NovelToon NovelToon

Cinta Pangeran Tampan

Perkenalan

Brayen Bagaskara Adalah seorang Lelaki Tampan , yang Memiliki postur tubuh Tinggi dan memilliki kulit putih.

Saat ini dia bekerja sebagai direktur di sebuah perusahaan ayahnya sendiri ,Tony Bagaskara.

Ia juga mempunyai seorang Adik yang Bernama Kevin Bagaskara yang sedang meniti karirnya di London. Keluarga Bagaskara Hidup Dengan penuh kebahagiaan. Karena Diberi Kasih Sayang Oleh Ibu Sarah Bagaskara yang Cerewet dan perhatian.

"Apakah Semua sudah Beres ?"

ucap Brayen pada Sekretaris nya, Dodi.

"Sudah Tuan, Saya sudah menghubungi karyawan yang akan datang kesana."

"Apa katanya ? " ucap Brayen

"Mereka akan terjun Lusa Tuan."

ucap Dodi pada tuan muda nya itu

"Lalu Bagaimana Keputusan mu kemarin?. "

"Saya akan pergi setelah Mendapatkan Pengganti saya Tuan." ucap Dodi dengan penuh hormat.

Brayen mendesah melihat seketarisnya yang akan segera berhenti bekerja dengannya. karena Ibu Dodi sakit keras. dan perlu perawatan di Luar Negeri dengan jangka waktu yang cukup lama, Ibu Dodi meminta Dodi merawat dia di luar negeri. karena dia sangat menyayangi Ibunya, segala sesuatu akan dilakukannya meskipun itu berat. karena bagi Dodi, Ibunya adalah satu-satu nya harta yang ia miliki di dunia ini. Dan Brayen sebagai Atasan Dodi, tidak mau melarang Niat sekretarisnya itu untuk merawat ibunya.

"Baiklah, Rawat Ibu mu sampai sembuh , dan jangan sungkan jika kau butuh apa-apa."

ujar Brayen pada sekretarisnya itu.

"Baik, Terimakasih Tuan.. Saya tak akan pernah melupakan kebaikan anda."

ucap dodi.

Di Kediaman seorang Pengusaha Sukses yang Bernama Wira Pratama dan Riani Pratama, Serta Putri Tunggalnya, Gabriella Pratama. Gabriella Sudah Tak asing Di panggil dengan nama Bella. Dia juga tidak tahu mengapa Nama panggilannya itu bisa kelewat batas dengan nama aslinya. yang jelas kini orang-orang yang mengenalinya memanggil dengan nama Bella. Bahkan Ada beberapa orang yang tidak tahu bahwa nama Putri dari Wira dan Riani itu Adalah Gabriella. Karena saat memperkenalkan diri Dia Lebih sering Menyebut nama nya Bella.

"Kenalin nama ku Bella."

seperti itulah perkenalan nya, saat bertemu orang-orang yang belum dia kenal.

Diruangan Tamu, Terlihat Tuan Wira Pratama beserta Istri dan Putri Tunggalnya sedang berbicara Serius.

"Apa ????."

mata Bella terbelalak mendengar apa yang keluar dari mulut orangtuanya.

"Bella Sudah Dewasa Pa, Aku bisa memilih lelaki yang pantas untukku, Tidak perlu mencarikan ku pasangan Hidup" ucap Bella dengan nada kesal

"Ini semua demi kebaikan kamu juga nak"

ujar mama Bella

"Jangan Membantah Papa, Apa papa pernah mengajarimu berkata seperti itu ? jangan buat malu papa. seperti tidak pernah mengajarimu sopan santun" ucap Wira Pratama meninggikan Intonasinya.

"Bella Tidak akan pernah menerima Perjodohan Ini Pa. " Balas Bella Dengan nada ketus.

Wira memasang wajah marah, dia tidak menyangka putrinya yang selama ini selalu menuruti perkataannya bisa-bisanya membantahnya seperti itu, Apalagi kalau ini masalah perjodohan yang sudah ia rencanakan 20 Tahun lalu dengan sahabatnya itu. Ia tidak mau mengecewakan sahabatnya karena dari dulu mereka sudah membuat perjanjian itu .

