NovelToon NovelToon

Sorry! Goodbye...

Pertama dan yang paling utama

Viona, seorang wanita yang akan hampir mendekati kata Selesai dalam studinya. Dia berjuang dalam skripsinya agar tak banyak coretan dalam revisi skripsi.

Dia tetap berjuang agar sang Ibu yang sakit-sakitan bisa melihatnya meraih gelar S1 nya sebagai seorang guru. Cita-cita yang ditumbuhkan almarhum Sang Ayah dalam hatinya sedari kecil.

Ibu Viona tinggal di kampungnya. Sementara Viona berada jauh dengan jarak sekitar 4 jam yang harus di tempuh untuk bisa sampai di tempatnya berjuang menuntut ilmu.

Viona memiliki seorang kekasih yang sangat mencintainya. Farel, yah dialah kekasih Viona. Kekasih yang sangat over protective dengan Viona. Bahkan, Viona tak pernah ikut organisasi intra maupun ekstra yang ada di kampusnya. Padahal baru sekitar 6 bulan mereka memulai hubungan tersebut.

Kedua orangtua Farel adalah seorang Aparatur Sipil Negara, mereka juga bisa dibilang orang terpandang dengan bisnis usaha dalam bidang pertanian. Yang berbeda dengan orangtua dari mama Farel yang merupakan pengusaha tambang batubara.

............................

"Viona, kita harus segera menikah. Mama dan Papaku akan segera pergi ke rumahmu untuk melamarmu." Jelas Farel

"Rel, kamu kan tahu. Aku sedang sibuk-sibuknya dengan akhir studi. Apa hal itu tidak akan menghambat pernikahan kita?" Jawab Viona

"Tidak, aku hanya ingin segera bersamamu. Tanpa rasa hawatir saat berpisah. Karna aku yakin, saat kita sudah menikah tak akan ada lelaki buaya di luar sana yang berani mendekatimu." Jelas Farel kembali

Yah, Viona memang gadis muda yang cerdas, ditambah dengan wajahnya yang manis dan cantik. Membuat laki-laki lain bahkan teman prianya ingin mendapatkan hatinya. Namun, Viona tetap menjaga hatinya untuk kekasihnya yang akan menikahinya. Farel.

Tiba-tiba, ponsel Viona berdering.

"Ya, ada apa?" Tanya Viona melalui ponselnya

Farel pun menatap Viona dengan keadaan bingung. Dan tiba-tiba dengan sigap Farel menangkap tubuh Viona yang tak seimbang.

"Ada apa Viona?" Tanya Farel

"Ibuku" jawab Viona kemudian ia tak sadarkan diri.

.................

Farel dan Viona hampir sampai di kediaman ibu Viona setelah melalui sekitar 4 jam perjalanan yang meletihkan hati jiwa dan raganya.

Dengan mata yang sembab ia dengan langkah yang gontai turun dari mobil yang sudah tiba di depan rumahnya.

Rumah yang penuh kenangan Ibunya yang menjemput kepulangan Viona saat Viona berlibur di rumah kesayangannya. Pintu rumah yang selalu menjadi tempat Ibu Viona bersandar menunggu Viona naik ke tangga kecil rumahnya untuk mencium telapak tangan ibunya. Viona melihat Ibunya dengan senyum yang selalu menjadi obat kegalauan hatinya saat merindukan Ayahnya setelah Ayahnya tiada.

"Mari masuk Viona!" Nenek tersenyum dengan wajah yang dibekasi air mata.

Viona menguatkan hati dan langkahnya di ikuti Farel di belakangnya. Tiba-tiba ia berhenti di depan pintu rumahnya. Air matanya kembali tertahan di pelupuk matanya.

"Di sini di pintu ini. Harusnya ibu menjemputku dengan senyumnya. Di pintu ini biasa ku raih jemari Ibu, ku cium telapak tangan Ibu." Batin Viona

"Masuk nak, Ibu sedang menunggumu" Titah Sang Nenek kembali

Viona mengucapkan salam yang di jawab oleh banyak orang yang berada di rumah Ibunya.

Langkah Viona terhenti, saat seseorang yang ia harapkan menantinya di depan pintu rumahnya kini tertidur dengan di tutupi kain putih di sekujur tubuhnya.

