NovelToon NovelToon

Masa Itu Akan Datang

01.

📢📢TES!!!

BAGI KALIAN YANG MAU BACA CERITA INI, MOHON BACA SEASON 1 NYA YAH

SEASON 1: SINGLE PARENT

BIAR PAHAM ALUR NYA 😊🤭.

Brum ... Brum ... Brum ....

"Syifa! Bekal kamu ketinggalan sayang!!" teriak sang bunda yang mengejar putrinya itu sampai kedepan pintu.

"Eh! iya Syifa lupa Bun, ya sudah aku berangkat dulu ya Bun, assalamualaikum," pamitnya setelah mengambil bekal makan siangnya itu dari tangan Annisa.

Annisa menggelengkan kepala melihat putrinya itu menaiki motor besar milik sang ayah, Zidan.

"Yah ... putrimu sudah jadi gadis sekarang, dan sifatnya bertambah dingin saja," monolog Annisa sembari menatap punggung Syifa yang semakin tidak terlihat.

Dari dalam Amier berlari menghampiri sang bunda sembari menggerutu.

"Kakak sudah berangkat ya Bun?!" tanyanya kesal.

Annisa hanya mengangguk polos dan mengernyit bingung.

"Kenapa?" tanya balik Annisa.

"Masa aku di kunciin di kamar mandi sih Bun! Kan aku nggak bisa keluar. Untung tadi nenek masuk ke kamar aku, kalau nggak aku jadi nambah telat kan!" gerutunya.

Annisa memicingkan matanya menatap tajam sang putra.

"Ngaku! Apa yang kamu lakukan?" tanya Annisa.

"Eh! Nnggak lakuin apapun!" jawab nya cepat dan berlalu ke dalam ingin mengambil tas ranselnya.

"Amier!" cegah Annisa sembari menarik lengannya.

"Hehehe ... itu Bun, tadi aku nggak sengaja lihat ponsel kak Syifa terus ada pesan masuk dari cowok, terus aku balesin satu-satu, habisnya kasian cowoknya Bun, di cuekin mulu sama kakak!" jawabnya polos lengkap dengan cengirannya.

Annisa menghela nafas panjang, selalu saja, yang satu iseng yang satu cuek jadi begini kan. Dia terkadang heran dengan sifat kedua anak nya itu meniru siapa?

"Ya sudah, kamu berangkat sana nanti tambah telat, ingat yah kamu harus pulang tepat waktu nggak ada ya nongkrong di rumah Reno buat main game!" petuah Annisa.

"Siap Bos!!" jawabnya sigap dengan tangan di atas memberi hormat.

Amier pun masuk dan mengambil tasnya di atas meja makan dan mengambil tangan bunda dan juga neneknya untuk dia cium.

Dia berangkat dengan di antar oleh supir yang di tugaskan mengantar kedua anaknya atau pun ibunya.

💢💢💢💢

"Si cantik datang."

"Wah nambah cantik saja idola aku itu."

"Neng geulis pujaan hati Aa."

"Itu punya gue nggak boleh ada yang ngambil!"

"Berasa kucing idola aku, di bilang begitu sama kamu!"

Dan masih banyak lagi bisik-bisik para mahasiswa yang melihat Asyifa dengan motornya memasuki gerbang kampus.

Namun, tetap saja tidak semua orang menyukainya, ada saja yang merasa iri dengan kehadirannya terutama mahasiswi.

"Dasar caper! bilang saja mau di bilang keren. Sok-sok'an pake motor gede!" sahut seorang gadis yang bernama Amel yang selalu tidak senang dengan hadirnya Asyifa. Tentunya tidak di depan Asyifa.

"Bukannya dia memang dari dulu pake motor gede yah? Bahkan dari dia masuk SMA!" celetuk temannya polos yang berjalan beriringan dengan Amel dan mendapat tonyoran darinya.

"Diam kamu! Jangan ikut-ikutan! Berisik tau nggak!" kesal Amel membuat Fia mengerucutkan bibirnya.

Ya! Benar sekali, sekarang ASYIFA PUTRI ANNISA sudah memasuki dunia universitas. Namun sifat dinginnya tidak berubah bahkan jauh lebih dingin setelah meninggalnya sang ayah.

"Syifa di panggil dosen di ruangan nya," panggil teman satu jurusan.

Asyifa menoleh, "ada apa?" tanyanya namun gadis itu hanya mengedikan bahu dan menggeleng tidak tahu.

