HAI PEMBACA !
Salam kenal, bagi kalian yang baru baca karya saya. Dan jumpa lagi bagi pembaca yang uda pernah membaca karya saya yang lain.
Ini bukan prolog, tapi perkenalan para tokoh yang akan terlibat di dalam novel Ada Cinta 2 ini ʕ•́ᴥ•̀ʔっ
Sebelum lebih lanjut, saya mau kenalkan diri dulu. Karena ada pepatah berkata, "Tak kenal maka tak sayang."
Nama saya Knekoinn, bukan nama asli hihi. Kalian bisa panggil saya Koi atau Neko ʕ•́ᴥ•̀ʔっ
Saya merupakan kaum rebahan~
Saya suka baca komik, nonton anime, baca novel, gambar, dan dengerin lagu.
Anime favorit saya itu "Grave of the fireflies"
Komik favorit saya di mangatoon "Cinta itu berwarna primrose"
Novel favorit saya, hmm ... maaf gabisa saya sebutin, karena bukan di app ini:)
Lagu favorit saya "Bad Things-Machine&Camila"
Umur saya masih muda kok, masih unyu-unyu.
Saya gatau kalian baca atau skip, tapi itu saja perkenalan dari saya hehe
Oke...
satu -
dua -
dua setengah -
tiga -
Tarik napas buang ~
Sesuai janji saya kepada para pembaca novel ADA CINTA. tarara ~ ini dia perkenalan tokoh dalam novel ADA CINTA 2.
Kalau kalian para pembaca ADA CINTA 1, pasti tau dia siapa. Yap, dia Reza Wagner si cowok cool hihihi. Irit ngomong kalau sama orang yang dianggapnya gak deket.
Nama dia Airin Velicia. Sukanya nonton drama barat, sambil cemilin kacang. Punya satu Sahabat dari SMP namanya Maya Britania.
Alex Susanteo ! Dia juga ikut di ADA CINTA 1 loh. Sekarang di ADA CINTA 2, aku jadiin dia sebagai salah satu dari tokoh utama. walau tampang Badboy, tapi Alex hatinya baik kok.
Ini nih Maya Britania, sahabatnya Airin. Kulitnya sawo mateng, kulit orang Indonesia banget nihh. Kalau Maya hobbynya nonton drama korea sambil cemilin kerupuk kulit.
Airon Sebastian !! Abangnya Airin. Dia abang yang dangat iseng gengs!
Kalau di ADA CINTA 2 ini, Windy Anastasya. Sekarang uda jadi senior dia, trus ikut Osis.
Rendy Lino, Pacarnya Windy plus teman baik Reza. Kalau gabut suka main ke rumah Reza.
Felix Isky, anak Osis nih dan Ketua kelas XII IPS 2. Sekarang lagi gebet Yohan.
Zion Neuron. Temen sekelasnya Reza, dia anak Osis juga. Kalau senyum maniss bet.
Alvin Septian, yang selalu gokil kalau lagi kumpul. Jomblo niihh, ada yang mau daftar?
Jonatan Ceasan. Si Abang Brokoli nihh. Jomblo juga, minat? minat?
Yohan, Gebetannya felix. Judes abis, untung Felix sayang.
Grace, temennya Windy dan Yohan. Kalau dia itu ramah, saking ramahnya cowok-cowok gampang baper sama grace..
Fanda, Sepupunya Felix. Dia temen sekelasnya Alex juga.
Camela, Adik Iparnya Rendy. Temen sekelasnya Airin sama Maya.
Christ ini merupakan teman yang cukup dekat dengan Alex.
Dan terakhir. Kucing kesayangannya Reza, Si putih.
→ → → → → → → →
Serius dehh, saya lagi niat banget. Sampai - sampai saya cari foto - foto di jadiin Cast sekolah. hihihi.
→ → → → → → → →
Sekian, dari saya Knekoinn. Kiranya hasil pencarian cast saya, dapat membantu kalian dalam berimajinasi. hihihi
Oh ya, kalau kalian belum baca ADA CINTA 1. Bisa coba baca, tinggal cari di pencarian atau klik profil saya. hufft masih kurang tujuh puluh empat kata lagi nihh. Dan saya mau kasi tau, novel ini updatenya satu kali seminggu yaa.. maaf kalau ceritanya ga sesuai kehendak atau keinginan kalian, karena saya menulis sesuai dengan ide yang saya dapat.
