Hari ini adalah hari pertama Aira meninggalkan kota tercinta sekaligus kota kelahirannya . Hal yang membuat dia berat adalah harus meninggalkan Ayahnya dirumah seorang diri, hanya ditemani oleh mbok yem , asisten rumah Tangga dan anaknya, sebut saja namanya Dimas. Satu hal yang membuat tambah berat meninggalkan Ayah adalah dua minggu yang lalu genap 1 tahun meninggalnya Ibunya. Beruntung, Ayahnya punya kesibukan mengurus toko sembako yang memang tiap harinya membuat beliau sangat sibuk. Bersyukur, usaha yang Ayahnya rintis dari nol mampu membiayai kakak semata wayangnya menjadi seorang sarjana,.
Pagi itu , Ia sudah bersiap - siap untuk berangkat dengan status sebagai seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di kota itu. Memang tak banyak barang-barang yang akan dia bawa. 1 buah tas ransel dan 1 buah koper kecil yang isinya baju yang diperlukan untuk Ospek..
" Yah..Aira pamit dulu
ya? Ayah baik2 disini jaga kesehatan jangan telat makan, jangan kecapekan.."
" Iya nak, nanti setelah sampai disana jangan lupa langsung telpon mbak Ernest
ya..kamu kalo disana jangan macem-macem, jangan suka keluyuran juga.."
"Iya yah..Assalamualaikum,sambil mencium tangan ayahnya "
"Walaikumsalam,,,Dim nyetirnya jangan ngebut ya" kata ayahnya ke Dimas"
Pagi itu dia diantar Dimas dengan mobil minibus kesayangan Ayahnya, sampai terminal. Jarak terminal dari rumah cukup ditempuh dengan waktu 30menit. Sampai diterminal dia langsung mencari bus yang akan membawanya ke kota itu. Dimas berjalan di belakang sambil menyeret koper kecil. Setelah ketemu dengan bus jurusan kota itu.
" Dim titip Ayah ya,tolong ingetin Ayah makan, terus jangan lupa kalau ada apa-apa kamu ngabarin mbak "
" Iya mbak pokoknya beres..hati-hati ya mbak jaga kesehatan"
" Iya Dim, eh tolong pamitin ke Mbok yem ya tadi mbak nggak sempet pamit karena buru - buru "
" Iya mbak nanti Dimas sampaikan ke Ibu"
Kota yang Dia tinggalkan ini menyimpan sejuta kenangan, kota kelahiran yang sudah mengajarinya arti kehidupan. Awalnya Aira enggan sedikitpun untuk kuliah meninggalkan kota ini,. Tapi demi menuntut Ilmu, dia terpaksa membuang jauh - jauh keinginannya. Hal yang membuat dia tambah berat selain meninggalkan Ayahnya adalah dia tidak bisa lagi mengunjungi makam Ibunya. Tapi jika mengingat pengkhianatan yang dilakukan kekasihnya, dia semakin yakin untuk meninggalkan kota itu, sejenak melupakan sakit hati yang dia rasakan. Seketika itu lamunannya pecah setelah bus yang di tumpangi mulai melaju membawa dia ke kota yang akan ditinggali beberapa tahun ke depan. Dan dikota ini kisah gadis ini dimulai.
Almeira Saffaseira adalah nama gadis ini, biasa disapa dengan Aira.Gadis cantik dengan tinggi badan 160 cm, kulit putih, hidung mancung,rambut hitam sebahu. Gadis ini ceria, meskipun usianya baru genap 19 tahun, tetapi dia sangat mandiri. Dewasa bila dibandingkan sengan gadis seumurannya.
Setelah dua jam menempuh perjalanan, akhirnya dia tiba di salah satu tempat pemberhentian bus. Ditempat ini dia akan dijemput oleh Ernest.
" Mbak Aira sudah sampai, ditempat yang mbak maksud"
" Iya dek, bentar ya mbak ada diseberang jalan, lagi beli air mineral "
" oke deh "
Selang 5 menit, sebuah mobil hitam berhenti tepat didepannya. Dan sesosok wanita yang dia kenal, keluar dari dalam mobil itu.
" Halo dek, apa kabar?lama ya nggak ketemu? " sambil menyalami Aira
" Hehe baik mbak "
" Mbak..boleh peluk "
" Oh iya lupa..kangen ya?sini-sini "
Mereka pun berpelukan dan seketika itu juga Aira merasakan kehadiran seorang yang amat sangat dia rindukan selama ini. Dia merasakan detak jantungnya masih sama seperti saat Ia masih ada. Dan sesaat
pelukan mereka terlepas saat klakson mobil yang akan mereka tumpangi berbunyi .