Asyifa membuang nafas sembarang. Dia tahu mungkin masalah 'itu' lagi.

Dia mendatangi ruangan dosen yang memanggilnya tadi.

tok ,,, tok ,,, tok!

Asyifa masuk setelah suara di dalam menyuruhnya untuk masuk.

"Bapak panggil saya?" tanya Asyifa sopan.

Dosen itu mendongak dan tersenyum melihat Syifa. Asyifa jadi curiga dugaannya benar.

"Silahkan duduk Syifa," ucapnya ramah.

"Ada perlu apa Bapak panggil saya?" tanya Syifa.

"Begini Syifa, nilai akademik kamu begitu bagus dari yang lainnya, apa kamu tidak mau ikut kelas akselerasi?" tanyanya.

"Maaf Pak, apakah saya boleh menolak. Karena saya lebih nyaman seperti ini dari pada harus menonjol di antara yang lainnya." Syifa menolak halus.

"Tapi Syifa, apa kamu tidak sayang dengan prestasi kamu? Kamu bisa saja lulus lebih cepat dari yang lainnya?" tanya dosen itu lagi.

"Tidak Pak, saya hanya mau menikmati

belajar di universitas ini seperti biasanya saja. Dan saya minta tolong pada Bapak untuk menyembunyikan prestasi saya!" jelas Syifa tegas.

Dosen itu membuang nafas lelah. Aneh betul anak ini, diberi kesempatan yang bagus malah tidak mau, pikirnya.

Asyifa pun keluar setelah membicarakan hal itu dengan sang dosen.

Asyifa tahu hal itu akan di bicarakannya. Karena sudah beberapa kali dosennya itu mengatakan hal itu, namun dia tidak ingin terburu-buru dalam menikmati momennya di universitas.

Syifa membuang nafas lelah. Saat dirinya berjalan beberapa langkah, ada seseorang yang memanggilnya lagi.

"Syifa!" panggilnya membuat Syifa menoleh.

Syifa menangkap benda yang di lemparkan olehnya yang ternyata sebuah kunci mobil.

"Mobilnya di parkiran. Nanti besok siang aku ambil yah," ujarnya.

"Oke!" ucapnya dengan nada datar.

Dia adalah salah satu langganan bengkel yang sekarang di kelola oleh Syifa. Iya, bengkel Zidan, sang ayah. Sekarang dirinya lah yang mengelola dan itu cukup sukses baginya karena pelanggan bukan hanya di kalangan luar saja tapi para mahasiswa universitasnya pun ikut menjadi langganannya.

Sekarang modifikasi sedang sangat ramai di bengkelnya dan hasil dari modifikasi Syifa sangat di sukai para pelanggan. Maka dari itu lah bengkel tidak pernah sepi.

"Kamu pulang naik apa, mau bareng nggak?" tawar pemuda itu yang berjalan beriringan dengan Syifa.

"Aku naik motor kayak biasanya, makasih tawarannya," ucapnya menolak dan berlalu.

Syifa berjalan mendahului pemuda itu yang diam saja melihat punggung Asyifa yang semakin menjauh.

'Gagal lagi. Ya ampun susah sekali mendekati nya!' gumamnya dalam hati.

💢💢💢💢

Jam mata kuliah berjalan lancar seperti biasanya. Sesaat dosen keluar ruangan, Syifa mengambil ponselnya saat benda pipih itu bergetar.

Dia tersenyum mendapati nomer yang dia sangat kenali dan juga dia rindukan. Dia menempelkan benda itu dan menyapa hangat membuat seisi ruangan menoleh padanya dan menjadi heran. Seorang Asyifa yang begitu dingin itu tersenyum begitu hangat, siapa kah dia yang berbicara dengannya di telepon. Satu pertanyaan yang sama muncul di sebagian besar teman-temannya.

Asyifa beranjak dari duduknya dan kemudian keluar. Sepanjang koridor para mahasiswa dan juga dosen yang melihat itu menjadi penasaran siapa yang bisa membuatnya tersenyum yang selalu disembunyikan itu terbit. Senyumannya memabukkan bagi siapa pun yang melihat hingga membuatnya tak bosan untuk memandang.

NAH MAN-TEMAN MOHON DUKUNGANNYA YAH UNTUK NOVEL BARU AKU INI.

SEMOGA KEDEPANNYA TAK MENGECEWAKAN KALIAN DAN SELALU HAPPY.