Jangan lupa masuki ke favorit kalau suka, lalu klik like sebagai bentuk dukungan, trus berikan ranting agar novel ini berkemang, selanjutnya tingalkan comment berupa dukungan atau kritik, agar kedepan novel ini bisa lebih baik lagi. Salam peluk dan cium dari athor 💕
To be continued...
Reza wagner. Cowok berparas bule, yang masih mengenakan seragam putih abu-abu serta jas Osis berwarna biru tua. melangkah perlahan meninggalkan taman sekolah. Ingin dirinya meneteskan air mata karena rasa pilu di hati, tapi menangis hanya karena gadis yang ia sukai sudah resmi berpacaran dengan teman baiknya sendiri. "Ah itu terlalu dramatis," pikir Reza.
"Pacarannya sama Rendy, tapi nanti nikahnya sama gue," ucap Reza, percaya diri.
Kedua kaki Reza terus melangkah, hingga melewati lapangan sekolah. Dari ujung lapanngan, tampak seorang gadis berlari cepat ke arahnya. Gadis itu mengenakan seragam putih biru dan name tag. Menandakan bahwa ia adalah salah satu peserta MPLS.
"Kak! Kak!" teriak gadis itu.
Reza yang merasa namanya dipanggil, lantas berhenti melangkah. Ia menoleh ke sebelah kiri dan menatap lurus ke arah gadis berkulit sawo mateng serta rambut sebahu sedang berlari menghampirinya.
"Kak! To_ tolongin teman saya!" Gadis berambut sebahu itu berdiri tepat di hadapan Reza dengan napas tersengal.
Reza mengerutkan pelipis bingung sambil menatap gadis itu.
"Teman saya pingsan Kak di ujung lapangan, tolong bawa teman saya ke UKS Kak!" Gadis itu menunjuk ke ujung lapangan, dengan raut panik yang terlihat jelas.
"Kok bisa?" tanya Reza heran.
"Sekarang Kakak tolong ikut saya dulu, biar teman saya bisa cepat di bawa ke UKS. Habis itu baru saya jelasin, kenapa dia bisa pingsan." Gadis berambut sebahu itu langsung menarik tangan Reza, lalu berlari ke tempat dimana temannya berada.
Ingin sekali Reza berkata kasar, saat tangannya ditarik paksa. Sehingga ia harus berlari seperti dikejar seekor anj*ng. "Hilang sudah image cool gue," pikir Reza.
Di lapangan yang besar dan sepi, dimana panas matahari begitu terasa. Gadis berambut sebahu dan cowok berparas bule yang tadinya berlari, kini berhenti dan berdiri di samping seorang gadis berambut panjang dan berkulit putih yang terbaring pingsan.
"Kak itu teman saya, tolong baw_" ucapan gadis berambut sebahu itu terpotong, saat ia melihat cowok di sampingnya bergerak menghampiri gadis yang tergeletak pingsan itu.
Reza membungkuk serta mengulurkan kedua tangan, mengangkat tubuh gadis yang terlihat tak sadarkan diri itu. Saat tubuh gadis itu sudah berhasil terangkat, dengan gagahnya Reza berdiri lalu berjalan cepat menuju ruang unit kesehatan sekolah, diikut gadis berambut sebahu di belakangnya.
"Semoga Rin gapapa," batin gadis berambut sebahu.
〄〄〄〄
Gadis berambut sebahu, yang sejak tadi berjalan di belakang Reza. Kini langsung berlari cepat melewati tubuh Reza, untuk membukakan pintu ruang UKS.
Reza dengan cepat memasuki ruang UKS. Agar gadis yang tengah ia gendong itu, segera mendapatkan pertolongan.
"Itu dia kenapa?" tanya seorang cowok. Saat melihat Reza masuk ke ruang UKS seraya menggendong seorang gadis cantik yang tak sadarkan diri.
Reza tidak menghiraukan pertanyaan dari Sean, yang tidak lain adalah petugas UKS. Cowok berparas bule itu terus berjalan, menuju ranjang yang terletak di pojok ruang UKS.
"Itu teman saya pingsan, tolong bantu periksa teman saya, Kak!" celetuk gadis berambut sebahu.
