" Ji cepatlah! Kita sudah hampir terlambat "
Biru berteriak karena sang adik belum juga turun untuk berangkat ke sekolah
" Iya Bi, ini aku sudah selesai ko! "
Jingga menjawab Biru sambil menuruni tangga
" Ish kamu lamban sekali! "
" Bi, perempuan dan laki - laki kan berbeda. Aku masih harus berdandan! "
" Terserah kamu saja! "
Biru dan Jingga berjalan ke depan rumah untuk berangkat ke sekolah. Biru melihat Jingga tidak mengambil sarapannya. Jadi dia mengambilkan roti isi untuk adiknya itu.
" Ji! "
" Hah? " Jleb
" Jangan lupa sarapan, biar otaknya jalan! "
Biru memasukkan roti ke dalam mulut Jingga. Dia sudah hafal betul kebiasaan Jingga kalau dipanggil olehnya selalu merespon dengan mulut terbuka.
" Ih nyebelin banget kamu Bi! Padahal bisa berikan aku dengan baik - baik. Tapi,, makasih rotinya! Perhatiannya gak lazim" Jingga tersulut emosi kemudian berhasil menenangkan diri lagi.
Biru mengangkat kedua bahu dan bibirnya secara bersamaan. Gina hanya tersenyum memperhatikan mereka.
" Sudah, hentikan! Cepat masuk mobil. Kita berangkat ke sekolah. Mami yang antar kalian tapi pulangnya akan di jemput oleh pak supir "
" Ok, mami "
Mereka menjawab serempak kemudian masuk ke dalam mobil, lalu berangkat ke sekolah.
Gina dan Yudha memiliki 3 anak. Yang pertama si kembar yang diberi nama Biru Anggara Putra Kusuma dan Jingga Riani Putri Kusuma. Dan yang 1 lagi anak perempuan bernama Violeta Indriani Putri Kusuma.
Mereka merupakan anak yang cerdas, dengan IQ dan EQ yang diatas rata - rata. Di usia 5 tahun si kembar sudah lancar dalam mengoperasikan komputer dan internet. Bahkan Biru sudah mulai tertarik dengan dunia bisnis. Sekarang mereka sudah duduk di kelas 4 SD. Meskipun begitu, pola pikir mereka dalam menangani masalah sudah tidak diragukan. Mereka sudah bisa melakukan analisa yang hampir bisa dikatakan tepat.
Si bungsu Violet baru berusia 5 tahun. Dia juga cerdas tapi terlihat manja dan lebih ceria. Berbeda dengan kedua kakaknya yang dingin dan terlihat acuh tak acuh.
Mereka selalu saling melindungi. Mereka di ajarkan untuk jujur dan tegas. Mereka di ajarkan untuk tidak mengalah atau di tindas oleh orang lain. Tidak boleh ada yang menyinggung atau menginjak - injak keluarga Kusuma.
Setibanya disekolah, Biru dan Jingga selalu jadi pusat perhatian. Biru yang dari kecil sudah terlihat tampan dan Jingga yang cantik. Banyak teman sekolah yang mengagumi mereka. Terlebih Biru, banyak anak perempuan yang mendekati Jingga untuk bisa dekat dengan Biru
" Hai Jingga "
Teman sekelasnya menyapa.
" Hai " Jingga hanya sedikit menoleh dan tersenyum tipis
" Jingga nanti kita belajar bersama ya? "
" Tidak, terimakasih! "
Jingga dengan sikap dingin dan acuh tak acuhnya terus berjalan tanpa mempedulikan mereka
" Hei, kami belum selesai bicara. Apa salahnya belajar bersama? "
Kata temannya yang lain dengan nada kesal. Jingga berhenti melangkah dan berbalik
" Salahnya,,, karena kalian tidak ingin belajar bersama denganku. Kalian hanya ingin dekat dengan kakakku. Iya kan?