TERIMA KASIH 😊

02.

HAPPY READING MAN-TEMAN 😊

Asyifa menunggu di salah satu kursi bandara, menunggu seseorang yang ingin di temuinya.

Dia mengeluarkan earphone- nya dan mulai memutar lagu yang sering dia senandungkan.

Dia mulai menikmati musik yang di putarnya dan ikut serta bernyanyi mengikuti setiap liriknya.

 

Desir pasir di padang tandus

Segersang pemikiran hati

Terkisah 'ku di antara

Cinta yang rumit

Dari arah samping seseorang duduk di sampingnya dan ikut bernyanyi melanjutkan lirik yang dinyanyikan Asyifa.

Bila keyakinanku datang

Kasih bukan sekedar cinta

Pengorbanan cinta yang agung

Kupertaruhkan

Asyifa tentu saja kaget tapi berujung senyuman. Dia melepaskan satu earphone- nya dan menyelipkan di lubang telinga orang itu.

Maafkan bila 'ku tak sempurna

Cinta ini tak mungkin kucegah

Ayat-ayat cinta bercerita

Cintaku padamu

Bila bahagia mulai menyentuh

Seakan 'ku bisa hidup lebih lama

Namun harus kutinggalkan cinta

Ketika kubersujud

Bila keyakinanku datang

Kasih bukan sekedar cinta

Pengorbanan cinta yang agung

Kupertaruhkan

Mereka melanjutkan dengan bergantian hingga lagu itu selesai di nyanyikan.

"Rindu aku?" tanyanya tersenyum dan mendapat anggukan kepala dari Syifa.

Mereka bergandengan tangan dan berjalan menuju parkiran untuk pulang dengan motor sport Asyifa.

"Pakai ini?" tanyanya menunjuk motor di depannya dan Asyifa menganggukan kepala.

"Oke, aku yang bawa," ucapnya.

Asyifa menyetujui dan naik di jok belakang. Dia mengeratkan pelukan di pinggangnya.

Pemuda itu melirik sekilas kearah belakang dan melihat Asyifa yang begitu nyaman bersandar di punggungnya.

Dia tersenyum manis melihat kelakuan Asyifa yang tidak berubah.

💢💢💢💢

 Sesampainya di rumah keluarga besar Al-Husein. Mereka turun dari motor dan melihat keluarga mereka itu sudah berdiri di depan untuk menyambut.

Salsa berhambur ingin memeluk dan Reyyan merentangkan kedua tangannya menyambut dengan senyuman yang merekah, namun senyumannya langsung berubah menjadi kesal saat yang dia sambut melewati dan memalingkan pelukan pada Asyifa yang berada di belakangnya.

Reyyan, dia Reyyan pemuda yang dulunya begitu gembul sekarang dia menjadi pemuda yang begitu tampan dan dengan body yang keren seperti atlet.

Reyyan menoleh ke belakang dengan tatapan tajam pada Asyifa dan yang di tatap hanya menjulurkan lidahnya meledek.

"Mom! Aku yang baru pulang bukan dia. Kok Mommy meluknya dia sih bukan aku!" kesal Reyyan.

"Kenapa pulang coba, jangan pulang saja sekalian. Baru sekarang pulang kemaren-maren kemana?!" saut Salsa tak kalah kesal.

Salsa membawa Asyifa masuk melewati Reyyan yang menggerutu dengan kesalnya. Dan Asyifa masih saja meledek dengan melambaikan tangannya.

Keluarga yang lain hanya terkekeh dan berlalu masuk tanpa menghiraukan Reyyan yang menjadi semakin kesal.

💢💢💢💢

Mereka sudah berkumpul di ruang keluarga dan berbincang hangat. Asyifa tersenyum Suasana yang dulu kembali namun, dia tidak ada di sini. Mengingat itu Asyifa menjadi berkaca-kaca hendak menangis. Namun Reyyan merangkul pundaknya membuat gadis itu menoleh. Reyyan tersenyum memberi ketenangan dan dibalas senyuman oleh Syifa.

Syifa membuang nafas lelah. Reyyan tahu apa yang dipikirkan oleh saudaranya itu. Dan dia pun merasakan. Namun, dia adalah lelaki dan tidak seharusnya selalu terlarut dalam kesedihan. Ada yang lebih penting yang perlu dia bantu menata hatinya kembali.