Tubuh itu tak lagi menyambutnya dengan senyuman yang sangat ia harapkan. Tubuh itu berada di sekitaran orang yang sedang membacakan ayat-ayat yang bisa memberikan ketenangan pada Ibunya untuk kembali pada Yang Kuasa.

Dengan perlahan, Viona melangkahkan kakinya mendekati tubuh yang mulai dingin dan kaku tertutup oleh kain putih itu.

Dia duduk, dan dengan perlahan membuka kain putih yang menutupi wajah yang sangat ia rindukan....

"Ibu, Ibuku !!!" Panggil Viona dalam batinnya.

"Benarkah Ibu akan pergi? Benarkah ini ibuku? Apa benar aku ditakdirkan untuk menjadi yatim piatu? Ini sungguh berat untukku Ibu." tambah viona dalam tangisnya

...............

"Separuh jiwaku yang tersisa kini benar-benar telah tiada. Mutiaraku Yang Hilang. Ku ikhlaskan kepergianmu Ibu, biar ku tengadahkan jemariku sembari berdoa pada Tuhan, semoga engkau tenang di sisi-Nya. Semoga Tuhan tak memberikanmu sakit lagi di sana. Ibuku, Mutiaraku Yang Hilang. Jika selepas hari ini, esok, lusa, atau di hari lain kau lihat aku menangis, aku tersakiti dan menderita, tolonglah ibu. Bawa aku bersamamu! Namun, jika luka di hari nanti adalah jalan untukku menemukan kembali Mutiaraku Yang Hilang, semoga engkau dan Ayah meridhoi setiap langkahku." sepenggal doa Viona

Selepas Viona memanjatkan doa untuk Ibunya, dipeluknya nisan sang Ibu dengan erat, seolah ia tahu bahwa Ibunya sedang berada disampingnya memeluknya jua.

"Viona, ayo! Kita pulang ke rumah Ibu, biarkan Ibu beristirahat dengan tenang." Seru Sang Nenek

"Nek, berjanjilah untuk tetap sehat dan temani Viona hingga Viona benar-benar mengerti apa arti hidup ini. Jangan tinggalkan Viona dalam keadaan bimbang dan belum mengerti apa tujuan hidup sebenarnya. Selama ini, semangat hidup Viona tertuju pada Ibu. Kini, Ibu pulang. Ibu lebih dulu pulang. Aku mohon Nek untuk tetap sehat dan temani aku."Ucap Viona

Sang Nenek memeluk erat cucu kesayangannya.

"Biar Tuhan yang akan memberikan jawaban dari setiap doa dan harapanmu Viona. Jangan hawatirkan sesuatu yang belum terjadi. Hadapi hari ini. Hidupmu hari ini adalah takdir. Namun melangkah kedepan adalah pilihan. Maka, selesaikanlah apa yang di harapkan Ibumu. Buat Ibu bangga denganmu sayang." Nasihat nenek untuk Viona

3 bulan kemudian.

Hari yang dinantikan Viona pun tiba. Dan sidang skripsinya pun berjalan dengan lancar dihadiahi pujian serta nilai memuaskan dari dosen pembimbing dan pengujinya.

Vionapun keluar ruangan sidang dengan wajah bahagia, namun di sudut matanya ada linangan air mata yang tertahan kemudian menetes.

"Ibu, hari ini 1 langkah ku selesaikan dengan baik. Semua berkat doamu Ibu." Batin Viona

"Banyak selamat sayang, semoga ilmu mu berkah untuk semua!" Ucap Farel

"Terimakasih Farel, terima kasih sudah menemaniku hingga hari ini." Kata Viona

"Hari ini, Mama dan Papa akan ke rumah Ibu. Sekarang, kita pulang, berkemas dan bergegas. Mereka menunggu kita." Tambah Farel

4 jam perjalan yang di lalui, tibalah Viona dan Farel di rumah almarhum Ibu Viona.

"Nenek, Viona pulang!" Dengan wajah yang gembira Viona memasuki rumah.

