NovelToon NovelToon

Kemelut Cinta

Kemelut Cinta by Lucy Ang bab 1 judul Proposal bisnis disetujui

Bab 1

Linda benar-benar tidak menyangka pengajuan proposal bisnisnya akan disetujui!

Pihak investor mengirimkan surat undangan untuk datang dan bertemu langsung dengan mereka.

Untuk sejenak ia terdiam dan merasa ragu untuk dapat memenuhi undangan itu ketika mengingat harga tiket pesawat dan hotel yang harus ia bayar.

Sebenarnya bisa saja ia mencari pesawat yang bertepatan dengan jadwal pertemuannya tapi karena cuaca yang buruk belakangan ini, jadwal penerbangan tidak dapat dipastikan berangkat seperti waktu yang telah dijadwalkan. Dia juga tidak mau memberikan penilaian buruk diawal presentasinya meskipun ia bisa membuktikan alasannya.

Ia menghela napasnya lagi. Merenung, ia tidak tahu apakah bisa meraih kesempatan menggapai mimpinya lagi!

Usaha yang selama ini ia jalani, terpuruk dan akhirnya bangkrut.

Kini dia hanya menghabiskan waktunya dirumah dan hanya menerima beberapa tamu salon dalam sebulanan ini.

Hampir 80% inventaris usahanya dijual untuk menutupi hutang-hutangnya. Tapi tidak memenuhi undangan ini juga keputusan yang bodoh, pikirnya lagi sambil menghela napas berat.

Ini adalah kesempatan untuk bisa mengembangkan usahanya lagi! Dia memang perlu membicarakan hal ini kepada suaminya nanti malam tapi ada yang harus ia lakukan terlebih dahulu untuk mempersiapkan semuanya itu. Setelah membulatkan tekad akhirnya ia menghubungi Rafael, teman baiknya.

“Dan bagaimana dengan tiketnya, hotelnya?! Lagipula kamu ‘kan tahu aku tidak bisa mengambil cuti semauku, Lin!“ kata Daniel merasa ragu mendengar keinginan istrinya.

“Aku akan pergi sendiri,“ kata Linda pada akhirnya.

“Apa kau yakin?“ tanya Daniel dengan tidak yakin.

“Mau bagaimana lagi?!“ keluh Linda dengan berat hati lalu menatap suaminya.

“Aku akan pergi sendiri.“

Daniel tertawa mendengar kata-kata Linda. “Tidak mungkin kau pergi sendiri! Kau ‘kan buta peta!?“

“Caranya hanya naik taxi dan turun taxi untuk bisa sampai ke tempat tujuanku.“

“Sayang, ini gila! Lagipula bagaimana dengan biayanya?“

Linda menghela napas berat sambil memandangi Daniel.

“Kau sudah dapatkan uangnya!?“ tebak Daniel setelah memperhatikan reaksi istrinya.

“Aku meminjamnya,“ kata Linda sambil mengangguk.

“Dari siapa?“ tanya Daniel tajam.

Linda merasa ragu untuk mengatakannya yang sebenarnya kepada Daniel tapi ia tidak bisa berkata bohong kepada suaminya, “Rafael.“

“Aku tidak percaya!“ sahut Daniel dengan geram.

“Dan, please! Aku juga tidak mau meminjam padanya kalau tidak terdesak tapi kupikir tidak mungkin mendapatkan uang yang cukup dalam waktu singkat selain meminjam kepadanya,” kata Linda meminta pengertian suaminya.

“Tapi kenapa mesti dari Rafael!?“ sesal Daniel.

“Jadi dari siapa aku harus meminjamnya? Orang tuamu?!“

Daniel tidak menyukai sindiran Linda.

Linda langsung menyadari kesalahannya dan langsung memeluk Daniel.

“Ini adalah kesempatanku untuk bisa mengembangkan karir lagi. Aku tidak bisa terus-menerus menunggu dan mengharapkan bulan jatuh dari langit, iya ‘kan!? Tolong ijinkan aku pergi dan aku janji akan segera kembali.“

Daniel menghela napas sambil membelai rambut istrinya.

