NovelToon NovelToon

Avrilya

Chapter 1 : Tentang Avrilya dan Ferlian

Avrilya POV

Ini hari pertama aku menginjakkan kaki di SMA XY setelah papa dipindahkan kerja ke kota ini. Jadilah saat ini aku sedang diantar menuju kelas baruku kelas XI-IPS 1 yang letaknya dilantai 2. Sesampainya di kelas, pak guru yang mengantarkanku langsung berbicara dengan guru dikelasku seolah sedang menyampaikan bahwa aku adalah murid pindahan. Tak lama kemudian pak guru yang mengantarkanku keluar kelas, dan guruku yang satunya memanggilku dan menyuruhku untuk memperkenalkan diri.

"Selamat pagi semua nama saya Avrilya Vencia Prasetyo. Biasa dipanggil Avril saya pindahan dari SMA DK." kataku sambil membungkukkan badan seolah memberi hormat kepada semuanya.

Setelah memperkenalkan diri aku langsung disuruh duduk dibangku kosong yang ada.

***

Ferlian POV

Ini hari pertamaku kesiangan yang berakhir harus terlambat kesekolah. Untung saja pagi ini belum terlalu macet sehingga dalam 30 menit aku sudah berada didepan gerbang SMA DK yang ternyata sudah ditutup.

"Pak bukain dong." kataku merayu pak satpam yang menjaga pintu gerbang.

"Maaf tidak bisa, ini sudah jam 7:40 dan sudah menjadi peraturan sekolah gerbang ditutup jam 7:15." jawab pak satpam.

"Tapi kan pak, baru pertama kali ini saya terlambat, biasanya juga gak kok." kataku masih merayu pak satpam agar ia mau membukakan pintu gerbang.

"Apapun itu tidak bisa, karena ini sudah peraturan, kalau kamu saya bukakan nanti yang lain pada ngikutin kamu." jawab pak satpam.

"Plis pak plis" ucapku sambil memohon.

"Tidak bisa lebih baik kamu pulang" ucap pak satpam seolah menghancurkan satu-satunya harapanku untuk masuk kesekolah yang memang hanya memiliki satu akses masuk dan keluar yaitu gerbang yang sedang dikunci dan dijaga itu.

Akhirnya aku memutuskan untuk pulang kerumah.

***

AUTHOR POV

Keesokan harinya mereka kesekolah seperti biasa, Avrilya diantar kesekolah oleh mamanya sedangkan Ferlian dia pergi kesekolah mengendarai motor kesayangannya. Ditengah jalan tampa sengaja mobil yang dikendarai Avrilya dan mamanya menyenggol sebuah bajaj yang berada disamping mobil mama avril, sehingga sang supir pun langsung berteriak histeris karena bajaj majikannya terkena mobil mamanya avril.

"Astaga mama hati-hati." kata avril pada mamanya yang sudah panik.

"Mama gak sengaja sayang, mama kira gak ada apa-apa disamping jadinya mama langsung banting setir." kata mama avril menjelaskan.

"Yaudah mah, kita turun kasiahan itu kang bajajnya." ucapku seraya turun dari mobil mama.

"Maaf pak, mama saya gak sengaja." ucapku meminta maaf pada sang supir bajaj.

"Aduh bagaimana ini bisa dipecat aku kalo nyonya tau bajajnya lecet." kata sang supir bajaj memegang bajajnya

"Pak saya minta maaf banget, biar saya tanggung jawab deh gantiin kerugiannya," kata mama Avril.

"Avril kamu lanjut kesekolah naik taksi aja, nanti kamu telat biar mama yang urus masalah ini." lanjut mama Avril

"Tapi kan mah-" sela Avril

"Jangan ngebantah, cepet sana." kata mama Avril memotong dan langsung memberhentikan taksi yang lewat.

"Ayok naik," lanjut mama Avril yang membuat dirinya pasrah dan langsung naik kedalam taksi meninggalkan mamanya yang masih harus berurusan dengan sang supir bajaj.