Aku tidak tertarik belajar bersama dengan kalian. Lebih baik aku belajar dengan Biru saja "
" Kamu ya Jingga. Sombong sekali "
" Sudahlah, aku malas meladeni kalian "
Jingga berlalu pergi dari sana menuju ke kelasnya dan juga Biru
" Dari mana dulu kamu Ji? Kenapa wajahmu terlihat begitu kesal? " Tanya Biru dengan nada datarnya
" Semua gara - gara para penggemar mu itu. Mereka menahanku dulu dan minta belajar bersama. Ach aku kesal Bi. Nanti aku tidak mau satu kelas denganmu. Sangat merepotkan! " Biru hanya tersenyum mendengar keluhan Jingga sambil berkata " Terserah kamu saja! "
" Bi, kamu sudah lihat berita di majalah online yang mengatakan bahwa papi adalah pengusaha misterius yang kejam? "
Biru menggelengkan kepala perlahan, sambil mengernyitkan dahi.
" Kapan beritanya terbit? Aku belum melihatnya. Kalau begitu nanti kita cek dirumah "
" Baiklah! "
Pulang sekolah mereka minta pak supir mengemudi dengan cepat.
" Mami,, kami pulang! "
Setelah tiba dirumah mereka dengan kompaknya memberi salam, kemudian langsung menuju meja belajar dan membuka komputernya.
Gina yang tahu kedatangan mereka hanya mengikuti dan memperhatikan mereka.
"Apa yang sedang mereka lakukan? " Gumamnya.
Diapun mendekati mereka diam - diam dan memicingkan mata melihat apa yang sedang mereka lakukan
" Mereka sudah bisa memblokir halaman web? "
Gina dibuat terkejut dengan apa yang dia lihat. Dia memang tahu kalau kedua anaknya sudah bisa mengoperasikan komputer dengan benar, tapi dia baru tahu kalau anaknya juga sudah bisa melacak dan menghack email.
" Dari mana mereka belajar ini semua " Gumamnya lagi
Ehem ehem
Biru dan Jingga terkejut karena Gina sudah berdiri tepat dibelakang mereka. " Apa yang sedang kalian lakukan? " Tanya Gina dengan tatapan menyelidik kepada anak kembarnya yang langsung berdiri karena terkejut.
" Tidak ada mih "
Kata Bi dan Ji bersamaan dengan gelagat canggungnya. Mereka saling menatap seperti memberikan isyarat " Mati kita, ketahuan mami. Pasti nanti ngadu sama papi "
" Kalian nakal lagi? "
" Tidak "
" Lantas tadi itu apa? " Nada suara Gina terdengar datar dan bersamaan dengan itu Yudha juga tiba dan berjalan di belakangnya
" Kami tidak melakukan apa - apa kok mih! "
" Biru, Jingga! "
Kali ini Yudha yang mengeluarkan suara membuat Biru dan Jingga semakin menunduk
" Kami hanya,,,, Memberinya sedikit pelajaran saja " Kata Bi yang mulai berbicara biarpun suaranya terdengar pelan.
" Majalah gosip itu menjelekkan papi. Katanya papi pebisnis dingin dan kejam " Ji kemudian menambahkan
Yudha dan Gina tertegun sesaat dan mengernyitkan alis mereka bersamaan
" Bagaimana mereka bisa mengambil tindakan seperti itu? " Guman Yudha
" Bi, Ji. Bagimana kalian belajar melakukan itu? " Tanya Gina dengan wajah penasaran
" Apa? " Biru dan Jingga saling menatap satu sama lain, mereka tidak mengerti dengan apa yang dikatakan maminya
" Kalian belajar melacak dan menghack dari mana? "
" Itu,, itu,, "
" Kami hanya mempelajarinya dari buku saja. Kami sudah lama mempelajari tentang komputer. Mami juga kan tahu! "
" Anak papi memang pintar! " Yudha mengelus rambut kedua anaknya
" Papi.. Tidak marah? "
" Tidak. Papi dan mami sama sekali tidak marah "
Biru dan Jingga saling menatap dan tersenyum sambil menghembuskan nafas lega secara bersamaan
Pyuh
" O iya, Kapan papi akan mengajariku tentang bisnis? " Biru bertanya dengan mata berbinar
" Kamu serius Bi? "
Yudha berusaha memastikan
Biru menganggukkan kepala dengan cepat kemudian berkata " Tentu saja pih! "
" Baiklah. Papi akan mengajarimu setelah pulang sekolah. Jadi saat papi kerja dirumah kamu bisa memperhatikan cara papi kerja "
" Siap papi! "
" Jadi sekarang papi punya sekutu untuk bekerja? " Gina mengejek ayah dan anak itu.