“Lagipula kita tidak bisa terus menerus seperti ini kalau mau punya keturunan! Bagaimana kita bisa menghidupinya dengan layak? Aku ingin menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan kembali apa yang pernah kita miliki atau kau mau terus tinggal disini bersama orang tuaku?“

Daniel kembali menghela napas panjang.

“Tiketnya mahal sekali yah?“ tanya Daniel dengan berat.

Selama ia menikah dengan Linda, belum pernah sekalipun, ia melepas Linda pergi ke tempat yang jauh tanpa pengawalan darinya dan ia juga tahu Linda sudah terbiasa selalu mengandalkannya.

Mungkin karena dia sudah tidak tahan lagi dengan semua ketidakberdayaannya yang dia alami makanya dia bertekad pergi seperti ini karena setahunya Linda sangat tidak nyaman dan takut jika berpergian tanpanya.

“Apa kau yakin?“ tanya Daniel sambil memeluk Linda.

“Sebenarnya …? Aku takut,“ kata Linda mengakui.

Daniel mencium dan mengelus lengan istrinya itu lalu menghela napas lagi.

“Terus uangnya …,“ tanya Daniel lagi.

“Sudah masuk tadi sore.“

Lagi-lagi Daniel menghela napas berat.

“Aku juga sebenarnya tidak mau meminjam dari Rafael tapi sudah tidak ada jalan lagi, kuharap kau tidak marah padaku.“

“Aku tahu.“

“Kau tidak marah ‘kan?“

Daniel menatap Linda sambil tersenyum kecil lalu menggeleng.

“Aku harap kau bisa meraih kesuksesanmu kembali.“

“Terima kasih, sayang!“ Linda memeluk Daniel dengan penuh perasaan cinta.

Ia memang sangat membutuhkan dukungan suaminya saat ini.

Menginjakkan kaki dikota yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya, tanpa suaminya disisinya!? Kenyataan itu sebenarnya sungguh sangat menakutkan tapi ia harus berani mengambil kesempatan ini, jika mau kehidupan bisnisnya berubah!

Dia tidak mau berhutang! Makanya ketika melihat iklan di televisi, ia mencoba mengirimkan proposal usaha bisnisnya.

Usahanya memang bisa dibilang tidak akan pernah rugi meskipun usahanya bergerak dibidang jasa yaitu di bidang penyewaan gaun pengantin.

Penghasilan yang ia peroleh selama ini, mampu membuat hidupnya nyaman. Hanya saja, ia salah jalan dengan memulai usaha-usaha baru dalam waktu yang bersamaan untuk mengisi waktu luangnya dan setelah semuanya usahanya berdiri, ia baru sadar semua usaha barunya tidak menghasilkan seperti yang ia bayangkan!

Hasilnya? Desifit mewarnai pembukuan lima buah perusahaannya yang lain. Pada akhirnya, ia juga harus rela menjual inventaris bridal untuk menutupi semua hutang-hutangnya.Ia mendesah sedih ketika mengingat kembali saat itu.

Kalau bisa memutar waktu, lebih baik dia tidak usah berbisnis barang jual beli!

Betapapun menyesalnya dia, semuanya tidak mungkin bisa diputar ulang. Dan sekarang kesempatan itu sudah didepan mata! Dia hanya harus bertemu dan menyakinkan investor untuk mendanai usahanya. Kemudian ia akan kembali menemukan semangat dalam menjalani hari-harinya. Ia sangat bahagia bila hal itu sampai terjadi lagi!

Sebentar lagi …, desahnya dalam hati sambil mengelus dada suaminya.

Betapa terkejutnya dia ketika mengkonfirmasi kedatangannya pada nomor yang tertera di surat undangan tersebut, rupanya perusahaan telah menyediakan hotel untuk tempatnya menginap!