"Kalau kau Tidak Mau Menerima perjodohan ini, Kau Bisa Mengangkat Kaki mu dari Rumah ini" kata ayahnya

Bella menahan amarahnya. ingin sekali dia memaki orang di depannya itu, tapi Dia sadar itu adalah ayahnya yang sudah membuat hidupnya enak selama ini.

"Baik, kalau begitu. Aku juga sudah muak dengan kelakuan papa yang tidak Pernah mengerti perasaanku" ucap Bella dengan air mata yang hampir jatuh.tapi ia menahan air matanya agar tidak terlihat cengeng di depan orangtuanya itu.

"Tunggu Apalagi , lekas pergi" ucap Wira pada anaknya itu . ia tidak menyangka putri satu-satunya itu bisa membantah nya seperti itu.

"Bella, sebaiknya kamu memikirkannya dulu nak, Jangan Langsung membuat keputusan seperti itu" Ucap Riani dengan memelas pada putrinya itu.

"Maaf Ma. Tapi Ini sudah keputusan Bella, Bella akan pergi dari sini"

Bella segera berlari keatas mengambil tas dan dompetnya dan langsung pergi meninggalkan Rumah Orangtuanya .

Kenapa papa jahat sekali, dia tidak pernah mengerti perasaanku, dia ingin melakukan kehendak-nya sendiri tanpa mengerti perasaan orang lain

Batin Bella sambil menghapus air matanya saat mengendarai mobilnya.

.

.

"Mengapa papa mengusir Bella ?. Apa papa tega membiarkannya Menderita diluar sana ?"

Tanya Riani pada suaminya.

"Biarkan dia Menikmati Kelakuannya itu. Aku penasaran, Sejauh Mana Sifat membantah nya itu akan Bertahan." Jawab Wira Tanpa menoleh pada istrinya.

Nyonya Riani diam saja mendengar ucapan suaminya itu, Kalau sedang Marah Tuan Wira Memang Tak Bisa Di Bantah.

Huh, Semoga Putriku Tidak Kenapa-kenapa di luar sana..

Batin Nyonya Riani

.

.

.

Sahabat Bella

"Lo Dimana tin ? " ucap Bella setelah panggilannya tersambung

" gue lagi makan Bareng Rafael , kenapa bel ? kok tumben nanyain gue " sahut disebrang sana.

"Gue diusir dari rumah" ucap Bella

"hah ?? kenapa? kok bisa sih ? terus sekarang Lo mau kemana ?" ucap Christin Panik.

"Entah" ucap Bella

"oke sekarang Lo tunggu di tempat Biasa gue bakalan nyusul sekarang" ucap Christin mematikan sambungannya . ia langsung melihat lelaki di depannya .

"Maaf sayang, Aku harus pergi "

"mau kemana? biar aku antar" ucap Rafael cepat.

Christin hanya mengangguk. setelah membayar ke kasir, Rafael langsung menghampiri kekasihnya itu dan langsung pergi menuju parkiran.

"Kita mau kemana ? " tanya Rafael

"ke cafe Naghata"

Rafael hanya mengangguk tanda mengerti. dan segera meluncurkan mobilnya .dia tidak menanyakan apa Sebenarnya tujuan kekasihnya itu pergi kesana.

"Aku turun disini saja" ucap Christin

"oke, Aku akan menyusul mu" ujar Rafael

Christin hanya mengangguk. ia segera membuka pintu mobil Rafael dan langsung berlari kedalam cafe itu.

Christin mencari-cari seseorang , dan akhirnya menemukan orang itu di sebuah meja . Christin menghampiri perempuan yang meletakkan kepalanya di atas meja. dia tidak tau apakah perempuan itu tidur apa tidak.

"Bell" ucap Christin sambil memegang bahu perempuan itu.

perempuan itu hanya diam saja, seolah tidak mendengar apapun.

"Bell... Lo kenapa ? ini gue Christin"

Bella mendongakkan kepalanya melihat wanita di sebelahnya.

"Tin..." ucap Bella sambil memeluk sahabatnya itu..

"Tenang..tenang.. ada gue.. Lo bisa ceritain semua sama gue" balas Christin sambil membalas pelukan sahabatnya itu.

Setelah diam beberapa saat, Bella melepas pelukannya dan menghapus air matanya.

"Ada apa sebenarnya ? Kenapa Lo bisa di usir dari rumah ? siapa yang ngusir ?"

tanya Christin dengan penasaran. ia masih tidak menyangka sahabatnya akan di usir dari rumah orangtuanya sendiri.

