NovelToon NovelToon

Forced To Love

Pengenalan Tokoh

Nadhira Mulya Wijaya, gadis cantik yang biasa di panggil kodir oleh orang tuanya ini merupakan gadis terpintar di sekolahnya. Lahir di tengah keluarga mapan membuatnya menjadi salah satu incaran para pria di sekolahnya.

Teman-temannya memanggilnya dengan nama pendek "Nad". Jika ada yang berani memanggilnya kodir, maka memo kuning melayang ke arahnya.

Nadhira

Bertubuh sempurna yang di sebut dengan body goal di kalangan remaja membuatnya sangat populer. Kulit kuning langsat, hidung mancung, bibir sensual, dan memiliki mata kecil berwarna cokelat serta rambut panjang yang bergelombang, sangat membuat para lawan jenisnya menggilainya baik dari sekolah menengah pertama sama sekolah menengah atas.

Gadis itu mempunyai tiga sahabat. Salah satu sahabatnya sangat menyukai dunia para idol kpop, sebut saja Rina. Rina termasuk salah satu gadis cantik yang menyukai dunia tari. Dia sangat lihat menari terlebih dengan iringan musik grup kpop idolanya masa kini.

Rina

Sahabat Nadhira lainnya bernama Sofi. Gadis berwajah imut dan bertubuh mungil ini juga termasuk salah satu gadis cantik di sekolah. Namun, daya pikirnya sangat terbatas. Jika hendak berbicara dengannya harus siap mental untuk bisa menjabarkan secara rinci inti dari pembicaraan kalian.

Sofi

Sahabat Nadhira yang terakhir bernama Yuna. Cewek tulen yang berwajah cantik ini lebih menyukai dirinya yang tomboi dibanding sifat feminim. Bahkan Yuna terkadang juga menulari Nadhira dengan tontonan sepak bola, moto gp dan acara lainnya yang berbau olahraga. Yuna dan Nadhira juga termasuk gadis yang jago beladiri di sekolah. Mereka tergabung dalam ekskul karate.

Ke empat sahabat tersebut bersekolah di SMA Harapan 1. Sekolah termahal di Kota Angeltown. Sekolah yang baru berjalan lima tahun itu selalu mencetak juara olimpiade sains maupun matematika mewakili Indonesia. Hampir semua murid di sekolah itu mempunyai pemikiran luas dan gampang menyerap ilmu dari para pengajar.

Hanya Sofi yang patut dipertanyakan tentang kapasitas otaknya. Toh para murid yang lain juga tau kalau gadis itu berhasil masuk sekolah favorit tersebut karena andil dari uang ayahnya.

Ayah Nadhira bernama Adam Wijaya. Pria berusia 35 tahun itu seorang "duren" alias duda keren. Ayah Nadhira termasuk kategori pria ganteng, kaya raya dan tergolong masuk dalam pengusaha muda. Laki-laki itu sudah mempunyai sepuluh perusahaan yang bergerak di bidang yang berbeda bernama Adam Corporation.

Tuan Adam

Hebatnya, ayah Nadhira juga masuk dalam daftar lima besar orang terkaya di kotanya. Beliau juga memenangkan penghargaan selama tiga kali berturut-turut setiap tahun dalam kategori penghargaan pengusaha muda yang sukses.

Tetapi sebelum kesuksesan itu datang Tuan Adam itu cuma berandalan yang selalu menyusahkan kedua orang tuanya. Saat beliau berada di kelas tiga SMA, Tuan Adam telah membuat seorang teman sekolahnya hamil di luar nikah. Gadis itu bernama Kayla Larasati, ibunya Nadhira.

Tuan Adam harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Namun, ia membuktikannya dengan cara menikahi Kayla. Ia juga bekerja keras mengembangkan perusahaan milik ayahnya yang awalnya hanya memiliki dua perusahaan kini menjadi sepuluh perusahaan. Makin kesini makin maju sampai ia mempunyai anak perusahaan lainnya di bidang industri yang berbeda.

Ibunda Nadhira sudah meninggal karena sebuah kecelakaan mobil saat gadis itu berusia sepuluh tahun. Di waktu ibunya mengalami kecelakaan itu, adalah waktu yang bertepatan dengan hari ulang tahun Nadhira.