Sean yang menjadi Pertugas UKS mengangguk paham. Ia berjalan menghampir Reza yang baru saja selesai membaringkan gadis tersebut ke atas ranjang UKS.
"Misi Rez, coba gue periksa dulu," ucap Sean. Membuat Reza menggeser tubuhnya, menjauhi ranjang UKS.
"Kenapa nih cewek bisa pingsan? perasaan dari kemarin Osis kalau kasi hukaman gak parah," pikir Reza.
Reza terus memperhatikan Sean, yang tengah sibuk memeriksa. Hingga dimana padangan Reza beralih ke arah gadis berambut sebahu, yang berdiri tepat di samping kanannya.
"Nama kamu Maya?" tanya Reza dengan suara datarnya.
Gadis berambut sebahu tersentak kaget lalu menoleh ke arah Reza. "Kakak kok tau nama saya?" Alih-alih bukanya menjawab, gadis pemilik nama Maya itu malah balik melontarkan pertanyaan.
Reza mengacungkan jari telunjuk ke arah name tag berwarna biru muda yang terpaut pada leher gadis berkulit sawo mateng, rambut sebahu itu. Di name tag tersebut tertera jelas nama pemiliknya 'MAYA BRITANIA.'
Maya melirik sekilas name tag nya, lalu ber-oriah sembari tersenyum kikuk. "Lupa kalau ada name tag."
Reza memeriksa arloji yang terlilit pada pergelangan tangannya, lalu kembali menatap Maya. "Kamu, sekarang ke Aulla aja!"-Reza memperlihatkan jam arlojinya ke Maya,-"sebentar lagi acara perfome bakal dimulai."
"Tapi Kak... teman saya gimana?" Maya melirik temannya yang terbaring lemah di atas ranjang.
"Teman kamu, biar saya yang awasi," ujar Reza datar.
"Kalau Rin dimodusin, gimana?" batin Maya. "Tapi Kak_" ucapan Maya terpotong.
"Tenang saya gak bakal macam-macam sama teman kamu,"-Reza melirik Sean-"lagian disini juga ada Sean petugas UKS."
"Oke... saya titip teman saya ya, Kak. Makasih Kak, saya pamit pergi dulu." Maya melangkah cepat menuju pintu ruang UKS.
Sebenarnya Maya ingin sekali menemani sahabatnya, hingga sadar. Tapi ia harus perfome di acara MPLS hari ini. Kalau ia tidak ikut, bisa-bisa semua anggota kelompoknya mendapatkan sanksi karena dirinya.
"Eh bentar, Maya!" seru Reza.
Maya berhenti melangkah, lalu memutar tubuhnya 180° menghadap Reza. "Kenapa, Kak?"
"Nanti, kalau kamu ketemu anak Osis. Tolong bilangin, kalau saya tidak bisa ikut acara MPLS nanti. karena harus mengurus anggota MPLS yang pingsan." Reza menatap Maya datar.
"Ah, nama Kakak siapa?" tanya Maya, senyum.
"Reza Wagner," balas Reza, cepat.
Maya meneguk salivanya berat, saat mengetahui cowok yang berada di depan matanya itu adalah Reza. Si anggota Osis tampan namun galak, yang sering di bicarakan oleh setiap anggota MPLS.
"Gara-gara panik, jadi gak ngeh kalau dia itu kak Reza. Anak osis yang marahnya serem banget," ucap Maya dalam hati.
"Kok malah diam?" Reza menatap maya nanar.
"I_ iya Kak, nanti saya sampaikan." Setelah mendapat anggukan kecil dari Reza, Maya langsung berlari kecil keluar dari ruang UKS.
"Lupa nanya lagi, kenapa temannya bisa pingsan," gumam Reza.
"Aduh maaf Rin, gue malah nitipin lo ke Osis galak," gumam Maya sembari berjalan cepat.
To be continued ʕ•ᴥ•ʔ → → →
Sean baru selesai memeriksa kondisi gadis cantik yang terbaring di atas ranjang ruang UKS. Sekarang dirinya paham, hal apa yang menyebabkan gadis tersebut pingsan.
Sean memutar tubuhnya menghadap Reza. "Gimana?" tanya Reza. Seraya menunjuk gadis cantik yang terbaring di ranjang.
"Perkiraan gue, dia belum makan dari pagi. Trus malah ngelakuin kegiatan berat, makanya pingsan karena gak kuat," terang Sean.