Tanpa sepengetahuan Viona, ruangan tamu sudah di hias oleh Nenek serta Mama Papa dari Farel. Mereka merayakan bersama keberhasilan Viona, sekaligus membahas tentang pernikahan Viona dan Farel 3 minggu ke depan yang memang sudah di rencanakan sejak sebelum Ibu Viona meninggal.

"Viona, maukah kau menikah denganku?" Tanya Farel di depan keluarga Viona serta Mama Papanya.

"Apakah kau akan menyayangiku setulus hatimu?" Tanya Viona

Pertanyaan Farel dibalas dengan Pertanyaan kembali oleh Viona.

"Yah, alasan apa yang ku miliki sehingga aku harus menyakitimu? Aku akan menjadi suami yang bertanggung jawab untukmu Viona." Jawab Farel

"Baiklah, semoga Tuhan serta Ayah Ibuku merestui kita". Timpal Viona

Acara pernikahanpun telah digelar dengan cukup sederhana.

Mengingat belum lama kematian Ibu Viona. Viona tidak ingin menimbulkan cerita buruk di hadapan tetangga jika harus mengadakan resepsi yang mewah.

Di hari pernikahan Farel, kakak perempuan Farel "Fani" pun datang untuk memberikan restu kepada adik serta iparnya Viona.

Fani sudah menikah dengan seorang pengusaha di daerah mereka. Suami Fani "Bram" memiliki beberapa cabang Cafe yang sangat dikenal.

"Banyak selamat Farel dan Viona, semoga kalian menjadi keluarga yang bahagia serta segera di karuniai bayi kecil dalam rahimmu Viona. Dan untukmu Farel, semoga bisnismu semakin berkembang yah" Ucap Fani sambil memegang tangan Viona dan Farel

"Aamiin. Makasih banyak ka Fani. semoga Tuhan ijabah doa yang baik." ucap Viona

Farel tidak bekerja seperti Papa Mamanya, namun Farel lebih memilih mengikuti kakeknya mengolah perusahaan Tambang Batu Bara milik kakeknya.

*Ternyata yah readers, Papa Mamanya Farel dulunya tidak mendapatkan restu dari kakeknya. Kakek Farel bernama Jamal, ayah dari mamanya Farel. (Begitu ceritanya. hehehehe)

sebelum menikah, Papa Mamanya Farel memang sudah bekerja sebagai ASN di Kantor Daerah. Nah, dari situlah timbul benih cinta antara Papa Mamanya Farel. Hingga akhirnya Mamanya Farel "Tante Bunga" memilih meninggalkan rumah dan menikahi Papanya Farel "Om Taufik.

yah, begitulah singkat cerita tentang Mama dan Papanya Farel

Setelah acara resepsi berakhir, Farel mengajak Viona berbulan madu di salah satu hotel yang sudah di pesan terlebih dahulu oleh Farel.

sesampainya di kamar hotel...

Viona kagum dengan dekorasi kamar hotel tersebut, hiasan kelopak bunga mawar di tempat tidur, yang jelas tanpa duri yah hehehehe

Saat Farel akan menarik tangan Viona, Viona menahan tangannya.

"Rel, aku mandi dulu yah. Bau acem nih." Ucap Viona disertai canda untuk suaminya yang baru saja halal bersamanya

"Boleh aku ikut?" Goda Farel

"Ah, enggak ah. Mana bisa kamu ikut aku!" Viona pun berlari meninggalkan Farel yang sudah mulai berangan-angan

"Lama sekali sih Viona." gerutu Farel yang sedang duduk di sofa..

-bersambung

hi readers...

untuk kisah Viona dan Farel, baru saja akan di mulai kisah yang sebenarnya dalam episode berikut.

mohon krisan yang membangun yah 🙏🤩

MYH 2

Setelah sekitar 30 menit, barulah Viona keluar dari gemercikkan air bak bidadari dari kahyangan yang turun ke bumi untuk sekedar bermain air di sungai, hehehehe

Ketika Viona keluar, Viona mendengar dengkuran halus nan teratur. Ternyata Farel sudah tertidur di sofa.

