 1 KM.
Amerra tak memperdulikan nya,dia langsung berjalan menjauh untuk pergi dari pada mengurusi ular keket yg selalu menempel padanya.
Siapa yg tak kenal amerra salah satu bintang JL group yg sulit di dekati karena sebuah alasan yg sangat klise,menunggu cinta lama nya sang kakak senior.
"Pagi semua"sapa amerra begitu sampai di ruangan nya,lalu meletakan tasnya dan mulai menyalakan komputer.
"Bagaimana me? sudah kembali?"ledek salah satu senior bernama Ratna,membuat gadis cantik itu menghela nafas pelan dan menyadarkan tubuhnya di kursi.
"Dia akan kembali"jawaban klise yg kembali terlontar dari mulut amerra.
bukan hanya untuk menanggapi pertanyaan para rekannya,melainkan meyakinkan hatinya yg perlahan kemari semakin meragu.
"Jangan terlalu berharap"suara bariton terdengar dari kubikel sebelah siapa lagi jika bukan NiNo sahabat nya.
Amerra menulas senyum simpul lalu mengangguk pelan,dan mulai mengerjakan tugas tugasnya.
Ada pemandangan biasa, yg slalu menjadi penyemangat amerra di sudut kecil kubikel nya.
Foto nya bersama sang cinta pertama, kakak senior nya yg berjanji untuk kembali.
Janji hanyalah janji sudah 7 tahun berlalu namun ia tak kembali, namun Ameera tetap lah dia yg tetap teguh akan keyakinan nya.
Keyakinan benang takdir akan tetap terikat walau sejauh apapun ia pergi.
Sekusut apa pun benang takdir masih dapat di urai,dengan sedikit sentuhan lembut.
Namun ia tak tahu,sekuat apapun benang takdir akan putus jika dengan keinginan tuhan.
Ceklek!!
Terdengar suara pintu tempat divisi mereka terbuka kasar,membuat semua orang menyembul di balik kubikel.
Berdiri pria tampan dengan jas hitamnya,jangan lupakan nafasnya yg tidak teratur.
"Ada apa pak?"tanya NiNo pada sang ketua devisi Sean Ahmad,yg baru saja datang.
"Ayo keluar pak CEO baru akan datang"jawab Sean setelah selesai mengatur pernafasan nya.
Mendadak atmosfer di ruangan itu panas.
Hanya dengan mendengar kata CEO baru,semua orang langsung membeku di tempat.
Siapa yg tak tau calon CEO baru,laki laki dingin tak tersentuh.
Mereka semua langsung merapihkan diri dan berlari keluar,tak perduli dengan high heels atau rambut yg berantakan.
Tanpa sadar mereka meninggalkan ketua divisi yaitu pak Sean,dia hanya bisa geleng-geleng.
"Ckkk,,mimpi apa saya mempunyai anak buah seperti itu"decak Sean,sebelum pergi melangkah keluar.
Lobby kantor
Suasana mendadak hening ketika banyak langkah kaki tegap berjalan mendekat.
Semua karyawan menghela nafas pelan, menghindari rasa gugup yg tiba tiba mendera.
Begitu mendengar langkah kaki berhenti,mereka semua langsung membungkukkan badan hormat.
"Selamat pagi pak"sapa semua karyawan serempak,kecuali amerra entah kenapa pita suaranya mendadak tercekat.
"Hem"hanya deheman singkat yg di dapatkan oleh para karyawan.
Begitu mereka menaikan kepala,oh Tuhan siapa yg kini mereka tatap?.
Wajah tampan dan rahang tegas serta tubuh tinggi nan atletis itu menggoda para kaum hawa.
Siapa yg tak akan jatuh pada pesona seorang putra pertama keluarga juliano.wajah nya benar benar tampan,mirip oppa oppa Korea.
Mata tajam dengan manik hitam pekat itu,memindai setiap mahluk di lobby.
Tanpa banyak berkata-kata lagi,atau hanya sebatas kata sambutan ia pergi menuju keruangan nya.
"Apa an sih tu CEO"gerutu amerra,setelah sang CEO pergi.
Aisyah yg mendengar perkataan sahabatnya langsung menyikut tangan amerra.
"Dia itu tampan"puji seorang gadis yg tak lain adalah sahabat dekat amerra.
Anindia Hilmas Sputry ketua OB perusahaan ini.
Amerra hanya melirik malas, membenarkan rambut panjang nya yg tadi ia sanggul asal.
