NovelToon NovelToon

Bunga Yang Kesepian

prolog dan chapter 1

Prolog

 

Hai nama gue Adinda Putri Alexs. Gue anak tunggal dari Deri Alexs dan Diana Alexs. Gue mempunyai keluarga yang sangat rumit.

Dari masih kecil gue dirawat oleh Oma karena kedua orang tua gue sibuk dengan kerjaan nya. Sampai pada akhirnya Oma meninggal dunia meninggalkan gue sendiri.

Gue merasa sangat kehilangan nya. Tapi itu sudah menjadi takdir yang tidak bisa di tentang oleh siapa pun. Dan saat itu lah kisah ku baru dimulai.

 

🍁🍁🍁

 

Di malam yang cerah ini ada remaja yang berdiri di balkon kamar nya. Dia Adalah Adinda Putri Alexs anak tunggal dari Deri Alexs dan Diana Alexs. Adinda menatap langit malam yang di hiasi begitu banyak bintang. Ia menarik nafas panjang.

Angin pun berhembus dengan lembut. Adinda memejamkan mata nya untuk merasakan angin yang menghapus wajah nya. Ia pun kembali ke dalam kamar. Mengambil obat tidur lalu meminum 2 butir. Setelah itu Adinda terlelap dan semua nya gelap.

 

Chapter 1

 

Hari ini adalah hari pertama Adinda masuk sekolah SMA Harapan. Ia bangun pukul 06:00 pagi. langsung menuju kamar mandi untuk bersiap. Setelah selesai berpakaian dia turun kebawah untuk sarapan. Lagi-lagi Adinda sarapan sendiri karena orang tua nya yang selalu sibuk dengan pekerjaan nya.

"Bik adinda berangkat dulu yah" kata Adinda setelah selesai sarapan.

"Iya non hati-hati" kata bik yati sambil tersenyum.

Bik yati itu pembantu kepercayaan di keluarga Alexs. Dari masih kecil Adinda bersama bik yati dan juga Oma nya. Adinda sudah menganggap bik yati sebagai keluar nya sendiri. Setelah itu ia pergi dengan motor ninja nya ke sekolah baru. Karena masih terlalu pagi ia santai membawa motor nya.

Saat sampai di sekolah Adinda menjadi pusat perhatian siswa SMA Harapan karena kecantikan nya. Adinda tidak memperdulikan tatapan mereka yang melihat ke arah nya. Dia langsung mengelilingi sekolah dengan wajah datar nya seperti biasa. Saat sedang mengelilingi sekolah tiba-tiba ada seseorang yang menabrak nya. Orang yang menabrak Adinda pun terjatuh.

"Lo gak papa?" tanya Adinda sambil menolong cewek yang menabrak nya.

"Enggak. Gue minta maaf karena nabrak lo. Tadi gue sedang buru-buru" kata cewek itu lalu membersihkan rok nya yang kotor.

"Iya gak masalah" balas Adinda dengan wajah datar nya.

"Nama lo siapa? nama gue Salsabila Pranata, panggil aja Salsa" kata nya memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan nya.

"Adinda putri" kata Adinda membalas uluran tangan Salsa.

Dari dulu Adinda tidak pernah memakai marga nya. Entah kenapa dia tidak suka dengan marga itu. Karena Oma nya juga tidak pernah memakaikan marga itu di belakang nama diri nya.

"Lo anak baru?" tanya Salsa yang hanya di balas anggukan oleh Adinda.

"Boleh gak gue jadi teman lo?" tanya Salsa antusias.

Dari dulu Adinda jarang punya teman bahkan tidak ada. Adinda hanya memiliki sahabat masa kecil yang pergi ke jerman meninggalkan nya disini. Sudah lama Adinda gak pernah berhubungan lagi dengan 'Dia' karena kehilangan kontak nya.

Tapi kalau Adinda mencoba punya teman lagi gak papa kan?

"Iya gue mau jadi teman lo" kata Adinda masih dengan wajah datar nya.

"Yaudah yuk keliling sekolah" ajak Salsa yang hanya di balas anggukan oleh Adinda.

Adinda dan Salsa pun langsung berjalan jalan mengelilingi sekolah. Tiba-tiba bel berbunyi menandakan murid SMA Harapan harus baris dan setelah itu murid baru akan melaksanakan Mos. Adinda sangat malas untuk melaksanakan Mos. Karena itu hanya membosankan dengan kegiatan yang tidak berguna. Adinda pun mengajak Salsa untuk tidak ikut serta dalam baris dan tidak mengikuti Mos.

"Kita gak usah baris" ajak Adinda

"Tapi nanti ketauan gimana?" kata Salsa sedikit takut.

"Udah gak papa" kata Adinda menenangkan.

"Kalau gak mau gak masalah biar gue sendiri" lanjut Adinda.