"Rel, Farel." Suara Viona membangunkan Farel dengan tangan Viona memegang wajah Farel yang memiliki rambut tipis di bagian wajahnya

"hmmmm,." Gumam Farel

"Ayo bangun, mandi sana! Seharian belum mandi kok betah banget tidurnya yah, kaya' Putra Tidur saja." Goda Viona yang tiba-tiba pinggangnya sudah berada dalam pelukan sang suami

"Ih kok malah meluk aku sih? Kan kamunya masih bau loh." Tawa Viona merasa geli karena pelukan Farel di pinggangnya

#Viona

Jujur, selama kami menjalin hubungan pacaran, Farel belum pernah sedekat ini denganku. Aku selalu memberikan syarat kepada Farel untuk tetap menjaga jarak. Tidak ada pelukan. Kami pacaran hanya sekitar 6 bulan, kemudian kami menikah

"Aku mau kamu dulu, baru mau mandi sayang" ucap Farel seraya membalikkan tubuh Viona ke sofa dan tubuh Farel sekejap mata sudah berada di atas tubuh Viona

"Tidak sayang! Ayo, ikuti aku!" Viona bangun kemudian menarik tangan Farel menuju tempat bermain air alias kamar mandi

Saat tiba di depan pintu, Farel menarik tangan istrinya dan menuntunnya menuju bathtub. Farel meminta Viona untuk memandikannya, dan dari situlah malam indah mereka terjadi hingga berpindah memanasi ruangan tidur yang harum dengan semerbak bunga mawar.

_______________________

Sinar matahari yang masuk melalui jendela yang tak lagi tertutup membangunkan Viona di pagi hari yang cerah. Saat Viona bangun, Farel tak lagi berada di sampingnya.

Viona mencium bau harum yang sangat menggugah inginnya untuk segera mengisi perutnya yang terasa kosong akibat tertidur semalaman setelah bermain bunga mawar bersama Farel. hehehe (bisa juga yahh)

Viona beranjak dari peraduan semalam, membersihkan diri keluar kamar kemudian mencari arah yang menimbulkan bau harum yang membuatnya merasa lapar.

"Selamat pagi sayang. Bagaimana? Ingin segera makan makanan ini atau ingin makan aku lagi?" Goda Farel mendekati Viona dengan memeluk serta memberikan kecupan di wajah Viona.

"Pagi juga sayang." Balas Viona yang merasakan nyaman pada tubuhnya karna pelukan serta kecupan Farel

"Kamu yang masak?" tambah Viona

"Yap. Kamu pikir aku cuma bisa di ranjang yah?" tanya Farel dengan kedipan mata menggoda Viona

"Sayang, aku tanya serius loh." Melepaskan pelukan Farel dan mulai duduk mencicipi masakan Farel

"Wah, enak sayang. Aku pikir kamu tidak bisa masak loh." senyum Viona hingga tampak barisan giginya yang putih

"Tapi, kamu kok sudah ganti Pakaian kerja? Mau kerja" Tanya Viona

"Iya. Sekarang kamu makan yah! Aku akan ke Perusahaan. Ada beberapa hal yang harus aku selesaikan terlebih dahulu. Hanya sekitar 2 jam, lalu aku balik lagi ke sini untuk menghabiskan waktu bulan madu kita." Farel kembali menggoda Viona yang sedang makan lalu mencium kening istrinya

"Hati-hati yah!" Ucap Viona

"Sayang, aku sangat merindukanmu!" Peluk seorang wanita kepada kekasihnya seraya menggerayangi perut hingga dada sang kekasih yang tertutup oleh jas kemeja

"Dinda, aku sangat-sangat merindukanmu!" Jawab Sang Kekasih yang sangat merindukan kekasihnya yang tak pernah di restui orangtuanya untuk menjadi pendamping hidupnya seraya memberikan kecupan di bibir orang yang sangat di rinduinya

Mereka hampir lupa dimana mereka berada. Bahkan, kecupan dan pelukan masih berlanjut beberapa menit hingga terdengar ketukan pintu yang membuat mereka mengakhiri kegiatan mereka

flashback#

Dinda adalah sekertaris Farel di Perusahaan Kakeknya. Yah, sebelum bertemu dengan Viona, Farel telah memiliki kekasih hati yang sangat di cintainya. Mereka bertemu di Perusahaan milik kakeknya. Ketika Farel mulai mengikuti jejak kakeknya untuk membangun dan mengembangkan Perusahaan Batu Bara milik kakeknya.