Disisi lain Ferlian sudah memarkirkan motor kesayangannya di dalam parkiran sekolah. Kemudian berjalan kearah kelasnya.

Skip Kelas***

"Pagi bro, lagi ngapain," sapa ferlian pada teman-temannya.

"Kita juga tau ini pagi, yang bener itu selamat pagi,,,, ya kan temen-temen." jawab salah satu teman Ferlian yang bernama Billy.

"Iya-iya gue ulang, selamat pagi temen-temen gesrek gue." kata Ferlian sambil cengar cengir dan dihadiahi gebokan dibadannya oleh teman-temannya yang barusan ia kata-katai.

"Aduh-aduh sakit." ucapnya yang membuat teman-temannya semakin ingin melakukan hal tersebut lebih lama.

"Oh iya kemaren ada siswa baru pindahan dari SMA mana itu gw lupa, yang jelas cantik banget." Ucap Mando teman Ferlian.

"Yaelah lo, kalau cantik aja diinget wajahnya, nah asal sekolahnya kagak ingat, dasar buaya." balas Anes teman Ferlian menjitak kepala Mando.

"Hehehe,, lo kan tau gue tuh suka liat yang bening-bening." jawab Mando.

"Buset dia suka ngeliat air." jawab Ferlian.

"Bukan air, maksud gue tuh cewek cantik" bela mando.

"Ya tadi kan lo bilang bening." ucap Ferlian seraya ketawa.

"Sekalian aja lo bilang sayur kuah bening lian." kata Billy langsung ikutan tertawa bersama.

***

*maaf kalo banyak typo ini novel pertama saya, semoga kalian suka dan mau baca*

Salam Sayang

^-^

:"))

Chapter 2 : Pertemuan

Avrilya POV

Pagi yang begitu berat bagiku hampir saja aku terlambat kesekolah untunglah mama memintaku pergi dengan taksi setelah kejadian pagi tadi. Dan kupikir mungkin kejadian pagi tadi adalah satu-satunya yang terburuk pagi ini, namun ternyata masih ada kesialan lagi dan bahkan justru kesialan yang sangat membuatku kesal.

AUTHOR POV

Avril masuk kedalam setelah berlari kecil mengejar waktu agar tak terlambat ke kelas. Setelah itu ia hendak duduk di bangku yang kemarin ia duduki. Namun baru saja ia hendak duduk, ia melihat tas milik seseorang yang diletakan di atas mejanya.

"Tas siapa ini?" Kata Avril namun karena tidak ada yang menjawab ia memutuskan untuk memindahkan tas itu ke meja belakang dan langsung duduk.

2 menit kumudian seorang cowok datang menghampirinya lalu bertanya

"lah tas gue tadi ada disini perasaan,, kok skarang ilang"

"Gue pindahin ke belakang, soalnya ini tempat duduk gue." kata Avril pada cowok tadi yang menanyakan tasnya.

"Loh ini tempat duduk gue, kenapa dipindahin sih." jawab cowok itu

"Eh lo mungkin salah tempat duduk, ini tuh tempat duduk gue,, dari kemaren gue duduk disini kok." ucap Avril dengan nada mulai ketus.

"Yaampun,,, kemaren lo duduk disini,, gue yang hampir setahun duduk disini,, cepet pindah." kata cowok itu.

"Gak mau ini tempat duduk gue," kata Avril dengan nada yang tinggi sehingga pertengakaran itu cukup mendapat perhatian dari teman-teman sekelasnya.

"Udah Lian biarin dia duduk disitu, siapa suruh lo kemaren gak masuk," kata Billy melerai perkelahian keduanya.

Namun seorang Ferlian tetap tidak mau mengalah karena tempat duduk itu adalah favoritnya, sebab sejak ia masuk ke kelas itu dia tidak pernah pindah tempat duduk, tidak seperti teman-temannya yang lain yang sering pindah-pindah.

Sedangkan Avrilya pun sama batunya dengan Ferlian tetap tidak mau mengalah dan pura-pura tidak tau bahwa tempat duduknya sekarang adalah milik cowok yang hampir 10 menit ini bertengkar denganya.