"Yuk dek buruan naik, nanti kangennya dilanjut lagi dirumah"
Dibelakang kemudi dia melihat ada seorang pemuda gagah, ganteng, kulitnya putih unt ukuran laki-laki, matanya tajam dan kalau dinilai dengan angka 9 dari 10, mendekati sempurna bukan?
" Enak ya mbak Ernest punya sopir ganteng " batin Aira dalam hati
"Dek, kenalin ini cowok kakak.Namanya mas Rendra"
Dasar Aira, lelaki yang dia kira adalah sopir, ternyata kekasih dari Ernest.
" Oh..kirain sopir mbak, hehe.Kenalin mas, gw Aira"
" Rendra " ucapnya datar , dingin, tapi lembut.
" Cakep cakep tapi pelit ngomong " umpat Aira dalam hati
Aira
Ernest
Ernest Christy Amanda adalah gadis berusia 23 tahun, berkulit putih, mata agak sipit, tinggi hampir 160cm, berlesung pipit sehingga mempunyai senyum yang menawan, meskipun terlahir dari keluarga kaya, tapi dia gadis yang mandiri. Di kota tempat tinggal sekarang, dia tinggal seorang diri, hanya ditemani seorang asisten rumah tangga.
Rendra Ezzar Perdana, pemuda berusia 26 tahun, mempunyai tinggi 175 cm, bertubuh atletis. Namun sayang, pembawaannya agak dingin dan cenderung misterius. Ganteng? sudah pasti, gadis mana yang tidak tertarik dengan pemuda yang satu ini.
Ernest dan Rendra adalah sepasang kekasih yang sudah merajut cinta selama 2 tahun. Tidak terhitung pula berapa kali mereka putus, dan akhirnya memilih untuk kembali . Siapapun yang melihat mereka, pasti setuju kalau mereka adalah sepasang kekasih yang sangat serasi. Yang perempuan cantik, yang laki laki sudah pasti tampan. Sudah banyak hal yang mereka lalui bersama, sedih, tawa, kecewa mereka hadapi hingga hubungan mereka sudah sekuat sekarang. Namun sayang, hubungan mereka belum mendapatkan restu dari kedua orang tua masing - masing. Kenapa? karena sebuah perbedaan keyakinan yang mereka anut, sehingga hubungan mereka belum bisa di bawa ke arah yang lebih serius. Hal ini pula yang membuat keduanya kadang pesimis untuk bisa melanjutkan hubungan mereka. Tidak jarang, hal ini yang memicu pertengkaran diantara mereka.
Akhirnya, mereka bertiga sampai dirumah Ernest. Karena masih ada urusan, Rendra langsung pamit tanpa masuk kedalam rumah .
" Terima kasih sayang, hati hati dijalan ya " ucap Ernest sambil melambaikan tangannya.
" Sama- sama, ya sudah aku jalan dulu ya, bye "
Rendra memandang ke arah Aira, dibalas dengan anggukan dan senyuman manis dari gadis itu.
Setelah mobil yang dikemudikan Rendra, hilang dari pandangan mereka, Ernest mengajak Aira untuk masuk kedalam rumah. Rumah Ernest tidak terlalu besar juga tidak bisa dikatakan kecil. Tapi cukup besar bila mengingat hanya dihuni oleh 3 orang, Ernest, mbak Sri pembantunya dan Aira.
Setelah Ernest menunjukkan kamar yang akan di huni Aira, dia langsung bergegas masuk dan langsung merapikan barang bawaan yang dia bawa dari rumah. Nyaman dan tenang, itu yang Aira rasakan sewaktu masuk ke dalam kamar yang akan ditempatinya.
Malam harinya, Aira duduk di kursi teras, menunggu kakaknya yang sudah berjanji untuk mengunjunginya. Setelah 30 menit menunggu, akhirnya yang ditunggu pun datang. Nampak perempuan muda berumur 27 tahun, turun dari mobil sedan hitam, dengan menggendong anak berusia 2 tahun. Saat mereka turun, Aira menghampiri dengan wajah sumringah.
" Assalamualaikum, gembul cantik keponakan aunty, gimana kabarnya? " sapa Aira
"Kumcalam aunty, Dys cehat " balasan dari anak kecil itu
" Apa kabar dek? sehat kan? maaf mbak baru balik dari luar kota, baru sempat nengok kamu " cipika cipiki
" Baik mbak iya nggak apa apa mbak, Aira juga baru selesai beres beres,, halo kakak ipar " sapa Aira untuk suami kakaknya, sambil mencium tangan .
