NovelToon NovelToon

The Last Queen Of Peacelavia

BAB 01

Konon katanya, di sebuah tempat yang tersembunyi terdapat sebuah negeri bernama Peacelavia. Negeri Peacelavia merupakan negeri yang damai dan penuh dengan kebahagiaan. Manusia dan siluman saat itu hidup berdampingan dan saling membantu.

Raja sebelumnya tidak memiliki keturunan karena istrinya telah meninggal sebelum mereka memiliki anak. Sang Raja enggan menikah lagi karena ia masih sangat mencintai sang istri dan tidak ingin menghianatinya. Sehingga tidak ada keturunan dari sang Raja yang dapat meneruskan kepemimpinannya saat itu.

Untuk mencari penerus kepemimpinannya, sang Raja memutuskan untuk memilih salah satu murid dari master Lin Yang yang pantas menjadi pemimpin negeri Peacelavia.

Dan saat itu sang Raja tertarik kepada seorang murid yang bernama Arlo karena keistimewaan yang ia miliki, yaitu kekuatan telekinesis yang mampu mengendalikan benda yang berada disekelilingnya tanpa menyentuh benda tersebut.

Arlo juga dapat mengendalikan empat elemen bumi sekaligus. Sang raja sangat takjub dengan Arlo dan memilihnya menjadi pemimpin negeri Peacelavia selanjutnya.

Namun saat penobatan Arlo menjadi seorang Raja, salah satu teman seperguruannya yang bernama Wang Shu menentang hal itu dan mengatakan bahwa Arlo tidak pantas mendapatkan gelar sebagai seorang raja.

Wang Shu merasa bahwa dirinya lah yang seharusnya menjadi seorang raja. Karena ia merupakan seorang ketua dan murid paling senior dari murid lainnya.

Tetapi saat itu, master Lin Yang yang merupakan seorang pemimpin dari para master tetap memilih Arlo sebagai pemimpin negeri Peacelavia. Alasannya adalah seorang raja dari negeri Peacelavia harus bisa mengendalikan empat elemen di bumi agar kehidupan didalamnya bisa tetap stabil dan saling berdampingan.

Tidak semua manusia dan siluman dapat mengendalikan empat elemen bumi sekaligus. Dan dari sekian banyak murid yang diajarnya, hanya Arlo yang mampu mengendalikan keempat elemen bumi saat itu.

Empat elemen bumi yaitu terdiri dari elemen air, elemen angin, elemen api, dan elemen tanah. Dari keempat elemen tersebut, hanya elemen air dan elemen api yang sangat sulit untuk dikendalikan karena sifatnya yang bebas dan mudah mengalir.

Wang Shu yang saat itu merasa sangat marah berusaha untuk mengambil batu permata yang disimpan dan disegel didalam istana. Batu permata itu berwarna biru terang dan memiliki kekuatan besar yang tiada tanding.

Siapapun yang memiliki batu permata itu akan memiliki kehidupan abadi dan kekuatan yang tak tertandingi. Dengan kata lain, orang yang memiliki batu permata tersebut akan menjadi penguasa dunia dan mampu mengendalikan segala sesuatu yang ada di dalamnya.

Wang Shu saat itu berhasil mendapatkan batu permata dengan menggunakan mantra pelebur yang dapat membuat segel batu permata menjadi cair. Ia juga berhasil mempengaruhi beberapa siluman untuk membantunya mencapai tujuan. Tetapi untungnya saat itu master Lin Yang segera datang dan mengambil kembali batu permata itu dari Wang Shu.

Kemudian Lin Yang meminta agar keempat roh penjaga langit untuk menyegel dan melindungi batu permata. Wang Shu dan para siluman terusir dari negeri Peacelavia dan tidak diizinkan bagi mereka untuk kembali ke negeri tersebut, karena mereka telah dianggap berkhianat.

Wang Shu bersumpah akan kembali dan merebut negeri Peacelavia dari tangan Arlo. Ia akan membuat negeri Peacelavia menjadi negeri yang penuh dengan kegelapan.

Wang Shu memutuskan untuk meminta bantuan kepada monster iblis. Monster iblis mau membantunya asalkan ia mau menjadi pengikut setia monster iblis. Wang Shu menyetujuinya dan membuatnya mewarisi segala kekuatan dan sifat dari iblis.