"Gue...ikut lo deh" kata Salsa dengan cepat.

Adinda dan Salsa pun langsung menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Saat sedang asik makan tiba-tiba ada yang teriak dari depan kantin.

"Ehh lo berdua ngapain disini?! Bukan nya baris malah nongkrong di kantin" kata cowok yang berdiri di depan kantin dengan tatapan murka.

Jangan lupa mampir

chapter 1-2

"Kita lagi makan lah. Gak liat apa?" balas Salsa yang masih fokus pada makanannya.

"Lo berdua gue hukum bersihin gudang" kata cowok yang teriak tadi.

"Ogah. Emang lo siapa?" kata Adinda dengan ketus.

"Gue ketos disini" kata tuh cowok. (Ketos \= ketua osis)

"Ketos aja songong" balas Adinda dengan wajah datar nya.

"Mau gue tambahin hukuman buat lo?" tanya nya dengan tampang menyebal kan bagi Adinda.

"iya gue bersihin. yuk sa" ajak Adinda dengan malas.

Setelah itu Adinda dan Salsa mengikuti ketos menuju gudang.

 

🍁 🍁 🍁

 

Di gudang..

"Astaga din tuh ketos ganteng juga yah" kata Salsa heboh.

"B aja" balas Adinda sambil membersihkan barang yang berdebu.

"Nyesel banget gue tadi ngelawan nya. Ganteng gitu di bilang biasa aja dasar aneh" kata Salsa sewot.

"Emang b aja sih. Udah lanjut kerja nya entar tuh ketos marah" kata Adinda sambil lanjut bersihin gudang.

Adinda dan Salsa pun membersihkan gudang sampai bel istirahat berbunyi.

"Akhirnya bersih juga" kata Adinda sambil memegang pinggang nya.

"Iya capek banget dah. Ini gudang kotor amat, gak pernah di bersihin apa?" Sambung Salsa sambil senderan di bangku.

"Kantin yuk sa" ajak Adinda.

"Yuk lah laper gue karena habis ngebersihin nih gudang. Tapi kita cari kelas dulu aja din" ajak Salsa yang hanya di balas anggukan dari Adinda.

Adinda dan Salsa pun mencari kelas, mereka menemukan kelas yang berada di X Ipa-2 dan ternya mereka satu kelas. Tapi Adinda tidak duduk dengan Salsa. Salsa duduk di depan Adinda karena Adinda ingin duduk sendiri di belakang. Setelah menemukan kelas Adinda dan Salsa langsung menuju kantin.

kantin....

Saat sampai di kantin Adinda dan Salsa pun memilih tempat duduk paling pojok. Itu atas pilihan Adinda.

"Mau pesan apa din? Biar gue yang pesanin" tanya Salsa.

"Jus jeruk sama nasi goreng satu" pesan Adinda.

"Oke tunggu bentar" kata Salsa lalu pergi untuk memesan.

Setelah menunggu 5 menit Salsa pun datang dengan membawa makanan yang di pesan. Adinda dan Salsa makan dalam diam. Saat asik makan tiba-tiba kantin yang tadinya hening berubah menjadi berisik.

"Ada apa?" tanya Adinda bingung.

"Lihat tuh di depan kantin ada ketos" kata Salsa sambil melihat ke arah depan kantin.

Ketos dan juga teman nya jalan mendekat ke arah meja Adinda dan Salsa. Yang membuat Salsa salah tingkah.

"Astaga din gue mimpi gak nih di datengin sama cogan?" kata Salsa heboh yang di tatap malas oleh Adinda.

Adinda sama sekali tidak peduli dengan mereka. Dia lebih memilih melanjutkan makan nya. Saat mereka berjalan ke arah meja Adinda banyak murid wanita yang menatap sinis ke arah mereka berdua.

"Boleh gabung?" tanya salah satu dari mereka.

"Boleh-boleh" kata Salsa dengan cepat sambil tersenyum manis.

Adinda menatap Salsa dengan kesal sambil terus melanjut kan makan nya tanpa perduli ada cogan di depan.

"Kenalin nama gue Alvano Wiliems ketos disini" kata Al.

"Gue Leon Bramasta" Leon.

"Gue Doni dan ini Dino" Doni.

"Gue bisa ngenalin diri gue sendiri Doni" kata Dino tak terima.

"Udah-udah. Pesan sana Dino" kata Leon melerai.

"Pesan paan?" tanya Dino kesal.

"Bakso sama es teh" kata Leon.

"Samain aja" kata Al dan Doni barengan.

Dino pun pergi untuk memesan dengan perasaan jengkel.

chapter 1-3

"Ehh btw nama kalian siapa?" tanya Doni.

"Gue Salsabila Pranata" kata Salsa mengenalkan diri.