Farel jatuh cinta dengan kepintaran Dinda dalam memainkan kata. Kecantikan Dinda yang membuat hampir setiap karyawan lelaki di Perusahaan itu selalu meliarkan mata untuk melihat kecantikan serta keindahan tubuh Dinda. Dan, Dinda adalah cinta pertama Farel.

Namun sayang berjuta sayang. (Author maunya bermilyar sayang sih hehehe) Orangtua Farel tidak bahkan sangat TIDAK menyetujui hubungan Farel dan Dinda. Entah alasan apa, kedua orangtua Farel tidak memberikan alasan. Namun, diam-diam Dinda dan Farel tetap melanjutkan hubungan mereka.

Hingga akhirnya, Dinda di tugaskan di kota seberang untuk menjalankan tugas perusahaan selama 6 bulan. Selama 6 bulan itu juga, papa mama Farel memberikan sebuah PERINTAH kepada Farel yang sudah di setujui oleh kakeknya.

Mama Farel sudah berdamai dengan kakeknya sejak Farel mulai tumbuh remaja. Kakek Farel mulai bisa menerima keberadaan sang menantu "Papanya Farel". Namun dengan tetap tidak mencampuri urusan Perusahaan. Karena, Farel lah yang akan mengambil alih Perusahaan milik kakeknya.

"Jika kamu ingin dia kembali di kota ini, maka kamu harus ikuti perintah mama dan papa!" Ancam Mama Farel

"Mah, kenapa mama sama papa gak pernah bilang ke Farel, alasan apa yang membuat mama sama papa gak bisa terima Dinda? Farel bingung Mah Pah. " Keluh Farel yang hampir putus asa dengan keputusan mamanya.

"Farel, papa sama mama terutama Kakek kamu. Hanya ingin yang terbaik buat kamu. Buat kakak kamu Fina. Kami hanya ingin melihat kalian bahagia." Jelas papa Farel

Farel terdiam dengan seribu tanya di hatinya mengapa keluarganya sangat tidak menyukai Dinda. Bahkan ka Fina pun sangat tak ingin melihat Dinda.

"Lalu,, apa yang mama dan papa inginkan?", Tanya Farel dengan nada putus asa

"Farel, kami ingin kau mendekati kemudian menikahi seorang wanita." Ucap mama Farel

"Apaa? Mah." Seketika Farel bertanya dengan nada yang keras sehingga terdengar membentak mamanya

"Farel. Turunkan suaramu!" Bentak dan pintah Papa Farel

"Dia seorang wanita yang sekitar 6 bulan lagi akan segera mengakhiri studinya. Dia seorang anak Yatim. Hanya tinggal bersama Ibu dan Neneknya. Ibunya pun sekarang sedang sakit. Ibunya teman mama. Teman baik mama. Ibunya yang membantu mama dan papa saat kami bermasalah dengan kakekmu di masa lalu. Ibu tak bisa membalas kebaikannya. Tak akan pernah bisa. Bagi ibu, hanya ini cara terbaik untuk membalasnya dan memberikan wanita yang baik untukmu." Jelas Mama Farel sembari meneteskan air mata teringat betapa susah hidup mama papanya kala itu.

Farel merasa sangat kacau. Frustasi. Putus asa. Tak tahu harus menjawab iya atau tidak.

"Farel, percayalah. Tak ada orangtua yang ingin menjerumuskan anaknya. Tak ada Farel." Nasihat Papa Farel

"Berikan keputusanmu Farel. Jika tidak, mama tidak akan segan-segan melenyapkan wanita itu!" Titah Mamanya

-bersambung

hi readers, awal yang bahagia ternyata menyimpan sejuta misteri untuk Viona.

mohon krisan membangun yah 🙏

author juga masih pemula dalam hal ini 🙏

MYH 3

Farel duduk perlahan seraya memijit keningnya sendiri. Ia bingung harus mengambil langkah apa. Untuk menolong kekasihnya agar selamat dari ancaman keluarganya, ataukah harus pergi meninggalkan keluarganya?? Sementara sang kekasih tak bisa hidup tanpa uang. Farel berpikir keras, apakah Dinda mau memulai hidup dari 0, tak memiliki apa-apa.

