NovelToon NovelToon

Milik Sahabat Ku!

Episode 1

***

"Sep, please dong. Jadian sama gue?" Pinta Randy.

"Maaf yah Ran, gue gak bisa." Balas Septi yang melenggang pergi.

Dia adalah Septi Aulia Fauzira, gadis terkaya di SMA ini, ayahnya pemilik SMA Merah Putih ini. Kaya, Cantik, dan berkuasa. Itulah yang di cerminkan dari diri Septi. Wajahnya yang elok dan body gitar spanyol membuat Septi menjadi incaran setiap pria. Tak terhitung sudah berapa banyak pria Playboy yang Septi PHP-in. Setiap weekend main dengan banyak cowok berbeda, bukan hal baru baginya. Wekeend ini juga seperti itu, dia jalan dengan Randy si playboy anak dari pengusaha kaya.

"Pak, kita kerumah Aisyah aja." Pinta Septi kepada pak supir. Maklum saja dia pakai supir, Septi itu termasuk anak holkay.

"Siap non!"Sahut Pak Supir yang langsung melajukan mobilnya.

***

"Aisyah, Aisyah mana tan??" Tanya Septi yang sudah duduk di ruang tamu bersama mamanya Aisyah.

"Lagi beli buku tadi," jawab mamanya, Nizar dengan lembut. "Kamu ke kamar nya aja dulu, Tante lagi mau pergi. Ntar kalo Aisyah udah pulang kasih tau ada bubur di kulkas yah. Tante pergi dulu!" Tambah Nizar yang langsung pergi.

"Oh okeh. Siap Tan!  Hati - hati di jalan yah~" Septi melambaikan tangannya sopan.

Lelah rasa badan Septi. Segera ia ke kamar Aisyah dan membaringkan badan nya, melepas lelah nya.

Krekkk... Suara pintu terbuka. Terlihat gadis berbadan mungil, berwajah imut memakai busana muslimah lengkap berwarna biru muda.

"Eh, Septi?! Ngapain lo di sini?? Bukan nya lagi jalan sama Randy??" Tanya Aisyah meletakkan tas nya di meja, dan ikut membaringkan badan nya.

"Muak gue sama cowok modal tampang dan harta orang tua kayak gitu!"

"Oh. Eh tadi gue ketemu cowok loh, ganteng terus dia baik loh. Tadi gue hampir mau jatuh, terus dia yang nolongin!"  Seru Aisyah Antusias.

"Jadi lo jatuh hati gitu sama dia?? "

"Emmm... Nggak tau juga sih Sep, yang gue tau ada rasa deh sama dia."

"Duh, ketika sang ustadzah, jatuh hati~"

"Diem akh, makan yuk ke bawah, mama buat puding loh." Ajak Aisyah yang menuruni tangga di ikuti Septi.

***

"Duh, jangan telat deh gue, jangan Enam menit lagi bel nih!" Gumam Septi berlari dari gerbang sekolah.

GduBrakkk!!!

Karna berlari begitu cepat Septi menabrak seorang cowok ganteng, tinggi, dan keren, tiga kata, 'calon suami idaman'. Bahkan Septi sampai mendongak untuk menatap cowok itu. Terlihat raut wajah dingin di sana, aura suram dan kelam. Itilah yang terpancar dari cowok di hadapannya ini.

"Kalo jalan, liat liat dong. Jatuh kan gue. Kalo gue lagi lari lo minggir deh!" ketus Septi dengan nada tinggi.

Di dongakkan nya kepalanya. Pandangan nya jatuh pada pria tinggi ini.

"Buta! " balas pria itu dingin berjalan pergi.

Gila?!! Baru kali ini, ada cowok yang ngabaikan gue!! Dan aura nya, kenapa kelam banget?? Kayak sedih banget!!

Batin Septi heran.

"Menarik. Bisa nih buat main - main." Gumam Septi lagi menatap Punggung cowok itu.