Ia sudah membayangkan berapa banyak uang yang bisa dihemat karenanya dan bukan itu saja! ketika ia menanyakan lokasi perusahaan dan hotel, pihak perusahaan juga bersedia menyediakan sarana tranportasi untuk menjemputnya dari bandara sampai hotel untuknya!

Linda ingin berteriak bahagia karenanya! Saat dia pulang nanti dia bisa memulangkan semua uang yang dipinjamnya dari Rafael!

“Terima kasih banyak! Lalu apakah saya perlu menghubungi nomor telepon ini ketika saya sudah sampai dibandara atau …“

“Karyawan kami akan menunggu kedatangan anda dibandara tapi anda juga bisa menghubungi nomor ini lagi kalau memang tidak bertemu dengan karyawan kami.“

“Baiklah, terima kasih banyak.“

Linda menarik napas lega begitu menutup teleponnya. Yes! Soraknya dalam hati dan langsung menghubungi Daniel dan juga Rafael.

“Santai saja, lagipula uang yang kau pinjam itu tidak seberapa. Tidak usah dipikirkan.“

“Bagaimana bisa!? Yang jelas, aku akan segera memulangkannya. Oh, bahagianya aku, Raf! Yang jelas ini semua karena bantuanmu padaku, terima kasih yah!“ kata Linda dengan penuh kegembiraan.

“Sudah, jangan banyak terima kasih terus, aku tidak suka mendengarnya. Apa Daniel akan menemanimu?“

“Maunya sih tapi tidak bisa.”

“Jangan katakan kau akan pergi sendirian?!“ seru Rafael dengan kaget.

“Begitulah,“ jawab Linda sambil tersenyum kecut.

“Apa kau sudah gila!?“ teriak Rafeal.

“Tiketnya mahal sekali, Raf dan juga Daniel tidak bisa mengambil cuti semaunya.“

“Apapun alasannya, seharusnya dia mendampingimu!“

“Raf, aku sangat mengerti dia! Sangat berat baginya melepaskanku pergi sendirian tapi aku harus berani melakukannya. Bagaimanapun,“

tambahnya lagi.

“aku sudah tidak sabar memulai presentasiku!“

“Sudah, tidak usah pergi! Aku yang akan mendanai usahamu.“

“Tidak,“ jawab Linda dengan tegas.

“Kenapa tidak!?“ sahut Rafael tidak mengerti.

“Kau tahu sebabnya! Sebabnya adalah faktor yang membelakangi aliran dana tersebut.“

“Apa maksudmu?“

“Kau mendanai aku karena merasa kasihan, Raf! Dan kau tahu, aku tidak suka dikasihani!“ sahut Linda.

“Tapi mereka lain, Raf. Mereka menilai dari segi professional usaha dan kemampuanku dan hal itulah yang membuat aku merasa dihargai.“

“Aku juga sangat menghargai kemampuanmu, Linda dan aku …“

“Raf, cukup! Kau adalah sahabat baikku dan aku sangat menghargai semua tawaranmu tapi biarkan aku mencoba dengan caraku sendiri dulu, oke?“ kata Linda berharap, Rafael tidak kecewa dengan keputusannya.

“Baiklah, kalau itu maumu tapi aku mau, kau tidak usah memikirkan uang itu. Kau bisa menggunakannya untuk keperluanmu yang lain.“

“Terima kasih Raf, aku akan segera mengembalikan uangmu secepatnya!“ kata Linda dengan gembira.

“Terus saja!“

“Baiklah, baiklah aku akan memfoya-foyakan uangmu dan tidak akan mengembalikannya padamu!“

“Yah, itu lebih baik!“ sahut Rafael sambil tertawa.

Linda ikut tertawa mendengar ketulusan sahabatnya itu.

Kemelut Cinta by Lucy Ang bab 2 judul Pertemuan pertama Marco dan Linda

Bab 2

Memastikan semuanya seorang diri benar-benar merupakan pengalaman yang sangat baru untuknya.