Master Lin Yang, Arlo dan para master lainnya bersatu untuk menyegel langit Peacelavia agar Wang Shu dan para iblis tidak bisa masuk untuk menyerang Peacelavia.

Beberapa tahun kemudian...

Sang raja menikah dengan seorang wanita yang cantik bernama Lieng. Lieng adalah seorang wanita yatim piatu yang tinggal sebatang kara di sebuah rumah di pinggiran sungai. Pekerjaan sehari-harinya adalah sebagai seorang pianis dan juga pemetik buah strawberry.

Raja tertarik dengan kecantikannya dan juga sikap Lieng yang pekerja keras, tapi ternyata Lieng juga memiliki perasaan yang sama terhadap sang Raja. Mereka kemudian menikah dan menggelar pesta pernikahan yang sangat mewah dengan dihadiri seluruh rakyat Peacelavia.

Setelah 3 tahun menikah, sang Ratu hamil dan saat kandungannya berusia 8 bulan sang Ratu mendadak sakit parah. Untuk mengobati sang Ratu, Tabib istana menganjurkan untuk mengambil bunga kokio yang sangat langka. Bunga tersebut terdapat dipuncak gunung langma dan dijaga oleh siluman ular berkepala lima yang sangat kuat.

Sang Raja pun berhasil mengambil bunga tersebut dan memberikannya kepada Tabib istana. Setelah meminum ramuan tersebut, sang Ratu merasakan tubuhnya lebih sehat dari sebelumnya.

Satu bulan kemudian sang Ratu melahirkan seorang bayi perempuan. Bayi perempuan itu mereka beri nama Xin Qian. Ia memiliki mata berwarna ungu terang yang membedakannya dengan manusia pada umumnya yang memiliki mata berwarna biru gelap. Kelak Xin Qian lah yang akan menjadi pemimpin di negeri Peacelavia.

Saat itu Xin Qian belum genap berusia 6 tahun, tetapi sang Ratu meninggal dunia karena sakit. Kabar itupun dengan cepat menyebar ke seluruh penduduk Peacelavia. Semua rakyat di negeri Peacelavia bersedih atas meninggalnya sang ratu.

Sebelum sang Ratu meninggal, beliau telah menghabiskan sisa waktunya bersama Putri tercintanya. Beliau juga berpesan kepada Xin Qian agar kelak menjadi seorang ratu yang kuat dan bijaksana.

Sang Ratu memberikan jubah merah kesayangannya kepada Xin Qian. Beliau ingin anak semata wayangnya itu selalu mengenakan jubah merah yang diberikannya ketika nanti menjadi seorang ratu.

Waktu berlalu begitu cepat, dan kini Xin Qian telah genap berusia 18 tahun. Ia tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan anggun. Rambutnya hitam lurus dan terurai, ia memakai tiara yang terbuat dari kristal dan mengenakan hanfu berwarna biru muda.

Meskipun memiliki watak yang tidak banyak bicara dan sedikit tertutup, Xin Qian lebih dikenal sebagai Putri yang sangat ramah dan juga rendah hati. Ia juga dapat memahami bahasa hewan dan berbicara dengan mereka.

Xin Qian mempelajari beberapa ilmu dari Kakek guru dan juga Ayahandanya. Tetapi Xin Qian memiliki ilmu yang tidak diajarkan Kakek guru maupun Ayahandanya yaitu ia mampu membuat benda yang disentuhnya menjadi beku dan hancur.

Xin Qian juga memiliki ilmu yang diturunkan dari sang Ayah, yaitu ilmu telekinesis yang dapat membuat benda disekelilingnya bergerak tanpa disentuh olehnya. Xin Qian adalah seorang gadis yang istimewa dan semua orang mengakui hal itu.

Banyak murid dari master Lin Yang yang jatuh cinta dengan sang Putri karena parasnya yang cantik dan juga sikapnya yang lemah lembut. Tapi tidak ada satupun dari mereka yang berani menyatakan perasaannya kepada sang putri.