Senin pagi, seperti biasa Septi mengikuti Upacara Bendera bersama Aisyah. Karna sikap Septi yang playgirl dan arogan, membuat banyak orang terkhusus nya cewek tidak menyukainya. Di tambah lagi, karna hampir semua cowok ganteng sukanya sama Septi.

Hanya Aisyah yang selama ini bersama septi. Meski begitu, tak membuat Aisyah sendiri di jauhi anak lain. Mungkin karna sikap dan perawakan Aisyah yang baik dan lembut.

"Dih, liat tuh si Septi mentang kaya seenak hati aja mainin cowok!"

"Iyah, kemarin aja dia Phpin si Randy, anak pengusaha kaya itu!"

"Kok mau sih si Aisyah temenan sama dia!"

"Kalau aja bukan bokap dia yang punya sekolah ini. gue pasti bakal labrak dia!"

Bisikan gosipan para wanita kurang kerjaan itu selalu terdengar. Yang mereka bisikan tentu saja keburukannya Septi.

" Septi... Gak usah di ambil hati. Biarin aja." Ucap Aisyah mencoba menenangkan.

"Santai aja, mereka ngomong gitu karna mereka iri sama kehidupan yang gue miliki." Jelas Septi tenang.

Septi yang sudah terbiasa dengan gosipan itu, tidak mengambil pusing. Yang terpenting, selama Aisyah masih menjadi temannya. Dia tidak keberatan satu sekolah menjadi musuhnya.

Upacara selesai, mereka kembali ke kelasnya. Kelas 12 IPA 2. Meski hampir seluruh murid di sekolah tidak menyukainya. Tapi kelas nya ini selalu menerima nya.

"Pagi 'Dua sejoli'! " Sapa Ikhsan, cowok tengil nan rese, yang hobinya gangguin Aisyah. Soalnya kalo mau gangguin Septi, dia playgirl, cepet marah lagi. Dan yang terpenting,  Ikhsan Cintanya Ke Aisyah. Enggak yang lain.

"Pagi San. Mau gangguin my bes pren gue?? " Tanya Septi, matanya terlihat mengerikan. Septi melenggang pergi duduk

"ukhh... Ampun bos que. Eh btw, Syah, ntar ada acara gak? Jalan sama gue mau gak?? " Tanya Ikhsan, duduk di atas meja, tepat di hadapan Aisyah.

"Gue gak bisa San, maaf yah." sanggah Aisyah menolak dengan sangat lembut.

"Kalo besok nya lagi, bisa gak Syah?? "

"Gak bisa. Ntar kalo gue ada waktu, gue kabarin deh."

"Si Aisyah gak suka sama lo San. Nyadar deh, jangan gangguin dia mulu. Enek liat nya tau!" celetuk Septi menatap Ikhsan.

"Sok tau lo, si Aisyah gak suka sama gue?!"

"Emang iyah kok, si Aisyah udah suka sama cowok lain. Kalo gak percaya, tanya aja nih sama orangnya!"

"Beneran Syah??!!" Tanya Ikhsan menatap Aisyah.

"Gue mau fokus di pendidikan aja kok." Balas Aisyah tersenyum.

Septi hanya mengernyitkan dahinya heran, menatap temannya ini.

"Selamat pagi semua! " sapa Pak Adan, wali kelas mereka. Guru yang menempati posisi terkiller di sekolah. Kalo ngomong biasanya mah ada hujan bertebaran. Guru MTK itu yang hawanya selalu serius duduk di meja guru.

"Pagi pak!!" Saut murid di kelas itu.

"Hari ini, ada murid baru. Pindahan dari Bandung!" Pemberitahuan dengan nada tegas khas milik pak Adan.

Seorang cowok muda yang ganteng masuk melangkah. Kaki nya yang panjang dan gaya rambut yang sedikit acak, karna hembusan angin. Membuatnya terlihat semakin keren.

Cowok Suram yang tadi?!!