Lamunan Farel buyar saat Mamanya mendesak kembali dengan pertanyaan.

"Putuskan Farel. Mana yang akan kau pilih sekarang!" Desak Mamanya

"Baik mah. Farel akan mengikuti semua perkataan mama dan papa. Farel akan mendekati gadis itu dan akan menikahinya. Asal...." Farel terhenti

"Asalkan apa Farel?" tanya papanya

"Hanya 3 Bulan. 3 bulan Farel akan menikahinya. Papa dan Mama sendiri tau bagaiman rasanya hidup bersama orang yang tidak kita cintai. Bahkan mama rela meninggalkan kakek demi papa yang mama cintai." bantah Farel

Plaaaaakkkkk

satu tamparan keras mendarat di pipi Farel.

Begitu terkejut Farel di tampar oleh papanya

"Pah, sudah!" Sang mama menghentikan

"Berlebihan sekali katamu terhadap mamamu Farel!" Ucap Papa Farel

"Baik, mama ikuti kemauanmu. Selama 3 bulan. Jika kau masih belum mencintainya. Maka kau bisa meninggalkannya." Ucap mama Farel seraya meninggalkan Farel dengan linangan air mata. Tak menyangka Farel bisa berkata seperti itu.

#flashbackon

Farel dan Dinda begitu terkejut dengan ketukan pintu dari luar ruangannya. Segera Dinda menjaga jarak dari Farel dengan berpura-pura mengambil 1 map yang berada di atas meja Farel. Begitu pintu dibuka, ternyata yang datang adalah asisten kakek Farel yang diperintahkan untuk membantu Farel sekaligus menjadi mata-mata keluarga Farel. Yah, Dia adalah Bagas.

"Ada apa Bagas? Aku belum memberimu izin untuk masuk, kau menerobos begitu saja" Tanya Farel dengan kesal

"Maaf Tuan, saya hanya ingin mengantarkan ini." jawab Bagas

Tanpa bertanya, Farel mengerti dengan apa yang dibawakan oleh asistennya.

"Letakkan! Dan silahkan keluar!" Pinta Farel

Bagaspun keluar dari ruangan Farel dengan di ikuti Dinda.

Tanpa membuka barang yang di bawakan oleh Bagas, Farel sudah tahu apa isinya.

Seketika Farel terbayang dengan apa yang sudah ia lakukan kepada Viona semalam.

"Akkkhhhhh,, mengapa aku harus benar-benar menyentuhnya? Mengapa syarat dari mama dan papa harus sekejam ini." Farel menghempaskan kasar dirinya di sofa.

Farel tidak berniat menyentuh harta berharga Viona. Namun, sebelum akad pernikahan ternyata Mama Farel memberikan perjanjian baru kepada Farel. Bahwa dalam 3 Bulan, Viona harus hamil. Jika Viona bisa hamil, maka Farel bisa menikahi Dinda. Dengan begitu anak yang di kandung Viona akan menjadi tanggung jawab papa mamanya. Tanpa berpikir panjang, Farel meng-iyakan perjanjian baru dari mamanya. Dengan begitu, Farel berpikir akan menceraikan Viona dan menikahi Dinda.

Namun, tanpa di sadari Farel. Bahwa darah lebih kental daripada air. Mamanya lebih paham watak Farel. Tidak akan mungkin Farel berani mencampakan seorang wanita yang sedang mengandung anaknya. Sehingga semua yang terjadi tak luput jua dari doa mamanya.

Braaaakk!!!!!!!!!!!

Farel sangat terkejut dengan pintu ruangannya yang dibuka dengan kasar oleh seorang wanita.

"Dinda?" Kejut Farel yang bingung dengan mata mulai menyala

"Apa ini Farel????" Dinda melemparkan map yang ia bawa, dan ternyata berisi buku nikah Viona dan Farel

"Kau menghianatiku dengan menikahi gadis sialan ini? Siapa dia Farel??? Mengapa kau tegaaaaaaa Fareelll?" Teriak Dinda yang dengan segera Farel menutup mulutnya

"Hmm, Dinda. Ku mohon, tenanglah dulu. Aku akan menjelaskan apa yang sedang terjadi!" gelagapan Farel ingin menjelaskan pada Dinda. Ia bingung harus memulainya dari mana.