Ia tidak menyukai pengalaman pertamanya ini.

Ia seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Apalagi saat turun dari pesawat!

Bagaimana kalau ia sampai tidak bertemu dengan karyawan yang ditugaskan untuk menjemputnya?! Berbagai bayangan mengerikan mulai membayangi pikirannya.

Ia menenangkan diri sesaat.

Paling tidak, ia sudah mencatat alamat perusahaannya, kalau tidak bertemu dengan orang yang bertugas menjemputnya, ia akan langsung naik taxi dan mencari hotel terdekat dengan perusahaan yang akan mendanai usahanya itu.

Ia menghela napas panjang sambil menenangkan dirinya lagi.

Betapa lega hatinya, ketika melihat seorang pria yang membawa papan yang bertuliskan namanya tapi ia berusaha menahan diri mengingat ada jutaan orang yang memiliki nama sama sepertinya.

Marco tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Linda.

Linda jauh lebih cantik dari foto yang dikirimkannya untuk melengkapi proposalnya tapi ia juga sedikit kecewa karena Linda juga melampirkan foto bersama suaminya sebagai lampiran.

Mungkin keputusannya itu sangat beresiko, mengingat dana yang akan dialirkan ke usaha Linda tapi ia tahu kemampuan Linda setelah mencari kebenaran tentang latar belakang Linda sebagai seorang penata rias.

Rupanya Linda memang cukup dikenal sebagai penata rias pengantin yang handal dikotanya dan itulah yang dijadikan referensi untuk memenangkan proposal Linda dihadapan para pemegang saham dan disinilah dia! Menunggu lebih kurang dua jam dari waktu yang telah dijanjikan karena dia tidak mau membuat Linda gelisah karena menanti kedatangannya.

Marco tersenyum dengan penuh percaya diri menyambut kedatangan Linda yang mulai mendekatinya dengan ragu.

Sebenarnya Linda agak sedikit heran, setelah memperhatikan pria yang menjemputnya karena penampilannya tidak seperti orang kebanyakan, apalagi kalau membayangkan pria yang dihadapannya itu berprofesi sebagai supir?! Sungguh gambaran yang sangat tidak cocok!

Dengan cemas Linda menyunggingkan senyumannya.

“Nama saya Linda. Apa anda … ?“

“Aku dari perusahaan investor,“ sela Marco.

Linda tersenyum lega karena telah menemukan orang yang menjemputnya.

“Namaku Marko.“

“Halo Pak Marco, nama saya Linda,“ balas Linda menyambut uluran tangan Marco.

“Marco saja tanpa pak. Aku belum menikah dan aku ingin, kita bisa berteman baik dan membuang formalitas yang ada,“ kata Marco sambil memperlihatkan jari tangannya.

“Kalau aku sudah menikah meskipun tidak mengenakan cincin kawin,“ sahut Linda sambil tersenyum.

Marco hanya mengangguk sambil melirik kearah jemari Linda yang kosong. “Apa ada alasan khusus kenapa kau tidak mengenakan cincin kawinmu?“

“Karena aku telah menjual cincin kawinku, itulah alasannya. Kalau boleh tahu dengan siapa aku menghadap nanti?“ tanya Linda mengalihkan pembicaraan.

Ia tidak nyaman membicarakan masalah pribadinya dengan orang asing.

Marco benar-benar terkejut mendengar penjelasan Linda.

Wanita mana yang rela menjual cincin kawinnya sendiri!

Mungkin, keadaan Linda benar-benar dalam kondisi yang memprihatinkan. Marco merasa sangat sedih mendengarnya.

"Kau akan menemui …, Bapak Martinus dan pemegang saham lainnya.“

“Oh, baiklah. Dan kalau boleh tahu apa posisimu dalam perusahaan?“ tanya Linda dengan hati-hati.

“Aku …?“

Marco berpikir sejenak.