Batin Septi menatap cowok di hadapan kelas ini.

Dia, cowok yang nolongin gue kemaren??

Batin Aisyah tersenyum hangat menatap pria ini.

"Gue Andra! " Ucap Andra singkat berjalan di bangku kosong milik Ikhsan. Ikhsan mah gitu, Guru telat bentar aja, orang nya udah lari entah kemana.

Pak Adan, tidak heran melihat sikap Murid ini. Bagaimana pun si Andra ini adalah keponakan pak Adan.

Hehe... Kegelapan akan selalu sirna dengan cahaya, dan gue Septi Aulia Fauzira, akan menjadi cahaya yang akan hilangin kegelapan lo. Andra!! 

Batin Septi tersenyum tipis menatap Andra.

"Andra yah?? Nama yang keren" Batin Aisyah.

***

Ayooo like, komen and vote yah

Jangan lupa follow author juga

Episode 2

***

***

"Ikhsan!! Lo kok hormat bendera sih?? " Tanya Aisyah, baru kembali dari mengantar buku milik Pak Adan. Sudah menjadi hal yang biasa Aisyah sering di minta bantuan oleh para guru. Selain baik dan lembut, ia juga salah satu murid yang cerdas.

"Eh, Aisyah sang bidadari calon makmum datang. Hehe... Biasa di hukum lah, gak sengaja lompat pagar." Ngeles Ikhsan udah kayak supir bajaj aja.

"Mana ada lompat pagar gak sengaja. Aneh lo." Aisyah hanya menggelengkan kepala nya pelan.

"Gue tau lo perhatian, gue gpp kok, lo balik duluan aja, lagian di sini panas loh. Gak cocok buat elo. Calon Nyonya Arsindath,  gak boleh panas - panasan. "

"Gue kesini karna mau kasih tau lo, spesial buat lo yang tadi gak masuk kelas pak Adan, dia bilang PR latihan bab 4 dan 5 lo kumpul besok. Dah... Gue balik luan yah." ucap Aisyah melenggang pergi.

"Dih, di suruh pergi malah pergi beneran. Gak ada pedulinya sama calon imam nya ini. Beneran deh,  untung aja gue cinta beneran ke elo. " ketus Ikhsan memiringkan bibirnya. Aisyah yang mendengar itu hanya tersenyum tipis.

"Andra yah? Gue Septi, putri tunggal pemilik sekolah ini. SMA Merah Putih yang terkenal." Ujar Septi dengan sombong mengulurkan tangannya.

"Oh." balas Andra dingin, yang duduk ditempatnya. Menatap hp yang rotasinya miring. Apalagi kalo bukan ngegame.

"humph!! Cuma 'oh'? Nggak tahukah lo, berapa banyak cowok yang mau ngomong sama gue. Tapi, elo malah--"

"Terus apa? Gue gak perduli tuh."

"Tapi, elo malah nolak gue dan abaikan gue juga. Kejadian langkah nih." ucap Septi Antusias.

"Gila!"

"akh... Udah deh, kita damai aja oke?? Peace. Lo suka ngegame yah?? " tanya Septi yang duduk di sebelah Andra. Pertanyaan ini seakan akan mereka sudah kenal lama.

"Kita gak kenal. Jangan sok akrab."

"Oh. Gue kasih tau ke elo yah. Jadi cowok tuh jangan ketus amat. Nggak laku ntar, jadi lajang tua deh."

"Ini hidup Gue! "

"Emang hidup lo lah. Emang gue pernah bilang ini hidup gue?? Gak kan?! Btw, lo main game apa??"

"Dragon Emperor." jawab Andra tanpa sadar mengikuti alur pembicaraan Septi.

kenapa gue jawab??!!

  Tambahnya di dalam hati.

"Ohh... Game yang lagi viral di berbagai negara itu yah. Katanya game nya bagus. Itu bener?? "

"Main aja sendiri."