Hingga akhirnya Ji Nian yang merupakan ketua dari murid master Lin Yang memberanikan diri untuk mendekati sang Putri. Keduanya sangat dekat dan banyak yang mengatakan bahwa mereka sangat cocok. Tetapi Xin Qian tidak menghiraukan hal itu sama sekali. Ia hanya menganggap Ji Nian sebagai teman baik yang selalu ada untuknya.

BAB 02

Di sebuah ruangan yang luas berdiri seorang wanita yang menyandarkan bahunya di samping jendela kamarnya. Banyak kupu-kupu yang berterbangan mengelilinginya.

"Xin Qian!! Xin Qian!!" panggil seseorang dengan nada pelan dari balik pintu kamarnya.

Xi Qian mendekati pintu kamarnya dan menempelkan telinganya di pintu. Tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang menarik bahunya dan membawanya ke suatu tempat menggunakan ilmu teleportasi.

Xin Qian berada di sebuah hutan bambu yang lebat, di dalamnya terdapat tujuh batu yang mengelilinginya. Ia mendengar suara gesekan dari arah belakangnya dan membuatnya merasa takut.

Sebuah tongkat melayang kearah Xin Qian. Ia langsung menangkis tongkat tersebut dengan pedangnya. Tapi tongkat itu terus menerus menyerangnya dan membuat pedang yang di bawanya melayang dan menancap di salah satu pohon bambu.

Tongkat itu kembali menyerangnya dan ia mencoba untuk menghindar. Xin Qian memegang tongkat yang hampir saja mengenai lehernya lalu membuat tongkat tersebut membeku dan hancur.

"Siapa kau? Tunjukkan wujud aslimu dan kemari hadapi aku!" ucapnya dengan kesal sambil berjalan mendekati salah satu batu.

Ia merasa ada seseorang yang berada di belakangnya. Kemudian ia langsung berbalik dan benar saja ada seseorang yang memakai jubah hitam hendak menyerangnya.

Xin Qian dan orang misterius tersebut saling menyerang hingga akhirnya Xin Qian terpojok. Kemudian Xin Qian menarik pedangnya dengan ilmu telekinesis dan menyerang mundur orang misterius tersebut.

"Kakek Guru?" tanyanya kaget setelah membuka penutup kepala orang tersebut.

"Xin Qian, aku mengakui kekuatanmu. Kau telah berhasil membuat Kakek Guru mundur," ucap master Lin Yang sambil tersenyum kagum dengan kemampuan Xin Qian.

"Kakek Guru, maafkan aku. Aku sungguh tidak tahu jika orang yang sedang bertarung denganku adalah Kakek Guru," balasnya dengan suara yang lembut dan membungkukkan tubuhnya.

"Xin Qian, kau adalah putri semata wayang raja Arlo. Kelak kaulah yang akan menjadi pemimpin negeri ini, jadi persiapkan dirimu dengan baik. Kau harus bisa menjaga dirimu sendiri dan juga negeri Peacelavia dari para musuh."

"Baik, Kakek Guru."

Mereka kembali ke istana menggunakan ilmu teleportasi. Sesampainya di istana, Xin Qian berjalan menuju ke taman belakang istana dan duduk di bawah pohon sakura yang rindang. Tiba-tiba ada seekor kucing yang berlari terbirit-birit menuju kearahnya. Kucing itu langsung terbujur kaku dengan kaki yang di penuhi dengan darah.

Xin Qian langsung memangku kucing tersebut di pangkuanya. Ia mengobati kucing tersebut dengan ilmu yang telah ia pelajari dari sang Ratu. Saat diobati, kucing tersebut mengalami kejang-kejang lalu lukanya menghilang. Kucing tersebut bangun dan merasa bahwa dirinya sudah merasa baikan.

"Terima kasih karena kau telah menolongku."

"Tidak masalah. Namaku Xin Qian."

"K-kau ... kau dapat berbicara denganku?"

"Tentu saja."

"Apa kau seorang manusia?"

"Yaa, aku adalah seorang manusia."

"Tapi bagaimana bisa seorang manusia berbicara dengan hewan? Dan mengapa kau memiliki mata berwarna ungu terang, sedangkan manusia lainnya memiliki mata berwarna biru gelap?"

"Entahlah, aku juga tidak tahu tentang keduanya."