Demi anak gadisnya ia rela membawa boneka panda besar dengan tinggi satu setengah meter asli dari China. Sungguh perjuangan yang cukup membuatnya kesusahan karena harus berjuang dengan tempat yang sempit karena ukuran boneka besar itu. Malangnya ia tak bisa menghindari takdir, saat perjalannya dari bandara, wanita itu mengalami kecelakaan di ruas tol karena mobil yang dikendarainya mengalami pecah ban. Lalu mobil tersebut berguling jatuh ke jurang. Wanita itu tewas seketika bersama sang supir.

Sampai detik ini pun hari naas itu tak akan pernah Nadhira lupakan. Ia harus menjalani hidup tanpa seorang ibu di sisinya. Ditambah lagi karena kesibukan ayahnya yang acap kali meninggalkannya karena tugas kerja, alhasil dari kecil gadis itu tumbuh dan dibesarkan oleh sang nenek. Wanita paruh baya itu adalah seorang janda yang masih bisa di bilang masih cantik untuk wanita seusianya. Oma Murni bisa di bilang wanita yang awet muda. Dia bahkan masih bisa menggoda para kaum lelaki.

Sang nenek selalu memanjakan Nadhira. Apapun yang anak itu inginkan tak pernah di tolak oleh Oma, panggilan Nadhira pada neneknya. Uniknya lagi, Oma Murni ini memiliki mata batin yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. Bakatnya tersebut rupanya juga di turunkan pada Nadhira.

Oma Murni

Satu orang lagi yang penting di hidup Nadhira yaitu Bibi Ayu. Kepala asisten rumah tangga di rumah besar milik Tuan Adam. Bibi Ayu selalu mempersiapkan segala kebutuhan Nadhira sedari kecil. Wanita itu juga selalu mengajarkan Nadhira mengenai pelajaran di sekolah.

Biarpun hanya asisten rumah tangga, namun Bibi Atu mempunyai gelar sarjana pendidikan. Dia juga pernah mengajar di sekolah menengah pertama di kampungnya. Akan tetapi yang sangatv mengherankan, dia lebih memilih menjadi pembantu dibandingkan bertahan sebagai seorang guru.

Pemikiran realistis yang menuntutnya memilih menjadi asisten rumah tangga di rumah besar itu. Gaji pembantu di rumah Tuan Adam itu sebesar tiga kali lipat dari gaji guru pada umumnya, jadi wajar saja dia memilih bekerja di rumah besar itu. Bahkan gaji satu bulan seorang guru di kampungnya sama dengaj uang jajan Nadhira satu minggu.

Nadhira sangat menghargai Bibi Ayu. Ia sangat berterima kasih karena sudah hadir di rumahnya. Namun, sang ayah tak pernah percaya dengan kelebihan Bibi Ayu. Dia lebih memilih mempercayakan pendidikan Nadhira di rumah bersama seorang guru les dibandingkan dengan Bibi Ayu.

***

Malam itu Nadhira memandang langit dari jendela kamar. Pemandangan malam yang sangat disukainya. Hal itu selalu ia lakukan karena kenangannya bersama sang ibunda selalu hadir kala ia memandang langit malam. Tak akan pernah kamu bagi Nadhira memandangi langit tersebut.

Tapi malam itu tiba-tiba gadis itu melihat sosok penampakan wanita berdaster putih dan lusuh sedang bergelantungan layaknya kera di kebun binatang. Semakin diperhatikan sosok wanita biasa di sebut hantu kuntilanak itu malah makin tertawa cekikikan manja. Ditambah lagi hantu itu bersama dengan sosok pocong di sampingnya.

"Astaga itu pada ngapain di situ, jangan-jangan lagi ngedate di atas pohon," gumam Nadhira yang langsung memalingkan wajahnya.

Tirai jendela itu langsung buru-buru ia tutup rapat. Nadhira takut para sosok hantu tadi keburu sadar sama kehadirannya yang dapat melihat mereka. Dengan kaki gemetar gadis itu mencoba melangkah perlahan-lahan. Sampai ia berhasil mengontrol tubuhnya untuk segera melakukan jurus andalannya yaitu, lari.

"Omaaaaaaaaaaaa...!!!"

Nadhira berteriak seraya memanggil oma keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga dengan cepat.