“Aku asisten pribadi Bapak Martinus.“

“Oh, mohon petunjuknya!“ kata Linda dengan cepat.

“Santai saja. Ayo kita langsung ke hotel.“

Linda mengikuti Marco dengan perasaan tenang.

Pantas rasanya Marco bisa mendapatkan posisi seperti itu. Orangnya gagah dan penuh kharisma. Pembawaannya juga santun dan sangat ramah. Dia pasti telah bekerja dengan giat untuk bisa mencapai posisi sekarang ini, pikir Linda sambil tersenyum.

Tadinya Linda berniat mencari makan malamnya diluar. Tadi dia melihat ada warung tenda didekat hotel tempatnya menginap, tapi betapa beruntungnya dia! Marco mengajaknya makan malam bersama dan dengan cepat dia langsung menerima tawaran itu. Tawaran yang tidak boleh disia-siakan.

“Baiklah, jadi kita akan makan malam dimana?“

“Restoran dibawah terkenal dengan steak lada hitamnya, apa kau mau mencobanya?“

“Boleh. Terima kasih.“

“Aku akan menjemputmu jam 7 malam, boleh?“

“Kau tidak perlu menjemputku. Aku akan turun tepat pada waktunya.“

“Tidak bisa, aku akan menjemputmu dikamarmu. Itu aturan sopan santunnya yang ditanamkan ibuku.“

“Baiklah, terima kasih karena sudah merepotkan.“

“Jangan khawatirkan hal itu!“

Sesampainya didalam kamar Linda langsung menghubungi Daniel dan menceritakan pengalaman barunya berada dikota asing.

Daniel merasa lega akhirnya Linda menghubunginya juga! Sepanjang hari, ia coba menghubungi istrinya tapi tidak ada sinyal untuk bisa terhubung dengannya!

Ketika Linda selesai mandi, ia melihat Rafael telah menghubunginya enam kali tanpa diangkat. Linda merasa bahagia ada sahabat yang begitu memperdulikannya selain suaminya.

“Hai, ada apa?“ sapanya langsung begitu Rafael mengangkat teleponnya.

“Aku menghubungimu beberapa kali.“

“Tadi aku sedang mandi. Ada apa?“

“Tidak, hanya ingin memastikan saja. Ngomong-ngomong di hotel mana kau menginap?“

Linda menyebutkan nama hotel tempatnya menginap sambil mengoleskan lotion ke tubuhnya.

“Coba tebak!“ kata Rafael dengan gembira.

Linda berpikir sebentar, membaca dari nada bicara Rafael yang sedikit jahil. Dan dia menjadi terkejut!

“Oh, jangan bilang kau juga ada disini?!“

“Kedatanganku bukan khusus untuk menemanimu yah, sorry saja! Tiba-tiba saja rekan bisnisku mengajak bertemu di kota ini,“ sahut Rafael sambil tertawa.

“Oh, aku merasa lega. Jangan hanya karena aku, kau menyia-nyiakan waktumu yang berharga!“

“Berapa lama kau disini?“

“Aku belum tahu. Begitu selesai pertemuan dan tidak ada yang aku urus lagi disini yah, aku akan segera pulang.“

“Baiklah, kalau begitu siap-siap, malam ini kita makan malam diluar!“ ajak Rafael dengan antusias.

“Telat! Aku sudah janji akan makan malam diluar dengan Marco.“

“Marco?“

“Dia asisten pribadi calon investorku, lagipula aku perlu menggali sedikit informasi mengenai calon investorku itu.“

“Menyelam sekaligus minum air?“

“Bisa dibilang begitu,“ sahut Linda sambil terkekeh.

“Aku harus siap-siap, Marco menjemputku jam tujuh. Aku akan menghubungimu lagi kalau nanti malam kau tidak sibuk, oke!?“

Linda merasa mendengar helaan napas yang begitu berat sebelum Rafael menutup teleponnya.

Linda sangat menikmati waktunya bersama Marco karena ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Informasi mengenai Bapak Martinus!