"Bagus juga tuh! Ntar kalo gue udah daftar, lo temenin gue main yah."

"Gak sudi!"

Perbincangan mereka ini semakin lama semakin akrab. Seperti sudah saling mengenal lama. Tentu saja ini menjadi topik hangat di kelas, dimana Playgirl kelas atas, lagi deketin anak baru yang ketus dan dingin.

Aisyah yang baru masuk dari pintu menatap suram sepasang insan ini. Satunya sahabatnya, dan satunya lagi cowok pertama yang dia sukai. Tatapan aneh milik Aisyah ini terlihat mengerikan. Dia gadis yang selalu tersenyum hangat dan ramah, menatap Aneh Pada Septi. Ntah apa yang ada di dalam pikiran Aisyah.

"Emm guys. Ms. Terry lagi ada urusan sebentar. Untuk sementara kita di minta belajar masing - masing dulu. Sekalian kerjain tugas halaman 91 tentang surat. Kalian harus tulis surat tentang diri kalian sendiri." Ucap Aisyah tegas namun lembut, yang membubarkan banyak grub gosip.

"Banyak gak tuh Syah?? " Tanya Septi dari meja yang sama dengan Andra. Gadis modis ini masih belum pindah.

"Lumayan sih Sep. Oh yah Ndra, kalo lagi kelas berlangsung tolong hp nya di nonaktifkan yah." Peringat Aisyah lembut,  namun tegas.

"Oh. Okeh." balas Andra santai, menutup Hp nya. Mengambil buku dan langsung mengerjakan tugas yang di minta. Beneran cowok idaman.

Hampir setengah jam berlalu, Septi masih setia duduk di samping Andra.

"Loh? Tuh Septi kaleng rombeng di mana Syah?? " Tanya Ikhsan yang baru masuk, dengan rambut acakan, baju di keluarkan, dua kancing terbuka, keringat mengalir di sekujur tubuhnya. Membuatnya kelihatan seksi.

Ikhsan Arsindath , anak tunggal dari salah seorang pengusaha kaya. Dari dulu sampai sekarang terkenal dengan sebutan 'pejuang cintanya Aisyah'. Meski banyak cewek yang tergila - gila pada ketua Futsal ini, tapi Ikhsan sendiri mengabaikannya demi Aisyah seorang.

"Apa sih, kutu aer!! Gue di sini!! Ngapa nyari gue? Kangen?? Atau butuh utangan?? " celetuk Septi dari sana, bangku yang agak berjauhan dari Aisyah.

"Emang nih si mulut lemes, kalo ngomong gak di pikir dulu. Asal jeplak aja, woik lo tuh cewek, ada kalemnya napa. Noh, kayak calon binik gue, kalem lembut aeee."

"Apa sih lo? Rese tau!! Gue sama Aisyah emang beda, makanya melebur menjadi satu kesatuan yang di sebut Best Friends Forever!"

"Serah lo deh, yang penting Aisyah calon binik gue. Btw, lo ngapain di bangku gue?? Tuh cowok cupu juga ngapain di situ?? "

"Dia ini murid baru kelas kita, incaran gue yang baru. Gimana?? Ganteng kan?? Kita cocok kan?? "

Tentu saja ucapan Asal Jeplak Septi ini membuat Andra yang awalnya bodoamat, menoleh sinis ke arah Septi. Tapi yang di tatap malah senyum cengengesan. Membuat Andra hanya bisa menghela nafas.

"Oh... Jadi artinya, gue duduk bareng Aisyah nih?? " Tanya Ikhsan antusias. Bagaimana dia bisa menolak kebahagiaan ini?

"Iyah sih. Cuma hari ini doang. Itupun kalo si Aisyah mau semeja sama kutu aerr kayak lo!! "

"Lo sirik kan sama kegantengan gue!"

"Lo emang ganteng, cuma cowok di samping gue ini jauh lebih ganteng, tinggi, dan mempesona!" bela Septi menatap penuh maksud pada Andra.