****

Bersambung Guys 😘😘😘

Barang Mantan

Happy Reading and Enjoy...😊😊

******

"Hai, Nad!" sapa Yuna yang datang bersama Sofi dan Rina. Mereka masuk ke kamar Nadhira.

"Hai, girls...!" Nadhira langsung memeluk ketiga sahabat nya itu lalu berjingkrak-jingkrak memutar satu putaran. Kemudian, mereka membenturkan bokong nya masing-masing, mengarahkan tangan kanan dengan mengumpulkan tinju sambil berucap...

"We are lovely best friend forever." secara

Suara yang terdengar kompak dan diakhiri dengan tawa cekikikan ke empatnya.

"Eh gue punya tarian baru mau coba gak? terus nanti kita upload ke yutup yak?" ucap Rina.

"Idih ogah ah, elo doang yang bagus bisa nari, lah gue mirip robot," gerutu Yuna.

"Tapi ini dance-nya Twice yang baru, You make me feel special nanananana nana nano."

Rina sudah menirukan tarian girl group dari korea bernama Twice.

"Yeeaaay... ayo Rin, gue ikut di belakang elo," sahut Sofi menirukan Rina.

"Udah cuekin aja mending kita nge-game bareng, Yun," ajak Nadhira yang sedari tadi asik dengan laptopnya.

"Idih elo follow dia Nad?" tunjuk Yuna ke arah foto seorang youtuber game di layar laptop Nadhira.

"Iya, emang kenapa sih?" Nadhira balik bertanya.

"Gue geli, kocak tuh cewek dia bikin konten tips and trik gaming tapi jual body, liat aja tuh gede banget ukurannya gue ngeri meledak wkwkwkwkw."

"Hahahaha parah elo, Yun."

"Lah iya dong, coba elo inget deh si Eko aja liat video dia bukan menyerap ilmu game nya tapi malah jadiin dia fantasi se*s nya gara-gara liat dadanya ya, kan?"

"Ah elo mah bikin gue jadi gak konsen nih pas main game, ya udah deh gue unfollow aja dia."

Nadhira meng klik tombol X pada laptopnya.

Terdengar suara Bibi Ayu mengetuk pintu kamar Nadhira dari luar sana.

"Masuk, Bi." sahut Nadhira.

"Non, ini ada kiriman dari Wahyu." ucap Bibi Ayu seraya menyodorkan kotak paket bersampul hijau itu.

"Makasih, Bi." Nadhira membuka kotak itu perlahan.

"Bi.... ngapain masih kepo di situ?"

"Hehehe... enggak non iseng aja mau liat."

"Udahlah sana jangan kepo, eh iya Bi bawain cemilan ke sini ya, Bi."

"Beres, Non."

Bibi ayu pergi meninggalkan kamar Nadhira menuju lantai bawah.

"Udah berapa lama elo sama Wahyu?" tanya Rina yang ikut berkumpul mengitari Nadhira penasaran dengan isi kotaknya.

"Seminggu kayaknya."

"Wuih lumayan lama juga Nad." sahut Yuna.

"Tapi gue mulai ilfil deh, tuh liat hape gue isinya chat dari dia semua, udah makan belum, udah mandi belum, udah belajar belum, segala jadwal gue dia tanyain."

Nadhira menunjukkan isi ponselnya pada Rina.

"Bagus dong, perhatian dari pada Bobbi nge chat gue kalo gue yang tanya."

"Bagus...? ih risih iya gue."

"Apaan tuh Nad, wow jam mahal tuh Nad." ucap Sofi yang paling tau tentang fashion diantara mereka ber empat meski terkadang daya pikirnya agak lama tapi dia army - exoL sejati, sebutan untuk para fans boy group KPop BTS dan EXO.

"Ah sudahlah besok temenin gue buat putusin Eko ya, Yun."

"Astaga dia putus lagi aja." Yuna menepuk jidatnya.

Nadhira berjalan ke arah lemari pakaiannya yang berukuran 3x3 m itu. Disudut ruangannya terdapat lemari kayu berpintu kaca tempat ia menaruh koleksi barang-barang dari mantannya. Ada sepatu, topi, kaos sporty, gaun, gelang, cincin, kacamata, boneka teddy bear, boneka panda, bahkan ada satu kotak yang berisi sepasang ****** ***** dan bra bercorak zebra.