"Siapa namamu? Dan mengapa kakimu bisa terluka?" tanya Xin Qian sambil mengelus bulu halus kucing tersebut.

"Namaku Zhulong. Aku tersesat di dalam hutan dan bertemu dengan seekor serigala yang hampir saja memakanku, tetapi aku bersyukur karena aku dapat melarikan diri darinya."

"Tuan Putri, Yang Mulia Raja memintamu untuk menemuinya di ruang tahta," ucap seorang Dayang istana.

"Aku segera datang."

"Baik."

"Zhulong, aku harus pergi karena Ayahanda memanggilku."

"Bisakah aku tinggal bersamamu?"

"Hanya aku manusia yang dapat memahami ucapanmu. Tinggallah di istana bersamaku, akan ku kenalkan kau dengan teman-temanku."

"Terimakasih atas kebaikanmu."

Xin Qian hanya tersenyum lalu berdiri dan meninggalkan taman itu dengan diikuti Zhulong.

*****

Sang Raja sedang duduk di tahtanya ditemani oleh beberapa Master senior.

"Ayahanda memanggilku?"

"Xin Qian, Ayahanda ingin menyampaikan sesuatu kepadamu."

"Apa yang ingin Ayahanda sampaikan?"

"Ayahanda akan mempercepat penobatanmu sebagai seorang Ratu."

"T-tapi mengapa dipercepat Ayahanda? Aku bahkan belum siap untuk menjadi pemimpin negeri ini."

"Xin Qian, Ayahanda sudah putuskan. Kau adalah gadis yang baik, kau pasti bisa menjadi seorang Ratu yang baik untuk rakyat Peacelavia."

"Baiklah. Aku tidak bisa menentang keputusan Ayahanda, sesungguhnya Ayahanda lebih tahu hal yang baik untuk negeri Peacelavia."

Semua orang yang berada di ruang tahta tersenyum dengan jawaban Xin Qian, tetapi tidak dengannya. Ia sangat ragu dengan dirinya sendiri, ia tidak yakin jika dirinya bisa memimpin Peacelavia dengan baik. Xin Qian membungkukkan tubuhnya dan segera meninggalkan ruang tahta.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Zhulong sambil melompat kecil di depan Xin Qian.

"Aku tidak yakin dengan hal ini. Mengapa Ayahanda mempercepat penobatanku sebagai seorang Ratu?"

"Bukankah tadi kau telah menyetujuinya?"

"Tapi apakah aku bisa menjalankan tanggung jawab sebesar itu?"

"Bukankah kau wanita yang kuat? Aku sangat yakin kau pasti bisa!"

"Kau baru bertemu denganku, tapi kau mengatakan seolah-olah kau sudah lama mengenalku."

"Kita memang baru bertemu, tetapi aku melihat sifatmu yang begitu lembut dan baik hati. Kau pasti bisa menjadi pemimpin yang baik untuk Peacelavia."

"Sudahlah. Aku akan membawamu ke suatu tempat yang akan kau sukai."

"Tempat apa?"

Xin Qian berjalan menuju tempat yang berada tidak jauh dari kamarnya, lalu kucing itu mengikutinya dengan senang. Mereka sampai di depan ruangan yang yang didalamnya terdapat banyak sekali buku. Ruangan tersebut dipenuhi dengan jendela kaca, sehingga terlihat pemandangan dari luar istana yang begitu indah.

"Apa kau suka membaca?"

"Ya. Dulu aku sering membaca bersama Ibundaku di perpustakaan ini, tapi sekarang aku sering membaca buku seorang diri. Masuklah! Aku akan menunjukkan sesuatu kepadamu."

"Baiklah."

Xin Qian menutup pintu perpustakaan lalu menuju ke sebuah rak buku, yang ternyata rak buku tersebut dapat berbalik jika disentuh olehnya.

Terlihat sebuah hutan yang sangat lebat dan rindang. Di sana terdapat banyak sekali jenis hewan dan tumbuhan. Terdapat sebuah danau yang airnya sangat jernih dan di dalamnya terdapat banyak ikan yang sedang berenang.

Di samping danau tersebut terdapat pohon sakura dengan bunga berwarna merah muda yang sangat lebat dan cantik. Para hewan yang melihat kehadiran Xin Qian segera pergi menghampiri dan memeluknya.