"Papa" ucap Bella singkat

"hah??? Kok bisa sih ? kenapa ? apa Lo buat masalah yang enggak-enggak?"

Tanya Christin tidak percaya. ia sangat terkejut jika ternyata yang mengusirnya adalah Papanya sendiri..

"gak mungkin Om Wira ngusir Lo bell, Lo becanda kan ? " Tanyanya lagi

"gue Mau dijodohin sama anak sahabat papa, yang seluk beluknya aja gua gak tau" jawab Bella

"Jangan Bilang Lo nolak Perjodohan itu " tanya Christin

"Iya, Gue nolak" jawab Bella singkat

Christin hanya menghembuskan nafas mendengar jawaban sahabatnya itu. ia kesal karena Bella akhir-akhir ini memang suka sekali membantah. Tapi ia juga tidak menyangka papa Bella bisa mengusir putrinya sendiri.

gue ga nyangka om Wira bisa sekejam itu sekarang. bahkan anak satu-satunya yang ia miliki pun di usir dari rumahnya karena tidak menuruti perintahnya. Siapa juga yang mau di jodoh-jodohin segala. ini bukan zaman Siti Nurbaya lagi kan. kok bisa-bisanya sih om Wira berfikir seperti itu

ia hanya melihat raut wajah sahabat nya yang tidak biasanya murung itu.

"sayang, aku cari-cariin dari tadi. Ternyata kamu disini" dengus Rafael setelah menemukan Christin

Bella Melihat Rafael yang ngos-ngosan sambil tersenyum.

"yaelah... dia ga bakalan kabur kok" goda Bella

"siapa tau kan, apalagi kalo bareng elu bel" ucap rafael

"hah?? emang kalo sama gue kenapa ? " balas Bella kesal

Christin hanya terkekeh melihat Pertengkaran kekasih dan sahabatnya itu. mereka bagaikan Tom and Jerry selalu ribut kalo bertemu. tidak memandang tempat dan waktu.

"Sudah..sudah.. Bagaimana kalau kita pesan minuman saja ?" potong Christin agar pertengkaran Bella dan Rafael segera berakhir. dia malu sedari tadi di lihatin orang-orang ditempat itu.

"Hmmm.. Terserah" jawab Bella dan Rafael secara bersamaan .

"Apa sih Lo ngikut-ngikutin kata-kata gue" ucap Bella kesal.

"Lo tuh ya... pengen gue bunuh aja terus gue ceburin ke air terjun sana biar Lo musnah dari hidup gue. bisa-bisanya Lo ngomong gitu ke gue" Balas Rafael tak mau kalah...

"Iihhh.. Gue heran kenapa Christin bisa mau sama lelaki Menyebalkan kaya elu" balas Bella

Christin Hanya Tersenyum Melihat keduanya saling beradu argumen. ia sama sekali tidak cemburu pada Bella. karena sejak dulu Bella tidak suka pada Rafael karena Rafael sering banget jahilin Bella. ia hanya senang akhirnya air mata sahabat nya itu langsung hilang seketika, ia akan melakukan apapun demi Bella yang sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri.

.

.

.

Brayen Turun dari mobil dan langsung masuk menuju ruang Keluarga. ia melihat Sarah yang duduk sambil nonton di iringi suara kriuk-kriuk yang keluar dari mulutnya karena makan beberapa cemilan. Brayen Tersenyum melihat Mamanya dan langsung memeluk mamanya sambil mengecup telapak tangan Sarah.

"Kamu Pasti Capek sekali" ucap Sarah setelah putra pertamanya itu menyendarakan kepalanya di pangkuan nya sambil mengelus kepala putranya itu.

"Iya ma, tapi setelah melihat mama dirumah dan gak mengomel seperti biasanya rasanya lelah itu pergi entah kemana" Goda Brayen pada mamanya

"Kamu ini sepertinya sudah membutuhkan Kasih sayang dari wanita lain nak" Ucap mamanya tersenyum.

"Papa dimana ma? apakah beliau sudah pulang?" jawab Brayen mengalihkan pembicaraan.