Belum sempat lambe turahnya Ikhsan kebuka, dukungan dari teman sekelas udah ada di tangan Septi.

"iyah deh, noh si murid baru lebih ganteng. Gua akuin deh~"

"Aisyah. Lo mau gak semeja sama si Ikhsan cebong?? " Tanya Septi menatap ke arah Aisyah.

Sedangkan Aisyah sendiri, pandangannya masih terarah akurat di buku. Tapi yang ada di dalam pikirannya adalah pria yang di sukainya, sahabatnya juga menyukai orang yang sama. Membuatnya bingung dengan tindakan selanjutnya. Awalnya dia sudah memikirkan berbagai macam ide untuk mendekati Andra. Tapi kini, sahabatnya sendiri menyukai orang yang sama. Badan nya sedari tadi gemetar, menahan emosi saat melihat dan mendengar ocehan kedekatan Andra dan Septi.

"Aisyahh!! Lo gak papa kan?? " Tanya Septi menepuk pundak Aisyah. Sontak itu membubarkan lamunan Aisyah. Dia menggigit bibir bawahnya, menahan luapan sakit hati dan kemarahannya.

"Gue gpp kok Sep, lo kerjain tugas aja. Gue mau ke uks dulu ambil obat. Kepala gue cuma nyeri ringan doang kok." Balas Aisyah menepis tangan Septi, tatapan Septi sedih saat Aisyah menepis tangan nya. Dulu, sahabat nya ini akan menggenggam bukan menepis.

"Gue anter lo yah! " Teriak Septi dan Ikhsan bersamaan.

"Gue gak papa kok, gue bisa sendiri. Kalian kerjain tugas yah." Ucap Aisyah berjalan pergi. Melakukan hal yang sama, menggigit bibir bawah sepanjang jalan ke UKS, meski beberapa kali harus di lepas, karna senyum saat berpapasan dengan orang lain.

"Kenapa ini bisa terjadi?? Gue yang suka Andra lebih dulu?!! Tapi, kenapa malah Septi yang Hisshhhh... " Gumam nya terduduk lemas di ranjang UKS, yang keadaannya sepi dan kosong.

***

Ayoo like, komen and vote yah

Jangan lupa follow juga

Episode 3

***

"Kenapa ini bisa terjadi??  Gue yang suka Andra lebih dulu?!!  Tapi,  kenapa malah Septi  yang Hisshhhh... " Gumamnya terduduk lemas di ranjang UKS,  yang keadaan nya sepi dan kosong.

Di baringkan tubuhnya,  Aisyah sedari dulu memang seperti itu.  Entah penyakit aneh apa yang di deritanya.  Setiap hati nya tidak senang,  maka akan berpengaruh pada Kepalanya.  Semakin sakit hatinya,  semakin sakit pula kepalanya.

Kembali dipejamkan matanya. Tak ingin rasanya dia kembali ke kelas saat ini.  Hingga akhirnya bel istirahat berbunyi,  Aisyah masih setia memejamkan matanya walau dia rnggak tidur.

"Aisyah mana ya?  Kok belum balik juga?? " Gumam Septi yang sedari tadi di samping Andra. Andra yang mendengar gumaman Septi ini,  agak tersentuh.  Pasalnya wajah Septi ini terlihat sangat khawatir.

"Andra. Gue gak jadi deh bawa lo keliling sekolah.  Gue,  mau nemuin Aisyah dulu.  Takut kenapa napa!" Pinta Septi memegang lengan Andra.  Tentu saja itu membuat Andra tidak senang dan menatap tajam Septi.

"Eh santai bro! Iyah gue lepas deh," ngeles Septi hampir sama kaya Ikhsan.

"Udah deh Septi.  Lo temenin si Bocah cupu Andra ini aja.  Urusan Aisyah,  gue yang tanganin.  Kan jarang sih gue punya waktu berdua sama Aisyah!" Sambung Ikhsan yang sudah memegang kantung berisi banyak sekali makanan.