"Xin Qian!!" panggil seekor tupai dari atas pohon.

"Kau dari mana saja? Aku sangat merindukanmu."

"Kau ini, aku belum lama meninggalkanmu dan kau sudah sangat merindukanku?" Xin Qian menggoda tupai tersebut sambil tersenyum.

"Kau berteman dengan siluman?" tanya Zhulong yang begitu keheranan.

"Mereka semua adalah temanku."

"Tapi bukankah para siluman itu bekerja sama dengan para iblis dan mereka akan membawa kehancuran bagi dunia?"

"Zhulong, selama hati memiliki tempat untuk pulang, maka para siluman tidak akan menjadi jahat."

"Xin Qian adalah teman sekaligus tempat pulang bagi kami," ucap seekor kura-kura yang membawa setangkai bunga dan memberikannya pada Xin Qian.

"Ini adalah teman baru kita, namanya Zhulong."

"Zhulong? Apa dia siluman?" tanya seekor burung yang berdiri dibahu Xin Qian.

"Bukan, dia bukan siluman. Aku harap kalian semua bisa menerimanya dengan baik."

BAB 03

Malam semakin larut dan bulan bersinar terang menerangi langit Peacelavia. Terlihat seorang pria yang memakai hanfu berwarna merah sedang menaiki pedati dan membawa sesuatu di dalamnya. Pedati tersebut berjalan menuju kerajaan.

"Tunggu! Apa yang kau bawa dalam gerobak mu itu?" tanya salah satu prajurit yang berjaga di gerbang kerajaan.

"I-ini ... aku membawa buah-buahan dari ladang. Raja yang memintaku untuk mengantarkannya," jawab orang tersebut dengan sedikit gugup.

"Tapi mengapa mengantarkannya malam-malam begini?" tanya prajurit yang satunya.

"K-karena raja mengatakan bahwa putri Xin Qian sering memakan buah di malam hari."

"Aku tidak tahu jika sang Putri sering makan buah dimalam hari," ucap salah satu prajurit.

"Baiklah, kau boleh masuk."

"Terima kasih."

Pria tersebut langsung turun dan membuka penutup kepalanya. Ia merubah wujudnya menjadi wujud sang Raja, lalu masuk ke dalam istana dengan santainya.

"Ayahanda!" panggil Xin Qian dari arah belakang dengan Zhulong yang terus mengikutinya.

"K-kau? Kau di sini?" tanya pria itu bingung.

"Iya, Ayahanda. Apa yang sedang Ayahanda lakukan?"

"Ayahanda hanya sedang melihat-lihat isi istana. Kenapa kau di sini?"

"Tidak ada, aku hanya lewat dan melihat Ayahanda berada di sini."

"Ya sudah. Pergilah ke kamarmu untuk tidur, ini sudah larut malam."

"Baiklah, aku permisi dulu." Xin Qian membungkukkan tubuhnya lalu pergi meninggalkan tempat itu, kemudian diikuti oleh Zhulong.

"Aku harus segera mencari tempat di simpannya batu permata, aku harus segera mendapatkannya," gumamnya.

Xin Qian sampai di depan kamarnya, tetapi ia baru sadar jika Zhulong tidak mengikutinya saat itu. Xin Qian hanya tersenyum dan mengira Zhulong sedang berjalan-jalan untuk melihat isi istana. Ia kemudian masuk kamar dan menutup pintunya.

Di tempat lain, Zhulong sedang mengikuti pria yang menyamar menjadi sang Raja secara diam-diam. Zhulong adalah hewan biasa, tetapi ia dapat merasakan jika ada siluman yang berkeliaran di sekitarnya. Pria itu telah sampai di sebuah ruang rahasia, tetapi pintunya digembok dan dilindungi dengan sihir yang sangat kuat. Pria itu jatuh terpental saat mencoba untuk mendekati pintu tersebut.

"Ahh, kekuatan apa yang melindungi ruangan ini? Dadaku terasa sangat sakit."

"Aku tidak boleh meremehkan sihir yang melindungi ruangan ini. Aku juga harus menggunakan sihir untuk membuka pintu ini."