"Ngelakuin kegiatan yang berat?"-batin Reza. -"trus sekarang gimana?" Reza berkacak pinggang.
"Lu tunggu sini! Gue ke kantin dulu, beliin dia makanan. Biar nanti pas dia uda sadar, bisa langsung makan." Sean langsung berjalan menuju pintu UKS, tanpa menunggu balasan dari Reza.
"Cepetan baliknya! Gue takut dia sadar, trus nuduh gue yang macem-macem." Reza menduduki diri di atas kursi, yang terletak di samping ranjang.
"Yaa!" sahut sean. Yang pelahan menghilang dari pandangan Reza.
〄〄〄〄
Maya Britania berjalan dengan cepat menaiki anak tangga, menuju kelas X IPS 1. Ia sudah berjanji sebelumnya, dengan para anggota kelompok MPLSnya untuk berkumpul disana. Kerena peristiwa yang membuat sahabatnya celaka, terpaksah membuat Maya benar-benar telat ke kelas X IPS 1.
Maya yang tadinya berjalan, langsung berlari kecil saat melihat anggota Osis. "Kak!"
Gadis yang memakai jas Osis itu menoleh ke sumber suara. Manik mata gadis itu, menatap lurus ke arah Maya.
Maya menghentikan langkahnya. Tepat di hadapan gadis berlambut gelombang, Yang diyakini Maya, adalah salah satu anggota Osis. "Kak ...."
"Kenapa Dek?" sahut gadis berambut gelombang.
"Kakak, namanya Grisel kan?"-Maya tersenyum kikuk-"Kakak anak Osis kan?"
Gadis itu mengangguk pelan. "Iya benar."
"Gini Kak Grisel, tadi teman aku pingsan di lapangan trus kak Reza bantu gendong temanku ke UKS. Jadi nanti kak Reza gak bisa ikut acara MPLS," tutur Maya.
Gadis bernama Grisel itu, mengangguk paham. "Ohh ... yauda, nanti Aku kasi tau ke anak Osis yang lain deh."
"Oke, makasih yak Kak. Aku pamit dulu Kak, soalnya ada latihan buat perfome nanti." Maya menunduk setelah berucap, lalu berlari kecil meninggalkan Grisel di belakang.
"Eth,"-Grisel menatap kepergian Maya-"baru mau tanya kenapa temannya bisa sampai pingsan di lapangan, eh uda kabur aja." Grisel menindihkan bahu, lalu kembali berjalan menuju ruang Osis.
〄〄〄〄
Klek
Suara pintu UKS terdengar. Reza yang sejak tadi sibuk memaikan ponsel, langsung menoleh ke arah pintu. Disana terlihat Sean yang membawa kantong plastik berisi makanan, memasuki ruang UKS.
Reza berdecak kesal, saat menatap Sean. "Lama banget sih."
"Nih pegang! Nanti kalau dia sadar, lo suruh dia makan." Sean menyerahkan kantong plastik hitam, berisi makanan kepada Reza.
Reza mengerutkan pelipis bingung. "Kenapa gak lo aja?"
"Gini ya Reza. Gue juga sebenarnya mau nemenin nih Dedek gemes, tapi tadi gue di panggil sama pak Samat si guru killer," ujar Sean jengkel.
Reza terpaksa meraih plastik berisi makanan itu "Kalau uda kelar, langsung kesini lagi!"
Sean berjalan menjauhi Reza. "Iman lo gak kuat ya? Liat Dedek gemes terbaring lemes?!" Sean terkekeh seraya membuka pintu ruang UKS.
"Si.lan lo," umpat Reza, kesal.
"Ohh benar toh!" Sean yang masih terkekeh, langsung tergesa-gesa menutup pintu UKS, sebelum nanti Reza menghajar dirinya.
〄〄〄〄
Sudah sepuluh menit, Sean pergi dan belum juga
kembali. Reza sudah mulai bosan menunggu gadis yang terbaring di sampingnya itu. Pasalnya, ponsel Reza sudah mati sejak tadi. Dan sekarang cowok berparas bule itu bingung harus melakukan apa, untuk menghilangkan rasa jenuh.
Reza melirik lalu memperhatikan wajah gadis yang terbaring itu. "Mirip Windy," batin Reza.