Sarah hanya Terkekeh melihat ekspresi Putranya itu

" Papa Masih Mandi.... Cepat bersihkan dirimu , setelah itu kita makan. ada yang mau di omongin papa dan mama" ujar Sarah sambil bangkit dari posisi duduknya menuju dapur.

Brayen Hanya Heran melihat kelakuan mamanya. Tidak Biasanya mamanya bersikap seperti itu padanya.

Mama kenapa sih ? kok tumben banget gak ngomel-ngomel kaya biasanya. ah, biarin aja deh yang penting aku dapat merasakan kasih sayang mama setiap waktu. walaupun mama kadang ngeselin, marah-marah gak jelas tapi aku sayang mama.

gumam Brayen dalam hati.

Setelah Membersihkan Diri di kamarnya, Brayen Langsung Turun kebawah menuju meja makan.

"Malam Pa, Ma... Maaf menunggu lama" ucap Brayen sambil menarik kursinya.

"Mama sama papa juga belum lama menunggu kok nak" jawab Sarah .

"Ayo kita Makan" lanjut Sarah sambil mengambil nasi untuk suaminya.

Mereka menikmati makan malam dengan lahap dan tenang, seakan tak ada beban dalam hidup. ya wajar saja Keluarga Bagaskara Tidak pernah kekurangan apapun dalam hidupnya. mereka terlihat bahagia setiap hari.

Setelah Makan Malam, Tony Mengajak Istri dan Putra Sulungnya itu ke ruang keluarga.

"Bagaimana Pekerjaan mu ? " Tanya Tony ayahnya Brayen .

"Lancar kok pa, Lusa karyawan ku akan terjun untuk Mengurus Pembangunan Hotel Itu" Jawab Brayen.

"Sebenarnya, papa dan mama sudah ingin menyampaikan ini padamu nak. papa harap kamu tidak kaget dan mengerti maksud papa dan mama" Lanjut Tony

"Kenapa pa ? " Jawab Brayen. mengalihkan pandangannya dari Tv melihat Wajar Papanya.

Tony Bagaskara Menarik Nafas Dalam dan Menghembuskan nya pelan sambil melirik istrinya yang hanya tersenyum.

Ini Ada apa sebenarnya ? kenapa mama dan papa Terlihat Aneh Hari ini.

Batin Brayen

.

.

.

Resah

"waktu kamu kecil, papa dan mama sudah sepakat ingin menjodohkan kamu dengan anak sahabat papa dulu Setelah kalian dewasa . dan kami merasa kalian sudah waktunya untuk di pertemukan".

jelas Tony dengan wajah tersenyum.

"Hah?? Dijodohin ? Sama sahabat papa ? Apa-apaan ini.. Pokoknya Brayen gak setuju dijodohin" .

sahut Brayen penuh emosi. Karena dia tidak mau dirinya menjadi sebuah perjanjian. dia tidak mau dirinya dilibatkan dalam urusan2 seperti itu.

Tony dan Sarah terkejut mendengar jawaban anaknya karena dia tidak biasa marah seperti itu setiap orangtua nya mengatakan sesuatu.

"Papa juga menyesal telah menjadikan mu sebagai sebuah perjanjian nak, tapi apa boleh buat, itu semua sudah terjadi. Dan kamu harus menerima semua ini". ucap Tony dengan nada lembut.

"Pokoknya Brayen gak mau Pa, Brayen juga pengen memiliki pasangan hidup atas pilihan Brayen sendiri dan sayang sama Brayen" .

jawab Brayen menatap mama dan papanya

"Kamu Pikirkan dulu nak, dan kamu harus tetap menerima semua ini". ucap Tony.

"Apapun yang terjadi Brayen tetap tidak mau"

Ucap Brayen tanpa melihat kedua orangtuanya dan pergi keatas menuju kamarnya dengan wajah kesal.

"Sudahlah Pa, Biarkan saja Dia Menenangkan pikirannya dulu. Mungkin dia sangat terkejut dengan perjodohan ini." ucap Sarah memegang bahu suaminya.

Bisa-bisanya mereka membuat keputusan begitu, mereka mau membuat perjanjian kolot seperti itu. Bahkan aku sama sekali belum tau arti sebuah cinta. Perjanjian Apa itu ? Kampungan sekali.

Dengus Brayen saat duduk di pinggir kamarnya .