Maka dari itu dia pergi ke luar negeri untuk melanjutkan sekolah menengah atasnya di negeri tetangga sekaligus menata hati. Dia kembali saat di rasa dia sudah lebih baik. Reyyan memutuskan pulang dan membantu saudara cantiknya itu untuk menata hatinya juga.

Reyyan tahu memang tidak mudah bagi dirinya tapi, janjinya pada sang om memang harus dia tepati untuk menjaga Asyifa dan mengobati lukanya.

Setelah perbincangan itu, mereka kembali ke kamar masing-masing karena memang sudah sore dan sebentar lagi akan makan malam.

******

Makan malam hari ini berjalan dengan hikmat tidak ada yang berbicara karena memang hal itu tidak di anjurkan lagi mengingat usia mereka yang sudah tidak kanak-kanak lagi.

Setelah makan malam, mereka kembali berkumpul di ruang keluarga. Saat di tengah-tengah perbincangan hangat mereka, Asyifa memundurkan dirinya dan perlahan pergi dari ruangan itu.

Annisa hendak memanggil putrinya itu tapi di tahan oleh Reyyan.

"Biar aku saja Tante," ucapnya dan beranjak dari tempat duduk. Dia menyusul Syifa yang berada di taman depan.

*****

Terlihat Asyifa berdiri bersandar di bawah pohon. Reyyan menghampirinya.

"Jangan suka berdiri dibawah pohon, nanti oksigennya berebut sama pohonnya!" seru Reyyan. Asyifa hanya melirik saja tidak tertarik untuk meladeni.

Reyyan duduk dibangku tak jauh dari Asyifa.

"Lagian kamu ngapain berdiri di situ, nanti pocongnya salah sasaran kamu di bilang kembaran pacarnya gimana?" ledek Reyyan.

Niat hati tak mau meladeni tapi kok ngeselin yah? Asyifa mendekati Reyyan duduk di sampingnya.

"Iya deh raja demit!" saut Syifa membuat Reyyan terkekeh.

"Masa raja demit ganteng begini!" sahutnya bangga tak mau kalah.

"Huh! narsis!" sahut Syifa meraup wajah Reyyan gemas dan kemudian tertawa.

"Nah gitu dong ketawa, jangan cemberut mulu ah! Nanti nambah jelek tau!" ujar Reyyan membuat Asyifa berdecih.

Syifa membuang nafas lelah dan menyandarkan kepalanya di bahu Reyyan. "Aku kangen ayah Rey," ucap Syifa.

Reyyan sedikit menoleh. "Aku juga, tapi kalau kita begini terus nggak akan ada habisnya Syi, aku nggak mau kamu terus meratapi hal itu, apa kamu nggak kasian sama ayah kamu? Nanti dia bakalan sedih banget lihat putri cantiknya sedih terus," ucapnya menasehati namun yang di nasehati tetap saja menekuk wajahnya.

"Oh iya! Gimana kalau besok aku anterin kamu kuliah terus pulangnya aku ajak makan es krim? " tawar Reyyan.

Asyifa langsung menegakkan duduknya dan menatap Reyyan berbinar.

"Seriusan?" semangatnya dan di angguki oleh Reyyan dengan tersenyum.

"Yes, dapet traktiran!" serunya semangat.

"Ya elah, dapet traktiran seneng banget! Padahal nih yah, kamu juga bisa beli sendiri," ucap Reyyan pura-pura menyesal.

"Beda dong! Enaknya tuh beda kalau di traktir!" sahutnya dan tertawa kecil.

💢💢💢💢

Keesokan harinya Asyifa sudah siap dengan kemeja dan celana bahan yang tak terlalu ketat warna hitam dan hijab pasmina yang dililitkan sederhana. Dan jangan lupakan sepatu kets warna senada dengan hijab dan kemejanya. Dia sudah siap sedari tadi namun Reyyan yang berniat untuk mengantarnya malah masih nyaman dengan mimpi indahnya.

"Ya Allah, nih anak bangun nggak! Katanya mau nganterin aku malah masih tidur!" kesal Asyifa sembari menarik lengan Reyyan.

"Aduh Syifa, aku masih ngantuk banget ini, besok saja yah," mohonnya dengan mata yang masih terpejam.

"Oh gitu, oke aku nggak akan ngomong lagi sama kamu! Aku benci sama orang yang tidak menepati janji!!" serunya dan berlalu keluar meninggalkan kamar Reyyan.