"Udah berapa barang, Nad?" tanya Rina.

"Ummm sama ini jadi 20 barang."

"Astaga mantan elo banyak banget, sih." Rina menghitung barang-barang dalam kaca memastikan jumlahnya.

"Kenapa sih tiap cowok elo baru aja kasih hadiah ke elo, terus elo putusin?" tanya Yuna.

"Karena gue gak suka, cowok itu kalo udah kasih barang ke gue itu, sama aja bikin gue sial."

"Kalo elo ulang tahun kan dapet kado sama aja dong."

"Iya sama aja bikin gue sial, mereka bakal minta lebih dari gue, udah gitu nilai-nilai sekolah gue bakal drop abis, lah mampus aja gue diomelin bokap."

"Tapi gue yakin si Nadhira ini belum pernah ciuman, kan?" ledek Yuna.

"Hahahahahaha udah mau sweet seventeen belum pernah ciuman hahahhaa." ledek Sofi.

"Emang elo udah sof, pake ngetawain gue?"

"Udah lah."

Semua mata tertuju pada ucapan Sofi yang mengejutkan bagaimana bisa anak polos seperti itu sudah pernah ciuman.

"Sama siapa sof, mantan elo kan cuma si cupu Aldi itu juga belum move on," ucap Nadhira.

"Bukanlah...."

"Siapa dong?" tanya Yuna.

"Nyokap bokap gue lah, pas gue bayi kan dicium-cium tuh," jawab Sofi polos.

"Hmmm mau nyobain gak sepatu hak gue masuk ke dalam tenggorokan elo, Sof?"

tanya Nadhira kesal.

"Lah, emang bisa Nad? kalo keselek robek terus tenggorokan gue operasi gimana?" tanya Sofi polos.

"SOFI....!!!" teriak Nadhira, Yuna dan Rina bersamaan.

***

"Majalah Wanita ada, Bang?" Nadhira berhenti di sebuah toko buku kecil di dekat sekolahnya sepulang sekolah.

"Itu majalah wanita semua, liat aja tuh gambarnya, mang gak liat?"

"Dih gue juga punya mata kali, ditanya baik-baik malah nyolot," ucap Nadhira kesal.

"Gue tau elo punya mata, gue kan cuma kasih tau itu majalah gambarnya wanita semua."

Jawab pemuda itu lebih kesal.

"Dih mana sih Pak Abu, kan ini tokonya pak Abu?"

"Gue anaknya, kenapa?"

Nadhira mengamati wajah laki-laki seusianya itu dengan seksama.

"Elo gak mirip Pak Abu sih, Pak Abu mah mukanya adem, kelihatan orangnya baik wajahnya bersahaja, gak judes kaya elo!"

"Yeee nyolot ini cewek lama-lama."

"Nando...!!" suara pak Abu terdengar dari arah belakang Nadhira.

"Eh Pak Abu." Nadhira mencium punggung tangan Pak Abu yang baru sampai.

"Kamu gak diomelin kan sama dia?" tanya Pak Abu pada Nadhira.

"Diomelin pak, tadi aku tuh cari majalah eh malah di maki-maki pak katanya emang gak punya mata? tuh majalah mukanya wanita semua."

Nadhira mencontohkan gaya bicara Nando sambil memonyong - monyongkan bibirnya.

"Terus ya pak..."

Belum sempat Nadhira menyelesaikan ucapannya Nando sudah membekap mulutnya dari belakang.

"Bohong Yah, lebay banget nih cewek, mana mulutnya pedes banget kaya cabe bubuk abal-abal."

"Hmmmpp hmppp." Nadhira mencoba membuka bekapan tangan Nando.

"Nando, lepasin! kasian Nadhira gak bisa nafas!"

Nadhira mencoba memberontak menarik tangan Nando dari mulutnya lalu Nando kehilangan keseimbangan dan terjatuh bersama Nadhira. Keduanya saling bertatapan saat terjatuh ke trotoar depan toko buku Pak Abu.

Nando

💖💖💖💖

Bersambung Guys... 😘😘😘

Bagas

Happy Reading and Enjoy...😊😊

****

"Majalah Wanita ada, Bang?" Nadhira berhenti di sebuah toko buku kecil di dekat sekolahnya sepulang sekolah.