Ia tersenyum lagi sambil mengunyah makanannya dengan lahap.

Linda menolak saat Marco mengajaknya bersantai di bar dengan alasan lelah dan ingin mempersiapkan diri untuk pertemuan besok.

Meskipun Marco bersikap sangat bersahabat tapi ia harus menjaga jarak untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan terjadi padanya, bagaimanapun dia adalah seorang wanita yang sudah menikah!

Marco kecewa ketika Linda menolak ajakannya untuk bersantai dan menghabiskan waktu di bar tapi ia mengerti dan merasa geli mendengar alasan Linda.

Ia ingin mempersiapkan penampilan terbaiknya besok?

Ia sedikit penasaran bagaimana penampilan terbaik yang dijanjikan Linda. Karena menurutnya, penampilannya malam ini menurutnya sudah lebih dari luar biasa! Simple namun mengagumkan. Bukan hanya dari segi berpakaian tapi ia bisa melihat rasa percaya diri yang begitu kuat terpancar dari cara bicara dan tatapan Linda kepada lawan bicaranya. Dan dia sangat yakin Linda bisa memukau para pemegang saham untuk mengalirkan dana segar untuknya.

Dia merasa sangat yakin akan hal itu!

Kemelut Cinta by Lucy Ang bab 3 judul Status oh Status

Bab 3

Meskipun Linda sudah mempersiapkan diri tapi jantungnya tetap saja berdebar kencang apalagi saat mendengar namanya dipanggil dan dipersilahkan masuk kedalam ruangan.

Ia ingin sekali melihat kehadiran Marco disini tapi ia tidak berani menanyakan hal itu kepada staf yang lain. Hanya saja, ia akan merasa sedikit tenang kalau melihat orang yang telah dikenalnya.

Ia masuk setelah menghela napas dan menyakinkan diri lalu tersenyum sambil masuk kedalam ruangan.

Kira-kira sekitar 20 orang pria berjas mewah, duduk berjejer mengelilingi meja kerja yang super besar dan mulai memperhatikan penampilannya tanpa berkomentar.

Hatinya semakin berdebar kencang saat melihat kursi direktur utama masih berbalik memunggunginya.

Linda mendehem sesaat sebelum memulai presentasinya lalu mulai tersenyum dan menyapa seluruh pemegang saham yang ada dengan sopan.

Ia merasa lega ketika melihat perubahan sikap kaku para pemegang saham saat dia tersenyum kepada mereka.

Hampir saja, ia memekik kaget ketika melihat kembaran Marco duduk dikursi utama lengkap dengan jas formil yang tampak sangat mahal! Cepat-cepat, ia mengendalikan kekagetannya lalu tersenyum lagi sebelum memulai presentasi proposal yang telah ia kirimkan sebelumnya.

Pembawaan Linda yang begitu professional begitu meyakinkan Marco bahwa pilihannya tidak salah!

Dengan enjoy-nya, Linda mengutarakan alasan mengapa mereka harus mempercayakan uang mereka kedalam usahanya, dengan alasan dan perhitungan bisnis yang sangat meyakinkan. Ia bisa melihat seluruh pemegang saham mulai melirik dan memberikan kode persetujuan atas peserta pilihannya, tapi ia menahan senyumnya dan hanya memandangi Linda tanpa banyak berkomentar.

Linda merasa sudah memberikan penjelasan yang sangat jelas dan ia berharap bisa meyakinkan seluruh pemegang saham dengan presentasi bisnisnya tapi ia belum berani memandang Marco.

Sampai pada akhir presentasinya, barulah ia berani memandang Marco. Bukannya marah, tapi lebih kurang seperti pandangan dibohongi dan dia sangat tidak suka dibohongi!

Pertanyaan demi pertanyaan mulai ditanyakan kepadanya mengenai pasang surut yang akan terjadi nantinya.

Ia menjawab semuanya dengan sejujur-jujurnya.