"Adinda" balas Adinda singkat sambil mengaduk ngaduk jus nya.

"Kalian udah siap ngebersihin gudang nya?" tanya Al.

"Udah" balas Adinda dengan wajah datar nya.

"Kalian berdua kenapa di hukum sama nih orang?" tanya Doni sambil menunjuk Al.

Dino pun datang dengan membawa pesanan mereka.

"Nih pesanan kalian" kata Dino sambil meletakan makanan nya.

"karena gak ikut mos" kata Salsa lalu meminum jus nya.

"Kalau nih ketos jahat bilang aja sama bebeb Dino" kata Dino sambil melihat Salsa dan tersenyum jahil.

"Idih" kata Salsa bergidik ngeri.

"Kan jadi takut dia. Ayo lo Dino" kata Doni menakut-nakuti.

"Kan gue cuma pengen PDKT" kata Dino dan langsung mengerucutkan bibir nya kedepan lalu mereka pun tertawa kecuali Adinda dan Salsa.

"Balik yuk sa" ajak Adinda lalu keluar dari kantin.

"Dia emang gitu?" tanya Leon heran dengan sikap Adinda.

"Iya kak dia emang gitu, dingin. Dari pertama masuk Adinda aja gak pernah menampilkan ekspresi sama sekali hanya wajah datar nya saja yang ada" jelas Salsa yang juga bingung dengan Adinda.

"Yaudah kalau gitu aku balik yah kak, dah" kata Salsa lalu keluar dari kantin dan mengejar Adinda yang meninggal kan nya.

menarik-kata salah satu cowok yang ada di antara mereka.

 

🍁 🍁 🍁

 

Bel pulang pun berbunyi bel yang sedari tadi di tunggu seluruh murid. Rasa nya Adinda ingin cepat-cepat pulang untuk mengistirahat kan tubuh nya. Ia langsung menuju parkiran untuk mengambil motor ninja nya. Kalau Salsa sudah pulang dari tadi di jemput sama supir nya.

Adinda langsung mengambil motor nya dan langsung melesat menuju rumah nya. dia membawa motor dengan kecepatan di atas rata-rata. Sesampai nya di rumah Adinda langsung menaruh motor ke garasi rumah lalu langsung menuju ke dalam rumah.

Tapi saat Adinda baru saja ingin membuka pintu rumah nya dia mendengar suara gaduh dari dalam rumah nya. Dengan cepat Adinda membuka pintu nya dan di dalam rumah itu sudah terjadi pertengkaran ke dua orang tua nya.

"Siapa perempuan itu HAh?!" tanya Diana mama Adinda dengan membentak papa nya Deri.

"Dia bukan siapa-siapa aku" kata Deri membela diri.

"Alah itu alesan kamu Saja!" balas Diana sambil terus mendorong Deri ke belakang.

"Dia Bukan Siapa-Siapa Aku!" kata Deri dengan meninggikan suara nya.

Kini kesabaran Deri telah habis dan tiba-tiba Deri membanting vas kesayangan Diana. Adinda yang awal nya hanya mematung di depan pintu pun langsung menghampiri mama nya yang syok.

"papa apa-apaan HaH!" kata Adinda sedikit meninggikan suara nya.

"Kalian berdua itu sama saja" kata Deri sambil menunjuk Adinda dan Diana bergantian.

"Enggak dia itu sama seperti mu" kata Diana menyalahkan Deri.

"Kamu mendidik anak itu tidak becus. Lihat dia sekarang gak punya sopan santun sama orang tua nya sendiri" kata Deri menyalahkan Diana.

"Kamu juga gak--" kata Diana yang langsung di potong oleh Adinda.

Telinga nya benar-benar lelah mendengarkan mereka yang saling menyalahkan atas diri nya.

"Udah STOP! Kalian bilang aku gak punya sopan santun? Sejak kapan kalian mengajarkan ku sopan santun. Bahkan kalian lebih mementingkan pekerjaan di bandingkan aku hahaha....." kata Adinda yang di akhirin dengan tertawa hambar.

Setelah mengatakan itu Adinda langsung lari menuju kamar nya. Ia sudah tidak tahan lagi membendung air mata nya. Rasanya dada nya terlalu sesak. Saat sampai di kamar Adinda ingin menuju samping tempat tidur nya. Tapi sebelum itu tangan Adinda tidak sengaja terkena sudut meja yang tajam.

Kini darah segar pun keluar dari tangan Adinda dan berceceran di lantai kamar nya. Dia pun langsung menuju kamar mandi. Lalu menghidupkan keran air dan duduk di bawah nya. Dia menangis sejadi jadi nya tidak memperdulikan tangan nya yang terluka. Kini darah yang keluar dari tangan nya pun bercampur dengan air yang mengalir.

jangan lupa vote yah:)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!