"Apa? Apa yang akan kau jelaskan Farel?" Dinda terdiam duduk sembari mengepalkan kedua tangannya

Dengan panjang lebar, Farel menjelaskan kepada Dinda. Bahwa semua ini adalah permintaan mamanya.

Dinda semakin geram dengan kenyataan itu.

"Tunggulah Farel, akan ku buat kau selalu mengejarku dan bahkan bisa mencampakan keluargamu, mengambil seluruh hartamu.", batin Dinda yang pura-pura luluh dan menerima penjelasan Farel

"Aku mohon Dinda, hanya kau yang benar aku cintai. Viona hanya menjadi alat ibuku untuk mencari keturunan. Kau tahu sendiri, hingga saat ini ka Fani belum memiliki keturunan." ibah Farel menggenggam kedua jemari Dinda

"iya sayang. Maafkan aku. Aku tak bisa mengontrol emosiku. Tapi aku minta padamu 1 Farel!" tawar

"Katakan, apa yang harus aku lakukan!", rayu Farel

"Aku ingin kau perkenalkan diriku dengan wanita sialan itu." pinta Dinda

"Tapi,.."

"Tidak Farel,, hanya itu caramu untuk membuktikan bahwa kau mencintaiku." tambah Dinda

"Baiklah, aku ikuti kemauanmu. Sekarang, kembalilah. Karna aku akan segera pulang ke rumah ibu.",

Sudah hampir 6 jam Farel berada di kantor, ia bergegas kembali ke hotel dimana Viona berada.

Farel melajukan mobil yang ia kendarai. Namun, Farel merasa di ikuti oleh orang yang tidak ia kenali. Namun, ia hanya bisa waspada saja.

........................

"Viona, bangunlah!" suara yang sangat dikenali oleh Viona membangunkannya

"Farel, bagaimana caranya kau bisa masuk?" tanya Viona heran

"Aku memiliki semua kunci. termasuk kunci di hatimu." goda Farel sambil melonggarkan dasi di lehernya

*tok tok tok (Suara ketukan pintu) dari luar kamar

"Viona, tolong bukakan pintu yah. Aku ke kamar mandi sebentar." pinta Farel

Viona bergegas membuka pintu, namun ternyata sosok yang bertamu adalah seorang wanita yang tak pernah dikenali oleh Viona. Dengan penuh tanda tanya, Viona memberanikan diri untuk bertanya.

"Maaf, cari siapa ya mbak?" tanya Viona

"Ohh, jadi wanita j***ng ini adalah istri sementara Farel? Dia yang mau merebut semua kekayaan Farel dariku?" Batin Dinda

"Tidak MUNGKIN!!!" Ucap Dinda dengan nada suara yang meninggi

"Hah???? Tidak mungkin apa mbak?" tanya Viona lagi

"Jadi, kamu istri Farel?" sinis Dinda

"Iya, saya istri Farel." Jawab Viona penuh kebingungan, namun juga membuatnya kesal

"Oh yah, saya Dinda. Pacar Farel. Opss, sekertaris Farel" Jelas Dinda dengan sengaja menyebutkan kata pacar Farel

Deeegggggg.....

"Serasa patah hatiku Tuhan, sakit sekali apa yang aku dengarkan saat ini. Jangan kalah Viona. Jangan mau kalah!!!" Batin Viona

"Ada perlu apa yah?" Viona berusaha tenang dengan memberikan tanya balik

"Oh yah enggak. Cuma mau liat ajah tempat kalian bulan madu. agak murah yah hotelnya. Aku kira yah, karna Pak Farel Bos Besar, bisa bulan madu di hotel lebih besar dari ini. maaf ya!" Sindir Dinda dengan senyum sinis

"Viona, siapa yang datang?" Tanya Farel masih menggunakan handuk yang hanya menutupi bagian bawahnya saja. Dan jelas pemandangan itu membuat Dinda geram dan menerobos masuk lalu memeluk Farel dengan erat. Dinda memicingkan matanya melihat ekpresi Viona yang sangat sangat terkejut

-bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!