Harapan tentu ada tapi ia merasa tidak begitu percaya diri bisa mendapatkan dana investasi yang diharapkannya mengingat sikapnya kepada Marco kemarin.

Seharusnya ia bisa bersikap lebih formil kepada Marco! keluhnya dalam hati.

Linda mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepadanya sebelum keluar ruangan.

Linda tidak tahu masih harus menunggu atau pulang kehotel lalu ia memutuskan untuk menunggu sebentar setelah bertanya kepada sekretaris yang bertugas diluar.

Tidak lama kemudian Marco keluar ruangan dan mengajaknya masuk kedalam ruangannya.

Linda mengikutinya dengan cemas.

“Mereka semua setuju tapi …“

“Tapi ?“

“Mereka ingin usaha ini dikembangkan disini.“

“Kalau dikota ini sebenarnya tidak masalah, hanya saja hal itu akan memakan waktu untuk menjangkau calon-calon klien karena mereka belum mengetahui keahlian saya, lagipula harga sewa yang saya anggarkan diproposal yang saya buat adalah anggaran harga sewa di kota saya. Saya perlu meninjau kembali mengenai anggaran sewa selama lima tahun kedepan dan membuat perubahan pada anggaran yang saya ajukan.“

Marco agak terdiam sebentar mendengar kata-kata formal dari Linda.

“Linda, apa kau lupa? Aku ingin kita melupakan formalitas yang ada, seperti kemarin contohnya?“

“Yah, kau benar!“ ejek Linda tanpa sadar kemudian meralat kata-katanya.

“Tentu saja, kenapa tidak?!“

“Aku minta maaf …,“ kata Marco dengan tulus.

“Lagipula saya, hmm… aku harus membicarakan masalah ini dengan suamiku terlebih dahulu,“ potong Linda cepat.

“Hmm, ada satu hal lagi yang harus kukatakan padamu,“ kata Marco sambil memandang ragu kearah Linda.

“Apa?“ jantung Linda berdebar kencang menunggu kata-kata Marco.

“Aku tidak mengatakan pada mereka, kau sudah menikah.“

“Apa!?“ tanyanya kaget.

“Tapi kenapa?!“ tambahnya.

“Bagi perusahaan kami akan lebih meyakinkan bila setiap peserta belum terikat ikatan pernikahan atau hubungan serius apapun juga agar bisa 100% fokus pada usaha yang didanai.“

Linda terdiam sebentar untuk menganalisa pernyataan Marco.

“Jadi maksudmu, faktor utama mereka menyetujui proposalku karena aku belum menikah dan siap bekerja 24 jam untuk menjalani usahaku?“ sahut Linda menegaskan.

“Agar lebih fokus lagi begitu,“ tambah Marco dengan cepat.

Linda benar-benar tidak percaya dengan semua penjelasan Marco.

“Jadi maksudmu, aku harus berbohong mengenai status pernikahanku, untuk mendapatkan dana usahaku?“

“Bukan berbohong, hanya saja untuk satu tahun kedepan kau diminta untuk merahasiakan status pernikahanmu.“

“Aku minta maaf,“

Linda menghela napas kesal.

“Tapi kurasa, aku tidak bisa melakukan hal itu apalagi menyembunyikan pernikahanku. Lagipula, kalau kalian semua percaya padaku, hal ini tidak akan menghalangi penilaian kalian padaku! Benar-benar tidak masuk akal!“ erangnya kesal.

“Linda, cobalah mengerti hal ini adalah jaminan bagi kami supaya kau bisa lebih fokus untuk menjalani usahamu.“

“Tapi hal ini tidak masuk akal! Dan aku tidak bisa menerimanya. Kalau begitu aku minta maaf belum bisa memenuhi standar penerimaan kalian.“

Linda berkata dengan ketus.

Marco sedikit tidak senang mendengar penolakan keras dari Linda mengenai permintaannya.