"Itu majalah wanita semuanya tuh gambarnya, emang nggak liat?"

"Dih, gue juga punya mata kali, ditanya baik-baik malah nyolot," ucap Nadhira kesal.

"Gue tau elo punya mata, gue kan cuma kasih tau itu majalah gambarnya wanita semua."

Jawab pemuda itu lebih kesal.

"Huh, mana sih Pak Abu? kan ini tokonya pak Abu."

"Gue anaknya, kenapa?"

Nadhira mengamati wajah laki-laki seusianya itu dengan seksama.

"Elo gak mirip Pak Abu sih, Pak Abu mah mukanya adem, kelihatan orangnya baik wajahnya bersahaja, gak judes kaya elo!"

"Yeee nyolot ini cewek lama-lama."

"Nando...!!" suara pak Abu terdengar dari arah belakang Nadhira.

"Eh Pak Abu." Nadhira mencium punggung tangan Pak Abu yang baru sampai.

"Kamu nggak diomelin kan sama dia?" tanya Pak Abu pada Nadhira.

"Diomelin Pak, tadi aku tuh cari majalah eh malah di maki-maki pak katanya emang gak punya mata? tuh majalah mukanya wanita semua."

Nadhira mencontohkan gaya bicara Nando sambil memonyong - monyongkan bibirnya.

"Terus ya, Pak..."

Belum sempat Nadhira menyelesaikan ucapannya Nando sudah membekap mulutnya dari belakang.

"Bohong, Yah, lebay banget nih cewek, mana mulutnya pedes banget kaya cabe bubuk abal-abal."

"Hmmmpp hmppp."

Nadhira mencoba membuka bekapan tangan Nando.

"Nando, lepasin! kasian Nadhira gak bisa napas!"

Nadhira mencoba memberontak menarik tangan Nando dari mulutnya lalu Nando kehilangan keseimbangan dan terjatuh bersama Nadhira. Keduanya saling bertatapan saat terjatuh ke trotoar depan toko buku Pak Abu.

"Ih... jijik gue, kaya adegan FTV aja tatap-tatapan hiiiy."

Nadhira berdiri dengan membersihkan rok seragam nya dengan menepuk-nepuk nya.

"Apalagi gue, lebih jijik, mana pake elo jilat tadi tangan gue, ya kan? bakal mandi pake tanah deh gue."

"Eh apa elo bilang? elo pikir gue anj*ng apa pake najis segala, lagian siapa juga yang ngejilat tangan elo, ih kepedean wahai kau manusia purba."

"Siapa yang kepedean, emang nyatanya elo ngejilat tangan gue sih dasar barbie bengkok."

"Eh sandal jepit putus, jaga yak ucapan elo!" Nadhira makin kesal menunjuk Nando.

"Ini apa-apaan sih, cukup-cukup malah pada berantem gini, saya jadi ngerasa ngeliat acara tv yang nggak bermutu, yang cuma sahut-sahutan saling menghina pake nama benda ckckkckc aduh." Pak Abu melerai keduanya.

"Dia duluan, Pak," sahut Nadhira.

"Lah kok gue, Ayah lihat sendiri kan, kalau dia duluan yang mulai," sahut Nando membela diri.

"Elo tuh yang duluan," tunjuk Nadhira ke arah Nando.

"Elo yang duluan." Nando gantian menunjuk Nadhira.

"Sudah sudah stooooppppp!!!" Pak Abu mulai kehilangan kesabarannya membuat Nando dan Nadhira terdiam segera.

"Kamu kembali ke dalam toko!" seru Pak Abu pada Nando.

"Syukurin elo." ucap Nadhira senang mendengarnya.

"Kamu juga Non, silahkan kembali ke mobilnya, majalah yang biasa Non ambil, besok baru datang."

"Yah, Pak Abu kok bisa gitu sih."

"Mohon maaf sebelumnya saya juga gak tau, Non."

"Ya udah deh, Nadhira pamit yak, Pak." Nadhira kembali mencium punggung tangan Pak Abu.

Nadhira melangkah pergi menuju mobil nya yang terparkir di sebrang toko itu, lalu ia sempat menoleh ke arah Nando dengan lirikan tajamnya. Nando membalas tatapan Nadhira dengan juluran lidahnya.