Hingga pada akhirnya ide gila seorang Ferlian membuatnya tidak mampu untuk mempertahankan tempat duduk itu lagi kan kemudian berdiri mengambil tasnya lalu pindah ke bangku lain. Sehingga membuat teman-teman Ferlian dan seisi kelas bingung dengan apa yang diucapkan Lian untuk membuat Avril sang murid pindahan yang keras kepala itu mau pindah.

"Lo ngomon apa ke dia sampe dia mau pindah," tanya Anes penasaran.

"mau tau aja urusan orang," jawab Lian sambil ketawa-ketiwi yang membuat Mando, Billy, dan Anes lebih penasaran.

"Yaelah tinggal ngomong doang, jangan bikin ribet deh," tambah Mando yang terlihat sangat penasaran.

"Iya-iya,,, tadi tuh gue bilang kek gini ke tu cewek pindahan," ucap Lian bisik-bisik agar tak didengar anak-anak yang lain.

"Lo mau pindah atau gue duduk di pangkuan lo."" lanjutnya yang sontak membuat Mando, Billy, dan Anes tertawa keras hingga semua mata yang ada didalam kelas serempak menoleh kearah empat sekawan yang sedang asik tertawa riang.

Dan karena asik tertawa keempatnya tidak memperhatikan Pak Rian guru sejarah mereka yang sudah menginjakan kakinya didepan pintu kelas dan sontak Pak Rian langsung meneriaki mereka berempat agar duduk tenang.

"Ferlian, Armando, Billy, Vianes,,, keterlaluan kalian gurunya masuk kelas bukannya beri salam malah mentertawakan guru," kata Pak Rian memarahi mereka berempat karena mengira mereka mentertawakan dirinya.

"Lah siapa yang mentertawakan bapak, ini kami berempat lagi ngetawain anes pak." ucap Billy memberi penjelasan.

"Mana mungkin Anes mau mentertawai dirinya sendiri,, jangan alasan kalian berempat cepet berdiri depan kelas" ucap Pak Rian.

"Tapi kan pak," ucap Mando mengeluh.

"Tidak ada tapi-tapian,, cepat berdiri sambil pegang kuping kalian dan angkat kaki satu," kata Pak Rian memberi hukuman pada mereka berempat.

"Tuh kan gara-gara lo nih kita jadi dihukum," Ucap Mando dengan wajah kesal pada Lian.

"Yaelah paling cuman sejam dihukum kok,, lagian kita kan dihukum berempat," ucap Lian santai.

"Ngapain masih cerita, cepet angkat kaki dan pegang kuping kalian," kata Pak Rian lagi.

"Iya pak ini juga mau dilakuin," ucap mereka serempak sambil melakukan hukuman tersebut.

"Pak sampai kapan kita dihukum" tanya Mando.

"Sampai pelajaran saya selesai," jawab Pak Rian.

"Yang lain jangan dicontoh mereka berempat,,, sekarang semua buka buku kalian halaman 39 lalu kerjakan dalam kelompok, bagi kelompok menjadi 6 bagian,, pilih ketua kelompok dan tulis anggotanya masukan ke saya." lanjut Pak Rian.

"Baik Pak," jawab semua murid tanpa kecuali dan Avril menjawab dengan bahagia sebab musuhnya sedang dihukum didepan kelas oleh Pak Rian.

***

*maaf banyak typo yang bertebaran karena ini novel pertama author,, mohon bantuannya untuk kritik saran dan masukan, serta bantu share *

Salam Sayang

^-^

:"))

Chapter 3 : Kaget

AUTOR POV

Hari yang kurang bersahabat untuk seorang Avrilya Vencia Prasetyo. Karena baru kali ini dia hampir terlambat kesekolah padahal selama hampir 13 tahun ia bersekolah (1 tahun PAUD, 1 tahun TK, 6 tahun SD, 3 tahun SMP, dan hampir 2 tahun SMA) tidak sekali pun ia terlambat kesekolah.