Reyyan yang mendengar ucapan Asyifa langsung membuka matanya dan langsung duduk tegap. Dia lupa apa yang di benci oleh saudaranya itu.

"O-oke aku anterin!" serunya dengan cepat.

Reyyan segera masuk ke kamar mandi dan dengan terburu dia mandi untuk menghilangkan kantuknya.

JANGAN LUPA DUKUNGAN KALIAN YAH😁😁😁

03.

HAPPY READING MAN-TEMAN 😊.

Reyyan menghentikan motornya di parkiran universitas tempat Asyifa menimba ilmu.

"Si cantik datang, tapi siapa cowok itu".

"Yah... Patah hati Abang dek".

"Nggak ada kesempatan kayak nya ini".

"Wah keren banget itu cowok".

"Body -nya keren kayak model".

"Siapa ya dia, kok deket banget sama Syifa?".

Dan masih banyak lagi bisik-bisik pertanyaan yang terlontar dari mulut mereka , tidak hanya para pemuda namun para gadis yang melihat Reyyan pun kagum lebih tepat nya terpesona.

Pertanyaan itu terlontar karena selama ini tidak ada laki-laki yang bisa deket sama Asyifa. Dia datang dengan menggandeng lelaki pasti lah banyak yang penasaran siapa lelaki itu.

Ada seorang pemuda yang mendekati mereka dan menatap lekat wajah Reyyan membuat nya mengerutkan alis.

"Ada apa?" tanya Syifa datar.

"Siapa dia Syifa?" tanya nya menunjuk Reyyan.

"Bukan urusan kamu!" jawab nya ketus.

Dia pun berlalu melewati pemuda itu dan tidak memperdulikan panggilan nya.

"Kayak nya penggemar kamu banyak banget deh Syi?" ujar Reyyan.

"Biarin saja lah aku nggak peduli," jawab nya santai.

Reyyan menggeleng kan kepala nya dan terkekeh. Dia tau siapa Syifa, dari dulu dia memang seperti itu. Reyyan merangkul pundak saudara nya itu hanya ingin melihat seberapa heboh nya mereka. Dan benar saja mahasiswa yang melihat itu menjadi heboh.

Reyyan sangat puas akan hal itu. Wajah kecewa dan juga banyak pertanyaan sangat jelas terlihat, seperti nya dia punya hal baru yang menyenangkan.

"Aku tunggu di kantin saja yah, aku juga laper nih belum makan kan tadi langsung nganterin kamu," ujar Reyyan setelah sampai di kelas Asyifa. Asyifa hanya mengangguk saja.

Saat Asyifa baru saja mendudukan bokong nya, dia di serbu dengan banyak pertanyaan.

Dari siapa kah pemuda yang bersama nya, hingga tempat tinggal nya pun mereka menanyakan. Membuat Asyifa jadi geram sendiri.

"Kalian bisa diam tidak!" seru Syifa membuat mereka langsung membungkam mulutnya.

"Kalau kalian mau tau nama, nomor, rumah sekali pun tanyakan saja padanya langsung jangan sama aku!" sambung nya.

Ucapan kecewa terlontar dari mulut mereka.

"Sombong amat itu cewek, nanya doang juga!" gumam Amel yang memang satu jurusan dengan Syifa.

"Tapi memang ganteng banget sih dia, aku juga pengen tau siapa dia, kali saja bisa aku gaet," gumamnya pelan sembari membayangkan wajah Reyyan yang begitu tampan.

💢💢💢💢

Reyyan sedang memainkan game online di ponsel nya. Dia duduk anteng di salah satu kursi kantin dan tidak memperdulikan sekitar yang melihat nya bagai bintang film.

Asyifa datang dengan kesal. Dia melempar tas selempang nya ke atas meja depan Reyyan membuat nya mendongak.

Dia menghentikan permainan nya dan duduk dengan tegak melipat kedua tangannya di atas meja.

"Kenapa itu muka?" tanya nya heran.

"Kesel aku tuh di tanyain terus sama fans kamu!" jawab nya setelah duduk di kursi berhadapan dengan Reyyan.

"Fans aku? kapan aku punya fans?" tanya nya lagi.

Asyifa berdecak. " Gara-gara aku jalan sama kamu, setiap orang yang lewat depan aku nanya nya kamu terus!" ucap nya kesal.