"Wleeekkk..." ledek Nando

***

Nadhira sampai di rumah.

"Aduh pegel banget Bi, aku mau susu jahe dong," pinta Nadhira pada Bibi Ayu.

"Beres Non, susunya coklat, kan?"

"Yup bener banget, nanti bawain ke kamar ya Bi."

Belum juga Nadhira melangkah ke lantai atas salah satu asisten rumah tangga Nadhira datang menyampaikan bahwa ada tamu untuk Nadhira di teras depan.

"Siapa, Yan?" tanya Nadhira pada Yani salah satu pelayannya.

"Den Bagas, Non."

"Mau ngapain Bagas ke sini?"

"Mau nanyain pe er kali," sahut Bi Ayu.

"Pe er? Hahaha lucu, dia mah otaknya terjun bebas kaya air terjun, nggak mungkin nanyain peer. Ya udah aku keluar."

Nadhira melangkah menuju teras rumahnya menemuin Bagas.

"Hai, Gas." sapa Nadhira.

"Hai, Nad."

"Ngapain elo, tumben ke rumah gue?"

"Gue cuma mau nanya," ucap Bagas tersipu.

"Nanya apaan, Gas, eh iya duduk dulu. Enggak usah minum yak gue males nyuruh bibinya hehhehe."

"Iya, Nad, enggak apa-apa, gue duduk, ya."

"Terus...?" tanya Nadhira lagi.

Bagas terlihat kikuk, kedua tangannya menepuk paha yang digerak-gerakkan tak berhenti itu.

"Elo beneran putus dari Eko?" akhirnya Bagas membuka suara.

"Oh... itu rupanya. Ia beneran maaf ya gue gak bisa lanjut lagi sama sahabat elo itu."

"Nggak apa, Nad, nggak usah di paksa kalau udah gak cinta."

"Gue nggak cinta kok sama dia."

"Kenapa elo jadian sama dia kalo nggak cinta?"

"Emang jadian harus cinta, ya? gue suka aja kok, terus sekarang udah nggak suka lagi hehehe."

"Kalo sama gue, suka nggak, Nad?"

"Hah...? elo suka sama gue, nggak salah emangnya nanya kayak gitu?"

Bagas menggeleng lalu tersipu malu lalu memberanikan diri menoleh ke arah Nadhira dan tersenyum.

"Jangan senyum kayak gitu deh bingung gue mau bilang apa."

"Gimana Nad, elo suka sama gue, kan?" tanya Bagas lagi.

"Enggak."

"Yah gue pikir elo suka sama gue."

"Terus kenapa? jangan-jangan elo mau gue jadi pacar elo gitu?" tanya Nadhira.

"Kok tahu Nad? ya gitu deh."

"Elo kan sahabatnya Eko, Gas."

"Ya terus kenapa? gue udah suka sama elo lebih dulu dari dia, eh dia malah nikung gue."

"Kodir... ayo masuk udah malem." ucap Oma Murni dari tepi pintu.

"Udah malem, Gas, elo pulang gih besok kan sekolah."

"Terus jawabannya gimana, Nad?"

"Besok aja deh udah sana pulang, nanti Oma gue makin marah."

"Ya udah gue pulang, besok jawab yak."

"Iyaaaaa."

"Oma Bagas pulang dulu yak."

Oma murni tersenyum dan mengangguk kepada Bagas seiring Bagas yang masuk kedalam mobilnya melajukan mobilnya keluar gerbang rumah Nadhira dan menghilang di luar sana.

"Siapa lagi itu pacar baru kamu?" goda Oma Murni.

"Ih apaan sih Oma orang cuma temen kok."

"Ohhh gitu, tuh liat Kodir ada yang meringis merhatiin kamu?" Oma murni menunjuk sosok makhluk halus di balik pepohonan taman rumah Nadhira.

"Ah Oma mah, nakutin... jangan bilang itu Kunti yang kemaren?"

"Beda lagi, lihat dulu deh."

Nadhira memberanikan diri menoleh ke belakang dan benar saja sosok pocong muncul dari balik pohon memperlihatkan ujung ikatannya, lalu wajahnya tersenyum sambil meringis.

******

Bersambung ya guys...

Jangan lupa kepoin novel aku lainnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!