Jika bukan karena menyambut sang CEO, amerra paling malas menyanggul rambut panjang nya.
Bagi nya menyanggul rambut menyulit kan aktivitas nya yg biasa nya ia urai.
"Ckk,,dia itu mirip oppa Oppa"pekik hilma senang yg langsung di hadiahi pukulan keras oleh Aisyah.
Tanpa memperdulikan pujian hilma,amerra Langsung pergi menuju ke divisi nya.
Aisyah yg melihat hanya menatap sendu sahabat nya,yg sampai detik ini masih terpaku pada masa lalu.
Tanpa amerra sadari,dia terlalu berharap pada masa lalu.dia tak ingin sadar bahwa Tuhan lebih tau mana yg terbaik.
Aisyah memutuskan untuk pergi kedalam divisinya.
Dia bukan tak tahu hubungan gadis sok baik itu dengan senior yg dekat dengan sang sahabat.
RUANG CEO.
laki laki tampan satu itu kini tengah menatap cakrawala berwarna biru menembus awan putih hingga ujung yg tak terhingga.
Memejamkan mata tajam nya pertanda ia lelah,memasukan satu tangan kekarnya ke dalam saku celana.
Hidup tak sesuai harapan,ya satu kata yg cocok menggambarkan Kevin.
Dididik di keluarga besar bukan hal yg mudah,anak laki laki di harus kan sekuat baja dan setangguh besi.
Dia terus di didik Tanpa henti oleh ayahnya,dan jangan lupakan ibunya yg selalu sibuk.
Dari kecil ia diasuh oleh ibu dari sahabat nya Nicko.
Bukan hanya dia tapi masih ada beberapa anak yg bernasib sama bahkan lebih parah.
Terkadang ia bersyukur,walaupun jujur ada ruang kosong di hatinya.
Alasannya menjadi dingin karena keadaan,ayahnya mendidik nya keras.namun disaat ia butuh pelukan dan dekapan tubuh sang ibu,wanita yg ia butuhkan tak ada.
Hanya ada Nicko dan kedua sahabatnya yg amat ia sayangi bahkan melebihi ibunya.Anna Dan Alya dua gadis cantik itu yg selalu ada untuknya.
Ibunya?jangan tanya bahkan di saat ia terluka ibunya tak pernah perduli.
Sesak?iya namun ia bukan kedua adik kecilnya yg bisa menangis semaunya.dia tetap dia si tangguh berhati besi tak tersentuh.
"Bos"sapaan seseorang membuyarkan lamunan laki laki tampan itu,lamunan dari masa lalu yg amat sulit ia hadapi.
"Hem?"tanya Kevin singkat tanpa berbalik.
"Nona Cindy ada di luar tuan"ucap sang sekretaris membuat aura dingin semakin menguat hebat dari pemilik mata tajam itu.
"Halo"sapa seorang gadis cantik dengan pakaian super seksinya.
Cindy siapa tak kenal dengan model dewasa satu ini.cindy adalah sahabat dekat dari sang tunangan yaitu Vania Chen,sang model internasional.
"Ada apa?"tanya Kevin dingin tanpa mau berbalik,dia sama sekali tak Sudi melihat gadis dihadapannya.
"Vania mana?"tanya Cindy tanpa perduli aura dingin yg menguar kuat.
Kevin tak menjawab dia mengambil handphone nya lalu berlari pergi meninggalkan Cindy yg kesal.
Aku akan mendapatkan mu apapun cara nya Vin batin Cindy.
"Assalamualaikum"~anna.
"Wa'alaikumsallam"~kevin.
"Ya Vin?"~anna.
"Bagaimana?"~kevin.
"Ohhh,,,aku tau kau merindukanku tapi aku belum bisa pulang cepat"~anna.
"Kau takut ia kembali?bukan kah sudah ku katakan selama kau bisa menjaga emosi mu agar stabil dia tidak akan kembali"~kevin.
"Emm,aku akan fikirkan,ah sudah dulu Vin aku harus pergi ke supermarket"~anna.
"Jaga dirimu"~kevin.
"Assalamualaikum"~anna.
"Wa'alaikumsallam"~kevin.
Rasa sayang Kevin pada sang sahabat memang tak di ragukan lagi.
Dia juga percaya di saat sang adik mengatakan tunangan nya Vania terlibat sekadal dengan seorang artis.
Baginya,tak ada alasan untuk Anna berbohong karena itu ia percaya.
Sang mentari mulai menunjukan lelahnya,langit berganti gelap nya.