Reyyan tertawa pelan. " Ya resiko jalan sama orang ganteng ya begitulah, nikmatin saja lah," ujar nya masih dengan tawa nya.

Asyifa tambah kesal. "Sudah ah aku mau ke bengkel kamu kalau mau ikut ayo kalau nggak aku tinggal!" ucap nya beranjak dari tempat duduknya.

"Eits, jangan di tinggal dong nanti aku di gondol gimana dong?!" seru nya namun Asyifa tidak memperdulikan teriakan nya.

Reyyan mengejar dan mensejajarkan langkah nya dengan langkah Asyifa.

💢💢💢💢

Asyifa duduk manis dan melihat menu eskrim yang ingin dia pesan.

Saat di perjalanan, Reyyan terus membujuk Syifa untuk tidak marah dengan nya. Sebenarnya bukan salah Reyyan juga. Resiko orang ganteng memang begitu selalu menarik perhatian dan resiko orang yang jalan sama orang ganteng ya begitu juga akan sial dengan pertanyaan.

"Sudah dong Syi, jangan marah terus, lagian kan bukan salah aku juga," mohon nya namun Asyifa tidak memperdulikan nya.

"Oh oke lah kalau begitu aku nggak jadi traktir kamu makan es krim!" ancam nya.

"Enak saja! janji tetep janji yah! awas saja kalau ingkar habis kamu!" ancamnya balik membuat Reyyan meringis ngeri.

Memang ngeri bila Asyifa marah, dia tidak akan berbicara lagi dengan orang yang tidak menepati janji nya.

Pernah dia di ingkari oleh teman nya sewaktu SMP dan hasil nya memang tidak pernah bicara dengan nya apapun itu. Dan hal itu tidak boleh terjadi pada Reyyan karena Asyifa adalah salah satu orang yang membuat nya bahagia dan juga semangat untuk nya.

Dan di sini lah dia, duduk manis dengan memandang berbagai macam bentuk menu eskrim yang begitu menggoda.

"Mau yang mana Syi?" tanya Reyyan yang sudah memberi tahu pelayan pesanan nya terlebih dahulu.

"Eemm, aku mau es krim rasa stroberi dan coklat terus di kasih toping lengkap terus size nya big ya mba," ujar Asyifa memberitahu pada pelayan.

"Nggak kebanyakan Syi? ini gede banget loh" protes Reyyan.

"Nggak, aku mau itu titik. Itu sebagai kompensasi dari kamu karena buat aku geram sama fans-fans kamu!" final Syifa.

Reyyan hanya menggeleng saja dan pasrah dari pada urusan nya panjang nanti.

"Habis ini kamu mau ke bengkel Syi?" tanya Reyyan di sela-sela suapan es krim nya.

Asyifa mengangguk. "Aku mau cek laporan bulanan sekalian," ucap nya Reyyan mengangguk.

Mereka pun melanjutkan menikmati es krim mereka sembari bercanda, tak jarang pula ledekan mengikuti. Reyyan dan Asyifa mengingat masa di mana mereka bertemu untuk pertama kalinya, dan awal dari persahabatan mereka.

Ada seseorang yang menghampiri mereka " Reyyan, Asyifa?" panggil seseorang itu.

Mereka mendongak, dan mendapati teman lama mereka. Dia di persilahkan duduk bersama.

"Kamu sering kesini ya?" tanya orang itu.

"Ini kedai langganan kita, kamu sendiri sering kesini?, kok aku nggak pernah liat kamu ya selama ini?" tanya Reyyan.

"Oh, aku keponakan yang punya kedai ini, aku jarang banget ke sini, maka nya aku nggak tau kalau kalian jadi langganan kedai kita," jelas nya.

"Oh, pantes".

"Oh iya, gimana kamu sekarang?, kuliah kah, atau apa gitu?" tanya Reyyan lagi.

"Aku kuliah di universitas X. Kalian sendiri gimana?" tanya nya balik.

"Oh, kita kuliah di universitas X".

"Jadi kalian kuliah di tempat yang sama?" tanya dia dan di angguki oleh keduanya.

Jadi lah mereka mengobrol mengenang masa nakal mereka. Reyyan dan orang itu begitu semangat dengan cerita mereka, namun tidak dengan Syifa. Masih seperti biasanya, Syifa akan berbicara seperlunya saja.

TETEP DI INGETIN BAGI POIN LIKE COMMENT NYA JUGA😁😁

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!