Bahkan Avrilya dapat dikategorian sebagai murid teladan disekolahannya mulai dari ia SD sampai ia SMA, ia juga anak yang pandai karena selalu saja menjadi langganan juara kelas, dan  ia juga selalu menjadi juara umum dan menjadi lulusan terbaik juga.

***

2 bulan bersekolah di SMA XY Avrilya belum juga memiliki sahabat, bahkan ia tidak pernah mau bergabung dengan teman-teman. Bukannya dirinya tidak mau berteman hanya saja sifatnya yang agak pendiam dan susah bergaul membuat orang-orang disekitarnya merasa bahwa ia tak ingin berteman dengan siapapun juga.

***

Seperti biasa hari ini Avrilya pergi kesekolah lebih pagi diantar mamanya. Karena dalam seminggu ini akan ada Ujian Tengah Semester. Sesampainya disekolah ia langsung menuju kelas dan hanya duduk diam tanpa berbicara kepada siapapun. Dia berusaha fokus pada Ujiannya yang akan dimulai.

Ujian pun dimulai, semua murid SMA XY duduk dengan wajah tegang dan serius dalam mengerjakan soal, karena kebiasaan dari anak-anak kelas XI IPS 1 kalau sampai ada yang mendapat nilai <50 maka ia harus mentraktir teman-teman sekelas.

Peraturan ini dibuat oleh sang ketua kelas yang tak lain adalah Ferlian Denzel Wijaya. Agar teman-temannya giat belajar dan tidak akan mendapat nilai buruk dikelas.

Bagi seorang Ferlian nilai 50 adalah standar karena paling tidak mereka bisa mencapai nilai setengah.

Awal peraturan ini dibuat hanya untuk empat sekawan (Ferlian, Billy, Armando, dan Vianes) tapi lambat laun sekelas menyetujuinya. Hingga akhirnya mereka semua anak-anak XI IPS 1 belajar dengan giat sehingga paling tidak nilai mereka tidak kurang dari setengah alias <50.

Jadilah saat ini mereka sedang bertarung dengan lembar-lembar kertas. Ada yang sibuk mengingat materi sampai melihat ke atas plafon kelas, bahkan ada yang membuang undi dengan karet penghapus untuk menjawab pertanyaan yang menurut mereka sulit.

Tapi tidak dengan seorang Avrilya, gadis cantik murid teladan sejak SD ini dengan serius menjawab setiap pertanyaan yang ada. Hingga perhatiannya dan seluruh konsentrasinya hilang pada saat seorang cowok tengil yang pernah berantem dengannya hanya untuk memperebutkan tempat duduk, bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan kearah pengawad ujian lalu menyerahkan lembar jawabannya pada pengawas tersebut.

"Demi apa tuh cowok reseh udah selesai ngerjain soal-soal ini,, Belom juga 30 menit masa udah selesai aja,, gue aja dari tadi kerjain belom sampe no 22" batin Avrilya.

"Pak saya udah selasai,, langsung keluar boleh kan," kata Ferlian pada pengawas ujian.

"Boleh,, kamu langsung keluar aja,, tapi tas kamu tetep tinggalin dalam kelas," kata pengawas ujian.

"Ia pak,, saya permisi," kata Ferlian lagi.

Melihat sang cowok reseh keluar kelas duluan membuat ego seorang Avrilya muncul.

"Masak gue kalah sama tuh cowok aneh sih,, ayok semangat ril kamu bisa kerjain ini kok" batin Avrilya.

Lalu kemudian Avril mengerjakan soal-soal tersebut dengan lincah 10 menit berselang akhirnya ia selesai. Sempat ia ragu dengan beberapa pertanyaan, namun egonya jauh lebih besar dari rasa ragunya.

Akhirnya ia memutuskan untuk menyerahkan lembar jawabannya pada sang pengawas yang entah sejak kapan memperhatikan sikap trio kadal (Armando, Billy, Vianes) yang seperti cacing kepanasan karena penyelamat sekaligus pendonor jawaban mereka sudah keluar kelas 10 menit yang lalu tanpa memberi mereka petunjuk dari soal mematikan no 36, 39, dan 47.