Hanya ada beberapa manusia di kantor salah satunya adalah amerra dan Kevin.
Sementara Wahyu sang sekretaris telah pulang di karena kan sang ibu sedang sakit.
Amerra merenggang kan tubuhnya yg terasa pegal menyusun laporan untuk di ajukan kepada sang CEO.
Menjadi tulang punggung keluarga untuk sang ayah yg sedang sakit membuat gadis cantik itu tak pantang menyerah.
Bagi amerra ayah nya lah yg paling penting,ia tak kan membiarkan satu orang pun menyakiti ayahnya.
Tentang ayahnya,bukannya ia tak tau sang putri tetap bertahan dengan janji tak pasti.namun bagai manapun ia tak ingin mematahkan hati putri tunggal nya.
"Mbk pulang duluan yah me"pamit Ratna pada sang junior yg kini tengah sibuk berberes beres.
"Iya mbak hati hati yah"jawab amerra di sertai seulas senyum tulus khas amerra.
"Jangan malam malam loh me!daerah sini rawan"pesan Ratna yg langsung di jawab tawa oleh amerra.
"Ame tidak akan lama, setelah meletak kan laporan ame pulang kok mbak jangan khawatir"jawab amerra menenangkan kekhawatiran sang senior.
"Mbak pamit yah assalamualaikum"salam Ratna lalu beranjak keluar.
"Wa'alaikumsallam"jawab amerra santai,di divisi ini sekarang hanya ada dia di ruangan nya.
Amerra menghela nafas pelan,ketika netra nya menangkap foto sang cinta pertama.
Bukan tak mau hanya saja ia yakin dia akan kembali, keyakinan nya lebih besar.
Derttt,,,derttt,,,
"Assalamualaikum"~amerra.
"Wa'alaikumsallam,kau belum pulang nak?"~ayah Adi.
"Belum yah masih ada tugas yg perlu ame lapor kan"~amerra.
"Masih lama nak?"~ayah Adi.
"Tidak yah,ini hanya tinggal memberi kan ke pak CEO"~amerra.
"Mau ayah jemput?"~ayah Adi.
"Tak perlu yah"~amerra.
"Kau yakin nak?"~ayah Adi.
"Iya yah,ame tutup dulu yah Assalamualaikum"~amerra.
"Wa'alaikumsallam"~ayah Adi.
#hai hai hai,Kevin dan amerra balik lagi yah
Begitu masuk amerra di kaget kan dengan seorang pria yg langsung mendorong tubuh nya ke sofa.
Betapa shock nya lagi saat melihat yg mendorong nya tak lain adalah Kevin,sang CEO baru.
Belum selesai keterkejutan nya Kevin mendadak mencium bibir nya dengan buas,membuat amerra sontak berontak.
Namun apa lah daya amerra yg notabene nya seorang wanita,tak bisa apa apa di kungkungan Kevin.
"Hiks,,pak lepas"isakan amerra terdengar memilukan,tangan nya masih berusaha mendorong tubuh Kevin.
Namun pria tampan di atas nya hanya diam tak bergeming,mungkin efek obat perangsang dosis tinggi.
"Hiks,,,"isakan amerra Masih terdengar.
Srettt!!semua yg ada di tubuh amerra di lepas,tanpa ba-bi-bu Kevin langsung merenggut sesuatu yg telah di jaga amerra mati Matian.
Tanpa perduli teriakan dan tendangan yg dilakukan amerra,dia seakan telah buta.
Air mata mulai membasahi pipi amerra,dia benci situasi ini.
Aku kotor,ayah amerra takut lirih amerra.
Berusaha melawan?jangan tanya tenaga amerra benar benar terkuras habis akibat terus berusaha melawan namun apa Tak ada guna nya sama sekali.
Amerra bukan Aisyah yg jago bela diri,dia hanya gadis ruamhan yg tak tahu apa pun.
Pukul 03:00 pagi Kevin baru menyelesaikan pergulatan nya,tanpa sadar dia menyemburkan benih ke dalam rahim wanita yg ia perkosa.
Jangan tanya amerra,tubuh nya mulai lelah tapi sekuat tenaga ia menahan kesadaran nya.
Dengan menahan perih di area pribadi nya,ia berdiri.
Mau tak mau suka tak suka ia terpaksa,mengambil kemeja dan celana bahan Kevin untuk ia pakai.
Menatap ke arah laki laki yg telah merenggut mahkota nya,amerra mengambil handphone di nakas.
Menelfon Aisyah,hanya ia yg bisa ia telpon.