Brayen mengambil ponselnya dan membalas beberapa email yang masuk. Setelah itu dia merenungkan apa yang dikatakan orangtua nya dan tetap tidak bisa menerima . Keputusannya tetap sama.

Pokoknya aku Tidak akan pernah mau.kolot sekali.

Gumam Brayen, setelah itu dia mematikan lampu kamarnya dan menarik selimut. Beberapa menit kemudian dia langsung terlelap dalam tidurnya.

"Udah lah, Lo ga perlu mikirin itu terus. Ntar yang ada wajah cantik Lo bisa makin keriput kaya nenek-nenek" .

ucap Christin pada sahabatnya itu sambil terkekeh.

Bella hanya memasang wajah cemberut. Dia Kesal karena sahabatnya tidak memberikan solusi terbaik.

"Terus gue harus gimana coba ? Ya kali gue mau di jodoh-jodohin" ucap Bella kesal.

"Udah ah, pokonya besok kita nyari kerjaan buat Lo. Biar Lo ga nyusahin hidup gua" jawab Bella terkekeh.

Mereka sudah terbiasa Becanda seperti itu. Tapi Christin sama sekali tidak tega melihat wajah sahabatnya itu murung seperti itu.

"Jadi Lo ga tulus Nerima gue sebagai anggota baru di apartemen Lo yang jelek ini ? " Jawab Bella kesal.

"Dihhh.. Lama-lama Lo makin nyebelin aja. Udah dibantu malah ngatain apartemen gue jelek. Dasar gatau di untung."

ucap Christin dengan memasang wajah cemberut.

"Dah ahh.. gue mau mandi, mana handuk ? "

Tanya Bella bangkit dari sofa.

"Tuh, ada di belakang pintu kamar mandi" jawab Christin

"Dihh.. apaan , gue mau yang baru."

jawab Bella mengedipkan mata

Christin hanya geleng-geleng melihat sahabatnya itu, lalu dia pergi menuju lemarinya dan mengambil handuk yang belum dia pakai .

"Nih.. Nyusahin banget hidup Lo."

dengus Christin kesal sambil melempar kan handuk nya kepada Bella.

"Terimakasih Sahabatkuu, aku sangat menyayangimu."

Sahut Bella tersenyum dan langsung pergi mandi.

Christin mengecek ponsel miliknya dan melihat email yang dikirimkan oleh mantan pacarnya, Dodi. Dia sangat senang dan mengguling-gulingkan tubuhnya di tempat tidurnya.

Bella keluar dari kamar mandi, dia langsung mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer milik Christin.

"Astaga, bahkan kau menguasai seluruh benda di apartemen ku seakan semua milikmu."

ucap Christin melihat sahabatnya duduk didepan cerminnya.

"Berisik Lo.. mandi sana." jawab Bella

Christin pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah itu mereka pun terlelap dalam mimpi masing-masing.

"Tin .. Bangun tin, ini udah jam setengah 5, Lo ga berangkat kerja ?"

Tanya Bella sambil menggoyang-goyang bahu Christin.

"Hmmm.. gue udah ijin sama bos gue kalo hari ini gue ga bisa masuk kerja." jawab Christin masih memejamkan mata.

"Hahh ??? Emang Lo mau kemana pake ijin-ijin segala?" Tanya Bella penasaran.

Christin tidak menjawab, bahkan dia tidak bergerak sama sekali. Bella kesal karena Christin tidak mengubrisnya sama sekali.

Bella bangun dari ranjang, dan pergi mandi. setelah selesai mandi dia pergi kedapur dan melihat kulkas. Ternyata masih banyak bahan-bahan memasak disana.

aku heran kenapa chistin selalu punya stok sebanyak ini .

Gumam Bella.

Christin Bangkit dari ranjang nya dan Pergi kedapur. melihat sahabatnya sedang memasak, ia hanya tersenyum. lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Tin, ngomong-ngomong Lo kenapa ga berangkat kerja ? Apa Karena gue ?"

Tanya Bella Dengan suara pelan saat mereka duduk di meja makan. Bella merasa tidak enak dengan sahabatnya itu. karena Christin telah membantunya dalam segala hal.

Christin Menghentikan Tangan nya memotong Buah Apel, dan menatap Bella.

"enggak kok bel. Eh, Tapi iya juga sih. Hehee...gue mau ngajak Lo ke suatu tempat". Jawab Christin dengan wajah ceria.