"Kalian bertiga kenapa dari tadi kaya cacing kepanasan gitu!" kata pengawas yang akhirnya menegor mereka.

"Saya pak??" Tanya Mando sok polos.

"Bukan kamu, tapi kembaran kamu!" kata pengawas.

"Lah bapak bisa aja, saya mana punya kembaran, sodara aja gak punya,, anak satu-satunya saya pak." jawab Mando yang membuat pengawas geleng-gelang kepala.

"Kamu ini yah,," kata pengawas sambil mendekati meja Mando Hendak menjewer telinganya. Namun terhalang karena bunyi bel tanda ujian selesai berbunyi.

"Untung slamat gue," kata Mando.

"****** lo,, ampir aja kan." kata Billy.

"Semuanya ayok dikumpulkan lembar jawabannya." kata sang pengawas.

"Sebentar pak ini udah hampir selesai." kata beberapa murid yang masih sibuk menjawab pertanyaan.

"Saya hitung sampe 10,, kalau dalam hitungan ke 10 belum juga dikumpulkan,, maka hanya yang ada diatas meja yang saya bawa ke ruang guru,, dan saya akan sampaikan kalian tidak mengikuti ujian." ancam pengawas hingga membuat beberapa murid berdicih kesal.

"Iya pak ini juga mau di bawa." kata beberapa murid sambil berlari kecil karena takut pada ancaman pengawas.

"Nah taroh yang rapih,, jangan lupa kalian tanda tangan,, kalau tidak nanti dianggap tidak ikuy ujian." kata pengawas.

"Yahh mami,, gue lupa tanda tangan." kata Mia cewek cantik nan manja yang suka juga sama Ferlian, kemudian berlari lagi menghampiri meja pengawas untuk mengambil lembar jawabannya yang ia lupa tanda tangani itu.

Lain hal dengan Ferlian saat ini dia sedang asik nogkrong dikantin sekedar untuk sarapan pagi, karena kebiasaannya yang tidak pernah sarapan dirumah sebelum sekolah.

Dari jauh ia melihat seorang gadis berambut hitam sebahu berjalan menuju kantin. Dengan tatapan reseh ia berdiri sontak meraih tangan gadis itu ketika sang gadis sampai di mejanya, hingga membuat yang empunya tangan kaget dan refleks menarik tangannya.

"Woy ngapain pegang-pegang tanga gue!" kata Avril ketus.

"Yaeleh,, gue cuman pengen ajak makan bareng." jawab Lian.

"Ogah,,," kata Avril singkat, padat, jelas, dan langsung berjalan meninggalkan Ferlian yang masih mematung karena tidak pernah sekalipun ia ditolak, apalagi sama perempuan.

"Untung sepi,, kalo gak abis gue di ketawain" kata Lian dalam hati sambil memegang dadanya yang agak sesek karena penolakan yang baru saja terjadi.

***

*info*

Nama : Avrilya Vencia Prasetyo biasa dipanggil Avril sama temen-temen sekolahnya. Tapi sama mama, papa dan orang-orang terdekatnya Lya.

Nama : Ferlian Denzel Wijaya biasa dipanggil Lian sama temen-temen sekolahnya. Dipanggil Deya sama mamanya dan papanya itu singkatan dari Denzel Wijaya.

Nama : Vianes itu cowok ya,, temennya Ferlian yang sebelumnya aku kasih nama anes. nama panjangnya itu Vianes Permana. dan nama Mando juga itu nama panggilan nama lengkapnya Armando Bernadito. Trus kalo Billy Nama lengkapnya Billy Putra Radenandra.

Satu lagi info Mia itu cewek manja yang udah suka sama Ferlian dari SMP karena mereka satu sekolahan dari SMP.

Dah infonya selesai :)

-----------------------------------

**maaf banget banyak typo dan kalo kurang ngeh juga,, cuman mau bilang makasih udah mau baca,, dan satu lagi cukup sinyal aku aja yang sering ilang,, kalian readers jangan*

*salam hangat untuk kalian,, jangan lupa jaga kesehatan*

Salam Sayang

^-^

:"))

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!