"Hemm... Oke deh,  sepakat yah. Lo jagain my luv gue itu dengan baik!"

Tanpa basa basi lagi,  Septi menarik tangan Andra yang lagi ngegame.  Maklum,  Andra adalah gamers terhandal. Game yang dia mainkan adalah 'Dragon Emperor' . Di game,  prestasinya gak perlu di tanyakan lagi,  Master banget.

Cukup lama mereka berjalan,  meski tanpa sepatah kata obrolan pun.  Akhirnya mereka sampai di satu tempat yang menurut Septi,  nyaman dan tenang.  Itu adalah halaman belakang dekat gudang.  Memang,  cuaca di sana sangat sejuk dan rimbun.  Sangat sepi dan tenang.  Suasana yang cocok untuk tipe orang seperti Andra. Melihat suasana ini,  terlukis senyum tipis di wajah Andra.

Mereka akhirnya memilih duduk di rumput,  di bawah pohon beringin itu. Tanah yang terlihat seperti gundukan itu,  tempat yang cocok untuk berbaring sekedar melepas lelah dan letih dari riuh ricuh Sekolah.

"Lo gak mau bilang makasih gitu?  Gue udah bawak lo ketempat strategis yang sepi gini.  Lo, orang pertama yang gue gandeng kesini.  Lo ngerasa bangga lah yah kan?  Hehe?" Ujar Septi  memulai pembicaraan.

"Makasih." Sahut Andra dingin.

"Udah,  gitu aja?  Gak ada kata lain nya??  Lo beneran ice man?  Gak bohongan?? "

"Hemmm... " Gumam Andra sambil ngegame.  Jari nya begitu cekatan menekan layar hp itu.  Seakan akan dia sendiri sudah terjun dalam dunia game itu.

"Ngobrol kek,  bosen tauk!" gerutu Septi memanyunkan mulut nya. Dan Andra hanya membalasnya dengan satu helaan nafas panjang .

"Andra, kalo lo gak mau ngomong gpp.  Biar gue aja yang cerita sampai mulut gue berbusa.  Jadi gini Ndra. Karna mukak gue cantik amat,  gue manfaatin buat nyakitin cowok playboy yang suka nge phpin cewek.  Alhasil,  di sekolah ini gue dikenal sebagai Playgirl cap bawang.  Meski begitu,  gak ada yang berani labrak gue karna bokap gue yang punya sekolah ini." cerita Septi panjang lebar,  yang bahkan tidak direspon oleh Andra,  bahkan deheman sekali pun tak ada terlontar dari mulut Andra. 

Dia dan pandangan nya tak bisa berpaling dari benda berotasi miring itu. Diam dengan raut wajah datar selalu,  membuat Septi semakin ingin menaklukkan gunung es di hadapan nya ini.

"Ndra lo gak tanya gitu kok gue bisa bisanya mainin hati cowok kayak gitu.  Seakan akan gue iblis.  Padahal muka gue kan muka malaikat,  lugu dan polos. "

Ucapan Septi kali ini sukses mendapat respon dari Andra, meski hanya tatapan datar yang biasa Andra tampilkan.

"Hadeuh... Gue kasih tau yah Ndra.  Dulu,  gue gak tertarik sama cowok,  hingga satu hari gue suka sama cowok.  Eh tapi dia malah permainin gue.  Dia pacaran sama gue,  selingkuhannya itu sahabat gue.  Eitss... Tapi itu bukan Aisyah loh.  Dia mah Teresa,  no komen akh tentang dia. Yah,  akhirnya gini deh gue sekarang." Tambah Septi mengedikkan bahunya santai.

"Oh." Sahut Andra datar,  yang masih sama dengan sebelumnya. Tak ada perubahan. Meski begitu,  Septi tak kan menyerah semudah itu. Apalagi jika ini tentang cowok ganteng.