Bella hanya diam mendengar jawaban dari Christin. dan kembali melanjutkan makan nya.

Apa gue emang benar-benar nyusahin hidup orang ya ? , tapi kalo gue ga minta tolong sama Christin gue mau kemana ? .

Tanya Bella dalam hati.

"Pagi Tuan." Sapa Dodi sambil membuka pintu mobil untuk Tuan mudanya itu.

Brayen tidak menjawab sapaan seketarisnya itu, dan langsung masuk kedalam.

Dodi Terkejut melihat sikap tuan nya itu, karena tidak biasanya tuan muda itu bersikap cuek kepadanya.

Dodi menutup pintu mobil dan masuk untuk mengemudi. Mobil itu pun meluncur meninggalkan Istana Bagaskara.

"Apa tuan ada masalah?" Tanya Dodi melirik tuannya yang diam di belakangnya.

"Hmmm.... Aku sedang tidak mood untuk ngobrol."

jawab Brayen ketus.

Dodi hanya diam mendengar jawaban dari Tuannya itu.

apa yang sedang terjadi padamu tuan ? Tak biasanya dirimu seperti ini.

Tanya Dodi dalam hati.

Sesampainya di kantor yang megah itu, Dodi menghentikan mobilnya. lalu membukakan pintu untuk tuan mudanya itu.

"Dodi" ucap Brayen.

"iya tuan. ada apa ?" Tanya Dodi.

"Batalkan semua jadwal rapat hari ini. " Jawab Brayen sambil pergi meninggalkan Dodi.

Apa sebenarnya yang terjadi ? mengapa tuan muda membatalkan semua jadwal rapat hari ini ? sepertinya dia memiliki masalah berat. tidak biasanya sifatnya seperti ini.

Gumam Dodi dalam hati. dan langsung berlari mengejar tuan muda itu.

"Pagi Tuan." sapa beberapa karyawan yang ia lewati.

Brayen tidak menjawab sapaan para karyawannya itu. Dodi yang berjalan di belakang tuan muda itu hanya angkat bahu saat para karyawan melihat nya.

"Tinggalkan aku sendiri dod."

ucap brayen saat dia tahu seketarisnya itu tetap mengikutinya dari belakang.

"Baik Tuan. Panggil aku jika Tuan Butuh Apa-apa. "

Jawab Dodi sambil menundukkan kepalanya dan pergi meninggalkan ruangan itu.

Aku benar-benar tidak menyangka dengan semua kelakuan papa. dia benar-benar tidak mengerti aku. huh.... aku harus melakukan sesuatu, agar perjodohan itu benar-benar tidak terjadi.

Gumam Brayen saat dia duduk di kursi kerjanya.

"Hallo Sayang." Sapa Christin sambil memeluk tubuh kekasihnya itu.

"Kita mau kemana?" Tanya Rafael sambil mengecup kepala Kekasihnya itu.

"Pergi Bersenang-senang." Jawab Christin dengan ceria.

"Apakah dia juga ikut bersama kita sayang ?" Tanya Rafael sambil menunjuk Bella yang hanya duduk di sofa.

"Gue ga bakalan ikut kalo harus bareng elu." Sahut Bella tanpa melihat Rafael.

"Dihh. siapa juga yang mau bareng elu. Nyusahin tau.." Jawab Rafael.

"Astaga, Kalian ini sepertinya tidak pernah Damai. sudah...sudahh kita langsung pergi aja yuk." Ajak Christin melerai pertikaian antara kedua orang yang sangat dia sayangi itu.

"Tapi yang," Ujar Rafael melihat Christin.

"Diem ah, Ayo Bell.. kita langsung berangkat." ajak Christin sambil menarik tangan Bella .

"iihhh... Jadi males deh."

Ucap Bella sambil berjalan mengikuti Christin.

Mau Tidak mau Dia harus mengikuti sahabatnya itu, karena dia juga tidak mau hanya duduk berdiam diri di apartemen Christin.

Kenapa sih dia harus ikut, yang ada ntar gue yang dikacangin sama Christin. Memang ni bocah hidupnya nyusahin terus deh..Huh.

Ucap Rafael dalam hati.

Mobil Rafael Pun Pergi Meninggalkan Apartemen Christin.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!