" Halo..., bagaimana kabar? baik baik aja kan" sambil mengelus kepala Aira.
Sofia Sabrina adalah kakak kandung sekaligus saudara satu-satunya Aira. Wanita ini berumur 27 tahun. Wajahnya mirip dengan Aira, hanya saja karena sudah mempunyai anak, badannya nampak lebih sedikit berisi. Dia ibu dari anak kecil cantik yang berumur 2 tahun, Gladys Ainia Fahmi.
Hisyam Fauzi Fahmi adalah kakak ipar Aira. Laki laki berumur 29 tahun, keturunan indonesia - Arab. Dia seorang pengusaha muda yang cukup sukses. Dia sangat mencintai keluarganya, makanya dia selalu membawa istri dan anaknya bila ada urusan pekerjaan di luar kota. Aira juga sangat dekat dengan Hisyam. Walaupun mereka jarang bertemu, tapi biasa berkomunikasi lewat saluran telepon. Aira benar benar menganggap Hisyam seperti saudara kandungnya, begitu pula sebaliknya. Aira tidak segan untuk meminta bantuan Hisyam jika dia mengalami kesulitan. Kesulitan keuangan, tentunya tanpa sepengetahuan kakaknya, Sofia. Hisyam tentu tidak masalah, karena Aira lah yang membantu Hisyam untuk menaklukkan hati Sofia. Hitung hitung balas budi katanya. Ayah Aira bukan tidak mampu untuk membiayai uang sekolah dan uang jajan Aira. Tapi gadis itu enggan untuk meminta ke Ayahnya jika dia ingin membeli barang yang kurang diperlukan .
Malam itu mereka bertiga asyik berbincang - bincang karena sudah lumayan lama mereka tidak bertemu. Ernest datang dari dalam rumah sambil membawa makanan kecil dan minuman untuk mereka.
"Mas, mbak ngobrolnya didalam saja, kasihan Gladys, kedinginan nanti " ucap Ernest sambil cipika cipiki dengan Sofia
"Nggak apa-apa Nest disini saja , mau keluar cari makan, ayo ikut " balas Sofia
" Kayaknya aku dirumah saja mbak, nggak enak nanti jadi ganggu "
" Nggak apa-apa ayo ikut saja, jarang-jarang kan bisa ngumpul "
" Tapi pacarku mau kesini lho mas "
"Sudah ikut saja , nanti pacarmu bisa ikut gabung " Sofia masih memaksa
" Iya mbak, Aku WA dulu ya " akhirnya Ernest menyerah
Malam itu mereka mencari makan malam dipusat kota. Hisyam menghentikan mobilnya didepan Warung lesehan, katanya ini warung favoritnya. Rasanya mereka senang bisa berkumpul, seperti ini momen langka. Sambil menunggu menu makanan yang di pesan, Hisyam memulai obrolan .
"Dek, kamu disini nggak boleh macam-macam lho. Jangan suka keluyuran nggak jelas, ngak boleh keluar malam sendirian, sini tuh beda sama disana ( baca : kota asal Aira ) walaupun masih 1 kota sama mas dan mbak, tapi kami nggak bisa selalu mengawasi kamu " nasehat Hisyam untuk adik iparnya
" Iya mas, Aira juga bakal jaga kepercayaan yang sudah kalian kasih "
" Disini itu kota besar Ra, godaannya banyak. Apalagi kamu baru disini, jangan mudah percaya sama orang yang belum kamu kenal " tambah Sofia
" Ini mau makan apa diceramahin sih " gerutu Aira didalam hati
" Jangan menyusahkan Ernes ya Dek, kamu juga harus belajar mandiri, sudah jadi mahasiswi sekarang. Kalau ada apa-apa langsung kabarin mas atau mbak mu"
" Iya-iya mas, siap deh, Ayo makan, Aira lapar "
Obrolan mereka berhenti ketika makanan yang di pesan sudah datang. Malam itu mereka menyantap hidangan makan malam sambil menikmati kendaraan yang lalu lalang. Suasana kota yang ramai, lengkap dengan gemerlap lampu-lampu yang menghiasi kota itu.
Setelah selesai makan, Hisyam memulai obrolan lagi .
" Dik, habis ini mau kemana lagi?"
" Pulang saja mas, kasian Gladys tuh sudah kecapekan sepertinya " sambil menunjuk Gladys yang tidur dipangkuan Sofia.
" Nest , pacarmu jadi nyusul? kok belum datang ?"
" Sebentar lagi sepertinya mbak, baru saja WA katanya sudah dekat kok"
" Memang mau kemana mbak?"tanya Aira kepo ingin tahu.