"Halo"~aisyah.
"Hiks,,,hikss,,Syah,,jemput aku di kantor,,hiksss,,,hikss,,, sekarang"~amerra.
"Astaghfirullah!ame ada apa?"~aisyah.
"Kumohon"~amerra.
Setelah mengatakan hal itu,amerra langsung membanting handphone milik Kevin ke kaca.
Pyarrr!!!
Terdengar suara nyaring akibat pecahan kaca itu.
Perlahan amerra mengambil satu kaca,lalu mengarah kan nya tepat di leher pria itu.
Srett!!!luka goresan yg dalam amerra goreskan di leher laki laki itu.
Tak perlu khawatir,sebelum nya ia sudah mengirim kan pesan pada Wahyu untuk datang.
Parkiran kantor.
Jangan tanya Aisyah ia baru sampai dengan motor metic nya.
Efek terburu buru ia hanya memakai piyama warna biru Dongker,serta jilbab instan berwarna hitam.
Jujur gadis itu takut dengan suasana kantor yg amat sepi,tapi ah sudah lah ia pusing.
Tak lama netra nya menangkap sosok amerra yg tengah menangis kencang.
Entah lah, perasaan tak tenang kini menggelayut manja di hati Aisyah.
Langkah kaki nya perlahan mendekati amerra.
Brukk!!tubuh nya di tabrak kasar oleh amerra,gadis itu menangis tersedu-sedu di bahu sahabat nya.menumpah kan segala rasa yg dari awal bergelayut dihati,rasa sedih nya sama sekali belum berkurang.
"Ada apa?"tanya Aisyah panik,siapa yg tak panik melihat sahabat nya memakai pakaian laki laki.
Melihat amerra yg tak berhenti menangis,Aisyah akhirnya memutus kan untuk mengajak nya pulang.
Di sepanjang jalan amerra hanya menatap kosong,dengan memeluk erat sang sahabat.
Air mata nya mengalir deras dari netra ke hitaman nya,kepala nya ber sandar di bahu Aisyah menumpah kan segala sesak yg ia rasa.
Aisyah?jangan tanya ia lebih pusing dan amat takut dengan apa yg terjadi pada sang sahabat.
2 jam berlalu,adzan subuh sudah berkumandang merdu,mengalun indah hingga penjuru kota.
Sebuah mobil sedan hitam baru sampai di parkiran kantor dengan terburu-buru.
Seorang pemuda bertubuh tegap masih mengenakan baju Koko,dan juga sarung serta peci di rambut lebat nya terburu-buru datang.
Siapa lagi jika bukan Wahyu sang sekretaris CEO.
Langkah tegap nya bernar benar terburu buru namun apa yg ia dapat sang ceo tidur tanpa sehelai benang.
Jangan lupa kan luka di leher nya yg mulai mengering,luka yg cukup dalam.
"Pak bangun"panggil Wahyu pelan menepuk pundak sang CEO.
Perlahan mata elang itu terbuka,aura dingin mendadak menguar hebat dari balik kelopak mata nya.
"Arggh"Kevin menerang karena mendadak kepala nya pusing.netra hitam nya terarah pada bercak darah di sofa,serta pakaian perempuan yg terkoyak di pinggir sofa.
Kilas bayangan mulai muncul,mulai dari tangis seorang wanita.
"Aku memperkosa nya"lirih Kevin menyadari kesalahan nya.
"Saya akan menyelidiki nya nanti tuan,tapi kita harus ke rumah sakit"jawab Wahyu sopan,yg hanya di jawab oleh angguk kan tipis oleh Kevin.
Setelah memakai baju, Kevin langsung berjalan pergi menuju rumah sakit.
Sepanjang per jalanan ia terdiam menatap ke luar jendela.ada rasa sesal yg kini semakin hinggap di relung hati nya paling.
Tak lama mobil yg di tumpangi oleh Wahyu sampai di parkiran rumah sakit ED rumah sakit milik keluarga Eduardo.
Salah satu rumah sakit terbesar di kota J.
Langkah kaki mereka berdua menuju ke ruang UGD,di mana seorang dokter cantik baru selesai menyelesai kan sebuah operasi.
Wajah dingin nya kian kelam,saat menatap laki laki yg tak asing bagi nya siapa lagi jika bukan Kevin.
Jangan tanya Kevin pria tampan itu pucat pasi,menatap ke arah gadis yg mental nya dengan mata dingin dan aura yg menajam.
#like komen and vote.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!