" Kenapa? mami iri ya pada mereka? " kata Jingga sedikit mengejek dengan bibir bawah yang sedikit diangkat
" Tidak, karena mami ada Jingga dan Vio " Gina tersenyum lembut
" Tidak, aku tidak mau jadi sekutu mami. Aku akan bergabung dengan papi "
Jingga mendekat kepada Biru dan Yudha
" Kenapa? Kamu bilang tidak ingin berbisnis? "kata Biru sinis
" Memangnya kenapa? Aku hanya ingin belajar dari papi cara menangani masalah. Supaya nanti bisa melindungi keluargaku, iya kan Vio? "
" Tenapa tata Ji panggil - panggil Vio? ( kenapa kaka Ji panggil - panggil Vio?) "
Vio yang masih berusia 5 tahun masih belum terlalu lancar bicara
" Tidak ada Vio. Kaka hanya mau sebut nama kamu aja "
Kata Ji dengan senyum yang dipaksakan sambil memegang wajah Vio
" Sudah - sudah. Vio sama papi aja. Biar kakak Bi sama kakak Ji belajar lagi. Oke? "
Yudha mengangkat Vio dan menggendongnya menuju ruang keluarga
" Ote papi ( oke papi )" Senyum Vio begitu manis dan lucu, sangat menggemaskan
Gina tersenyum bahagia melihat keluarga yang dimilikinya. Karena sekarang hanya ada mereka dan ibu Gadis yang dia miliki di dunia ini. Kakek Dirga, kakek Wijaya dan nenek Julia sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Dia akan berusaha menjaga dan melindungi keutuhan dan kebahagiaan keluarganya..
Keesokan harinya disekolah, seperti biasa Biru menjadi pusat perhatian, dia dikerumuni oleh anak - anak perempuan
" Hai Biru, ini aku bawakan makanan untukmu! "
" Ini Biru aku bawakan cokelat untukmu! "
Karena sering dikerumuni anak perempuan, Biru menjadi kesal setiap harinya. Akibatnya dia tidak suka didekati perempuan
Dan Jingga juga sama, dia selalu berusaha menghindar dari anak perempuan yang mendekatinya untuk bisa dekat dengan Biru, belum lagi dia harus menghindar dari anak laki - laki yang mengejarnya , karena itu dia juga menjadi dingin dan acuh tak acuh.
Si kembar itu menjadi tidak terlalu suka bersosialisasi
Beberapa tahun telah berlalu, kini si kembar tinggal diluar negeri. Mereka menepati janji kepada Yudha dan Gina untuk tidak menggunakan nama keluarga untuk mencapai kesuksesan yang mereka inginkan.
Disebuah ruangan besar dan mewah di pusat kota. Seorang pria dengan mengenakan setelan jas mewahnya sedang berdiri menatap jauh ke luar kantor sambil berbicara dengan asistennya. Dia memiliki postur tubuh tinggi menjulang, dengan sebelah tangan dimasukkan ke saku
" Jadi bagaimana dengan proyek terbaru kita? Apakah sudah ada perkembangan? "
Kata Biru kepada Alex, teman sekaligus asisten pribadinya.
" Semua berjalan lancar. Kita sudah mendapatkan proyek itu dan sekarang sedang dalam peninjauan untuk mulai mengerjakan semuanya "
Alex menerangkan semuanya pada Biru
" Awasi semuanya, jangan sampai ada kesalahan sekecil apapun! "
Bi dengan nada datar dan sikap dinginnya berbicara kepada asistennya.