Ia mencoba berkali-kali untuk membuka pintu itu menggunakan sihirnya, tetapi tetap saja ia gagal. Kemudian ia menggunakan mantra pelebur dan gemboknya langsung terbuka.

Saat orang itu hendak masuk, Zhulong melompat ke atas kepalanya dan mencakar wajah pria tersebut. Suara gaduh pun terdengar sampai kamar Xin Qian dan ruang tahta. Semua orang yang mendengarnya langsung datang menghampiri suara gaduh tersebut.

"Zhulong!!" panggil Xin Qian.

"Ayahanda? Bagaimana bisa Ayahanda ada dua?" tanya Xin Qian kaget karena melihat keanehan yang terjadi.

"Xin Qian, dia adalah penyusup yang menyamar menjadi yang mulia raja. Jangan biarkan dia keluar dari tempat ini!" Zhulong menegaskan.

Pria tersebut sangat takut jika dirinya tertangkap, lalu ia pergi meninggalkan tempat itu. Xin Qian mengeluarkan banyak kupu-kupu dari telapak tangannya, seketika para kupu-kupu menutupi wajah pria itu. Zhulong terus mencakar dan menggigit kaki pria itu hingga terjatuh.

"Aaahhh, kucing kurang ajar! Aku tidak akan membiarkan mu pergi begitu saja!" teriak pria tersebut.

"Ruangan batu permata. Yang Mulia, kita harus segera mengunci ruangan ini. Orang itu sepertinya berusaha untuk mengambil batu permata," ucap master Lin Yang.

"Baik, Guru," balas raja Arlo.

Xin Qian mengeluarkan akar pohon dari kedua telapak tangannya, lalu melilit orang tersebut hingga orang tersebut menjerit kesakitan.

"Siapa kau? Mengapa kau ingin mencuri batu permata dari kami?"

"Aku di perintahkan oleh Tuanku untuk mengambil batu permata."

"Siapa orang yang telah memerintahkanmu?"

"Aku akan mengatakannya jika kalian melepaskanku."

"Tidak! Kau adalah siluman jahat, aku tidak bisa percaya padamu begitu saja."

"Aarrghh! Aku tidak berbohong. Aku akan mengatakannya kepadamu."

"Xin Qian, lepaskan saja! Dia akan mengatakannya kepada kita."

"Tapi Ayahanda, kita tidak bisa percaya begitu saja."

"Kita coba saja."

"Baiklah."

Xin Qian melepaskan lilitannya dari pria tersebut. Dan benar saja pria itu hampir melarikan diri, tetapi master Lin Yang langsung mencekiknya.

"Jangan berbicara omong kosong dengan kami! Cepat katakan siapa yang telah memerintahkan mu!"

"Aku di perintahkan oleh raja Wang Shu untuk mencuri batu permata dari Peacelavia."

"Wang Shu? Di mana tempatnya bersembunyi?"

"Dia telah menjadi pengikut setia monster iblis dan sekarang dia telah menjadi raja di istana Havocia."

Lin Yang terus mencekiknya dan membuat orang tersebut seketika mati menjadi abu.

"Kakek Guru, mengapa Kakek Guru membunuhnya?"

"Dia adalah siluman jahat yang telah bekerja sama dengan Wang Shu untuk mencuri batu permata."

"Tetapi, bukankah dia telah memberi tahu kita semuanya?"

"Benar. Tapi jika kita membiarkannya hidup, maka dia akan pergi menemui Tuannya dan mengatakan bahwa kita telah mengetahui tempat persembunyiannya. Hal itu akan membuat Wang Shu waspada dengan kita."

"Apakah Wang Shu adalah murid dari Kakek Guru yang telah berkhianat itu?"

"Benar, Xin Qian. Jangan pernah percaya kepada para siluman, karena mereka semua adalah teman dari iblis!"

"Tapi tidak semua siluman itu jahat, bukankah begitu?"

"Xin Qian, Kakek Guru juga pernah percaya kepada siluman dan berteman baik dengannya, tetapi siluman itu berkhianat dan hampir membunuh Kakek Guru. Siluman dan iblis adalah musuh kita, mereka ingin menguasai dunia dan menghancurkan para manusia di muka bumi."