Secara refleks, tangan kanan Reza mulai bergerak ingin menyetuh wajah gadis itu. Namun mata gadis itu mulai terbuka secara perlahan, membuat Reza bergegas menarik kembali tangannya.
Saat mata gadis itu sudah benar-benar terbuka, tanpa basa basi Reza langsung mengambil sebotol air minelar yang terletak di atas meja, lalu menyerahkannya kepada gadis tersebut. "Nih minum!"
Gadis yang masih terbaring itu mulai menggerakkan tubuhnya, lalu mengubah posisi menjadi duduk dengan kedua kaki yang menyilang. Tangan gadis itu meraih sebotol air mineral yang di berikan oleh Reza, kemudian meneguknya hingga sisa setengah.
"Lo siapa?" Gadis cantik itu menutup kembali air mineral yang ada pada genggamannya.
"Gue anggota Osis, yang bawa lo ke sini,"-Reza menyerahkan makanan kepada gadis cantik itu-"nih makan!"
"Ohh, trus Maya kemana?" Gadis itu tidak mengambil makanan tersebut. Manik matanya sibuk mengamati sekeliling ruangan, seakan mencari sesuatu.
"Ini teman gue uda beliin lo makanan, cepatan di makan. Gak usah banyak tanya dulu!" pekik Reza geram.
"Kok galak sih," pikir Rin.
Gadis itu berdecak kesal. Ia menerima makanan tersebut, lalu menyantapnya lahap. Reza yang terduduk di kursi samping ranjang, memperhatikan cara makan gadis itu.
"Muka doang mirip Windy, sifat sama bedah jauh," ucap Reza dalam hati.
"Gue gasuka, kalau gue lagi makan di liatin," pekik gadis itu.
"M*mpus, gue ocehin balik," batin Rin.
Reza memutar kedua bola matanya malas. "Nama lo siapa?"
"AIRIN VELICIA. Biasa orang-orang panggil gue Rin." Dengan nada datar gadis itu nenjawab.
"Rin. Name tag-nya kemana? Ingetkan, selama MPLS berlangsung name tag wajib dipakai selalu." Reza menatap dingin Rin.
"Dirobek." Rin kembali memasukan sesendok makanan ke dalam mulutnya.
Reza menatap datar Rin. "Sama?"
Gadis itu terus menyatap makanannya tanpa berniat menjawab pertanyaan Reza.
"Name tag-nya di robek sama siapa?" ulang tanya Reza.
"Siapa ya? Lupa gue." Rin menggaruk kulit kepalanya yang tidak gatal.
"Untuk ketiga kalinya gue tanya, name tag-nya di robek sama siapa?" Reza menatap Rin geram.
"Menurut gue, gak ada hubungannya sama lo deh." Kini manik mata Reza dan manik mata Rin saling bertemu.
"Gue Osis, harusnya lo ngerti maksud gue," tegas Reza.
Rin membuang sterofom yang masih bersisa makanan ke dalam plastik. "Kalau gue bilang, orang yang robek name tag gue, anak Osis. Apa lo bakal percaya?" Nada bicara Rin meninggi, matanya masih setia menatap Reza.
"Pasti nih cewek lagi ngarang. Anak Osis? Mana mungkin," pikir Reza.
"Kenapa diam?" Rin turun dari kasur. Tidak lupa kantong plastik berisi sampah, berada dalam genggamannya.
Melihat Rin yang turun dari kasur, spontan Reza berkata, "Gue percaya, siapa anak Osis yang uda robek name tag lo?"
Rin sebelumnya berniat melangkah keluar dari ruang UKS, mengurungkan niat tersebut. Ia menatap Reza serius. "Bella."
"Bella Shannia?" tanya Reza. Mendapat anggukan dari Rin.
"Fix, nih cewek lagi ngarang," ucap Reza dalam hati.
Rin memperhatikan Reza. Cowok itu hanya terdiam, tidak merespon sama sekali. Rin membuang napas lelah. "Gue mau pergi ... kalau lo gak percaya sama gue, yauda."
"Dan bilangin ke teman lo, makasih buat makanannya! Nanti gue ganti," tambah Rin.
Rin pun melangkah pelahan keluar dari ruang UKS, meninggalkan Reza yang masih terduduk diam di dalam sana.
To be continued ➳ ➳ ➳
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!