" Sekarang masalah pekerjaan sudah selesai. Bisakah kita kembali ke mode teman? "
Bi langsung melirik dingin kelada Alex
" Ayolah Bi, jangan terlalu serius! Kita hanya berdua saja diruangan ini! "
Kata Alex dengan duduk bersandar di sofa
" Kamu cari mati?! "
Biru menoleh dan menatap Alex dengan tatapan dingin yang begitu menusuk, hingga membuat orang yang ditatap merinding
" Baiklah, baiklah. Aku pergi sekarang. Sore ini kamu dapat undangan pesta pertunangan Seno. Acaranya diselenggarakan di Hotel Kristal. Apa kamu bisa ikut? "
Bi hanya menatapnya tanpa mengatakan apapun
" Baiklah, aku sudah tahu jawabannya. Aku keluar sekarang! Tapi mau tidak mau kamu harus datang. Karena ini adalah pesta pertunangan teman lama kita "
Alex menjawab pertanyaannya sendiri , kemudian dengan cepat dia pergi meninggalkan ruangan Biru
Biru sudah memiliki perusahaan sendiri. Karena dia sudah belajar mengenai bisnis dari kecil. Maka dari itu, hanya butuh 3 tahun untuk menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan terbesar dan diakui semua kalangan . Di dunia bisnis dia hanya dikenal sebagai Biru Anggara Putra. Pebisnis muda misterius yang tidak pernah tampil didepan publik.
" Pesta orang - orang yang cuma ingin pamer. Malas sekali "
Biru mencibir sambil memijit dahinya
Sore hari di Hotel Kristal, tempat pertunangan Seno, pestanya diadakan secara meriah. Banyak tamu undangan yang hadir. Baik dari kalangan pebisnis maupun selebriti.
Dua orang gadis terlihat tengah berdiri diantara para tamu yang hadir. Mereka tengah berbincang sambil memegang gelas minuman ditangannya.
" Bina, kapan kamu akan mulai bekerja di perushaan Taeson Elektronik? Bukankah kamu sudah diterima kerja disana? Atau mungkin kamu cuma mengada - ngada saja? Aku tahu kalau kamu ini hanya bicara omong kosong belaka! "
Kata Clarisa dengan nada sinis mencoba memprovokasi Sabrina.
" Aku memang sudah diterima kerja, dalam waktu dekat aku akan mulai bekerja disana "
Sabrina menjawab dengan santai, Dia adalah anak angkat dari keluarga Sukmajaya. Clarisa adalah adik angkatnya.
" Kenapa kamu mau bekerja di perusahaan kecil seperti itu? kamu ini kan lulusan terbaik. Kenapa malah harus jadi sekretaris rendahan saja? Dasar ya, orang dari kelas bawah memang tidak bisa menggunakan skillnya dengan benar. Kenapa kamu tidak naik ke atas ranjang saja seperti 2 tahun yang lalu? Saat kamu berusaha merayu Hardi supaya bisa jadi menantu keluarga terpandang. Sayangnya keluarga itu lebih memilih aku daripada kamu. Hahaha "
Clarissa tertawa puas melihat Bina menahan wajah kesalnya.
" Hah, beruntung aku tidak masuk ke keluarga itu. Aku tidak mau kalau harus selalu dipantau dan di atur gerak geriknya. Memangnya aku ini boneka yang bisa mereka mainkan seenaknya. Aku sungguh berterimakasih karena kamu sudah mau menggantikan aku " Jawab Bina dengan tenang.
" Kamu,,,, "
Clarisa kejabisan kata - kata
Tanpa mereka ketahui ada pria yang memperhatikan mereka sejak tadi. Dia hanya tersenyum mendengar setiap jawaban yang secara santai keluar dari mulut Bina sambil berkata " Menarik "
Biru sudah tiba cukup lama dan sedikit mendengar percakapan mereka. Tak lama setelah itu para tamu mulai sadar dengan kehadirannya. Akhirnya dia menjadi pusat perhatian. Dia tidak menghiraukannya dan langsung mencari Seno untuk memberikan ucapan selamat.
" Bi. kita nikmati dulu pestanya sebelum pergi! "Kata Alex membujuk Biru
" Tidak, aku akan mencari Seno kemudian pergi ke kamarku " Biru berkata sambil berjalan meninggalkan Alex. Dia melihat Seno dan segera menghampirinya
" Halo Sen, Selamat atas pertunangannya! "
Biru mengulurkan tangan dan disambut oleh Seno
" Terimakasih Bi, senang kamu bisa Hadir. Nikmatilah pestanya "
" Tidak, aku mau langsung pergi saja dari sini. Terlalu lama di pesta membuatku pusing "
" Ish, gunung es ini,,, "
Tapi ketika hendak meninggalkan ruangan tiba - tiba
Prang,,,
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!