"Ini sudah larut, pergilah ke kamarmu dan tidur. Aku akan memerintahkan para prajurit untuk memperketat penjagaan."

"Baiklah."

Xin Qian berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Di dalam kamar, ia masih memikirkan ucapan Kakek Guru. Ia takut jika orang lain mengetahui bahwa ia menyembunyikan siluman di dalam istana.

"Mengapa kau belum tidur? Apa ada hal yang kau pikirkan?" tanya Zhulong yang terbaring di atas sofa.

"Zhulong, aku takut jika orang lain mengetahui bahwa aku menyembunyikan siluman di dalam istana ini."

"Jadi, kau belum memberitahukan hal itu kepada siapapun?"

"Benar. Hanya kau dan aku yang mengetahui hal ini. Aku takut jika Ayahanda ataupun Kakek Guru tahu maka mereka akan membunuh para siluman itu."

"Aku tidak yakin, tapi cepat atau lambat mereka pasti akan mengetahui hal itu. Sudahlah, kau harus tidur."

"Kau tidurlah dulu, aku ingin keluar sebentar."

"Baiklah."

*****

Xin Qian pergi ke luar istana dan melihat para murid dari master Lin Yang masih berlatih di taman saat tengah malam begini. Semua murid melihat ke arah Xin Qian dengan tersenyum dan memberikan hormat, begitupun dengan Ji Nian.

Ji Nian adalah ketua dari para murid master Lin Yang. Ia sudah lama memiliki perasaan kepada sang Putri, namun ia tidak pernah menyatakan perasaannya itu.

"Hey, kenapa dia terus menatap putri Xin Qian?" tanya salah satu teman Ji Nian.

"Apa kau tidak tahu jika Ji Nian sangat tergila-gila dengan putri Xin Qian? Dia adalah gadis yang sangat cantik dan anggun, siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh cinta kepadanya," balas teman Ji Nian yang satunya.

"Aku memang tergila-gila dengan putri Xin Qian. Tapi apa yang dia lakukan di tengah malam begini?" ucap Ji Nian.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" Master Lin Yang menyela pembicaraan mereka.

"Master!!"

"Ini sudah tengah malam, kalian bisa melanjutkan latihannya besok. Pergilah untuk beristirahat!"

"Baik, Master."

Ji Nian merasa penasaran dengan apa yang di lakukan Xin Qian di tengah malam begini. Lalu ia diam-diam mengikuti Xin Qian. Namun Xin Qian yang merasa jika dirinya diikuti oleh seseorang segera mengeluarkan pedangnya dan menyodorkannya di leher Ji Nian.

"Ketua?" tanya Xin Qian yang masih menyodorkan pedangnya di leher Ji Nian.

"Apa yang Putri lakukan di luar istana malam-malam begini?"

"Aku hanya ingin melihat langit di malam hari. Bukankah kau sedang berlatih dengan murid yang lainnya?"

"Master Lin Yang meminta agar kami menghentikan latihan dan pergi untuk beristirahat."

"Lalu mengapa kau datang kemari?"

"Aku hanya ingin memastikan bahwa Putri baik-baik saja."

"Jangan khawatir, Ji Nian. Aku baik-baik saja."

"Bolehkah aku tetap di sini? Sebenarnya aku juga ingin melihat langit di malam hari."

"Baiklah."

"Apa kau sering menghabiskan waktu hanya untuk melihat langit di malam hari?"

"Tidak juga. Saat kecil aku sering melihat bulan bersama Ibundaku, dan saat ini aku sedang merindukan masa-masa itu."

"Aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya memiliki seorang Ibu. Aku hidup bersama master Lin sejak bayi. Master Lin adalah tempat bagiku untuk pulang."

"Ji Nian, bulan pun tidak memiliki keluarga. Tetapi para bintang selalu ada untuknya layaknya keluarga."

"Apa maksudmu?"

"Semua orang yang berada di istana ini adalah keluargamu, jadi kau tidak perlu bersedih. Jika kau membutuhkan bantuanku, katakan saja padaku."

"Mengapa kau tersenyum, Ji Nian?"

"Putri, sebenarnya aku sangat senang dapat melihat bulan bersamamu."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!