“Kau menolaknya?!“

“Yah. Dengan berat hati aku katakan yah! Kalau tidak ada yang kita bicarakan lagi, aku akan pulang hari ini juga.“

“Sebentar! Kau tidak bisa pergi begitu saja?“

“Tentu saja aku bisa karena tidak ada kesepakatan diantara kita. Oh, apakah karena kalian telah membayar hotel dan akomodasiku, tenang saja aku yang akan membayarnya agar tidak membebani kalian!“ sahut Linda merasa sangat marah.

“Linda, kumohon dengarkan aku!“

Linda menunggu dengan enggan.

“Aku sudah mendukungmu habis-habisan, satu-satunya kesalahanku adalah aku menutupi statusmu agar mereka menyetujui peserta pilihanku, berikan aku waktu untuk meluruskan masalah ini, oke?“

Linda tidak bergeming dan hanya memandangi Marco.

“Aku pasti akan mengatakannya kalau semuanya berjalan dengan lancar.“

“Dengan lancar? Apa maksudmu dan berapa lama aku harus menutupi hal ini? Aku tidak mengerti, mengapa hal ini dijadikan batu sandungan untuk menjalin kerjasama ini!?“

“Paling tidak sampai semua terealisasi dan berkembang.“

Ini adalah tantangan bagi Linda untuk membuktikan kepada perusahaan Marco bahwa wanita yang sudah menikah juga bisa mengembangkan karirnya sama seperti wanita yang masih single!

Linda mulai berpikir sejenak.

Untuk persiapan dan penyediaan gaun, paling tidak membutuhkan waktu satu bulan sampai barangnya dikirim. Satu bulan kedepan akan dilakukan promosi dan pameran untuk memperkenalkan showroom barunya dan bulan ketiga mereka sudah bisa mendapatkan hasil yang mereka harapkan.

Linda menghela napas sambil menatap Marco tanpa mengatakan apapun.

Tapi tiga bulan tanpa suaminya?! Linda tidak bisa membayangkannya! Bagaimana bisa? Lagipula belum tentu suaminya memberinya ijin dan bisa menerima semuanya ini!

Linda merasa tidak yakin dengan tantangan yang tengah ia hadapi sekarang ini.

Disisi lain ia ingin sekali membuktikan bahwa wanita yang sudah menikah juga bisa berhasil dalam berkarir, bagaimana ini?!keluhnya dalam hati.

“Berapa lama?“ tanyanya pada akhirnya.

“Sampai semuanya berjalan lancar.“

Linda menantang tatapan Marco.

“Aku mau, kau memberikan tenggat lancar itu berapa lama?“

“Baiklah! Bagaimana kalau satu tahun?“

Linda tertawa mendengar jawaban Marco. Lalu menghela napas.

“Tidak,“ jawab Linda dengan tegas.

“Enam bulan bagaimana?!“ tanyanya cepat-cepat mencegah kepergian Linda.

“Maksimal 3 bulan dan kau akan mengatakan statusku yang sebenarnya, lalu aku akan membawa suamiku tinggal bersamaku disini. Lagipula kalau kalian menghendaki usahaku dikembangkan disini, aku perlu fasilitas tempat tinggal dan juga mobil beserta sopir yang selalu standby menemaniku.“

Tiga bulan! teriak Marco dalam hati.

Apa yang bisa dilakukannya dalam tiga bulan!?

“Baiklah. Tapi sebelum itu, kau harus membantu aku menutup rapat statusmu.“

“Baiklah,“ jawab Linda pada akhirnya dengan ragu.

Ia tidak tahu apakah keputusan yang ia ambil benar atau salah dan bagaimana caranya, ia bisa menyakinkan Daniel?

Linda membuang napas, merasa putus asa.

Dalam hati, meskipun cemas, Marco tertawa melihat kebimbangan yang dialami Linda sekarang.

Paling tidak selama tiga bulan kedepan Linda akan berada bersamanya!

Ia sangat menyukai kesempatan yang diciptakannya, katanya sambil tersenyum dalam hati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!