" Biasanya cari makan, tapi berhubung sudah makan, paling muter muter saja, mau ikut?"
"Nggak mbak, jadi obat nyamuk nanti "
" De k, kamu disini boleh punya pacar. Tapi harus dilihat juga cowoknya seperti apa, jangan asal-asalan. Inget juga nasehat mbak waktu dulu kita ngobrol dirumah "
"Iya, nggak boleh jadi simpenan om-om, apalagi jadi pelakor, aduh mbak itu nasehat apa ngedoaian punya pikiran itu harus positif" balas Aira dengan wajah masam.
" Namanya kakak khawatir sama adiknya, wajar " Sofia menjawab
" Mbak kok mikirnya kejauhan. Ya nggak mungkin juga Aira seperti itu. Ernest juga pasti jaga , Aira sudah seperti adikku sendiri "
Mata Aira tertuju kepada sosok laki-laki yang berjalan menuju ke arah mereka. Style nya terlihat sederhana, atasan kaos dipadu dengan bawahan celana selutut. Tapi bagi Aira, penampilan laki - laki itu terlihat istimewa.
" Mas, mbak perkenalkan ini pacar Ernest" Ernest memperkenalkan Rendra kepada Hisyam dan Sofia
" Rendra mas, Rendra mbak " sambil menyalami Hisyam dan Sofia.
" Hisyam
" Sofia
Aira agak heran melihat pandangan Hisyam ke Rendra agak berbeda . Ekspresinya seperti orang kaget. " Apa mungkin pernah bertemu atau bahkan kenal dengan Rendra sebelumnya? Atau mas Hisyam pernah bertemu mas Rendra jalan dengan perempuan lain? " batin Aira
" Mas mbak, mau balik dulu ya. " pamit Ernest kepada mereka bertiga.
Selama perjalanan dari tempat makan ke rumah Ernest, Hisyam mengemudi tanpa mengajak bicara Aira. Sedangkan Sofia dan Gladys tertidur di samping kursi kemudi. Aira yang sudah sejak tadi penasaran, mengurungkan niat untuk bertanya dengan Hisyam, takut Gladys atau Sofia akan bangun bila mendengarkan percakapan mereka. Tiba dirumah, Hisyam menurunkan Aira di halaman, tidak ikut turun dan langsung berpamitan
" Dek, Mas pulang dulu. Hati-hati di rumah sendiri, dikunci saja pintunya kalau Ernest belum pulang "
" Iya mas, hati-hati bawa mobilnya" ucap Aira sambil mencium tangan, tanpa membangunkan kakaknya.
Aira masuk kedalam rumah, setelah sampai di kamar, dia langsung merebahkan tubuhnya diranjang sambil memikirkan raut muka Hisyam ketika bersalaman dengan Rendra tadi. Jujur Aira penasaran. Sebenarnya ada apa? 30 menit kemudian,tiba-tiba HP Aira berbunyi menandakan ada pesan yang masuk .
"Dek, mas tahu pandangan kamu ke Rendra itu berbeda. Bukan pandangan biasa. Hilangkan perasaan itu sebelum terlalu jauh. Jangan sampai kamu jadi orang ketiga diantara Ernest dan Rendra. Ingat, tujuan kamu kesini itu untuk mewujudkan cita-cita. Kamu boleh naksir cowok mana saja, tapi jangan Rendra, dia nggak baik. Mas tahu dia itu siapa ."
Aira semakin penasaran setelah membaca isi pesan dari Hisyam. Tanpa berpikir panjang, dia langsung mengirimkan balasan.
"Kenapa mas?ada apa?"
Sialnya, pesan Aira hanya di baca oleh Hisyam. Aira membolak balikkan Selulernya , menunggu balasan dari Hisyam , berharap kakak iparnya memberikan penjelasan . Selang satu jam, akhirnya Hisyam membalas pesan dari Aira .
" Nanti kamu juga tahu sendiri, yang penting kamu hati - hati "
Aira menghela nafas panjang setelah membaca balasan dari Hisyam. Dia meletakkan selulernya, dengan sedikit melemparnya ke ranjang. Aira berjalan keluar menuju ke dapur, mengambil air minum untuk dibawa ke kamarnya. Ternyata mobil Rendra sudah terparkir didepan rumah, ternyata Ernest sudah pulang diantar oleh Rendra. Mungkin karena terlalu konsentrasi dengan pesan Hisyam, dia jadi tidak mendengar suara mobil Rendra. Aira keluar hendak mencari keberadaan Ernest, langkah Aira berhenti ketika melihat Ernest dan Rendra sedang bercumbu mesra di ruang tamu.
Deg deg deg ..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!