Di Ruang UKS:

"Aisyah,  makan dulu gih.  Biar enakan,  nih gue bawain bubur." Ucap Ikhsan yang baru masuk, membuat gadis mungil itu terperanjak.

"Eh,  Ikhsan?  Septi dimana? " Tanya Aisyah saat matanya tak mendapati sahabatnya ada di sini.

"owh. Dia lagi jalan sama Andra. Keliling sekolah sih katanya. "

"Oh, Gitu.  Eh makasih yah buburnya!" Lagi,  lagi dan Lagi. Aisyah kembali menampilkan senyuman nya meski  Hati nta tengah di rundung badai hitam kelam,  beserta petir yang menggelegar.

"Makan nya gue suapin yah?"

"Enggak deh San,  gue bisa sendiri kok!"

Jalan sama Andra yah?

batin Aisyah di dalam hatinya.

Tak terlihat wajah sendu di wajah Aisyah,  luar biasa.  Aisyah ini mampu menutupi kesedihan nya yang amat dalam. 

***

Di halaman belakang.

"Andra,  gantian dong,  lo ceritain ke gue tentang diri lo? " Rengek Septi memegang bahu Andra.

"Gue Andra Prananta,  yang paling di sukai game!" Jelas Andra singkat. Okeh,  Perkenalan macam apa itu?!

Jawaban ini membuat Septi melongo,  akhirnya setelah sekian lama.  Andra ngomong juga. Cuman yang di omongin cuma itu aja.

"Oh yah,  pinjem dong game nya.  Gue kan juga mau coba?!" Rengek Septi mencoba merebut Hp Andra. Dengan sigap Andra menepis tangan Septi,  alhasil karna ketidakseimbangan posisi,  Andra jatuh mendekap tubuh modis Septi. Mata Andra lekat menatap gadis ini.

Sepertinya dia gak berbohong,  soal dia sangat cantik?!

Batin Andra masih diam bergeming dalam keadaan itu.

"Ndra,  Gue kasih tau yah ke elo.  Kalo lo masih belum bangkit dari sini.  Fix,  kita kena kasus ketidaksopanan Ndra! " Katanya mendorobg tubuh Andra.

Segera Andra bangkit berdiri membersihkan bajunya. Kedua insan ini tak sengaja,  mata mereka saling terarah.  Saling menatatap di tengah merdunya deruan angin. Tring!! Tring!!  Bunyi bel itu merusak semua nya.

"Udah bel yuk,  masuk , " ajak Septi menarik tangan Andra. Namun,  yang di tarik malah menahan langkah,  membuat Septi menatap dada bidang Andra.

"Makasih,  udah bawa gue ke tempat kaya gini.  Gue suka tempat ini." Ucap Andra dingin langsung melenggang pergi.

Septi  hanya mengernyitkan dahinya, menatap senyum iseng punggung  Andra.

***

"Udah enakan Syah?  Udah yakin mau masuk kelas?? " Tanya Ikhsan yang masih sangat khawatir akan kondisi Aisyah.

"Udah kok San,  gue gak papa. Udah yuk balik ke kelas"

Sesampainya di kelas, Aisyah kembali di suguhkan dengan pemandangan yang sama.  Andra yang ngegame dengan Septi yang terus ngoceh. Bedanya,  Andra masih menanggapinya dengan beberapa kalimat dingin dan deheman.

"Syah,  gue duduk di sini dulu yah.  Lo duduk sama si kutu Aer aja dulu!" kata Septi saat mendapati,  sosok gadis lugu dan polos dengan senyuman yang hangat baru masuk dari pintu,  tentu saja dengan seorang yang di sebut Kutu aer di sampingnya.

"Iyah,  Gak papa sans aja. Hehe. " Tanggap Aisyah dengan senyuman hangat tentunya.

"btw,  lo gak papa kan?? "

"Gak papa kok, masih hidup hehe..."

***

Ayoo like,  komen,  and vote yah

Jangan lupa follow me

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!